Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

BAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya hukum waris yang terdapat di Indonesia ini masih bersifat

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN NURFIANTI / D

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB IV PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI NAGARI PARIANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham

BAB V PENUTUP. pertolongan sehingga berjaya menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini akan ditutup

BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem hukum waris Adat diperuntukan bagi warga Indonesia asli yang pembagiannya

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI

BAB I PENDAHULUAN. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Fiqh Mawaris, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2002, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. dan kerukunan dalam keluarga tetap terjaga. Pewarisan merupakan salah satu

BAB IV PEMBAGIAN WARIS AHLI WARIS PENGGANTI. A. Pembagian waris Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. atau hak setelah ada seseorang yang meninggal dunia. Maka apabila ada

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia Hukum Waris Adat bersifat pluralisme menurut suku-suku

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunan berdasarkan garis bapak (patrilinial), sedangkan pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kematian atau meninggal dunia adalah suatu peristiwa yang pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang meninggal dunia itu. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

BAB IV ANALISIS AH TERHADAP AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM PERDATA. A. Ahli waris pengganti menurut hukum perdata

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

KULIAH WARDAT 10 April 2012 Pertemuan ke 9

PERBANDINGAN PEMBAGIAN WARISAN UNTUK JANDA MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM WARIS ISLAM FITRIANA / D

I. PENDAHULUAN. maupun manfaat untuk dimiliki oleh penerima wasiat sebagai pemberian yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat senantiasa mengalami perubahan dan yang menjadi pembeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM PEMBAGIAN WARISAN I WAYAN ADIARTA / D

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI TAPAKTUAN

KEBERADAAN MAWALI HUKUM KEWARISAN BILATERAL

A. Analisis Terhadap Metode Penerapan Nilai Tanah Waris di Pulau Bawean. pembagian dengan cara hukum waris Islam. Kedua; pembagian waris dengan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suku bangsa atau kelompok etnik yang ada. Akan tetapi ahli hukum adat

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

HAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ISLAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

TINJAUAN YURIDIS ATAS AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM WARIS

Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, dan harta ini berada dibawah pengelolahan mamak kepala waris (lelaki

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sehari -hari. Masalah ini sering muncul karena adanya salah satu pihak yang

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil yang

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

BAB IV SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS DI KAMPUNG ADAT PULO KABUPATEN GARUT DALAM PERSEPSI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang diharapkan akan mampu menjalin sebuah ikatan lahir-batin antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan Islam pada dasarnya berlaku untuk umat Islam dimana

HAK WARIS DZAWIL ARHAM

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. lainnya dalam satu kesatuan yang utuh (Abdulsyani, 1994:123).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia didalam perjalanannya di dunia mengalami tiga peristiwa

PEMBAGIAN WARIS HARTA PUSAKA RENDAH TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU KANAGARIAN KURAI

Transkripsi:

Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391 Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat) 1 Utari Suci Ramadhani, 2 Dr. Tamyiez Dery, Drs., M.Ag., 3 M. Roji Iskandar, Drs., MH., 1,2,3 Peradilan Agama, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: taryshine@yahoo.com Abstrak. Waris adalah perpindahan harta milik atau perpindahan pusaka. Sehingga secara istilah ilmu waris adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan harta pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1 Waris adalah bagian dari syariat Islam. Oleh karenanya, Islam mengatur secara sempurna masalah-masalah yang berkaitan dengan waris. Al-quran menegaskan secara terperinci ketentuan bagian ahli waris yang mendapat waris serta orang-orang yang tidak termasuk ahli waris. 2. Pelaksanaan pembagian warisan atas harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah di Minangkabau yang pada saat ini sudah dipengaruhi oleh Hukum Islam yang pengaturan tentang pembagiannya dikenal dengan hukum Faraid dan masih ada yang menerapkannya dengan menggunakan hukum adat yang berlaku disana. Cara pembagian warisan atas harta pencarian ini yang dibagi secara Matrilineal atau berdasarkan garis keibuan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini terutama adalah rasional empiris. Yuridis empiris artinya adalah mengidentifikasikan dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan yang mempola dan membandingkan dari kebiasaan yang terjadi di Desa Biaro Gadang terhadap Hukum Islam. Adat Minangkabau menjalankan asas kekerabatan Matrilineal. Kehidupan mereka ditunjang oleh harta yang dimiliki secara turun temurun. Harta tersebut dimiliki oleh seluruh anak perempuan secara garis keturunan ibu.. Namun, dalam kewarisan di adat Minangkabau masih banyak terdapat perbedaan atau penyimpangan yang jauh dari Al-quran. Perdedaan yang mendasar seperti perbedaan dasar hukum, asas-asas, ahli waris, cara pembagian dan tirkah. Kata Kunci : Pembagian Waris, Adat Minangkabau, Asas Matrilineal A. PENDAHULUAN Latar Belakang Waris adalah perpindahan harta milik atau perpindahan pusaka. Sehingga secara istilah ilmu waris adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan harta pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. Waris adalah bagian dari syariat Islam. Oleh karenanya, Islam mengatur secara sempurna masalah-masalah yang berkaitan dengan waris. Al-quran menegaskan secara terperinci ketentuan bagian ahli waris yang mendapat waris serta orang-orang yang tidak termasuk ahli waris. Syari at Islam telah meletakkan aturan kewarisan dan hukum mengenai harta benda dengan sebaik-baik dan seadil-adilnya. Syariat Islam menetapkan hak milik seseorang atas harta, baik pria atau wanita melalui jalan syara, seperti perpindahan hak milik pria dan wanita di waktu masih hidup ataupun perpindahan harta kepada ahli warisnya setelah ia meninggal dunia. Syariat Islam tidak mendiskriminasikan antara hak anak kecil dan orang dewasa. Alquran yang mulia telah menerangkan hukum-hukum waris 1 Hasbiyallah. Belajar Mudah Ilmu Waris. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 2007. Hlm. 1 2 Ibid hal. 6 15

