Ahmadi Ruslan Hani. SMA Pembangunan 3 Ponjong Gunungkidul Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah Eksperimental-semu

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiyadi (2006: 125) menjelaskan bahwa desain penelitian merupakan rencana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Matching Pretestpost-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR TABEL. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Biasa... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen ini menggunakan desain True Experimental tipe Randomized. Pretest-Posttest Conttrol Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

Een Haryati Guru IPA SMPN 1 Labuan Kabupaten Pandeglang. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESADARAN METAKOGNITIF DAN GAYA KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI SE- KOTA PAREPARE

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen kuasi atau eksprimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

METODE PENELITIAN. Rumbia Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 102 siswa dan tersebar

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EKSPERIMEN : KASUS PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP POKOK BAHASAN GERAK GAYA DAN ENERGI PADA SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN 3 PONJONG GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Ahmadi Ruslan Hani SMA Pembangunan 3 Ponjong Gunungkidul Yogyakarta 55892 E-mail : ahmad78_hani@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional, (2) perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional dikaitkan dengan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, (3) besarnya kontribusi kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya dan energi baik yang melibatkan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode eksperimen maupun metode konvensional. Penelitian bersifat eksperimen dengan jenis rancangan eksperimental Control Group Post test only design. Populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Pembangunan III Ponjong Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 sebanyak dua kelas dengan jumlah peserta didik 58 orang. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling, kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagi kelas kontrol. Analisis data pengujian hipotesis dengan analisis uji t, kovarian (Anakova) dan regresi ganda, dibantu komputer program SPSS 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan terhadap pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional, (2) ada perbedaan yang signifikan terhadap pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional dikaitkan dengan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, (3) kontribusi variabel kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap variabel pemahaman konsep fisika pada siswa masing-masing 4,19% dan 1,25%. Kata kunci : pembelajaran fisika, eksperimen, pemahaman konsep, PENDAHULUAN Fisika sebagai salah satu cabang IPA, mempelajari dan menganalisis secara kuantitatif gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Kenyataan bahwa fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi yang ada di dalamnya. Lewat interaksi ini, ilmu fisika membantu untuk mengungkap dan memahami tabir misteri alam semesta. Peran fisika sebagai ilmu dasar perlu dipelajari lewat interaksi yang intensif antara sumber belajar dengan siswa. Namun dalam kenyataan di sekolah saat ini, pembelajaran fisika belum bersumber pada upaya melibatkan siswa dengan gejala alam yang sedang dipelajari lewat keterlibatan tersebut agar siswa lebih mengenal fakta serta pemahaman yang lebih utuh sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman konsep fisika pada siswa. Tujuan metode eksperimen menurut Slameto (1995 : 146 147) antara lain : (1) membandingkan teori dan kenyataan, (2) menguji kebenaran hukum fisika, (3) visualisasi fenomena fisika, (4) membangun common sense fisika, (5) mendapatkan rasa fisika, (6) mereplikasi ketetapan-ketetapan fisika. Metode pembelajaran dengan kegiatan ilmiah berbasis eksperimen diharapkan dapat menyebabkan pemahaman pada konsep-konsep gerak, gaya, dan energi, yang ditandai dengan dipahaminya arti fisisnya dengan benar yang dapat meyakinkan siswa bahwa pemahamannya selama ini adalah salah. Untuk meningkatkan pemahaman dan meyakinkan siswa tentang konsep- F-37

Ahmadi Ruslan Hani / Pembelajaran Fisika Berbasis konsep tersebut, dalam penelitian ini dilakukan metode pembelajaran berbasis kegiatan eksperimen di laboratorium. Permasalahan yang sering ditemukan dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas X SMA adalah rendahnya pemahaman konsep-konsep tentang gerak, gaya, dan energi. Permasalahannya terletak pada penerapan metode pembelajaran yang digunakan dan peran aktif siswa untuk mengoptimalkan pembelajaran fisika. Pemahaman konsep fisika yang melibatkan pembelajaran metode eksperimen dan metode konvensional (ceramah) perlu diteliti tingkat efektivitasnya. Kontribusi kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik pada siswa terhadap pemahaman konsep fisika perlu diteliti Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diteliti sebagai berikut : (1) adakah perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional, (2) adakah perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional dikaitkan dengan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, (3) adakah kontribusi kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya dan energi yang melibatkan perlakuan pembelajaran fisika baik dengan metode eksperimen maupun dengan metode konvensional? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) adanya perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional, (2) adanya perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional dikaitkan dengan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, (3) besarnya kontribusi kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya dan energi yang melibatkan perlakuan pembelajaran fisika baik dengan metode eksperimen maupun dengan metode konvensional. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut : (1) bagi guru, model pembelajaran berbasis eksperimen dapat dijadikan sebagai model pembelajaran yang membentuk pemahaman konsep secara utuh pada siswa menuju konsep ilmiah, (2) bagi peneliti, metode pembelajaran berbasis eksperimen dapat meningkatkan peran guru untuk menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran yang efektif dan efisien, (3) bagi siswa, pemanfaatan alat eksperimen fisika dalam metode pembelajaran berbasis eksperimen dapat dijadikan sebagai model pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami untuk menanamkan pemahaman konsep yang utuh dan benar pada siswa, (4) bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan metode pembelajaran berbasis eksperimen. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen-sungguhan (true experimental research), dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu kelompok eksperimental yang diberi kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Wiriaatmadja, 2008 : 194). Jenis rancangan eksperimental control group post test only design, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan prosedur random, dengan teknik diundi. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan kegiatan pembelajaran berbasis eksperimen di laboratorium IPA. Setelah perlakuan telah diberikan, selanjutnya dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya. Model rancangan ini sesuai untuk kondisi yang tidak dimungkinkan dilakukan pre test atau ketika dikhawatirkan akan adanya interaksi antara pre test dengan perlakuan yang diberikan. Rancangan ini mampu mengendalikan faktor histori, maturasi, dan pre tes, tetapi tidak mampu mengukur besarnya efek dan faktor-faktor tersebut (Setiadi, 2004). Dalam penelitian ini dipilih dua kelompok peserta didik berdasarkan kelas. Sekolah tempat dilakukannya penelitian ini, kelas X hanya ada dua kelas, sehingga satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang ditentukan secara random sampling. F-38

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Dalam praktik pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran fisika berbasis eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional. Pada kelas eksperimen anggotanya dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil tiap kelompok terdiri tiga sampai empat siswa. Pembentukan kelompok dilakukan secara insidental berdasarkan nomor urut presensi siswa. Masing-masing kelompok menempuh delapan judul eksperimen yang terdiri dari materi gerak, gaya, dan energi. Sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional materi gerak, gaya, dan energi. Setelah semua kegiatan belajar mengajar selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan tes dengan soal yang sama. Tes ini dimaksudkan untuk memperoleh data pemahaman konsep siswa. Populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Pembangunan III Ponjong Gunungkidul Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2009/2010 sebanyak dua kelas dengan jumlah peserta didik 58 orang. Pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling, karena hanya ada dua kelas, maka satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas yang lain dijadikan sebagai kelas kontrol. Jumlah sampel 58 siswa yang dibagi menjadai kelas X-1 dan X-2 yang masing-masing terdiri dari 29 siswa. Penentuan sampel dengan sistem undian dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Adapun tekniknya dengan mengundi gulungan kertas sejumlah dua yang di dalamnya tertulis nomor kelas, sehingga didapatkan kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol Penelitian ini ada tiga variabel, yaitu : (1) variabel terikat : pemahaman konsep, (2) variabel bebas : metode pembelajaran, (3) variabel penguat : (a) kemampuan berhitung, dan (b) kemampuan mekanik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini adalah soal tes penalaran tentang konsep-konsep gerak, gaya dan energi, yang terdiri dari 25 soal. Tipe soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yang disertai dengan soal isian alasan terhadap jawaban yang dipilih. Analisis data ditempuh dengan analisis deskriptif dan analisis pengujian hipotesis. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data setiap variabel. Analisis data dilakukan dengan mencari nilai rata-rata hitung (mean), simpangan baku (standard deviation). Selanjutnya, dilakukan juga analisis untuk menguji hipotesis, teknik analisis data terbagi menjadi dua, yaitu uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji homogenitas, (Hartono, 2008 : 197), dan selanjutnya pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan uji-t dan hipotesis kedua dengan analisis kovarian (Anakova). Uji-t dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran tanpa melibatkan variabel sertaan, dan analisis kovarian untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran dengan melibatkan variabel sertaan. Untuk menguji hipotesis adanya sumbangan variabel sertaan berupa kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya dan energi, digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dan Pembahasan Hasil Uji Deskriptif Rekapitulasi data hasil uji deskriptif masing-masing variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi data hasil uji deskriptif No Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Berhitung Mekanik Konsep Berhitung Mekanik Konsep 1 Mean 54,86 53,28 28,48 53,66 57,69 15,48 2 Md 50,00 50,00 28,00 50,00 54,00 15,00 3 Mo 50,00 50,00 25,00 50,00 50,00 11,00 4 Sd 9,779 6,881 4,445 5,479 9,423 3,860 5 Max 88,00 84,00 39,00 70,00 78,00 24,00 6 Min 50,00 50,00 22,00 50,00 50,00 9,00 F-39

Ahmadi Ruslan Hani / Pembelajaran Fisika Berbasis Perbedaan skor kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik tidak terlalu tinggi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Skor rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen (28,48) jauh lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (15,48). Dari hasil tersebut dapat diperoleh informasi bahwa peningkatan pemahaman konsep fisika yang dicapai siswa dapat diprediksikan akibat perlakuan yang diberikan Pengujian Persyaratan Analisis 1 Uji normalitas Uji normalitas data menggunakan uji non parametrik berdasarkan hasil Kolmogorov- Smirnov yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2, Tabel 2. Hasil uji normalitas data No Variabel Z hit Z t, α 5% Keterangan 1 X 1 2,879 berdistribusi tidak normal 2 X 2 2,192 1,96 berdistribusi tidak normal 3 Y 0,702 berdistribusi normal X 1 = kemampuan berhitung Y = Pemahaman konsep X 2 = kemampuan mekanik Z hit = Nilai Z hasil perhitungan Z t, α 5% = nilai Z tabel pada taraf signifikansi (α) =5% Nilai Z kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik masing-masing lebih besar dari pada nilai Z tabel pada taraf signifikansi (α ) 5%. Dengan demikian sebaran data variabel kemampuan berhitung, kemampuan mekanik berdistribusi tidak normal, sedangkan pemahaman konsep berdistribusi normal. Namun demikian menurut Ghozali (2009 : 64) Anova masih tetap robust (kuat) walaupun terdapat penyimpangan asumsi multivariate normality. Dengan demikian data dalam penelitian ini memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis anakova. 2 Uji linearitas Uji linearitas dengan uji F dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan masing-masing variabel sertaan dengan variabel terikat. Hubungan tersebut bersifat linier atau tidak dapat diketahui dari persamaan garisnya. Rangkuman hasil uji linearitas disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman hasil uji linearitas hubungan antara masing-masing variabel sertaan dengan variabel terikat Variabel F hit Sig db R 2 F t,5% Keterangan X 1 2,442 0,124 56 0,042 1,02 X 1 vs Y (linier) X 2 1,729 0,013 56 0,000 1,02 X 2 vs Y (linier) X 1 = kemampuan berhitung b = derajat kebebasan X 2 = kemampuan mekanik F hit = nilai F hasil perhitungan R 2 = koefisien determinan F t,5% = nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5 % Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel sertaan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap variabel terikat pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi, masing-masing memiliki hubungan yang linier, karena nilai F hit > F t,5%. Dengan demikian variabel sertaan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan analisis kovarian. 3 Uji homogenitas varians Uji homogenitas varians menggunakan uji Levene s untuk mengetahui apakah varians dari variabel dependen yang ada dalam kelompoknya adalah sama (homogen). Rangkuman hasil uji homogenitas varians disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji homogenitas varians Sumber F hit db 1 db 2 F t,5% Varians Status X 1 3,329 7 50 2,20 Homogen X 2 2,841 8 49 2,08 Homogen F-40

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 X 1 = kemampuan berhitung db 1 = derajat kebebasan pembilang X 2 = kemampuan mekanik db 2 = derajat kebebasan penyebut F hit = nilai F hasil perhitungan F t,5% = nilai F menurut tabel dengan taraf signifikansi 5 % Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik berasal dari dua kelompok yang homogen, karena nilai F hit > F t,5%. Dengan demikian sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini memenuhi persyaratan analisis kovarian. Pengujian hipotesis 1 Uji hipotesis pertama Hasil uji hipotesis dengan uji-t ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman hasil uji-t Variabel Mean db t hit t t5% Eksperimen 28,48 Kontrol 15,48 28 13,618 1,68 db = derajat kebebasan t hit = nilai t hasil perhitungan t t,5% = nilai t menurut tabel dengan taraf signifikansi 5 % Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai t hit.> t t5%. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada perbedaan pemahaman konsep pada siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode eksperimen terhadap siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional, dapat diterima. 2 Uji hipotesis kedua Hasil uji hipotesis dengan analisis kovarian ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Rangkuman hasil analisis kovarian Variabel db F hit F t5% Adj R 2 Kemampuan berhitung Kemampuan mekanik 57 176,486 1,02 0,766 db = derajat kebebasan F hit = nilai F hasil perhitungan F t,5% = nilai F menurut tabel dengan taraf signifikansi 5 % Adj R 2 = koefisien determinasi Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa nilai F hit > F t5%. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada perbedaan pemahaman konsep pada siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode eksperimen terhadap siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional, dengan melibatkan variabel kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, dapat diterima. Selanjutnya, untuk menguji bahwa dengan melibatkan variabel sertaan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi yang diberikan pembelajaran dengan metode eksperimen lebih tinggi dari pada metode konvensional, digunakan analisis uji beda rata-rata skor (BRS). Adapun rangkuman hasil uji beda rata-rata skor ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Rangkuman uji beda rata-rata skor (BRS) KE KK db BRS t,5% 28,48 15,48 13 55 2,392 KE = Rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen, db = Derajat kebebasan F-41

