BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

dokumen-dokumen yang mirip
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

و هولغة الضمواالجتماع وشر عاعقد يتضمن اياحة وطء انكاح او تزويخ

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dalam Al Qur an, Allah SWT. berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diucapkan sebagai bentuk perjanjian suami atas isterinya, diucapkan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB V PENUTUP A. Ikhtisar

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

P U T U S A N SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO: PERLAWANAN TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. insan (yang berlainan jenis) untuk selama-lamanya sampai ajal menjemput,

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

PEMBATALAN PERKAWINAN DAN PENCEGAHANNYA Oleh: Faisal 1

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

P U T U S A N. /Pdt.G/2014/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

Putusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal.

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

P U T U S A N. Nomor 273/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

P U T U S A N Nomor 0847/Pdt.G/2015/PA.Plg

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk

Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

P U T U S A N Nomor : 1630/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

P U T U S A N. Nomor 420/Pdt.G/2014/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

P U T U S A N. Nomor 278/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang indah ini, Allah SWT menciptakan makhluknya berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 pasal (1) Tahun 1974 disebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Menurut Hukum Islam perkawinan (pernikahan) adalah suatu akad yaitu akad yang menghalalkan pergaulan (hubungan suami isteri) dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara laki-laki dan seorang perempuan yang dua-duanya bukan muhrim, artinya apabila seorang pria dan seorang perempuan bersepakat diantara mereka untuk membentuk suatu rumah tangga, maka hendaknya kedua calon suami isteri tersebut terlebih dahulu melakukan akad nikah. 2 Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan-tumbuhan. Ia 1 Undang-Undang Pokok Perkawinan (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 2. 2 Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukardja, Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam, Undang-undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1981), h.11. 1

2 adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT. Sebagai jalan bagi makluk-nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. 3 Peryataan ini disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Surah Adz- Dzariyat ayat 49 : ك ووا ن ا ك لا و ن ء ا و و ن و ا و ن و ن ما و و ل ك ن ا و و ل و م Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (QS. Adz-Dzariyat : 49). 4 Perkawinan adalah suatu cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak, dan kelestarian hidupnya. Untuk melaksanakan perkawinan harus memenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Salah satu rukun dari perkawinan adalah ijab dan qabul. Hal ini dilakukan oleh wali dari pihak calon istri dengan calon mempelai laki-laki. Sehingga dengan ucapan ijab qabul tersebut, maka antara keduanya telah terikat dalam perkawinan yang sah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Sighat taklik talak. Dalam Pendahuluan Pasal 38 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pada Bab VIII tentang Perkawinan disebutkan bahwa perkawinan dapat putus karena tiga hal, yaitu karena kematian, karena perceraian dan atas putusan pengadilan. Putusnya perkawinan karena perceraian, di Indonesia pada umumnya mengunakan lembaga taklik talak (cerai talak). amun tidak sedikit dari masyarakat yang putus hubungan perkawinannya karena putusan pengadilan, diantaranya 1999), h. 9. 3 Slamet Abidin, dan H. Aminuddin, Fiqih Munakahat 1, (Bandung : Pustaka Setia, 4 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur an dan terjemahnya, (Bandung : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Quran, 2006), h.522.

3 ialah gugat cerai dengan alasan pelanggaran taklik talak. Lembaga taklik talak di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Kenyataan yang ada sampai saat ini menunjukkan bahwa, hampir setiap perkawinan di Indonesia yang dilaksanakan menurut agama Islam selalu diikuti pengucapan sighat taklik talak oleh suami setelah pengucapan ijab qabul. Sekalipun sifatnya suka rela yang mana telah berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Taklik talak menurut pengertian hukum Indonesia ialah merupakan perjanjian yang dengan perjanjian tersebut suami menggantungkan terjadinya suatu talak atas istrinya apabila teryata dikemudian hari suami melanggar salah satu semua yang ada dalam perjanjian taklik talak tersebut. 5 Meskipun pengucapan taklik talak ini bukan merupakan kewajiban Undang-Undang atau peraturan kerena hal ini dilakukan dengan suka rela akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali. 6 Dalam surat perjanjian taklik talak yang modelnya telah ditentukan, termuat pengakuan suami bahwa ia akan memperlakukan istrinya secara baik dan menggaulinya secara makruf. Kemudian disusul dengan janji yang terdiri dari empat pasal sebagai tempat bergantunggnya talak. Jika salah satu pasal dilanggar maka talaknya akan jatuh. 7 5 Kamal Muchtar, Asas-asas hukum Islam tentang Perkawinan (Jakarta : Bulan Bintang,1993), h.227. 6 Mohd Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, suatu analisis dari UU No.1 dan K.H.I (Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ), h. 79. 7 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam (Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam 1993), h.1183.

4 Isi-isi pasal tersebut ialah, (1) Meninggalkan istri saya selama dua tahun berturut-turut, (2) Tidak memberikan nafkah wajib kepadanya tiga bulan berturutturut, (3) Menyakiti badan/ jasmani istri saya atau, (4) Membiarkan (tidak memperdulikan ) istri saya selama enam bulan. 8 Sighat taklik talak ini diadakan dengan maksud melindungi istri dari tindakan sewenang-wenang suami. 9 Meskipun pada dasarnya Sighat taklik talak ini penting tapi pada kenyataannya tidak semua orang mengucapkan Sighat taklik talak setelah akad nikah berlangsung. Mahmud Syaltot dalam bukunya Perbandingan Mazhab Menjelaskan bahwa perjanjian taklik talak merupakan jalan terbaik untuk melindungi kaum wanita dari perbuatan tidak baik dari pihak suami, sekiranya suami telah mengadakan perjanjian taklik talak ketika akad nikah dilaksanakan dan bentuk perjanjian itu telah disepakati bersama, maka perjanjian taklik taklik talak itu dianggap sah untuk semua taklik talak. Apabila suami telah melanggar perjanjian yang disepakati itu, maka istri dapat meminta cerai kepada Hakim yang telah ditunjuk oleh pihak yang berwenang. 10 Namun, pada kondisi sekarang ini ada beberapa kenyataan bahwa pihak istri sulit untuk mengajukan permohonan perceraian ke pengadilan, karena tidak adanya dalil ataupun pasal-pasal yang memberatkan pihak suami. 58. 8 Sukris Sarmadi, Format Hukum Perkawinan, ( Yogyakarta : Pustaka Prima, 2007), h. 9 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta : UII-Press, 2000), h. 83. 10 Mahmud Syaltot, Perbandingan Mazhab dalam Masalah Fqih, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h. 218.

5 Mungkin berbeda halnya dengan masyarakat di daerah Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, yaitu merupakan daerah yang menjadi Pusat Pendidikan Keagamaan terbesar di Kalimantan Selatan dibandingkan dengan daerah-daerah lain, karena disana terdapat Pondok Pesantren yang terkenal yaitu PP Darussalam Martapura, Madrasah TPQ dan Lembaga-lembaga Keagamaan yang lain. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang terdapat disana seperti Pengajian-pengajian, Tahlil, dan Daerah ini juga disebut sebagai Kota Santri karena terdapat PP Darussalam yang terkenal dan juga Kota martapura ini disebut dengan Kota Serambi Mekkah karena di kota ini banyak sekali santrisantri yang berpakaian putih-putih yang hilir mudik untuk menuntut ilmu agama dan selain itu juga kota ini terkenal sebagai kota yang agamis. Dan banyak terdapat Makam-makam para Ulama disana. Dengan kondisi seperti ini masyarakat termotivasi untuk ikut aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di setiap Lembaga keagamaan. Dari sinilah masyarakat banyak belajar, mengetahui, memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan seperti dalam hal ibadah, pernikahan, dan termasuk didalamnya mengenai Sighat taklik talak. Pesantren atau lembaga-lembaga tersebut merupakan pusat atau sumber informasi. Semakin dekat dengan sumber informasi maka semakin mengetahui pula tentang sumber informasi agama tersebut. Sehingga dengan adanya pengetahuan keagamaan tersebut dapat dianggap masyarakat di Daerah Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, khususnya para istri memahami tentang Sighat taklik talak.

6 Dan setelah penulis melakukan Observasi awal terhadap penelitian ini, Penulis mencoba bertanya dengan Pengawai KUA disana, teryata ada beberapa pasangan Calon pengantin yang pada saat pernikahan tidak membacakan Sighat Taklik talak, dengan alasan-alasan yang beraneka ragam. Secara gambaran umum mengenai alasan-alasan tidak membacakan Sighat Taklik talak dengan alasan yang pertama adalah ketidak sediaan suami untuk membacakan Sighat taklik talak karena kurangnya pemahaman mengenai Sighat taklik talak tersebut dan dari istri pun juga mengikuti apa kata suami, alasan kedua yaitu dari pihak istri percaya saja dengan calon suami, alasan ketiga yaitu beberapa orang tua Calon pengantin tidak mempersoalkan pembacaan Sighat taklik tersebut dengan alasan adanya kepercayaan dengan pihak suami. Beranjak dari Latar belakang diatas dan hasil dari pada observasi awal yang penulis lakukan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai pemahaman para istri terhadap Sighat taklik talak yang dibacakan pada saat setelah akad nikah, untuk itu penulis tuangkan dalam sebuah penelitian berjudul PEMAHAMAN PARA ISTRI TERHADAP KONSEP SIGHAT TAKLIK TALAK DI KECAMATAN MARTAPURA TIMUR KABUPATEN BANJAR. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji pemahaman para istri tentang konsep Sighat taklik talak serta efektifitasnya dalam kehidupan rumah tangga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

