BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

DEFINISI- DEFINISI A-1

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

Transkripsi:

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau Secara garis besar, konsep wisata di Kecamatan Badau yaitu gabungan antara wisata alam dan wisata budaya. Wisata ini juga disesign oleh wisata keluarga. Selain itu, pengembangan kawasan ini juga harus tetap mempertahankan kelestarian alam. Sehingga nuansanya akan lebih kuat terasa oleh pengunjung. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang digunakan dalam upaya dalam pengembangan kawasan wisata Kecamatan Badau adalah strategi WO (mengatasi kelemahan dan meningkatkan peluang). Adapun strategi WO yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan atraksi wisata pada kawasan wisata yang telah ada 2. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan pariwisata 3. Membangun pusat-pusat informasi pada pintu masuk Kabupaten Belitung seperti, pelabuhan dan bandara serta lokasi strategis lainnya 4. Membentuk image sebagai kawasan wisata dengan konsep melayu 5.1.1 Meningkatkan Atraksi Wisata Pada Kawasan Wisata Yang Ada Atraksi saat ini yang telah tersedia yaitu kegiatan yang terkait dengan wisata seperti rekreasi, berenang, tempat konservasi satwa dan flora endemic, yang merupakan cirri khas dari Pulau Belitung (Seperti rusa dan Pelanduk, serta tanaman Tarsius SP, atau tanaman kantung Semar), wisata Ziarah, dan menyusuri sungai dengan kano sambil menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang menyegarkan. Kemudian haiking, flyingfog suatu jenis olahraga yang penuh tantangan mungkin perlu anda dicoba disini. Apabila ingin merasakan suasana malam di hutan, juga bisa menyedikan tempat menginap berupa Indosafaritent dan beberapa rumah pohon yang presentatif. Slain berupa kegiatan air, atraksi wisata juga dapat berupa atraksi budaya setempat dalam hal ini atraksi budaya melayu. Atraksi budaya yang saat ini telah tersedia yaitu adanya perayaan maulid Nabi Muhammad. Atraksi budaya yang dapat dikembangkan yaitu pengadaan panggung terbuka, gedung kesenian, dan teater 124

125 sebagai wadah dalam menampilkan kesenian kampong. Pengembangan atraksi kebudayaan juga untuk mendukung Desa wisata sehingga lebih terintegrasi. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut : Gambar 5.1 Model Atraksi Wisata Yang Akan Di Kembangkan 5.1.2 Menyediakan Sarana dan Prasarana yang Lengkap Untuk Menunjang Kegiatan Pariwisata Keterbatasan sarana dan prasarana dalam suatu kawasan wisata dapat mengurangi daya tarik bagi wisatawan dalam mengunjungi kawasan tersebut. Untuk itu kawasan wisata perlu menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dalam menunjang kegiatan pariwisata. Sarana yang umumnya terdapat di sebuah objek wisata berupa sarana penginapan, restoran, took souvenir, sarana pribadatan, areal parker, dan sarana

126 MCK. Sarana tersebut diatas dapat disesuaikan dengan tema dari objek wisata itu sendiri. Kelengkapan sarana di kawasan wisata Kecamatan Badau masi belum memadai. Dengan mengadakan sarana tersebut diatas, maka akan mampu meningkatkan minat wisatawan dalam berkunjung. Karena berkembangnya suatu objek wisata tidak hanya karena daya tarik dan atraksi wisatanya yang tinggi tetapi juga didukung oleh fasilitas yang lengkap sehingga mampu memberikan kenyamanan terhadap para pengunjung/wisatawan. Agar terintegrasi dengan Kecamatan Badau, maka konsep melayu dipilih sebagai pengembangan fasilitas di kawasan Kecamtan Badau. Selain itu,pemilihan konsep melayu dipilih untuk menjadikan ciri khas dari kawasan wisata di Kecamatan Badau ini. Sehingga menjadi satu-satunya objek wisata yang dengan konsep melayu. Konsep melayu ini teraplikasikan dengan bangunan panggung, serta ukiran pada dinding bangunan. Penggunaan material alam kayu juga akan menjadi material utama dalam pengembangan bangunan. Adapun fasilitas yang akan disediakan dalam kawasan wisata ini adalah cottage, restoran, toko souvenir, sarana pribadatan, toilet/ruang ganti, taman bermain anak-anak, serta ruang parker. Menyediakan cottage pada kawasan ini di bangun dengan konsep melayu pada bangunan. Hal ini juga dilakukan agar cottagecottage ini dapat menyatu dengan kondisi lingkungan setempat. Sehingga dapat mempertahankan kealamian kawasan wisata alam. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.2 sebagai berikut :

