BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Kesuksesan dalam pembangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dibidang ekonomi, tetapi juga kualitas sumber daya yang menjalankan proses pembangunan tersebut. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. Perkembangan teknologi yang serba canggih, membawa manusia pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenannya perlu kesiapan menghadapinya. Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat mengantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi dan mengantisipasi hal tersebut. Perkembangan dunia pendidikan terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan peserta didik. Memasuki era global, dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini dan masa yang akan datang masih menghadapi persaingan yang semakin berat serta kompleks. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dalam produk pelayanan, maupun dalam penyiapan sumber daya manusia. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan 1

memiliki daya saing perlu didukung oleh suatu system pendidikan nasional yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Kementrian Pendidikan Nasional, yaitu insan cerdas kompetitif. Cerdas tidak hanya dalam artian cerdas secara intelektual saja, tetapi juga cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial dan cerdas jasmani. Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter masyarakat yang beradab, masyarakat yang tampil dengan wajah kemanusiaan dan pemanusiaan yang normal. Dengan kata lain, pendidikan adalah moralisasi masyarakat, terutama peserta didik. Menurut Prof. Schoorl, 1982 oleh Cipta Mahardika dalam kompasiana.com, Berpendapat bahwa praktikpraktik pendidikan merupakan wahana terbaik dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan derajat moralitas tinggi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (pasal 1 angka 1 UU No 20 Tahun 2003). Di dalam Bab II Pasal 3 UU Sisdiknas juga dituliskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 2

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penetapan tujuan pendidikan tersebut begitu sangat penting, sebab kemajuan suatu bangsa senantiasa terkait dengan persoalan moral atau karakter bangsa. Saat ini sepertinya pengertian dan pendidikan tentang moral seperti tenggelam dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi yang semakin canggih. Siswa sekolah menjadi suka melakukan hal-hal yang tidak bermoral seperti, tawuran, seks bebas, narkotika, melanggar peraturan sekolah dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh siswa khususnya usia remaja pada tingkatan pendidikan SMA. Ada tiga hal penting yang memiliki peran dalam membangun pendidikan moral menurut Rayan (2005:12). Pertama, pada lingkup terkecil, yakni keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak dan sudah pasti memiliki pengaruh besar dalam proses pembentukan karakter. Dalam ajaran Islam disebutkan, keluarga bertanggung jawab atas pendidikan moral dan karakter. Kedua, pada lingkup yang lebih luas, yakni kaum pendidik, serta cendekiawan juga sangat berperan dalam membangun pendidikan karakter. Mereka adalah cermin bagi masyarakat. Apa yang mereka lakukan sejatinya akan cenderung ditiru dan dipraktikkan oleh masyarakat. Keteladanan dan sikap etis harus selalu dipraktikkan bagi mereka, apalagi bagi para kaum pendidik. Ketiga, yakni masyarakat atau negara, yang bertanggung jawab atas pembinaan moral. 3

Manusia yang cerdas, terlatih dan terampil tentu akan dapat meningkatkan kualitas hidupnya dalam melengsungkan kehidupannya. Pendidikan dipandang sebagai salah satu investasi yang dapat dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pemerintah pun telah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat dan telah melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan manusia yang cerdas karena hal ini tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa tentu tidak hanya menyangkut aspek intelektual saja tetapi juga menanamkan karakter kepribadian yang baik pula. Yang berarti pendidikan itu bukan hanya pada aspek kecerdasan otak melainkan juga pada aspek moral, karena jika tidak maka merupakan ancaman mara bahaya kepada masyarakat karena karakter anak tidak terbentuk secara baik dalam masa sekolahnya. Pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru, sebab melalui gurulah ilmu itu diberikan. Maka dari itu, peran guru juga merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan segala aktivitasnnya. Sehingga muncul istilah dalam pameo tempo dulu yaitu guru adalah sosok orang yang senantiasa digugu dan ditiru ditaati perintahnya dan ditiru perilakunya. Sugesti perilaku guru begitu besar di mata anak didiknya, 4

bila guru berbuat benar maka anak didiknya pun akan berbuat hal yang sama begitu juga sebaliknya. Peran strategis guru dalam segala aspek, membuat guru sebagai sosok teladan yang baik bagi peserta didiknya. Segala perilaku guru menjadi panutan bagi kehidupan anak didiknya. Guru menjadi sentral teladan bagi peserta didiknya sehingga tak ada hal sekecil apapun yang luput dari pengamatan, penilaian, dan peniruan peserta didiknya. Karena itu, apabila ada perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang remaja, maka hal tersebut akan dikaitkan dengan guru atau orang tuanya. Dan yang menjadi sasaran utama adalah guru PKn atau guru agama. Karena dari bidang studi tersebut, banyak mengajarkan mengenai pendidikan nilai yang harus mendominan dalam karakter seorang anak. Namun bertolak belakang dengan fakta terbaru yaitu pada akhir tahun 2012 terjadi tawuran antar pelajar pada SMAN 6 dan SMAN 70 Bulungan Jakarta Selatan, yang menewaskan seorang korban jiwa dari SMAN 6. Selain fakta tersebut, terdapat fakta lapangan pada Tata Tertib SMA Tamansiswa Malang semester genap tahun ajaran 2011/2012 setiap harinya sering sekali terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, diantaranya pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, seperti terlambat datang ke sekolah, jarang mengerjakan tugas, bolos sekolah, tidak mengenakan atribut sekolah, sehingga diperoleh akumulasi data 40 siswa yang melakukan pelanggaran. Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, penulis ingin menyoroti khususnya pada pendidikan karakter di sekolah yang berikan oleh guru bidang 5

studi PKn. Maka dari uraian tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui tentang peran guru bidang studi PKn terhadap pendidikan karakter pada peserta didik di SMA Tamansiswa Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dirumuskan pada: 1. Bagaimana peran guru bidang studi PKn dalam pelaksanaan pendidikan karakter peserta didik pada SMA Tamansiswa Malang? 2. Bagaimana peran guru bidang studi PKn SMA Tamansiswa Malang dalam membentuk karakter peserta didik? 3. Apakah faktor pendukung dan kendala pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Tamansiswa Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran secara garis besar mengenai fenomena yang terjadi, yaitu: 1. Untuk mengetahui peran guru bidang studi PKn dalam pelaksanaan pendidikan karekter peserta didik pada SMA Tamansiswa Malang. 6

2. Untuk mengetahui peran guru bidang studi PKn SMA Tamansiswa Malang dalam membentuk karakter peserta didiknya melalui pendidikan karakter. 3. Untuk mengetahui factor pendukung dan kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Tamansiswa Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan acuan terhadap penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sama maupun masalah yang lain pada sekolah-sekolah lain. b. Penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada pendidikan karakter. c. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang penyimpangan-penyimpangan seperti apa yang terjadi di kalangan remaja sehingga mampu mengantisipasi sebelum terjadinya penyimpangan moral. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, penelitian ini berguna untuk: - Menganalisa maupun mengevaluasi sejauh mana pendidikan karakter dapat mempengaruhi moral peserta didik. - Mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk perbaikan mengenai pemberian pendidikan karakter kepada para peserta didik. 7

b. Bagi Guru, penelitian ini berguna sebagai landasan untuk memberikan masukan dalam upaya pembelajaran pendidikan moral terhadap para siswa, sehingga tidak terjerumus terhadap pergaulan yang keliru. c. Bagi peserta didik, penelitian ini berguna untuk: - Sebagai motivasi untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan peraturan tata tertib yang berlaku di sekolah. - Mengajarkan pada siswa tentang pendidikan moral yang benar agar bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. d. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya, serta mengetahui sejauh mana peran guru bidang studi terhadap moral peserta didiknya. Dan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Civic Hukum. E. Batasan Penelitian Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dan keefektifan penelitian, maka peneliti membatasi penelitian agar tidak menyimpang dari pokok bahasan. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Peran guru bidang studi PKn terhadap pendidikan karakter peserta didik pada SMA Tamansiswa Malang. 2. Pelaksanaan pendidikan karakter oleh guru bidang studi PKn di SMA Tamansiswa Malang. 3. Faktor pendukung dan kendala terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Tamansiswa Mala 8

F. Penegasan Istilah Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengimplementasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 Angka 1 UU No. 15 Tahun 2005). Selain itu guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Kusnandar, 2010:54) 2. Bidang studi PKn adalah mata pelajaran yang mengajarkan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yang harus di ajarkan pada sekolah dasar atau sekolah lanjutan. (W.J.S Poerwadarminta) 3. Pendidikan Karakter adalah perbuatan untuk mengajarkan mengenai akhlak atau budi pekerti. (W.J.S Poerwadarminta) 4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. (Pasal 1 angka 4 UU No. 20 Tahun 2003) 9