mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah menjamin masalah pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

DAFTAR PUSTAKA. , 2007, Perbankan Syariah Di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti, 1992

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. eksistensi fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam tata

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

Disusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM : FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semuanya. Padahal kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU. Diajukan Oleh : DEKKY ADITYA K. PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK. MANDIRI (PERSERO) Tbk. BANDAR LAMPUNG. Disusun Oleh : Fika Mafda Mutiara, SH.

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

PERMASALAHAN HUKUM ASURANSI SYARIAH DAN PENYELESAIANNYA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. suatu perjanjian dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tentang Musyârakah Mutanâqishah ini berada di PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

TINJAUAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI PT. NYONYA MENEER SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan. dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

sosial yang lain. Penelitian hukum empiris kegunaannya adalah untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BAKU PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARI AH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan mengenai Kajian Yuridis Atas Doktrin Caveat Venditor. Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pembeli Gawai dalam

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB III PENUTUP. Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kahar telah sering kita dengar dalam setiap perjanjian atau kontrak. 1 Klausul force

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah dan sering juga masyarakat menggunakannya, dengan alasan

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

Transkripsi:

A. Latar Belakang Kasus yang terjadi pada nasabah asuransi syariah di kota Sidoarjo yang mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang menurun sehingga tidak bisa melanjutkan kewajiban berprestasi hingga melewati masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak antara pihak nasabah asuransi syariah kepada pihak perusahaan Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo. Pihak nasabah menganggap mudah permasalahan wanprestasi kepada pihak Perusahaan Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo tidak memberikan sanksi yang memberatkan, Di samping itu penyelesaian yang mudah jika nasabah memulihkan atau membayar premi maka premi sudah bisa seperti keadaan semula sehingga nasabah meremehkan dan nasabah juga tidak menepati perjanjian yang telah dibuat dengan Perusahaan Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo, di sinilah akar mula permasalahan yang mengakibatkan wanprestasi. Melihat uraian diatas penulis sangat tertarik untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana penyelesaian wanprestasi nasabah pada asuransi pendidikan syariah dan penulis ingin mengetahui bagaiman tinjauan yuridis terhadap wanprestasi nasabah pada asuransi pendidikan tersebut dengan mengambil judul Tinjuan Yuridis Terhadap Wanprestasi Nasabah Dalam Asuransi Pendidikan Syariah (Studi Kasus Di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tinjauan yuridis wanprestasi nasabah Asuransi Pendidikan Syariah di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo? 2. Bagaimana penyelesaian terjadinya wanprestasi pada nasabah Asuransi Pendidikan Syariah di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo? C. Kerangka Teori 1. Hukum Perjanjian Hukum perjanjian adalah hukum yang mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah perjanjian yang dibuat oleh dua orang atau lebih. Hukum perjanjian tidak hanya mengatur mengenai keabsahan suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak, tetapi juga akibat dari perjanjian tersebut, penafsiran dan pelaksanaan dari perjanjian yang dibuat tersebut. 1 Kitab Undang Undang Hukum Perdata secara khusus mengatur pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata hingga pasal 1351 Kitab Undang Undang Hukum Perdata di bawah subjudul besar Bab II : perikatan perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan. 2 2. Wanprestasi Diawali dengan ketentuan pasal 1233 yang menyatakan bahwa tiaptiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan,baik karena undangundang. Buku III Kitab Undang undang Hukum Perdata menegaskan bahwa setiap kewajiban perdata dapat terjadi karena dikehendaki oleh pihak pihak 1 Salim, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta : Sinar Grafika, 2003), h. 163 183. 2 Gunawan widjaja, Seri Hukum Bisnis memahami prinsip keterbukaan dalam hukum pedata (Jakarta : PT Raja Grafido Persada, 2007), h. 247.

yang terkait dalam perikatan yang secara sengaja dibuat oleh mereka dan karena ditentukan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku. 3 3. Penyelesaian Sengketa Penyelesaiaan sengketa dapat dilakukan melalui dua proses yaitu penyelesaian sengketa di dalam pengadilan dan penyelesaiaan di luar pengadilan. 4 D. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. 2. Pendekatan penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. 5 3. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Sidoarjo yang beralamat di Jl. Jenggolo No.72-74 Sidoarjo. 4. Jenis dan sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum empiris adalah data primer dan data sekunder. 6 5. Metode pengumpulan data 3 Nindyo Pramono, hukum komersil (Jakarta : Pusat penerbitan UT,2003), h. 21. 4 Wirdianingsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia (Jakarta:kencana, 2005), h. 223. 5 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 192. 6 Soerjono Soekanto, pengantar penelitian hukum, h. 25.

