PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

30 Juni 31 Desember

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH ASET LANCAR

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

30 September 31 Desember Catatan

PT GARUDA METALINDO Tbk

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB II LANDASAN TEORI

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

Analisis Aktivitas Pendanaan

ASET Catatan 31 Maret Desember 2012

L2

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT BANK SHINHAN INDONESIA Jl. Hayam Wuruk No , Jakarta 10120

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Desember 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2017

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 30 April 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 November 2016

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

Transkripsi:

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran pembayaran 3. Pengelolaan modal kerja yang buruk 4. Kegagalan memperoleh tingkat penjualan yang memuaskan Sebuah perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan memiliki sejumlah alternatif penyelesaian, antara lain: 1. Tindakan nonyudisial a. Perjanjian restrukturisasi utang b. Manajemen komite kreditor c. Pengalihan aset 2. Tindakan yudisial 3. Penundaan pembayaran 4. Akuntansi permulaan baru (Fresh Start Accounting) 5. Rencana reorganisasi Perjanjian restrukturisasi utang Dapat berupa debitor mengajukan : - Perpanjangan waktu jatuh tempo utang - Meminta penurunan suku bunga utang - Meminta modifikasi persyaratan dalam kontrak utang - Perjanjian komposisi (composition agreement), pihak kreditor bersepakat untuk menerima klaim dengan nilai yang lebih rendah dari nilai pokoknya. Manajemen Komite Kreditor Kreditor menyetujui untuk membantu pihak debitor dalam mengelola pembayaran yang paling efisien terhadap klaim kreditor. Dalam beberapa kasus yang ekstrem, kreditor dapat memutuskan untuk mengambilalih kendali operasi perusahaan debitor.

Pengalihan Aset Beberapa debitor dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti piutang atau instrumen keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang tunai. Debitor dapat melakukan anjak piutang dengan diskonto atau penjualan piutang baik bersyarat (with recourse) atau tanpa syarat (without recourse). Pengalihan aset keuangan dianggap sebagai penjualan hanya jika pihak yang melakukan pengalihan (transferor atau perusahaan debitor) telah menyerahkan kendali atas aset yang dialihkan tersebut. Tindakan Yudisial Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang dilakukan oleh pengadilan niaga dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam UU Kepailitan. UU kepailitan memberikan dua alternatif utama berdasarkan perlindungan pengadilan niaga yaitu: 1. Penundaan pembayaran (suspension of payment) Pihak debitor memperoleh perlindungan yudisial selama periode rehabilitasi, yaitu waktu yang digunakan untuk menghapuskan operasi yang tidak menguntungkan, memperoleh kredit baru, mengembangkan struktur perusahaan yang baru dengan operasi yang berkesinambungan dan melakukan perjanjian dengan pihak kreditor. 2. Pernyataan kebangkrutan dan likuidasi Pernyataan kebangkrutan dan likuidasi seringkali dilakukan oleh seorang trustee yang ditunjuk oleh pengadilan. Penundaan Pembayaran Memungkinkan untuk perlindungan legal dari tindakan kreditor selama periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi perusahaan debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke tingkat yang menguntungkan. 4P reorganisasi yaitu: - Mengajukan petisi (petition) kepada pengadilan niaga - Memperoleh perlindungan (protection) - Rencana reorganisasi (plan of reorganization) - Proses reorganisasi (proceeding)