127 Gambar 5.2 Model Rumah Dan Restoran Yang Akan Di Kembangkan Souvenir adalah benda/barang khas yang berasal dari kawasan objek wisata. Dengan adanya souvenir, wisatawan dapat memiliki kenangan atau bukti atas kunjungan ke sebuah lokasi wisata. Souvenir juga seringkali digunakan sebagai buah tangan bagi kerabat dari para wisatawan. Peningkatan kesejahtraan masyarakat sekitar juga dapat dilakukan jika para pembuat cindramata adalah masyarakat setempat. Intuk itu, pengembangan toko souvenir pada kawasan wisata Kecamatan Badau akan dapat menunjang kebutuhan wisatawan akan hal ini. Untuk melengkapi konsep melayu pada wisata ini, maka bangunan pada toko souvenir ini juga akan dibuat seperti layaknya bangunan-bangunan bertema melayu. Nantinya toko souvenir ini diletakkan dekat dengan entrance kawasan ini, sehingga mudah terlihat oleh wisatawan. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.3 sebagai berikut :

128 Gambar 5.3 Model Toko Souvenir Yang Akan Di Kembangkan Sebagai wisata keluarga, maka penyediaan sarana bermain untuk anak-anak akan melengkapi wisata ini. Selain bermain di air terjun, anak-anak akan senang bermain di taman yang disediakan. Taman bermain dibuat dengan warna warni cerah, terbagi dengan kategori umur yang berbeda serta dilengkapi dengan pengaman untuk menghindari kecelakaan. Untuk sarana transportasi,fasalitas yang perlu di kembangkan berupa ruang parker. Ruang parker di kembang kan untuk dapat memenuhi ke butuhan terhadap pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Sedangkan untuk prasarana, berupa pelebaran jalan yang di lengkapi dengan system drainase,trotoar serta penerangan jalan. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 sebagai berikut : Gambar 5.4 Model Taman Bermain Anak-Anak Yang Akan Di Kembangkan

129 Gambar 5.5 Model Ruang Parkir Yang Akan Di Kembangkan 5.1.3 Membangun Pusat-Pusat Informasi Pada Pintu Masuk Kabupaten Belitung Seperti Pelabuhan Dan Bandara Serta Lokasi Strategis Lainnya Pengembangan pusat-pusat informasi pada pintu masuk kabupaten Belitung dapat mempermudah wisatawan dalam mengunjungi objek wisata. Pengadan pusatpusat informasi perlu dilakukan di bandara Hananjudin Belitung, pelabuhan induk tanjung pandan Belitung serta pelabuhan induk pegantungan dan suge. Informasi yang tersedia berupa alat transportasi yang dapat di gunakan menuju kawasan wisata, lokasi objek-objek wisata, lokasi hotel dan lokasi umum yang lainnya. Serta di lengkapi dengan peta sehingga mempermudah wisatawan dalam menemukan informasi yang di perlukan. 5.1.4 Membentuk Image Sebagai Kawasan Wisata Dengan Konsep Melayu Pembentukan image sebagai kawasan wisata yakni membangun pintu gerbang sebagai ciri khas kawasan. Gerbang tersebut nantinya juga akan menjadi pentunjuk bagi wisatawan terhadap keberadaan objek wisata ini. Pintu gerbang akan di desain dengan unik agar mampu menarik perhatian. Dengan menggunanakan konsep melayu sebagai desain dari pintu gerbang tersebut. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.6 sebagai berikut :

130 Gambar 5.6 Model Pintu Gerbang Khas Melayu (Atas) Dan Model Information Center (Bawah) Yang Akan Di Kembangkan 5.1.5 Menjadikan Iklim Wisata Yang Baik Dikawasan Wisata Menciptakan iklim wisata perlu dilakukan agar wisatawan merasa nyaman sehingga tidak ragu datang kembali. Iklim wisata yang dimaksud berupa keramah tamahan penduduk kebersihan lingukan dan keamanan linkungan. Menciptakan iklim wisata ini dapat di lakukan dengan cara memberikan penyuluhan pada masyarakat setempat, sehingga masyarakat punya andil dalam pengembangan kawasan ini yang nantinya juga dapat memberikan manfaat pada masyarakat itu sendiri.

