AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

DEPOSITO PIHAK KETIGA SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA PT. BPR MANDIRI DHANASEJAHTERA CABANG MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN LAYANAN INTERNET BANKING ATAS DATA PRIBADI NASABAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KLUNGKUNG

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hasil dari penelitian yuridis-normatif berkenaan dengan Analisis Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

Kata Kunci: Banker s Clause, Perasuransian, Kredit

AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

Akibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Dibuat Oleh Notaris Tanpa Menghadirkan Kembali Para Pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

Kata Kunci: Standby Letter of Credit, Prinsip Kehati-hatian, Bank. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR Oleh : Zuraida Saroha Handayani Dewa Gde Rudy Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang didalamnya telah terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat pihak kreditur, yang umumnya disebut perjanjian adhesie atau perjanjian baku. Pada umumnya bentuk perjanjian kredit perbankan adalah berbentuk perjanjian standar. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah terdapat beberapa perumusan mengenai klausula baku standar kredit bank dan akibat hukum terhadap debitur yang telah menandatangani perjanjian standar kredit di BPR Tata Anjung Sari Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat yuridis empiris. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa perumusan klausula baku standar kredit bank belum sepenuhnya sesuai dengan UUPK serta akibat hukum perjanjian baku mengharuskan kepada pihak debitur untuk menyetujui dan melaksanakan ketentuan dari perjanjian baku yang ketentuannya telah ditentukan secara sepihak oleh BPR Tata Anjung Sari Kata Kunci: Perbankan, Akibat Hukum, Perjanjian Baku, Debitur ABSTRACT Standard contract is an agreement in which there have been certain requirements made by the creditors, which is generally called the agreement or agreements adhesie raw. In general, the form of a bank loan agreement is a standard agreement form. Issues raised in this paper is that there is some formula of standard clauses bank credit standards and the legal consequences for debtors who have signed an agreement of credit standards in the BPR Tata Anjung Sari This research used juridical empirical research. The conclusion of this research note that the formulation of standard clauses bank credit standards and the legal consequences of raw agreement requires the debtor to approve and implement the provisions of the standard agreement that its provisions have been determined unilaterally by BPR Tata Anjung Sari Keywords: Banking, Result Of Legal, Standard Contract, Debitur 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPR Tata Anjung Sari Denpasar Seiring dengan pertumbuhannya, kodrat manusia pun bergeser sehingga menjadi makhluk sosial. Karena sejak lahir hingga meninggal dunia, manusia senantiasa membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka selalu ingin hidup bermasyarakat, bergaul, dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Masing-masing individu tersebut berasal dari suku, ras, danagama yang berbeda. 1 Demikianlah kodrat manusia, disamping sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Maka dari itu terlepas dari kodrat manusia, dalam setiap kehidupan sehari-hari tiap manusia memiliki sifat, watak, selera, keinginan dan berbagai macam kepentingan. Perkembangan perekonomian nasional dan internasional akan dapat diketahui betapa besar peranan yang terkait dengan kegiatan pinjam-meminjam uang pada saat ini. Berbagai lembaga keuangan, terutama bank konvensional dan bank perkreditan rakyat (BPR) yang telah membantu pemenuhan kebutuhan dana bagi kegitan perekonomian dengan memberikan pinjaman uang antar lain dalam bentuk kredit perbankan. Kredit perbankan merupakan salah satu usaha BPR Tata Anjung Sari Denpasar yang telah dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana. Dalam kegiatan pinjam-meminjam uang terjadi pada umumnya yang dipersyaratkan adalah adanya penyerahan jaminan utang oleh pihak peminjam kepada pihak pemberi pinjaman. Hal ini yang menyebabkan BPR Tata Anjung Sari Denpasar menganggap perlu untuk membakukan persyaratan pemberian kredit melalui perjanjian baku, karena sangat efesien dalam hal peminjaman uang. Konsekuensi dari perjanjian baku ini menempatkan debitur (nasabah) dalam posisi yang lemah karena mengharuskan tunduk kepada isi perjanjian yang telah ditentukan oleh pihak BPR Tata Anjung Sari Meskipun demikian, perjanjian ini tetap tumbuh karena keadaan menghendakinya dan harus diterima sebagai kenyataan. 1.2. Tujuan Penulisan Jakarta, hal.12 1 Soerjono Soekanto, 2007, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, 2