Akuntansi Permulaan Baru (Fresh Start Accounting) Pelaporan permulaan baru harus digunakan per tanggal konfirmasi rencana reorganisasi jika dua kondisi berikut ini terjadi: 1. Nilai reorgansiasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat sebelum tanggal konfirmasi lebih kecil daripada total seluruh kewajiban dan klaim pascapetisi. 2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum komfirmasi menerima kurang dari 50% saham dengan hak suara dari entitas yang akan muncul. Hal ini menandakan bahwa pemegang saham lama telah kehilangan kendali atas perusahaan yang akan muncul. Akuntansi permulaan baru (fresh start accounting) menghasilkan entitas pelaporan yang baru. Perusahaan diwajibkan untuk menghitung nilai reorgansiasi aset-aset entitas yang baru muncul. Nilai reorganisasi (reorganization value) merupakan nilai wajar entitas sebelum mempertimbangkan kewajiban dan mendekati jumlah yang akan dibayar oleh seorang pembeli aset entitas yang berminat. Rencana Reorganisasi Merupakan rencana terperinci mengenai: 1. Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau likuidasi 2. Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu 3. Revaluasi aset dan kewajiban 4. Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan penerbitan saham baru kepada kreditor atau pihak lainnya. Neraca perusahaan dalam reorganisasi memiliki beberapa sifat khusus, yaitu: 1. Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan dikompromikan. Kewajiban yang akan dikompromikan mencakup utang yang tidak dijamin dan utang lain yang terjadi sebelum perusahaan memasuki tahap reorgansiasi. Kewajiban yang tidak dapat diubah rencana reorganisasi mencakup kewajiban yang dijamin penuh yang terjadi sebelum proses reorgansiasi dan seluruh kewajiban yang terjadi setelah perusahaan memasukan petisi untuk proses reorganisasi.

2. Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang diperbolehkan oleh pengadilan niaga. Jika estimasi yang memadai tidak mungkin dilakukan, maka klaim tersebut harus diungkapkan dalam catatan kaki. Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan khusus sbb: 1. Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan reorganisasi, seperti biaya jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan secara terpisah sebagai pos reorgansiasi pada periode terjadinya. 2. Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses reorganisasi merupakan hasil dari debitor yang tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya dan menginvestasikan sumber daya yang tersedia pada instrumen yang menghasilkan bunga. Pendapatan bunga tersebut harus dilaporkan secara terpisah sebagai pos reorganisasi. 3. Laba perusahaan diungkapkan, namun antisipasi perubahan jumlah lembar saham biasa atau setara saham biasa yang terjadi sebagai akibat proses reorganisasi harus diungkapkan. Laporan arus kas sebuah perusahaan dalam reorganisasi memiliki karakter khusus sbb: 1. Disarankan menggunakan metode langsung untuk menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, namun jika metode tidak langsung yang digunakan, maka perusahaan harus juga mengungkapkan secara terpisah arus kas dari aktivitas operasi yang berkaitan dengan proses reorgansiasi. 2. Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang berasal dari operasi rutin.

Contoh reorganisasi PT A&I Neraca 31 Desember 2011 Aset Kas 2.000.000 Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 Piutang usaha 20.000.000 Penyisihan piutang tidak tertagih (2.000.000) 18.000.000 Persediaan 45.000.000 Asset dibayar dimuka 1.000.000 Jumlah asset lancer 74.000.000 Asset tetap Biaya Akumulasi penyusutan Biaya blm disusutkan Tanah 10.000.000 0 10.000.000 Bangunan 75.000.000 20.000.000 55.000.000 Peralatan 40.000.000 4.000.000 36.000.000 Total 125.000.000 (24.000.000) 101.000.000 101.000.000 Total asset 175.000.000 Kewajiban Utang usaha 26.000.000 Wesel bayar: - Dijaminkan sebagian - Tidak dijaminkan bunga 10% 10.000.000 80.000.000 90.000.000 Akrual bunga 3.000.000 Upah yang masih harus dibayar 14.000.000 Jumlah kewajiban lancar 133.000.000 Utang hipotik 50.000.000 Total kewajiban 183.000.000 Ekuitas pemegang saham Saham istimewa 40.000.000 Saham biasa nominal 1.000 10.000.000 Saldo laba (defisit) (58.000.000) Total ekuitas pemegang saham (8.000.000) Total kewajiban dan ekuitas pemegang saham 175.000.000

Pada tanggal 2 Januari 2012, manajemen PT A&I mengajukan petisi pada pengadilan niaga dalam rangka penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan waktu untuk merehabilitasi perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang menguntungkan. Berikut adalah garis waktu yang menunjukan tanggal-tanggal yang relevan untuk kasus ini: Proses reorganisasi 2 januari 1 juli 31 des 2 januari 1 april 2012 2012 2012 2013 2013 Periode petisi rencana akhir tahun rencana reorganisasi Prapetisi diajukan reorganisasi fiscal reorganisasi selesai diajukan diajukan Sebelum rencana reorganisasi disetujui, PT A&I masih terus beroperasi di bawah perlindungan petisi penundaan yang diberikan. Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang telah disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi. Satu-satunya pembayaran yang disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah pembayaran sebesar Rp 2.000.000 atas utang hipotik. Masalah pelaporan yang paling penting adalah jumlah reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari jumlah operasi lainnya.

