BAB I PENDAHULUAN. yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Orang yang ingin memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB VI PENUTUP. Kesimpulan. dengan kriteria sangat baik yaitu 58 atau 62% siswa, dan 3) Gandusari Kabupaten Trenggalek.

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

PENERAPAN PEER ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran :

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. 1 Pendidikan merupakan hal yang urgen dalam peradaban manusia. Urgensi pendidikan sebagai pembentukan dan pembudayaan sumber daya manusia menjadi individu-individu yang berkualitas merupakan kebutuhan yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal sejak lama bahkan dari ketika manusia pertama kali lahir hingga berakhirnya kehidupan di bumi. Di berbagai negara, pendidikan berlangsung dengan tidak terlepas dari pengaruh adat dan budaya negaranya masingmasing sehingga menghasilkan ciri khas tersendiri pada sistem pendidikannya tak terkecuali di Indonesia. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya dimana dia hidup. Demi terwujudnya tujuan pendidikan secara nasional tentu dibutuhkan adanya standar pendidikan yang bisa dijadikan sebagai acuan pelaksanaan. 1 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), hal. 2 1

2 Peraturan menteri pendidikan nasional yang terbit pada tahun 2007 yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu standar pendidikan di Indonesia. 2 Berdasarkan standar tersebut, bahwasanya dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional maka ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga negara Indonesia menjadi manusia berkualitas dan proaktif menjawab tantangan zaman. Terkait dengan visi tersebut maka perlu adanya prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan. Salah satu prinsip tersebut yaitu pendidikan sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena pendidikan merupakan proses yang sifatnya kontinyu dan memiliki urgensi yang tinggi maka pendidikan perlu dilaksanakan semaksimal mungkin. Pelaksanaan pendidikan sudah pasti tidak akan berjalan tanpa adanya kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peseta didik terlibat dalam sebuah interaksi dimana sumber belajar merupakan mediumnya. Guru dan peserta didik merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, yang mana guru berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, dan motivator sedangkan peserta didik sebagai objek yang belajar. Dalam suatu pembelajaran juga diperlukan adanya tujuan belajar yang hendak dicapai. Fungsi dari adanya tujuan pembelajaran yaitu memberikan 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 3

3 arah, corak serta indikator ketercapaian tujuan pendidikan secara umum. Guru sebagai individu yang selalu berhadapan langsung dengan peserta didik memiliki peranan penting bagi keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut. Cukup beralasan memang ketika guru atau pendidik dipandang sebagai faktor penentu keberhasilan pembelajaran di samping faktor-faktor lain yang bersifat komplementatif. Sebagai sutradara sekaligus aktor dalam pembelajaran guru harus memiliki kompetensi keguruan yang telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan. 3 Kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, kemampuan menggunakan metode, menggunakan alat peraga/media, mampu menggunakan bahasa yang komunikatif, manajerial kegiatan dalam kelas, memberi feedback, evaluasi dan memotivasi siswa. Seorang tenaga pendidik juga kreatif. Kreatif dalam hal ini adalah kreatif untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang menarik dan berkesan demi tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kegiatan pembelajaran dalam aplikasinya di kelas sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Model pembelajaran menurut Kemp dalam Rusman adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk materi pelajaran tertentu dan kondisi tertentu pula, dapat menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang tidak hanya 3 Etin Solihatin, Cooperative Leraning. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.2

4 efektif tapi juga menarik dan menyenangkan bagi siswa. Suasana belajar yang aktif, kreatif, kondusif, dan menyenangkan, membuat siswa merasa nyaman belajar di dalam kelas dan dapat mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. 4 Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan paham konstrutikvis. 5 Ciri khas model pembelajaran ini adalah kegiatan belajar kelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif. Melalui model belajar secara kelompok maka akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang mulai ada sejak tingkat pendidikan dasar. IPS merupakan integrasi dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan seperti Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. 6 Karena sifatnya yang integratif, materi pelajaran IPS kaya akan topik dan konsep. Meskipun IPS lebih kontekstual dari mata pelajaran lain seperti Matematika, akan tetapi IPS memiliki kesulitan tersendiri ketika guru harus menyampaikannya dalam pembelajaran. Untuk itu, pemilihan model pembelajaran IPS perlu mempertimbangkan efektifitas penerapan model pembelajaran tersebut pada kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran diupayakan mampu mengkondisikan situasi belajar mengajar 4 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran. (Bandung: Wacana Prima, 2007), hal. 91 5 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 30 6 Sapriya, Pendidikan IPS. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal.7

5 yang aktif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Diah selaku guru yang mengampu mata pelajaran IPS kelas V di MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek, beliau mengatakan bahwa selama ini beliau lebih sering menggunakan metode ceramah dan text book dan jarang memakai model pembelajaran tertentu. Hal ini dikarenakan materi IPS yang cenderung banyak, dan menurut beliau akan lebih cepat terselesaikan jika menggunakan metode ceramah dan penugasan-penugasan. 7 Adapun hasil wawancara terlampir. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu dan termotivasi untuk meneliti suatu metode baru yaitu Tebak Kata untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V MI Himmatul Ulum, khususnya pada pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, peneliti sengaja mengangkat judul Penerapan Model Koopertaif Tipe Tebak Kata Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe tebak kata pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek tahun ajaran 2014/2015? 7 Wawancara dan pengamatan pribadi di kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek

6 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek tahun ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe tebak kata pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk meningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek tahun ajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tebak kata. 2. Secara praktis a. Bagi MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

7 pertimbangan bagi guru untuk upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas, terutama dalam hal metode pembelajaran. Bagi kepala madrasah hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam hal proses belajar mengajar. b. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang cara meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam pembelajaran. c. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Sebagai bahan koleksi dan referensi agar dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini adalah Jika Model Kooperatif Tipe Tebak Kata diterapkan pada mata pelajaran IPS pokok bahasan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, maka hasil belajar siswa kelas V MI Himmatul Ulum Gandusari Trenggalek akan meningkat. F. Definisi Istilah 1. Model Kooperatif tipe Tebak Kata adalah model pembelajaran yang menerapkan sistem belajar team yang mana anggota team ada yang berperan sebagai penanya sedangkan anggota lain sebagai penebak.

8 2. Hasil belajar adalah produk yang diperoleh dari proses belajar baik itu berupa angka maupun sikap. 3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah yang merupakan fusi dari beberapa ilmu sosial seperti Sejarah, Geografi, Antropologi, Ekonomi dan Sosiologi. G. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Adapun sistematika dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari: sampul, persetujuan, pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak Bagian inti, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: Bab I: Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui gambaran secara umum dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral untuk pembahasan pada bab-bab selanjutnya, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujauan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai model pembelajaran, tinjauan model pembelajaran kooperatif tipe tebak kata, pembelajaran IPS, media komik, penggunaan model pembelajaran

9 kooperatif tipe tebak kata dengan media komik dalam pelajaran IPS, penelitian tedahulu, hipotesis tindakan, dan kerangka pemikiran. Bab III: Metode Penelitian, terdiri dari: jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan pembahasan yang terdiri dari: paparan data, temuan penelitian, pembahasan temuan penelitian. Bab V: Penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran.