BAB I PENDAHULUAN. membawa misi rahmatan lil alamin, untuk mewujudkan keselamatan hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

. Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam diturunkan ke dunia adalah sebagai rahmatan lil alamin.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan secara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan aspek-aspek perilaku lainya kepada generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas merupakan faktor utama dalam mendukung suksesnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam diturunkan kepada seluruh manusia melalui Rasulullah saw membawa misi rahmatan lil alamin, untuk mewujudkan keselamatan hidup yang berdimensi total yaitu bahagia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai hal ini, agama Islam memiliki beberapa tujuan, yaitu menjaga agama (hifzh al-din), menjaga akal (hifzh al-aql), menjaga jiwa (hifzh al-nafs), menjaga keturunan (hifzh al-nasl) dan menjaga harta (hifzh al-mal). 1 Semua hal yang dijaga oleh Islam ini merupakan hal-hal yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan. Agama penting agar manusia memiliki pedoman hidup dan dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Akal penting untuk memikirkan segala sesuatu, baik dan buruk. Jiwa penting karena ia menandai hidup itu sendiri, sehingga tidak gampang melakukan penganiayaan, kezaliman dan pembunuhan. Keturunan penting untuk melanjutkan hidup manusia dari satu generasi ke generasi lainnya. Harta juga penting untuk memenuhi kebutuhan fisik material, khususnya berkaitan dengan pangan, sandang, tempat tinggal, biaya pengobatan, pendidikan dan seterusnya. Agar hal-hal mendasar ini terjaga dengan baik, maka diperlukan ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan hal ini ajaran Islam sangat mengutamakan 1 Sayyid Sabiq, Fiqh al-sunnah, Jilid I, (Beirut: Dar al-fikr, 1403 H), h. 10.

2 kepada penganutnya untuk menuntut ilmu agama, sebab dengan ilmu agama itu manusia dapat saling mendidik dan mengajar sesamanya, mengetahui mana yang baik dan yang buruk, dan pada gilirannya hidup manusia akan menjadi mulia. Allah swt berfirman dalam Alquran surah at-taubah ayat 122: Ayat di atas menerangkan bahwa di tengah masyarakat harus ada sekelompok orang yang pergi atau berusaha untuk menuntut ilmu agama, kemudian setelah itu ilmu agama tersebut harus diajarkan kembali ke tengah masyarakat. Kemudian dalam surah al-mujadilah ayat 11 dinyatakan: Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan kedudukan yang mulia dalam pandangan Allah swt, dan tentunya juga dalam pandangan manusia. Oleh karena itu antara iman dan ilmu harus diintegrasikan melalui pendidikan Islam.

3 Ilmu pengetahuan bersumber dari pendidikan, baik pendidikan dalam arti umum maupun pendidikan Islam pada khususnya. Dalam salah satu rumusan Seminar Pendidikan Islam se Indonesia tahun 1960, dinyatakan bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani, dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. 2 Melihat rumusan di atas jelas pendidikan Islam merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam. Artinya melaksanakan pendidikan Islam bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat Islam semuanya juga harus terlibat dan ikut bertanggung jawab. Hal ini telah pula disadari oleh para ulama di masa lalu. Oleh karena itu jauh sebelum masa kemerdekaan, sejumlah organisasi Islam telah aktif mendirikan dan mengembangkan pendidikan. Organisasi Muhammadiyah (1912) mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Muallimin/Muallimat, Muballighin/Muballighat dan Madrasah Diniyah, diikuti organisasi lainnya seperti NU, al-irsyad, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Jamiah al-washliyah, dll. NU yang berdiri tahun 1926 aktif mendirikan Madrasah Awaliyah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Mu allimin Wustha, Muallimin Ulya, dll. 3 15. 2 Ibid., h. 14. 3 Abdurahman Shaleh, Penyelenggaraan Madrasah, (Jakarta: Dharma Bakti, 1982), h.

4 Di antara ciri khas sekolah atau madrasah swasta adalah diberikannya wewenang yang luas kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan. Pada setiap peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, selalu diberikan kesempatan pihak swasta (masyarakat) untuk berpartisipasi, sebab masyarakat juga memiliki tangung jawab, kemampuan dan potensi besar dalam menyelenggarakan pendidikan. Seiring dengan era otonomi daerah dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka daerah diberi kewenangan yang lebih luas dalam menata dirinya sendiri, termasuk pula di bidang pendidikan (desentralisasi pendidikan). Masyarakat tidak saja sebatas dimintakan peran sertanya dalam kontribusi pendanaan saja, tapi sampai kepada pembaharuan kurikulum, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), evaluasi dan sebagainya juga disertakan, di samping di segi pendanaan dan pengelolaannya. Dalam konteks pemberian kewenangan dan peran serta yang lebih besar dalam pengelolaan pendidikan inilah dikenal istilah manajemen pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Pendidikan berbasis masyarakat ini dapat dirumuskan sebagai pendidikan yang sebagian besar keputusan-keputusannya dibuat oleh masyarakat (education in which a high proportion of decisions are made by community). 4 4 Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), h. 173.

5 Di dalam manajemen pendidikan berbasis masyarakat dijalin kerjasama yang erat antara sekolah dengan masyarakat, yang bermuara pada terwujudnya masyarakat pendidikan dan kualitas pendidikan yang dikehendaki. Kerjasama dilakukan dengan melibatkan keluarga (orang tua), sekolah (guru dan administrasi sekolah) dan kalangan masyarakat, merupakan cara yang efektif untuk membentuk kerjasama masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan, atau biasa dikenal dengan masyarakat pendidikan. Masyarakat pendidikan mengutamakan terbentuknya kerjasama yang bersifat kolaboratif di mana hasrat bersama yang dirumuskan dalam tujuan dasar masyarakat pendidikan mendasari semua kegiatan yang dilakukan semua komponen masyarakat bekerjasama, membagi sumber daya, kekuatan dan otoritas untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai secara perorangan. Sekarang ini tantangan yang dihadapi oleh sekolah/madrasah swasta semakin berat. Tidak sedikit sekolah/madrasah swasta yang tutup atau terbelakang perkembangannya karena ketiadaan atau kekurangan murid atau kalah bersaing dengan sekolah-sekolah negeri. Walaupun biaya pendidikan di sekolah-sekolah swasta banyak yang lebih murah daripada di sekolah-sekolah negeri, tetap saja sekolah-sekolah negeri lebih diminati oleh masyarakat dan karenanya lebih berkembang. Seharusnya masyarakat juga terdorong untuk membesarkan sekolah-sekolah swasta agar tidak kalah bahkan lebih maju daripada sekolah negeri.

6 Di Kabupaten Banjar terdapat sejumlah sekolah/madrasah swasta yang masih bertahan dan dapat berkembang di tengah persaingan. Salah satu di antaranya adalah Madrasah Tsanawiyah Raudhatus Syubban yang terletak di Jalan Veteran Km 6 Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Jumlah siswanya lebih dari 400 orang. Lembaga pendidikan Islam ini bernaung dan dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam Manbaul Khairiyah. Usia madrasah ini sudah cukup lama, yakni sekitar 27 tahun sejak didirikan tahun 1983, dan sudah banyak sekali menghasilkan lulusan. Berdasarkan penjajakan awal diketahui bahwa Lembaga Pendidikan Islam Raudhatus Syubban dapat bertahan dan berkembang hingga sekarang karena ada beberapa ciri khas yang cukup menonjol yaitu pendidikan agamanya yang cukup banyak baik intra kurikuler maupun ekstra kurikuler, diutamakannya pendidikan akhlak, serta didukung oleh komitmen pengurus yayasan dan partisipasi masyarakat sekitarnya. Pihak madrasah juga berhasil menjalin kerjasama dengan masyarakat. Beberapa bentuk jalinan kerjasama ini adalah melalui: a) Komite Madrasah dengan memanfaatkan kegiatan pertemuan sekolah dan orangtua saat penerimaan siswa baru, pembagian rapor, kenaikan kelas dan peringatan hari-hari besar Islam; b) Adanya Guru Kunjung, yaitu Kepala sekolah dan Guru yang aktif mengunjungi siswa diminta atau tidak diminta, baik untuk menangani siswa yang bermasalah maupun untuk mengembangkan prestasi siswa; c) Adanya kelompok belajar siswa yang domisilinya berdekatan di bawah bimbingan guru, di mana sekelompok siswa disuruh membentuk kelompok-

7 kelompok belajar, kemudian guru mata pelajaran memberikan bimbingan agar siswa lebih menguasai mata pelajaran. Dengan adanya kerjasama ini sebagian besar masyarakat tetap memasukkan anak-anaknya ke madrasah ini dan memberikan dukungan material dan finansial sesuai dengan kemampuan masingmasing. Lembaga pendidikan yang dipimpin oleh Drs. H. Muhammad Idris (almarhum) ini juga dapat menjalankan manajemen pendidikan yang cukup baik, sehingga cukup dipercayai oleh masyarakat, baik di segi manajemen kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, keuangan maupun hubungan dengan masyarakat. Banyaknya lulusan yang bersedia mengabdi secara sukarela di almamaternya, juga ikut mendorong eksistensi dan kelangsungan hidup lembaga pendidikan Islam yang satu ini. Meskipun demikian, lembaga pendidikan ini juga menghadapi masalah dan tantangan yang cukup berat. Keterbatasan sarana dan prasarana, keuangan, tenaga pengajar yang profesional, serta persaingan yang semakin ketat dengan sekolah-sekolah lain membutuhkan perhatian tersendiri. Kenyataan ini kiranya perlu untuk diteliti lebih jauh agar bisa dijadikan bahan masukan dalam pengelolaan pendidikan Islam swasta ke arah yang lebih baik. Untuk mengkaji masalah ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan dijadikan bahan untuk menyusun skripsi yang berjudul: SURVIVALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RAUDHATUS SYUBBAN SUNGAI LULUT KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR.