Neraca untuk perusahaan dalam proses reorganisasi sbb: PT A&I (berada dibawah penguasaan debitor) Neraca 31 Desember 2012 Aset Kas 40.000.000 Piutang pengambilalihan pajak penghasilan 12.000.000 Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 Piutang usaha 6.000.000 Penyisihan piutang tak tertagih (1.000.000) 5.000.000 Persediaan 37.000.000 Jumlah asset lancer 102.000.000 Asset tetap 104.000.000 Akumulasi penyusutan (26.000.000) 78.000.000 Total asset 180.000.000 Kewajiban Kewajiban yang tidak dikompromikan: - Kewajiban lancer (pascapetisi) : Pinjaman jangka pendek Utang usaha - Kewajiban tidak lancer : Utang hipotik, dijamin penuh 15.000.000 10.000.000 48.000.000 Total kewajiban yang tidak dikompromikan 73.000.000 Kewajiban yang dikompromikan: - Utang usaha 28.000.000 - Wesel bayar, sebagian dijaminkan 10.000.000 - Wesel bayar tidak dijaminkan 80.000.000 - Akrual bunga 3.000.000 - Upah yang masih harus dibayar 14.000.000 Total kewajiban yang dikompromikan 133.000.000 Total kewajiban 206.000.000 Ekuitas pemegang saham: - Saham istimewa - Saham biasa, nominal 1.000 - Saldo laba (deficit) Total ekuitas pemegang saham 40.000.000 10.000.000 (76.000.000) (26.000.000) Total kewajiban dan ekuitas pemegang saham 180.000.000

Laporan laba rugi perusahaan dalam proses reorganisasi Pendapatan PT A&I (berada di bawah penguasaan debitor) Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 Penjualan 120.000.000 Biaya dan beban: - Beban harga pokok penjualan - Beban penjualan, operasi dan administrasi - Beban bunga (bunga kontraktual 6.000.000) 110.000.000 21.000.000 3.000.000 134.000.000 Kerugian sebelum pos reorganisasi dan manfaat PPh (14.000.000) Kerugian penghapusan asset (10.000.000) Imbalan jasa professional (8.000.000) Bunga yg dihasilkan dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran 2.000.000 Total pos reorganisasi 16.000.000 Kerugian sebelum manfaat PPh (30.000.000) Manfaat PPh 12.000.000 Kerugian bersih (18.000.000) Laporan Arus kas untuk perusahaan dalam proses reorganisasi Arus kas yang diperoleh dari kegiatan operasi : - Kas yang diterima dari pelanggan - Kas yang dibayar ke supplier dan karyawan - Bunga dibayar PT A&I (berada di bawah penguasaan debitor) Laporan arus kas Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 133.000.000 (109.000.000) (3.000.000) Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi sebelum pos reorganisasi 21.000.000 Arus kas operasi yang digunakan oleh kegiatan reorganisasi: - Imbalan jasa professional - Bunga yang diterima dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran (8.000.000) 2.000.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan reorganisasi (6.000.000) Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi dan reorganisasi 15.000.000 Arus kas yang diperoleh dari kegiatan investasi : - Hasil yang diperoleh dari penjualan asset akibat penundaan pembayaran 10.000.000 Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi 10.000.000

