Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, maka ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang mendapatkan pendidikan dan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

PEDOMAN PEMBINAAN PRESTASI UNGGULAN PROGRAM PRESTASI UNGGULAN (SENI, PIDATO, MTQ & BINA PRESTASI) Disusun Oleh : Devia Nurbaeti, S.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP MATEMATIKA PADA VOLUME BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

Transkripsi:

Studi implementasi program percepatan (akselerasi) pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah (MTs) (studi pada kelas VIII akselerasi semester genap Madrasah Tsanawiyah Assalaam Surakarta tahun ajaran 2006/2007) Oleh : Otong Sugiarto K 1301056 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan terpilih dan terkontrol (khususnya datang dari sekolahan), sehingga mereka dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum. Penyelenggaraan pendidikan sudah diupayakan sejak negara kita merdeka sebagai realisasi dari tujuan bangsa yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Perkembangan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun telah mengalami perubahan dan pembenahan yang diharapkan kualitas pendidikan semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah mulai dari pembenahan kurikulum sampai sistem pendidikan itu sendiri. Salah satu upaya ialah dengan memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Kesungguhan pemerintah ini secara tegas telah dinyatakan sejak Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1983, yang menyebutkan : demikian pula perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yang berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Secara realisasi dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan selama ini masih berorientasi pada aspek kuantitas, yakni untuk dapat melayani sebanyak mungkin jumlah peserta didik. Sedangkan yang menjadi isu kelemahan saat ini adalah belum terakomodasikannya kebutuhan individual

siswa. Siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa kurang terlayani secara baik, sehingga potensi yang dimiliki tidak dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan pengalaman, siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa biasa cenderung lebih cepat menguasai materi pelajaran, sehingga waktu yang tersisa kurang dimanfaatkan dan terkesan bahwa anak yang bersangkutan tampak santai dan lebih dari itu dianggap sebagai sumber penghambat kelancaran pembelajaran di kelas, karena sisa waktunya digunakan untuk mengganggu teman ataupun berbagai perilaku yang dilakukan untuk memperoleh perhatian dari guru. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa memerlukan penanganan dan program khusus agar berkembang secara optimal. Salah satu pelayanan pendidikan yang diupayakan pemerintah bagi mereka ialah dengan mengadakan kelas khusus dengan program khusus, yaitu kelas percepatan (akselerasi), dimana mereka dapat menyelesaikan studinya satu tahun lebih cepat dari siswa kelas reguler. Penyelenggaraan kelas akselerasi tentu membutuhkan penanganan dan perhatian yang lebih. Dalam proses pembelajaran pun, seorang guru dituntut untuk menggunakan strategi yang tepat, mengingat siswa yang belajar mempunyai keistimewaan dibanding siswa reguler, ditambah lagi masa studi yang lebih singkat dari masa studi yang seharusnya ditempuh oleh siswa reguler. Dengan lebih singkatnya masa belajar tersebut seakan-akan perkembangan peserta didik tidak seperti siswa reguler yang lain. Proses pendewasaan dan pola pikir dituntut berkembang lebih cepat seiring cepat meningkatnya jenjang pendidikan yang ditempuh. Seorang guru, selain sebagai pengajar, yaitu menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan bidangnya, hendaklah juga melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pendidik, terutama pendidikan akhlak peserta didik, supaya jangan sampai mereka menjadi seorang intelektual dengan akhlak yang kurang baik. Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebagai salah satu sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama yang berbasis pendidikan agama, tentunya akan berusaha menyeimbangkan kemampuan intelektual dengan spiritual peserta didiknya. Sehingga dalam proses pembelajaran pun, seorang guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi sesuai bidangnya saja, namun juga berusaha mamberikan pendidikan moral dan spiritual, dengan harapan mereka akan sadar bahwa menuntut ilmu adalah ibadah.

