Kinerja Teknik Reduksi PAPR Hibrid Partial Transmit Squence (PTS) dan Clipping Filtering Pada Sinyal OFDM Ranah Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN:

REDUKSI PEAK-TO-AVERAGE POWER RATIO PADA SINYAL OFDM MENGGUNAKAN SKEMA HYBRID ENHANCED PARTIAL TRANSMIT SEQUENCE-TONE RESERVATION

PEMBUATAN MODEL HYBRID 2 TEKNIK REDUKSI PEAK-TO-AVERAGE POWER RATIO PARTIAL TRANSMIT SEQUENCE DAN CLIPPING FILTERING PADA SISTEM MIMO-OFDM

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

BAB IV METODE-METODE UNTUK MENURUNKAN NILAI PAPR

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

ANALISIS REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN ALGORITMA DISTORTION REDUCTION

Simulasi Metode Clipping-Filtering, Selective Mapping (SLM), dan Partial TransmitSequence (PTS) Untuk Mereduksi PAPR Pada Sistem OFDM

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

SIMULASI METODE CLIPPING-FILTERING, SELECTIVE MAPPING (SLM) DAN PARTIAL TRANSMIT SEQUENCE (PTS) UNTUK MEREDUKSI PAPR PADA SISTEM OFDM

BAB IV. PAPR pada Discrete Fourier Transform Spread-Orthogonal. Division Multiplexing

Teknik Reduksi PAPR pada Sistem OFDM dengan Partial Transmit Sequence (PTS) dan Selected Mapping

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

UNIVERSITAS INDONESIA REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN HUFFMAN CODING YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN CLIPPING DAN FILTERING UNTUK TRANSMITTER OFDM TESIS

Reduksi Peak to Average Power Ratio (PAPR) Menggunakan Teknik Clipping

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN CODED PTS PADA SISTEM MIMO OFDM 8 x 8. PAPR Reduction Using Coded PTS In 8 x 8 MIMO-OFDM Systems

BAB II TRANSMISI OFDM DAN PAPR

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TEKNIK PEAK TO AVERAGE POWER REDUCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi

Presentasi Tugas Akhir

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori Teknologi Radio Over Fiber

Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer

ANALISIS KINERJA TEKNIK REDUKSI PAPR DENGAN METODA TONE RESERVATION

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang 1.2. Perumusan Masalah

Implementasi Dan Analisa Reduksi PAPR Sinyal OFDM Dengan Metode Partial Transmit Sequence (PTS) Pada DSK TMS320C6416T

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

Gambar 2.1 Skema CDMA

Simulasi Dan Analisa Efek Doppler Terhadap OFDM Dan MC-CDMA

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

1

Analisa Kinerja Sistem MIMO-OFDM Pada Estimasi Kanal LS Untuk Modulasi m-qam

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Analisis Unjuk Kerja Convolutional Code pada Sistem MIMO MC-DSSS Melalui Kanal Rayleigh Fading

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading

William Stallings Data and Computer Communications 7 th Edition. Bab 9 Spektrum Yang di/tersebar

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan

KINERJA AKSES JAMAK OFDM-CDMA

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE

SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.1 No. 2 Desember RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM KOMUNIKASI SPREAD SPECTRUM (Perangkat Lunak)

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

Estimasi Doppler Spread pada Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan Metode Phase Difference

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

ANALISA DAN IMPLEMENTASI REDUKSI PAPR SINYAL OFDM DENGAN METODE CLIPPING PADA DSK TMS320C6416T

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

KINERJA DETEKTOR ZERO (ZF) DAN MINIMUM MEAN-SQUARED ERROR (MMSE) PADA SISTEM MULTI USER MIMO DENGAN TEKNIK LINEAR PRECODING BLOCK DIAGONALIZATION (BD)

Reduksi Peak-To-Average Power Ratio Pada Sistem STBC MIMO-OFDM dengan Metode Selected Mapping dan Partial Transmit Sequence

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

BAB III DISCRETE FOURIER TRANSFORM SPREAD OFDM

oleh Ivan Farrell Setiono NIM :

Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016

SIMULASI PERBANDINGAN KINERJA MODULASI M-PSK DAN M-QAM TERHADAP LAJU KESALAHAN DATA PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Transkripsi:

Kinerja Teknik Reduksi PAPR Hibrid Partial Transmit Squence (PTS) dan Clipping Filtering Pada Sinyal OFDM Ranah Waktu Ahmad Zainudin 1,*, Hendy Briantoro 1, Yoedy Moegiharto 1 1 Departemen Teknik Elektro Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS, Jalan Raya ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Tel: (031) 594 7280; Fax: (031) 594 6114 {zai,hendy,ymoegiharto}@pens.ac.id Abstrak. Teknik reduksi PAPR pada sinyal OFDM bisa berupa bentuk hibrid atau gabungan dari dua teknis reduksi yang sudah ada. Dalam penelitian ini dibangun teknik teknik hibrid partial transmit sequence (PTS) dan clipping-filtering (CF) dengan 3 tahapan proses CF. Dari hasil simulasi dapat ditunjukkan bahwa kinerja teknik reduksi PAPR dengan teknik hibrid PTS-CF lebih baik dibanding teknik PTS konvensional, untuk nilai clipping ratio(cr), jenis partisi subblok dan pemilihan jumlah faktor phasa dalam proses IFFT teknik PTS. Kata Kunci: Partial Transmit Sequence (PTS), clipping-filtering (CF), CCDF. 1. Pendahuluan Orthogonal frequency division-multiplexing (OFDM) adalah sebuah teknologi yang sudah sangat dikenal dan diterapkan pada sistem komunikasi nirkabel pita lebar (broadband), karena memiliki keunggulan kebal terhadap gangguan multipath fading dan memiliki efisisensi bandwidth yang tinggi. Tetapi salah satu kelemahan utamanya dalah sinyal dalam ranah waktu memiliki nilai peak-to-average power ratio (PAPR) yang tinggi. Sinyal dengan PAPR yang tinggi dapat menyebabkan distorsi tak linier pada piranti penguat daya sebelum sinyal dikirimkan lewat antena. Distorsi tak linier disebabkan karena penguat daya bekerja diluar daerah kerja liniernya. Karena itu diperlukan usaha untuk mengurangi nilai PAPR pada sinyal-sinyal OFDM supaya penguat daya bekerja pada daerah linier dari sebuah penguat daya. Beberapa solusi terhadap permasalahan PAPR ini sudah dikenal, seperti teknik redukasi PAPR dengan metode clipping dan filtering [1], selective mapping (PTS) [2] [4] dan partial transmit sequence (PTS) [5] [7]. Metode clipping dan filtering (CF) merupakan metode yang paling sederhana, merupakan sebuah metode reduksi PAPR tak linier, yang membatasi sinyal OFDM dalam ranah waktu pada satu level tertentu. Tetapi sinyal hasil clipping membentuk sinyal mirip deretan pulsa yang memiliki spektrm frekwensi lebar atau out-of-band radiation yang dapat menimbulkan interferensi pada sinyalsinyal dalam spectrum frekwensi yang berdekatan. Sehingga selanjutnya dilakukan proses filtering untuk membatasi lebar spektrum frekwensinya. Tetapi teknik CF ini masih menyisakan gangguan inband distortion yang kecil, dan dapat dihilangkan dengan menggunakan teknik clipping noise cancellation [8]. Partial Transmit Sequence (PTS) adalah metode reduksi PAPR linier. Pada metode PTS simbol-simbol OFDM dikelompokkan kedalam K buah sub-blok berisi N/K buah symbol. Beberapa sinyal OFDM diperoleh dengan melakukan rotasi simbol-simbol dari setiap blok dengan sebuah phasa yang diambil dari sebuah kelompok phasa sebanyak K. Metode PTS melakukan beberapa kali iterasi untu mndapatkan nilai phasa terbaik untuk setiap blok yang menghasilkan sebuah sinyal OFDM dengan nilai PAPR terkecil. Pada penelitian ini dikembangkan teknik hibrid menggabungkan metode PTS dan clippingfiltering (CF) untuk menganalisa pengaruh nilai vlipping ratio (CR), pola pembagian sub-blok atau jenis partisi sub-blok dan variasi phasa. B. 50 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