8 Untuk memperjelas maksud judul di atas, ditegaskan sebagai berikut: 1. Survivalitas, dari bahasa Inggris dengan kata dasar survive, survival, artinya kelangsungan hidup, atau perjuangan untuk bertahan hidup. 5 Survivalitas yang dimaksudkan di sini adalah perjalanan hidup, keberlangsungan, usaha-usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup lembaga pendidikan Islam, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup lembaga pendidikan Islam tersebut. 2. Lembaga pendidikan Islam, maksudnya adalah madrasah-madrasah yang berada di bawah pengelolaan yayasan Manbaul Khairiyah, meliputi TK al-kahutsar, TK al-khairiyah, Madrasah Ibtidaiyah Raudhatus Syibyan dan Madrasah Tsanawiyah Raudhatus Syubban. Untuk memudahkan dalam penelitian, di sini hanya diteliti satu madrasah saja, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raudhatus Syubban. 3. Raudhatus Syubban, adalah nama madrasah tingkat tsanawiyah yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Manbaul Khairiyah yang sudah berbadan hukum, yang diberi wewenang oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan Islam di lingkungannya. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian ini adalah meneliti tentang kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban Sungai Lulut yang mencakup sejarah perjalanan hidupnya, keberlangsungan hidupnya, 1984), h. 571. 5 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

9 tantangan/masalahnya, usaha-usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban sebagai lembaga pendidikan Islam tersebut, baik faktor internal (pengurus yayasan, kepala sekolah dan guru) maupun eksternal (dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah). B. Perumusan Masalah Pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban tersebut? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup MTs Raudhatus Syubban Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

10 D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan peneliti dan menjadi masukan berharga bagi para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan pada MTs Raudatus Syubban Lebih rincinya kegunaan yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini di bagi dua, sebagai berikut : 1. Dimensi teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi keilmuan di bidang pendidikan khususnya berkaitan dengan usaha-usaha mempertahankan kelangsungan hidup sebuah lembaga pendidikan swasta. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan penambah data dan informasi ilmiah guna mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan pendidikan di daerah yang dikelola oleh swasta/organisasi atau masyarakat Islam. 2. Dimensi praktis Kegunaan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan-bahan masukan bagi Yayasan Pendidikan Islam Raudhatus Syubban, kepala madrasah dan guru-guru dalam rangka meningkatkan pendidikan pada MTs Raudhatus Syubban, sehingga dapat terus bertahan dan berkembang. b. Sebagai bahan masukan bagi para orang tua murid, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan dan semua pihak yang terkait dengan pendidikan untuk berupaya meningkatkan partisipasi dan

11 kontribusinya untuk kelangsungan hidup dan perkembangan madrasah dimaksud di tengah masyarakat. c. Sebagai penambah khazanah kepustakaan pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin dan bahan bacaan bagi pihak yang memerlukannya. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, terdiri dari: Bab I. Pendahuluan, mengemukakan Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penulisan Bab II. Tinjauan tentang Kelangsungan Hidup Lembaga Pendidikan Islam, menguraikan Pengertian Kelangsungan Hidup Lembaga Pendidikan Islam, Keberadaan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam, Usaha Menjaga Kelangsungan Hidup Lembaga Pendidikan Islam, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Lembaga Pendidikan Islam. Bab III. Metodologi Penelitian, mencakup Jenis dan Lokasi Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data, Prosedur Penelitian. Bab IV. Laporan Hasil Penelitian berisi Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data dan Analisis Data. Bab V. Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran-saran

12

13

14

15 PEDOMAN WAWANCARA A. Gambaran umum lokasi penelitian: 1. Bagaimana sejarah berdirinya lembaga pendidikan Islam Raudhatus Subban? 2. Bagaimana keadaan dan berapa jumlah guru dan siswa sekarang? 3. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana sekolah 4. Apa saja lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Raudhatus Subban? 5. Bagaimana hubungan antar lembaga? B. Kelangsungan hidup MTs Raudhatus Subban 1. Bagaimana perjalanan lembaga pendidikan ini dari periode ke periode? 2. Bagaimana keadaan pengurus organisasi/yayasan, apakah sudah berbadan hukum, dan apakah selalu dperbaharui secara periodik? 3. Bagaimana keberadaan gedung sekolah, sarana dan prasarana 4. Dari mana sumber keuangannya? 5. Apa ciri khas madrasah-madrasah di lingkungan Raudhatus Subbhan? 6. Bagaimana hubungan dengan masyarakat? 7. Apa keunggulannya sehingga masih bertahan hingga sekarang dan diminati masyarakat? 8. Sudah berapa banyak lulusannya? 9. Apakah ada alumni yang mengabdi di sekolah? C. Usaha-usaha MTs Raudhatus Subban dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya: 1. Bagaimana usaha pihak yayasan untuk mempertahankan sekolah? 2. Apa saja usaha kepala sekolah 3. Apa saja usaha dewan guru 4. Bagaimana keadaan komite sekolah 5. Apa saja usaha komite sekolah/madrasah D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup MTs Raudhatus Subban: 1. Bagaimana faktor internal: pengabdian pengurus yayasan, kepala sekolah dan guru-guru, apa yang mendukung dan apa yang menghambat? 2. Bagaimana faktor eksternal: dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, apa yang mendukung dan apa yang menghambat?

16