Ahmadi Ruslan Hani / Pembelajaran Fisika Berbasis KK = Rata-rata skor pemahaman konsep kelas kontrol = Selisih rata-rata skor pemahaman konsep BRS t,5% = Beda rata-rata skor t tabel dengan taraf signifikansi 5% Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dengan taraf signifikansi 5%, besar nilai > BRS t,5%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan melibatkan variabel sertaan kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi pada siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode eksperimen lebih tinggi, daripada siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional. 3 Uji hipotesis ketiga Untuk mengetahui adanya kontribusi variabel kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi, diuji dengan menggunakan analisis regresi model penuh. Rangkuman hasil analisis regresi ganda disajikan pada Tabel 15. Tabel 8. Rangkuman hasil analisis regresi model penuh. Sumber JK db RK F hit F t,5% Regresi penuh 185,843 2 92,921 1,580 3,17 Residu penuh 3235,140 55 58,821 Total 3420,983 57 R y(1,2) =0,233 R 2 y(1,2)=0,054 JK = Jumlah kuadrat F t,5% = Nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5% db = Derajat kebebasan R y(1,2) = Koefisien regresi RK = Rata-rata jumlah kuadrat R 2 y(1,2) = Koefisien determinasi Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa besar F hit < F t,5%. Dengan demikian variasi variabel bebas tidak dapat menjelaskan variasi nilai variabel terikat, dengan kata lain variabel nilai kemampuan berhitung dan nilai kemampuan mekanik tidak dapat memprediksi variabel pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi. Sedangkan besarnya koefisien determinan R 2 y(1,2)=0,054 menjelaskan besarnya persentase pengaruh variabel kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap variabel pemahaman konsep. Berdasarkan keadaan tersebut, dapat dikatakan bahwa 5,4% pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi pada siswa ditentukan oleh kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik, sedangkan 94,6% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan demikian berarti pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi lebih besar dipengaruhi oleh variabel lain, bukan dipengaruhi oleh kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik. Untuk mengetahui kontribusi variabel sertaan yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Kontribusi variabel sertaan No Variabel Sertaan Kontribusi Relatif (%) Kontribusi Efektif (%) 1 X 1 76,92 4,19 2 X 2 23,08 1,25 Jumlah 100,00 5,44 X 1 = Kemampuan berhitung X 2 = Kemampuan mekanik Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa sumbangan relatif kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap pemahaman konsep gerak, gaya, dan energi berturut-turut adalah 76,920% dan 23,08%. Sedangkan sumbangan efektif masing-masing adalah 4,19% dan 1,25%. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di muka, dapat disimpulkan sebagai berikut. Ada perbedaan yang signifikan terhadap pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional. Selain itu ada perbedaan yang signifikan terhadap pemahaman konsep antara siswa yang diberikan metode pembelajaran berbasis eksperimen dengan siswa yang diberikan metode pembelajaran secara konvensional dikaitkan dengan kemampuan F-42

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 berhitung dan kemampuan mekanik. Kontribusi efektif variabel kemampuan berhitung dan kemampuan mekanik terhadap variabel pemahaman konsep fisika pada siswa masing-masing 4,19% dan 1,25%. Metode pembelajaran berbasis eksperimen perlu dikembangkan sehingga dapat meningkatkan peran guru untuk menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran yang efektif dan efisien, serta perlu dikembangkan dan dijadikan alternatif model pembelajaran yang tepat guna mengubah konsep alternatif yang ada pada siswa menuju konsep ilmiah. Sealin itu perlu dikembangkan pemanfaatan alat eksperimen fisika dalam metode pembelajaran agar dapat dijadikan sebagai model dalam pembelajaran berbasis eksperimen yang lebih menarik dan mudah dipahami untuk menanamkan pemahaman konsep yang benar pada siswa. DAFTAR PUSTAKA Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Setiadi, B., 2004, Panduan Riset dengan Pendekatan Kualitatif, Pascasarjana UMS, Surakarta. Wiriaatmaja, R., 2008, Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Ghozali, I., 2009, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hartono, 2008, SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. F-43

Ahmadi Ruslan Hani / Pembelajaran Fisika Berbasis F-44