2. Perancangan Sistem 2.1 Sistem OFDM dan PAPR Bila terdapat blok data informasi input dengan panjang N sebagai sebuah vektor X = [X 0, X 1, X 2,.., X N-1 ] T dengan N menyatakan jumlah subcarrier, setiap elemen vektor X akan modulasi setiap satu subcarrier menghasilkan satu symbol OFDM. Setiap subcarrier bersifat saling orthogonal, yaitu bila f n = nδf dengan nδf = 1/NT dan NT menyatakan durasi blok data OFDM, X. Durasi waktu sebuah simbol X n dalam X sebesar T. Selubung kompleks (sinyal OFDM dalam ranah waktu) yang dikirimkan dinyatakan seperti, PAPR (Peak-to-average power ratio reduction) dari sinyal OFDM yang menyatakan perbandingan antara daya maksimum sinyal OFDM dengan daya rata-ratanya, seperti persamaan diatas dinyatakan seperti, (1) (2) Teknik reduksi PAPR terkait dengan reduksi nilai maksimum sinyal OFDM x(t), maks x(t). Distorsi tak linier pada sebuah HPA (high power amplifier) yang akan menguatkna sinyal OFDM terjadi pada ranah analog, sedangkan pemrosesan sinyal untuk mereduksi nilai PAPR dilakukan pada ranah digital. Nilai PAPR pada ranah digital tidak sama dengan nilai PAPR pada ranah analog, tetapi dengan proses oversampling pada sinyal OFDM dalam ranah digital nilai PAPR kedua ranah mendekati sama. Umumnya digunakan faktor oversampling L = 4 sudah cukup memadai. Sehingga rumusan PAPR dinyatakan seperti, (3) 2.2 Teknik Clipping dan Filtering (CF) Teknik CF ini merupakan teknik yang paling mudah untuk menurunkan daya sebuah sinyal dalam ranah waktu dengan mengatur sebuah leval daya maksimum pada sinyal yang dikirimkan [5]. Teknik reduksi CF akan melipat (clip) amplitudo sinyal OFDM ranah waktu kemudian melakukan proses filtering terhadap sinyal hasil clipping dalam ranah frekwensi, karena proses clipping menghasilkan bentuk sinyal mirip deretan pulsa-pulsa (gambar 1 berikut) sehingga terjadi pelebaran spektrum sinyal atau out-of-band radiation. Proses clipping ditentukan oleh nilai clipping ratio (CR), yng didefinisikan sebagai perbandingan antara titik ambang clipping atau clipping threshold dengan level rms sinyal OFDM. Nilai CR dinyatakan seperti, dan (5) (4) dengan : CR A σ N = Clipping Ratio = nilai threshold clipping = level rms sinyal OFDM = jumlah subcarrier OFDM SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 51