Matematika sebagai salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran di sekolah mempunyai peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Matematika tidak hanya sebagai dasar ilmu, tetapi juga sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif yang digunakan dalam bidang ilmu lain. Karena itulah Departemen Pendidikan Nasional memberikan penekanan yang serius terhadap pendidikan matematika di berbagai jenjang, sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Bahkan, matematika termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan nasional pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Matematika sebagai salah satu ilmu eksak, dalam mempelajari tidaklah cukup hanya dengan menghafal saja, tetapi juga membutuhkan penalaran dan latihan. Proses pembelajaran merupakan kegiatan mengajar oleh guru dan belajar oleh siswa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu dibutuhkan hubungan kerjasama yang baik diantara keduanya, agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan mendukung. Guru yang mengajar kelas akselerasi merupakan guru terpilih dengan prestasi terbaik dari guru yang ada (the best of the best) dan telah dipersiapkan melalui seminar, lokakarya dan atau workshop, sehingga memiliki pemahaman terhadap perlunya layanan pendidikan bagi siswa yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Kondisi siswa yang demikian itu sangatlah memerlukan perhatian lebih dari guru sebagai pengajar dan pendidik. Seorang guru haruslah mempunyai visi yang besar terkait dengan tujuan pembelajaran, tentu tidak hanya dengan tercapainya pemahaman materi oleh siswa, melainkan sebagai seorang pendidik juga memperhatikan pendidikan moral peserta didiknya. Siswa yang luar biasa ini jika yang berkembang hanya sisi intelektualnya saja, tanpa diimbangi pembinaan moral spiritual, ditakutkan nanti akan menghasilkan insan yang kurang baik. Guru di bidang apapun harus andil bagian dalam pembentukan moral spiritual siswa sekuat kemampuannya, karena tidak bisa hanya dengan mengandalkan mereka yang punya pemahaman khusus dalam pembinaan moral dan spiritual saja, harus menjadi tanggung jawab bersama. Kegiatan pembelajaran seperti di atas memang tidak mudah dilaksanakan, dibutuhkan kerjasama yang baik, baik dari pihak guru maupun siswa. Dengan waktu satu tahun lebih cepat dari waktu belajar yang seharusnya ditempuh siswa reguler, mereka dituntut untuk menggunakan waktu seefektif

mungkin agar seluruh materi dalam kurikulum yang ada dapat disampaikan. Mereka diharapkan memiliki keterampilan-keterampilan mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa, baik itu bagaimana mengadakan variasi, menjelaskan, mengelola kelas, dan lain sebagainya. Keteladanan guru sangat berpengaruh bagi siswa dalam upaya mencari figur yang baik yang minimal dapat menjadi contoh dalam bersikap dan bertingkah laku. Sikap teladan tersebut hendaklah tercermin dalam setiap kegiatan guru, termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Guna mendukung kegiatan belajar mengajar, pihak sekolah penyelenggara kelas akselerasi berusaha menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan siswa, mulai dari tenaga pengajar yang terpilih, sampai fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, seperti: komputer, OHP, penyediaan bahan ajar, ruang kelas AC, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, hasil prestasi belajar matematika kelas akselerasi belum sesuai dengan apa yang diharapkan, prestasi belajar matematika untuk ujian akhir nasional siswa kelas akselerasi dibandingkan dengan siswa kelas reguler relatif sama meski mereka dapat menyelesaikan masa studinya satu tahun lebih cepat. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mencoba mengkaji salah satu faktor penentu kualitas hasil prestasi belajar bidang studi matematika, yaitu kegiatan pembelajaran matematika siswa kelas akselerasi, dari pihak guru terkait dengan keterampilan mengajar dalam mengadakan variasi dan mengelola kelas. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kelas akselerasi merupakan program khusus bagi siswa yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan masa studi yang lebih cepat dibandingkan siswa reguler, sehingga dibutuhkan penanganan yang khusus. 2. Guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas kegiatan belajar mengajar kelas akselerasi. Mereka diharapkan mempunyai keterampilan-keterampilan mengajar yang

sesuai dengan kondisi siswa sebagai anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. 3. Masih terdapatnya hambatan yang berkaitan dengan upaya guru melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar dalam kegiatan belajar mengajar. Mengingat kelas akselerasi merupakan program pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa, didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta tenaga pengajar terpilih, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan apa yang diharapkan. C. Pembatasan Masalah Dengan pertimbangan agar dapat terarah pada penyelesaian masalah, penulis memberikan pembatasan masalah untuk meneliti kegiatan pembelajaran matematika kelas akselerasi pokok bahasan Garis Singgung Lingkaran di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalaam Surakarta kelas VIII akselerasi semester genap tahun ajaran 2006/2007, terkait dengan keterampilan guru mengadakan variasi dan mengelola kelas, serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengadakan keterampilan-keterampilan itu. D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah upaya guru mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah? 2. Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada dasarnya memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan dari penelitian adalah : 1. Mengetahui bagaimana upaya guru mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah. 2. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran matematika pada siswa kelas akselerasi, terkait dengan keterampilan guru mengadakan variasi dan mengelola kelas, serta menambah referensi dan masukan bagi peneliti berikutnya. 2. Manfaat Praktis Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pihak sekolah dalam hal ini kepada guru matematika dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang diterapkan pada kelas akselerasi, terkait dengan keterampilan mengadakan variasi dan mengelola kelas.