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis metode pengumpulan data, antara lain Observasi, Wawancara dan Dokumentasi 6. Metode Pengolahan Data Tahap-tahap yang peneliti data untuk menganalisis keakuratan data setelah data diperoleh yaitu editing,classifaying,verifying, analyzing dan concluding. E. Hasil Penelitian 1. Analisis Tinjauan Yuridis terhadap Wanprestasi Nasabah di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo Kitab Undang Undang Hukum Perdata secara khusus mengatur pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata hingga pasal 1351 Kitab Undang Undang Hukum Perdata di bawah subjudul besar Bab II : perikatan perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan. Jika diperhatikan, rumusan yang diberikan dalam pasal 1313 sampai 1351 Kitab Undang Undang Hukum Perdata tersebut ternyata menegaskan kembali bahwa perjanjian mengakibatkan seseorang mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. ini berarti dari suatu perjanjian lahirlah kewajiban atau prestasi dari satu atau lebih orang atau (pihak) kepada satu atau lebih orang (pihak) lainnya yang berhak atas prestasi tersebut. Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi (debitor) dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut (kreditor).

Menurut pasal 1266 KUH Perdata menjelaskan jangka waktu dari Pihak yang melalaikan perjanjian tersebut selama satu bulan untuk memenuhi Kewajibannya sesuai dengan yang termuat dalam kesepakatan Perjanjian yang dibuat. Hal ini di perkuat dalam Peraturan mengenai Pihak yang dirugikan dapat meminta ganti rugi, terdapat dalam ketentuan pada pasal 1249 Undang- Undang Hukum Perdata 2. Analisis Penyelesaian Wanprestasi pada Nasabah di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo Penyelesaian dari wawancara peneliti kepada pihak bumiputera cabang syariah menyampaikan bahwa ketentuan untuk menyelesaikan permasalahan wanprestasi nasabah asuransi syariah memakai cara yang sesuai pada hukum perdata mengenai perjanjian asuransi dan juga hukum islam mengenai penyelesaian wanprestasi sedangkan penyelesaian dalam hukum islam ini sesuai dengan isi polis asuransi jiwa syariah pasal 25. Pada asuransi syariah, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelesaian terhadap kasus wanprestasi dilakukan secara musyawarah, mengenai wanprestasi yang dilakukan tertanggung berupa penunggakkan pembayaran premi atau pemutusan kontrak sebelum masa perjanjian berakhir, penanggung tidak menuntut ganti rugi apapun. Sedangkan menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 21/DSN- MUI/X/2001 Pasal 11 ayat 2 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syari ah, praktek yang terjadi di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo sesuai yang

dijelaskan tentang perjanjian asuransi syariah dan juga penyelesaian wanpestasi nasabah asuransi pendidikan syariah. F. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai wanprestasi nasabah dalam asuransi pendidikan syariah di Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : a. Seseorang yang akan mengikatkan diri dalam asuransi pendidikan syariah harus memenuhi prestasi sesuai kesepakatan kedua belah pihak. b. Perusahaan Bumiputera Cabang Syariah Sidoarjo menyelesaikan wanprestasi nasabah dalam Asuransi Pendidikan Syariah menurut Fatwa Dewan Syari`ah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syari`ah Pasal 11 ayat 2 dengan peraturan Polis Asuransi Syariah Pasal 25 yang telat sesuai. 2. Saran Dengan adanya beberapa uraian di atas, maka penulis memberikan saran-saran untuk menjadi bahan pertimbangan yaitu sebagai berikut: a. Hendaknya menteri keuangan melakukan pengawasan terhadap sengketa yang terjadi di instansi bidang ekonomi syariah khususnya asuransi syariah.

b. Kepada pihak perusahaan Bumiputera Cabang Syariah di harapkan memberikan pemahaman perjanjian asuransi khususnya Cabang Syariah kepada pihak nasabah agar tidak sering menggalami wanprestasi.