131 5.1.6 Strategi Alternative Pengembangan sektor pariwisata tidak terlepas dari peran serta para stake holders yaitu pemerintah,masyarakat serta pihak swasta. Namun, pada kenyataannya hanya pemerintah dan pihak swasta yang lebih banyak turut serta dalam pengembangan pariwisata. Pada hal masyarakat memiliki peran yang cukup besar untuk mengembangkan pariwisata. Jika ke tiga stake holders ini dapat bekerja sama dengan baik maka akan dapat menguntungkan banyak pihak. Ada pun peran serta stake holders dalam pengembangan pariwisata di kecamatan badau adalah sebagai berikut: A. Pemerintah Menyusun peraturan yang mempermudah proses dan prosedur dalam penanaman modal bagi para investor. Sehingga mampu mendorong minat infestor dalam menanamkan modal di kecamatan badau. Menciptakan iklim infestasi yang baik agar menarik investor Memberikan penyuluhan mengenai sadar wisata terhadap masyarakat serta meningkatkan penerapan sapta pesona terhadap pelaku wisata seperti supir angkot, pedagang di kawasan wisata dan tenaga kerja di tiap sektor wisata Membarikan ke mudahan memperoleh modal bagi para masyarakat setempat yang ingin membuka usaha di kawasan pariwisata/sektor pariwisata Perlunya peningkatan anggaran biaya di sektor pariwisata agar dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang pariwisata. B. Masyarakat Turut serta dalam upaya melestarikan budaya melayu Melibatkan diri sebagai tenaga kerja dalam kegiatan kepariwisataan Mengembangkan makanan daerah atau kreasi seni dan cendra mata dari sebuah kawan pariwisata Masyarakat dapat memberikan lahan mereka yang berada di kawasan pariwisata untuk pengembangan pariwisata. Sehingga akan mempermudah dalam proses penggantian lahan C. Swasta (investor) Pihak swasta dapat berupa badan usaha atau perseorangan yang memiliki permodalan yang kuat dan ingin menanamkan modal dalam usaha

132 mengembangkan kawasan pariwisata. Pihak swasta yang dimaksut dapat berasal dari dalam negri maupun infestor asing. Adapun bentuk kemitraan yang dapat dilakukan oleh pihak swasta adalah sebagai berikut: penyediaan dan pengelolaan penginapan hotel maupun cottage penyediaan rumah makan atau restoran penyediaan dan pengelolaan sarana olahraga air penyedian toko-toko cendra mata pemberdayaan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja dalam usaha pariwisata penyedian angkutan umum khusus wisata penyedian jasa parkir penyedian taman bermain anak 5.2 Rekomendasi Dengan adanya strategi pengembangan pariwisata kawasan wisata kecamatan badau ini diharapkan dapat mengembangkan kawansan wisata tersebut dengan semaksimal mungkin sehingga dapat memperoleh yang maksimal pula. Adanya strategi pengembangan ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata tersebut. Namun strategi pengembangan ini masih memiliki kelemahan-kelemahan berupa strategi pengembangan yang dibuat tidak bersifat menyeluruh. Artinya terdapat beberapa aspek yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sehingga diperlukan studi lanjut yang lebih representatif, adapun contoh-contoh studi lanjutan itu adalah sebagai berikut: 1. studi lanjutan mengenai kesenian lokal budaya melayu yang terdapat di kecamatan badau 2. studi mengenai cendra mata yang memanfaat kan sumber daya setempat 3. studi mengenai dampak kegiatan pariwisata terhadap aktifitas masyarakat