16 Utari Suci Ramadhani, et al. dan ketentuan masing-masing ahli waris secara gamblang, dan tidak membiarkan atau membatasi bagian seseorang dari hak kewarisannya. Alquran dijadikan sandaran dan neracanya. Hanya sebagian kecil saja yang ditetapkan dengan Sunnah dan Ijma. Di dalam syariat Islam tidak dijumpai hukum-hukum yang diuraikan oleh al-quran secara jelas dan terperinci sebagaimana hukum waris. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa adat hanya mengatur hubungan antarindividu dalam masyarakat selama hidup. Adat Minangkabau tidak mengatur hidup setelah mati. Karena itu pepatah adat berbunyi : Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Pada masyarakat Minangkabau, harta peninggalan dapat berupa harta pusaka tinggi dan atau harta pusaka rendah (harta pencarian). Kalau yang dibicarakan harta pusaka tinggi, maka ahli warisnya ialah anggota-anggota keluarga dilihat dari garis ibu. Namun, kalau yang dibicarakan itu harta pusaka rendah (harta pencarian), maka kepada siapa harta itu diwariskan tergantung dari kemauan si meninggal pada masa hidupnya. Harta pencaharian itu adalah harta pencaharian suami-isteri sewaktu suami-isteri masih hidup di dalam tali perkahwinan. Kebanyakan semasa mereka hidup harta pencaharian itu telah dihibahkan kepada anak-anaknya yang apabila si orang tua meninggal, anak-anak tersebutlah yang menjadi ahli warisnya. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui konsep pembagian Waris dalam Islam. 2. Untuk mengetahui ketentuan pembagian Waris antara Hukum Islam dan Adat Minang. 3. untuk mengetahui analisi Hukum Islam terhadap pembagian Waris Adat Minang. B. LANDASAN TEORITIS Pengertian Hukum Kewarisan Islam Secara bahasa, kata waratsa asal kata kewarisan digunakan dalam Al-quran yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. Secara terminologis, hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur tentang perpindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris, menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian masing-masing. Menurut Prof. Muhammad Amin Suma, hukum kewarisan Islam yaitu hukum yang mengatur peralihan pemilikan harta peninggalan pewaris, menetapkan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris, menentukan berapa bagian masing-masing ahli waris dan mengatur kapan pembagian harta kekayaan pewaris dilaksanakan. Sedangkan, pengertian ilmu faraidh menurut Syarbinii, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pembagian harta warisan, pengetahuan tentang cara menghitung yang dapat menghasilkan pembagian harta warisan, dan pengetahuan tentang bagianbagian yang wajib dari harta peninggalan untuk setiap orang yang berhak menerimanya. C. DASAR HUKUM WARIS ISLAM Prosiding Penelitian Sivitas Akademika (Sosial dan Humaniora)