7 1. Apakah para istri di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar memahami Sighat taklik talak sebagai jaminan perlindungan atas diri mereka? 2. Apakah Konsep Sighat taklik talak efektif dalam kehidupan rumah tangga para istri di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman para istri di Kecamatan Martapura Timur tentang Sighat taklik talak sebagai jaminan perlidungan para istri. 2. Untuk mengetahui efektifitas konsep Sighat taklik talak dalam kehidupan rumah tangga para istri di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian diharapkan berguna untuk : 1. Bahan informasi khususnya dalam bidang Munakahat, sehingga para istri mengetahui Konsep dari pada Sighat Taklik talak tersebut. 2. Bahan pedoman bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut pada permasalahan yang sama dari sudut pandang yang berbeda. 3. Bahan pedoman bagi pasangan yang ingin menikah agar mengetahui hukum dan dasar hukum sebuah perkawinan. 4. Sumbangan pemikiran dalam memperkaya Khazanah Kepustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin pada umumnya dan Fakultas Syari ah Dan Ekonomi Islam pada khususnya

8 E. Definisi Operasional Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa kunci yang sangat erat kaitanya dengan penelitian ini sebagai berikut : 1. Konsep adalah ide umum; pengertian; pemikiran; rancangan; rencana dasar. 11 Maka yang dimaksud dengan konsep disini adalah pemikiran umum tentang shîghat taklik talak. 2. Sîghat dalam kamus bahasa arab adalah rupa; asal; bentuk; macam; bagan. 12 Maka dalam pembahasan ini sîghat berarti bentuk dari perjanjian taklik talak. 3. Taklik adalah perjanjian (kawin); pernyataan. 13 Maka taklik talak adalah Perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria sesudah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji taklik talak yang digantungkan pada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa akan datang 14. 4. Pemahaman adalah Proses, Pembuatan, Cara memahami atau memahamkan ; 15 maka yang dimaksud pemahaman disini adalah pemahaman para istri mengenai Sighat taklik talak. 1994),h. 362. 11 Pius A. Partanto dan M. Dahlan AlBarry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 321. 12 Hafifi dan Rusyadi, Kamus Arab, Inggris, Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),h. 13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1989), h.887. 14 Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, KHI (Jakarta : Depag RI,1998/1999, h. 21. 15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,2005), h.811.

9 5. Para Istri adalah para istri yang pihak suami tidak mengucapkan dan juga mengucapkan Sighat taklik talak. F. Kajian pustaka Dalam penelitian sebelumnya ditemukan penelitian yang membahas tentang Taklik talak, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hidayatul Afifah (9501110033) jurusan Ahwal As-Syakhsiyyah yang bejudul Persepsi P3N di Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut tentang Taklik Talak. Penelitian ini juga lebih mengkhususkan Persepsi P3N mengenai Taklik talak saja. Dan berbeda dengan penelitian yang akan penulis teliti. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Hidayat (9501110152) jurusan Ahwal As-Syakhsiyyah yang bejudul Efek Taklik Talak Terhadap Kelangsungan Perkawinan di Kabupaten Tabalong. Penelitian ini lebih mengkhususkan sebab akibat ataupun konsekuensi dari pada Taklik Talak dalam sebuah Perkawinan. Dan berbeda dengan penelitian yang akan penulis teliti. Dari kedua skripsi diatas penulis jadikan sebagai rujukan dan kajian pustaka, sebab masalah yang diteliti berhubungan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis, namun penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang ada, dimana penelitian yang akan penulis lakukan lebih memfokuskan kepada Konsep Sighat taklik talak menurut pemahaman para istri serta efektifitasnya dalam kehidupan rumah tangga. G. Sistematika Penulisan Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

10 Bab I meliputi Pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, defenisi operasional dan sistematika penulisan. Pendahuluan ini ditulis bertujuan untuk memberikan penjelasan pokok tentang bahasan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini. Selain itu juga bertujuan untuk menghantarkan peneliti pada bab selanjutnya. Bab II meliputi kajian teori yang memuat tentang pengertian Taklik talak, latar belakang adanya perjanjian taklik talak, dasar hukum taklik talak, tujuan taklik talak, konsekuensi perjanjian taklik talak, Syarat sahnya taklik talak, dan Pendapat para Ulama tentang taklik talak. Bab III meliputi Metodologi penelitian yang terdiri dari jenis, sifat dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta tahapan penelitian. Bab IV meliputi laporan hasil penelitian yang berisikan deskripsi kasus perkasus dari hasil wawancara kepada responden. Bab V pembahasan yang memuat Pemahaman para istri mengenai konsep sighat taklik talak sebagai jaminan perlindungan terhadap diri para istri dan efektifitasnya dalam kehidupan rumah tangga. Bab VI berisi Penutup yang meliputi Simpulan dan Saran-saran.