Gambar (1a) Sinyal OFDM sebelum clipping (1b) Sinyal OFDM setelah clipping Dari proses clipping sinyal OFDM yang dihasilkan dinyatakan sebagai berikut, (6) Dengan sinyal OFDM asli. 2.3 Teknik Partial Transmit Sequence (PTS) Pada teknik PTS, sebuah deretan informasi data input dipecah menjadi sejumlah subblok yang saling beda, setelah proses IFFT kemudian dirotasi oleh sekumpulan faktor-faktor phasa yang akan menghasilkan bakal-bakal sinyal OFDM yang dikirimkan. Bakal sinyal yang dikirimkan adalah sinyal OFDM yang memiliki nilai PAPR terkecil [3]. Teknik reduksi PAPR dengan teknik PTS secara diagram blok ditunjukkan seperti gambar 2. Gambar 2. Diagram Blok Teknik PTS Deretan simbol X dalam ranah frekuensi dipecah menjadi v buah subblok yang saling bebas, dinyatakan seperti, {X (v), v = 1, 2,, V}, panjang setiap subblok sebanyak N dan N menyatakan jumlah subcarrier. (7) dengan, atau 0 (1 v V). Dengan oversampling L, maka panjang setiap subblok menjadi subblok-subblok tersebut ditranformasi menjadi deretan-deretan parsial ranah waktu seperti, Lalu, (8) B. 52 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Kemudian deretan-deretan parsial tersebut dirotasi dengan faktor-faktor pembobot b untuk rotasi phasa, umumnya dikenal dengan faktor-faktor phasa, untuk mendapatkan hasil PAPR terendah dengan menggabungkan secara optimal V buah subblok. X (v) dinamakan deretan-deretan parsial (Partial Transmit Sequence) yang di rotasi oleh faktorfaktor phasa b secara bebas atau tak saling berpengaruh. Dengan melakukan proses IFFT dari persamaan diatas diperoleh deretan-deretan parsial dalam ranah waktu yang akan dikirimkan seperti : (9) Dipilih sebuah kombinasi b = [b 1, b 2,, b V ] untuk mendapatkan hasil optimum, yakni nilai PAPR minimum. Kombinasi tersebut dinyatakan seperti: (10) dengan arg min [( )] nenyatakan judgment condition bahwa output memberikan nilai fungsi minimum, yang mencari dan menemukan faktor terbaik untuk mengoptimalkan nilai PAPR. Dalam teknik partial transmit sequence terdapat tiga jenis penyusunan (partisi) subblok-subblok yakni, adjacent, interleave dan pseudo random, seperti gambar 3. (11) (a) (b) (c) Gambar 3. Partisi subblok pada teknik PTS Pada partisi adjacent (3a), simbol-simbol ditempatkan secara berurutan kedalam subbloksubblok yang sama panjang. Pada partisi interleave (3b) simbol-simbol ditempatkan dengan jarak tertentu kedalam subblok-subblok yang sama panjang dan partisi pseudo random (3c) simbol-simbol ditempatkan sacara acak kedalam subblok-subblok. Bila terdapat W buah kemungkinan variasi phasa, maka b v dapat memiliki W buah nilai yang saling beda. Maka terdapat W v kemungkinan simbol OFDM. Untuk W = 2, b punya kemungkinan nilai 1 dan -1, dan untuk W = 4, b punya 1, -1, j dan - j. Misal untuk V = 2 dan W = 2, maka faktorfaktor phasa adalah b 1 = (1, 1) dan b 2 = (1, - 1) sedangkan untuk V = 2 dan W = 4, maka faktor-faktor phasa adalah b 1 = (1, 1), b 2 = (1, - 1), b 3 = (1, j) dan b 4 = (1, - j). Bila θ pada berisi W kemungkinan nilai, maka, akan memiliki buah kombinasi yang berbada. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 53