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat) 17 1. Ayat-ayat Al-Quran Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah kewarisan, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam Al-quran dapat dijumpai dalam beberapa surah dan ayat, yaitu sebagai berikut: 1. Menyangkut tanggung jawab orang tua dan anak dalam QS. Al-Baqarah [2]:233. 2. Menyangkut harta pusaka dan pewarisnya dalam QS. Al-Nisa [4]:33, QS. Al- Anfal [8]:75, dan QS. Al-Ahzab [33]:6. 3. Menyangkut aturan pembagian harta warisan dalam QS. Al-Nisa [4]:7-14, 34, dan 176. 4. Ayat-ayat yang memberikan penjelasan tambahan mengenai kewarisan (berisi pengertian pembantu). Untuk lebih jelasnya dikemukakan ayat-ayat tersebut secara lengkap di bawah ini: 2. Hadits-hadits Untuk lebih memudahkan penelusuran maka hadits-hadits yang bertalian dengan persoalan kewarisan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Tentang cara untuk mengadakan pembagian warisan. 2. Orang yang berbeda agama tidak saling waris-mewarisi. 3. Bagian anak perempuan, cucu perempuan, dan saudara perempuan. 4. Bagian datuk dari harata warisan cucunya. 5. Bagian nenek dari cucu yang tidak punya ibu. 6. Paman menjadi ahli waris keponakannya. 7. Bayi sama haknya dengan orang dewasa. 8. Pembunuh pewaris tidak menjadi ahli waris. 9. Tentang ashabah. 10. Tentang Aul. 11. Tentang waktu untuk menetapkan kematian. 12. Tentang anak zina dan anak Li an. D. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa antara Kewarisan Hukum Islam dan Adat Minangkabau ada beberapa perbedaan yakni : 1. Analisis Waris Minangkabau Ditinjau Dari Segi Dasar Hukum dapat diketahui bahwa pelaksanaan waris di Minangkabau dasar hukumnya mengacu pada hukum adat yang berlaku di sana dan tidak memberlakukan hukum Islam sebagai acuan yang paling utama dalam hal kewarisan. 2. Analisis Waris Minangkabau Ditinjau Dari Segi Asas Jika ditinjau dari segi asas-asas, asas-asas yang terdapat dalam adat Minangkabau bertentangan dengan asa yang terdapat dalam hukum Islam. 3. Analisis Waris Minangkabau Ditinjau Dari Segi Ahli Waris Ahli waris dalam Islam terdiri dari tiga sebab hubungan, yang pertama karena adanya hubungan perkahwinan, kedua karena hubungan nasab dan yang ketiga karena perbudakan. Sedangkan dalam adat Minangkabau ahli waris itu diperoleh dari hubungan nasab saja sehingga suami tidak akan mendapatkan harta warisan istrinya. 4. Analisis Waris Minangkabau Ditinjau Dari Segi Tirkah Peradilan Agama (S-1) Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

18 Utari Suci Ramadhani, et al. Tirkah dalam Islam tidak ada spesifikasi tertentu juga tidak dibatasi. Semua harta yang ditinggalkan oleh pewaris dapat dikatakan sebagai tirkah. Tirkah ini dapat dibagikan kepada siapa saja yang termasuk dalam ahli waris. Sedangkan dalam Adat Minangkabau tirkah terbagi menjadi dua yakni Harta Pusaka Tinggi dan harta pusaka rendah. 5. Analisis Waris Minangkabau Ditinjau Dari Segi Pembagiannya Dalam hukum Islam ahli waris mendapatkan bagian berdasarkan furudhul muqaddarah yang telah ditentukan. Seperti ½, ¼, 1/8, 2/3, 1/3 dan 1/6. Dan ada juga pembagiannya berdasarkan ashobah. Sedangkan dalam Adat Minangkabau, ada dibagikan secara garis keturunan ibu bagi Harta Pusaka Tinggi. Hal ini dikarena bahwa anak perempuan akan menjadi seorang ibu yang memiliki keturunan, sehingga lebih diprioritaskan. Sedangkan bagi Harta Pusaka Rendah dibagikan secara sama rata karena untuk menjaga keadilan bagi anak-anaknya dan menurut Hukum Islam. E. KESIMPULAN Pelaksanaan pembagian waris Adat Minangkabau menurut Hukum Islam apabila ditinjau dari segi dasar hukum ada perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan yang dominan harta pusaka di Minangkabau berdasarkan kesepakatan para pemuka adat. Adapun dari segi asas ada beberapa asas yang berbeda dan bertentangan dengan asas yang terdapat dalam hukum Islam diantaranya asas Individual Bilateral dengan asas Korelatif. Kemudian ada juga asas yang sama yakni asas Kewarisan Hanya Akibat Kematian. Apabila ditinjau dari segi ahli waris ada perbedaan yakni pada adat Minangkabau ahli waris yang diutamakan adalah garis keturunan matrilineal sedangkan dalam Islam menurut garis keturunan bilateral. Begitupun dengan tirkah dan pembagiannya, pada adat Minangkabau tirkah dibagi menjadi dua yakni Harta Pusaka Tinggi yang ahli warisnya hanya keturunan ibu. Yang kedua Harta Pusaka Rendah yang ahli warisnya anak-anak yang pembagiannya secara sama rata da nada menurut Islam. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum.Bandung: Aditya Bakti PT Citra Amir M.S. 2011. Pewarisan Harato Pusako Tinggi dan Pencaharian. Jakarta: PT Citra Harta Prima Amir Syarifuddin. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan IslamDalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta Al-quran, Mushaf Al-quran Terjemah An-nisa : 7, Nur Publishing, Bogor. 2007 Hasbiyallah. 2007. Belajar Mudah Ilmu Waris. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Muchit. 2010. Pelaksanaan Hukum Waris di Kalangan Umat Islam Indonesia. Jakarta : Maloho Jaya Abadi Press Sumber Lain : Prosiding Penelitian Sivitas Akademika (Sosial dan Humaniora)

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat) 19 Tambo Alam Minangkabau, http://www.ampekangkek.com/2013/01/geografiskecamatan-ampek-angkek.html Peradilan Agama (S-1) Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015