Arus kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan: - Pinjaman bersih berdasarkan rencana pendanaan jangka pendek 15.000.000 - Imbalan jasa profesional (2.000.000) Bunga yang dihasilkan dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran 13.000.000 Pertambahan bersih kas 38.000.000 Kas pada 1 Januari 2012 2.000.000 Kas pada 31 Desember 2012 40.000.000 Pada 2 Januari 2012 pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi sebagai berikut: PT A&I Rencana Reorganisasi Berdasarkan Undang-undang Kepailitan tentang Penundaan Pembayaran Diajukan pada tanggal 1 Juli 2012 a. Utang usaha sebesar Rp 26.000.000 diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 6.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp 4.000.000 akan dibayar secara tunai, (3) sebanyak Rp 12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan (4) utang sebesar Rp 4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan. b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp 10.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 2.000.000 akan dibayar secara tunai, dan (2) sisanya sebesar Rp 8.000.000 akan ditukar menjadi utang prioritas yang dijamin dengan peralatan. c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp 80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp 14.000.000 akan dibayarkan tunai, (3) sebanyak Rp 49.000.000 akan ditukarkan menajdi utang prioritas yang dijamin dengan agunan terhadap aset tetap, dan (4) sebanyak Rp 5.000.000 akan ditukar dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan. d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar Rp 1.000.000 akan dibayar tunai. e. Beban upah yang masih harus dibayar Rp 14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 12.000.000 akan dibayar tunai dan (2) sisanya sebesar Rp 2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan. f. Pemegang saham istimewa akan menerima 80.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang mereka miliki.

g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang mereka miliki sekarang. Setelah analisis yang lengkap, nilai reorganisasi sebesar Rp 195.000.000 ditetapkan untuk asset PT A&I. untuk menentukan kondisi pertama bagi PT A&I, perbandingan dibuat pada tanggal saat rencana reorganisasi disetujui. Kewajiban pascapetisi 73.000.000 Kewajiban yang ditangguhkan karena penundaan pembayaran 133.000.000 Jumlah kewajiban pascapetisi dan klaim yang diperbolehkan 206.000.000 Nilai reorganisasi (195.000.000) Kelebihan kewajiban dari nilai reorganisasi 11.000.000 Pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk memiliki hanya 5% dari saham biasa entitas yang akan muncul. Setelah mempelajari dengan seksama perusahaan dengan resiko yang setara, potensi laba perusahaan yang akan timbul, dan nilai sekarang arus kas masa depan, maka srtuktur modal perusahaan yang akan timbul ditentukan sebagai berikut: Kewajiban pascapetisi 25.000.000 Utang hipotik pascapetisi 48.000.000 Utang senior 57.000.000 Utang subordinasi 12.000.000 Saham biasa (baru) 20.000.000 Total struktur modal pascapetisi 162.000.000 Modal pascareorganisasi sebesar Rp 162.000.000 merupakan nilai reorganisasi sebesar Rp 195.000.000 dikurangi dengan Rp 33.000.000 yang dibayarkan untuk kewajiban prapetisi sebagai bagian dari rencana reorganisasi.

PT A&I membuat jurnal untuk pelaksanaan rencana reorganisasi sebagai berikut: 1. Mencatat restrukturisasi utang dan penyesuaian keuntungan dari pembebasan utang. 1 Januari 1 April 2014 Kewajiban yang dikompromikan 133.000.000 Kas 33.000.000 Utang prioritas 57.000.000 Utang subordinasi 12.000.000 Saham biasa (baru) 11.000.000 Keuntungan pembebasan utang 20.000.000 2. Mencatat pertukaran saham dengan saham. 1 Januari 1 April 2014 Saham istimewa 40.000.000 Saham biasa (lama) 10.000.000 Saham biasa (baru) 9.000.000 Agio saham 41.000.000 3. Mencatat penyesuaian permulaan baru dari nilai yang ditetapkan atas asset entitas yang baru muncul dan penghapusan saldo laba yang ada atau defisit. 1 April 2014 Efek yang dapat dipasarkan 2.000.000 Asset tetap 7.000.000 Klbhan nilai reorganisasi atas jmlh yn dialokasikan thdp aset yg dpt didentifikasi 10.000.000 keuntungan pembebasan utang 20.000.000 Agio saham 41.000.000 Persediaan 4.000.000 Saldo laba defisit 76.000.000