2.3 Teknik Hibrid PTS dan CF Teknik reduksi hibrid PTS dan CF dapat diterapkan dengan menggunakan teknik PTS sebagai proses pertama diteruskan dengan teknik CF. Pada penelitian ini proses CF dilakukan lebih dari satu tahap. 3. Hasil Simulasi Gambar 4. Diagram blok teknik hibrid teknik PTS dan CF Hasil simulasi untuk teknik hibrid PTS dan CF untuk untuk menganalisa pengaruh nilai clipping ratio (CR) ditunjukkan gambar 4. Pada nilai CCDF sebesar 10-3 untuk teknik reduksi hibrid PTS-CF dengan nilai CR = 0,8 menghasilkan CCDF terbaik, sekitar 1 db dibanding CR = 1,6. 10 0 Kurva CCDF PTS-CF dengan Variasi Jumlah Clipping Ratio 10-1 PTS-CF CR=0.8 PTS-CF CR=1.0 PTS-CF CR=1.2 PTS-CF CR=1.4 PTS-CF CR=1.6 Pr(PAPR>PAPR0) 10-2 10-3 10-4 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 PAPR0/dB Gambar 4. Kinerja teknik hibrid teknik PTS-CF untuk nilai CR yang berbeda Sedangkan perbandingan antar jenis susunan (partisi) subblok antara teknik TS dengan teknik hibrid PTS dan CF ditunjukkan seperti gambar 5. Pada nilai CCDF sebesar 10-3 susunan sub blok (partisi) interleaved menunjukkan perbedaan yang paling mencolok antara teknik PTS dan teknik hibrid PTS dan CF. Perbedaan tersebut terbaca sekitar 1 db. Untuk partisi jenis adjacent dan pseudo random kedua teknik tidak menunjukkan perbedaan nilai CCDF yang besar. 10 0 Kurva CCDF PTS dan PTS-CF dengan Variasi Jenis Partisi 10-1 Pr(PAPR>PAPR0) 10-2 10-3 PTS Adjacent PTS-CF Adjacent PTS Interleaved PTS-CF Interleaved PTS Pseudorandom PTS-CF Pseudorandom 10-4 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 PAPR0/dB Gambar 5. Kinerja teknik PTS dan teknik hibrid PTS-CF Perbedaan jumlah faktor phasa (b) pada teknik hibrid PTS dan CF dibandingkan dengan teknik PTS saja ditunjukkan pada gambar 6. B. 54 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

10 0 10-1 Kurva CCDF PTS dan PTS-CF dengan Variasi Jumlah Vektor Fase PTS b=2 PTS b=4 PTS-CF b=2 PTS-CF b=4 Pr(PAPR>PAPR0) 10-2 10-3 10-4 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 PAPR0/dB Gambar 6. Kinerja Teknik PTS Dan Teknik Hibrid PTS-CF Untuk Jumlah Faktor Phasa Berbeda Dari gambar diatas jumlah faktor phasa, b = 4 menghasilkan nilai CCDF lebih baik untuk teknik PTS maupun teknik hibrid PTS-CF, perbedaan lebih menyolok untuk jumlah faktor phasa, b = 2. 4. Kesimpulan Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa kinerja teknik reduksi PAPR dengan teknik hibrid PTS- CF makin baik dibanding dengan teknik PTS. Nilai CR, jenis partisi subblok dan jumlah faktor phasa yang berbeda tetap membuktikan teknik hibrid PTS-CF lebih baik dari teknik non hibrid, PTS konvensional. 5. Daftar Referensi [1] X. Li and L. J. Cimini, Jr., Effects of clipping and filtering on the performance of OFDM, IEEE Commun. Lett., vol. 2, no. 5, pp. 131 133,May 1998. [2] R. W. Bami, R. F. H. Fischer, and J. B. Huber, Reducing the peak to average power ratio of multicarrier modulation by selective mapping, Electron. Lett., vol. 32, no. 22, pp. 2056 2057, Oct. 1996. [3] S. H. Han and J. H. Lee, Modified selected mapping technique for PAPR reduction of coded OFDM signal, IEEE Trans. Broadcast., vol. 50, no. 3, pp. 335 341, Sep. 2004. [4] C. P. Li, S. H. Wang, and C. L. Wang, Novel low-complexity PTS schemes for PAPR reduction in OFDM systems, IEEE Trans. Signal Process., vol. 58, no. 5, pp. 2916 2921, May 2010. [5] S. H. Muller and J. B. Huber, OFDM with reduced peak-to-average power ratio by optimum combination of partial transmit sequence, Electron. Lett., vol. 33, no. 5, pp. 368 369, Feb. 1997. [6] S. G. Kang, J. G. Kim, and E. K. Joo, A novel subblock partition scheme for partial transmit sequence OFDM, IEEE Trans. Broadcast., vol. 45, no. 3, pp. 333 338, Sep. 1999. [7] L. J. Cimini and N. R. Sollenberger, Peak-to-average power ratio reduction of an OFDM signal using partial transmit sequence, IEEE Commun. Lett., vol. 4, no. 3, pp. 86 88, Mar. 2000. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 55