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami Undang-Undang Perlindungan Konsumen atas penerapan klausula baku standar kredit bank dan akibat hukum bagi debitur yang telah menandatangani perjanjian kredit standar (baku) BPR Tata Anjung Sari II. ISI PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah berdasarkan atas pendekatan bersifat yuridis empiris yaitu pendekatan mealui kajian-kajian permasalahan atau dasar hukum yang berlaku serta dikaitkan dengan praktek di masyarakat. Penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang menggunakan data premier dan sekunder. 2 Dalam penulisan ini menggunakan deskriftif yaitu menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau ada untuk menentukan penyebaran suatu gejala. 2.2 Hasil Dan Pembahasan 2.2.1 Penerapan Perjanjian Standar Kredit Bank Pada BPR Tata Anjung Sari Denpasar Penerapan perjanjian yang telah dilakukan oleh BPR Tata Anjung Sari Denpasar dimana Kredit yang bank harus terlebih dahulu diamankan, karena tanpa pengamanan bank sulit untuk menimalisi risiko yang timbul sebagai akibat dari tidak berprestasinya debitur. Penerapan kedit yang dilakukan oleh BPR Tata Anjung Sari Denpasar, yaitu dengan melakukan beberapa analisis secara ekonomis maupun secara yuridis. Analisis yang dilakukan secara ekonomis dilakukan oleh BPR Tata dengan menerapkan beberapa prinsip yang telah dikenal dalam dunia perbankan sebagai prinsip The Five C of credit analisis, yaitu : Penilaian watak, Penilaian Kemampuan, Penilaian Terhadap Modal, Penilaian Terhadap Angguan, serta Penilaian Terhadap Prospek Usaha Debitur. 3 Dalam hal ini penerapan perumusan klausula dalam perjanjian kredit BPR Tata Anjung Sari Denpasar dengan debiturnya merupakan perjanjian yang patutnya tidak dapat dilaksanakan, hal.10. 2 Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 3 Budi Untung, 2005, Kredit Perbankan di Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal.38 3

karena tidak sesuai dengan isi Pasal 18 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Hal ini dapat dilihat dalam pasal 4 perjanjian kredit oleh BPR Tata Anjung Sari yang telah melanggar UUPK pada pasal 18 ayat 1 huruf (f) dan sebagian besar isi dari perjanjian kredit tersebut lebih mengutamakan kepentingan pihak BPR Tata Anjung Sari 2.2.2.Akibat Hukum Terhadap Debitur Yang Menandatangani Perjanjian Standar Kredit di BPR Tata Anjung Sari Denpasar Dalam perjanjian kredit, prestasi yang wajib dipenuhi oleh debitur sebagai salah satu bentuk perikatan adalah mengembalikan pinjaman dan membayar bunga sesuai dengan yang telah diperjanjikan, serta mentaati segala kewajiban yang telah ditetapkan oleh kreditur. Apabila salah satu kewajiban tidak dipenuhi maka debitur dikatakan wanprestasi. Dalam perjanjian kredit, Akibat hukum terhadap debitur yang telah menandatangani perjanjian standar kredit di bank BPR Tata Anjung Sari Denpasar, dimana debitur terikat dan wajib mentaati isi perjanjian yang telah ditandatangani. Terhadap perjanjian yang telah ditandatangani merupakan bukti bahwa yang telah menyetujui isi dari perjanjian tersebut, dan oleh karenanya perjanjian tersebut mengikat bagi para pihak. 4 III. KESIMPULAN Penerapan klausula perjanjian standar kredit bank di BPR Tata Anjung Sari Denpasar belum sepenuhnya sesuai dengan UUPK, penerapan klausula baku pada BPR Tata Anjung Sari Denpasar yang memuat perjanjian baku (standard contract) kurang mencerminkan asas keseimbangan. Sehingga akibat hukum terhadap debitur yang telah menandatangani perjanjian standar kredit di BPR Tata Anjung Sari Denpasar, dimana debitur terikat dan wajib mentaati isi perjanjian yang telah ditandatangani. Terhadap perjanjian yang telah ditandatangani merupakan bukti bahwa yang telah menyetujui isi dari perjanjian tersebut, dan oleh karenanya perjanjian tersebut mengikat bagi para debitur 4 Ibid 4

DAFTAR PUSTAKA BUKU Budi Untung, 2005, Kredit Perbankan di Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta Soerjono Soekanto, 2007, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 5