BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan saat ini dihadapkan pada suatu percepatan perubahan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di bidang usaha saat ini semakin kompetitif sehingga

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan merupakan salah satu anak. perusahaan dari The Coca-Cola Company yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang memadai. Karyawan dapat menghasilkan kontribusi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan wadah interaksi antara berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Keberasilan suatu perusahaan dalam menjalankan

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Berikut tabel nilai ulangan terakhir siswa dengan KKM = 80. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas X Sos 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi pihak manajemen, serta tuntutan terhadap efektivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIOTESIS Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di abad 21 merupakan perpaduan antara resolusi di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. arah tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peranan manusia sebagai tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang mutlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian M.Anas Hendrawan, 2014 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai

PENGARUH ANTARA DIMENSI-DIMENSI EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan atau diproduksi. Dalam hal ini, perlu dikembangkan pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis sangatlah ketat, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya kemampuan seseorang diantaranya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan studi di universitas. Pada saat menjalani studi, mahasiswa diharapkan

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi globalisasi semua perusahaan akan. menghadapi tantangan yang semakin berat dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Setiap kegiatan yang dilakukan suatu organisasi tentu membutuhkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB t PENDAHULUAN. Krisis ekonomi telah membuat ekonomi Indonesia mengalami kemunduran

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor (BB-Pascapanen) sebagai institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong organisasi kearah pencapaian tujuan ( Sofyandi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perusahaan di dalam menggelolah usaha diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda, antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak perusahaan saat ini dihadapkan pada suatu percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Percepatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut jika dimanfaatkan tentunya akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk tetap tumbuh dan berkembang, dan diharapkan juga dapat memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Keinginan perusahaan untuk dapat terus bertahan dan berkembang adalah merupakan hal yang wajar. Disisi lain, perusahaan yang akan melakukan perubahan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru tentu juga harus diiringi dengan pembaharuan kompetensi karyawan, baik itu secara teknis ataupun non-teknis Untuk sukses memenangkan persaingan dan terus berkelanjutan, perusahaan sangat bergantung pada bagaimana pengembangan dan mengintegrasikan teknologi atau pengetahuan terbaru tersebut dalam proses penyusunan strategi bisnis perusahaannya. Oleh karena percepatan perubahan tersebut terus berlangsung maka perusahaan juga harus selalu memperbaharui sumber daya miliknya, salah satunya adalah sumber daya manusia yang merupakan operator dalam mengimplementasikan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Pembaharuan sumber daya manusia yang dimaksud bukanlah mutlak dengan mengganti atau merekrut karyawan baru, namun dapat juga dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Banyak perusahaan saat ini menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan untuk karyawannya 1 dengan harapan setelah melalui pelatihan tersebut para karyawan akan dapat memberi kontribusi bagi kesuksesan perusahaan. Sebagai contoh adalah PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation yang beranggapan bahwa pelatihan itu penting untuk diselenggarakan karena tujuan atau outcome dari pelatihan itu sendiri adalah memberi pembekalan pada karyawan yang tidak hanya mengenai wacana namun juga keterampilan. Melalui keterampilan tersebut diharapkan kinerja karyawan akan lebih baik sehingga akan akan mampu mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. PT Coca-Cola Indonesia Bottling Northern Sumatra Operation merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi berbagai jenis minuman ringan untuk memenuhi kebutuhan pasar wilayah Sumatra Utara, Aceh dan Batam. Dengan jenis produk minuman ringan dalam kemasan kaleng dan botol seperti coca cola, seprite, fanta, fresh tea dan isotonic. Saat ini banyak perusahaan memproduksi minuman ringan yang juga dipasarkan di wilayah yang sama dengan wilayah pemasaran PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. Hal ini tentunya secara langsung merupakan perusahaan pesaing dan sekaligus ancaman bagi PT Coca-Cola Bottling Indonesia

Northern Sumatra Operation. Salah satu perusahaan yang mejadi pesaing adalah PT Sinar Sosro yang memproduksi minuman ringan yang hampir sejenis. Selain mengadakan berbagai pelatihan, PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation juga menerapkan konsep-konsep dari kecerdasan emosional sebagai upaya peningkatan kinerja karyawan. Karena melalui beberapa literatur dan penelitian dibuktikan bahwa kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) merupakan salah satu faktor yang juga secara nyata mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Memasuki abad 21, paradigma lama tentang anggapan bahwa Intelligence Quotient ( IQ) sebagai satu-satunya tolok ukur kecerdasan, yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan dan kesuksesan kinerja Sumber Daya Manusia, digugurkan oleh munculnya konsep atau paradigma kecerdasan lain yang ikut menentukan terhadap kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Banyak penelitian menyimpulkan bahwa kinerja seseorang lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional jika dibandingkan dengan IQ yang dimilikinya. Melalui banyak penelitian juga dikatakan bahwa kecerdasan emosional akan terus mengalami perkembangan sejalan dengan bertambahnya umur seseorang. Berbeda dengan IQ yang akan mengalami penurunan atau menjadi lambat dalam proses pembelajaran ketika memasuki umur 25 tahun. PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation tidak hanya membutuhkan karyawan yang memiliki kompetensi dibidang produksi atau hard skill saja, namun juga membutuhkan suatu keterampilan bagaimana dapat memasarkan

produk-produk yang telah diproduksi. Keterampilan berkomunikasi, bersosialisasi, membina hubungan dan lain-lain atau yang sering diistilahkan dengan soft skill akan sangat berperan ketika terjadi proses pemasaran produk kepada pelanggan. Keterampilan soft skill ini merupakan salah satu bentuk aplikasi dari kecerdasan emosional, dan seorang karyawan yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah tentunya akan mengalami kesulitan ketika harus ditempatkan di bagian pamasaran dimana harus selalu berinteraksi dengan pelanggan. Namun demikian melalui pelatihan-pelatihan yang dirancang dengan baik, kecerdasan emosional seorang karyawan tentunya akan dapat terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation melakukan langkah-langkah pembenahan bagi seluruh sumber daya yang ada, salah satunya adalah sumber daya manusia atau karyawan. Suatu program terstruktur namun fleksibel dan tentunya untuk jangka waktu panjang dirancang perusahaan dalam upaya menciptakan karyawan handal yang memiliki kompetensi dan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi dalam persaingan yang semakin kompetitif. Perusahaan beranggapan bahwa hal ini merupakan isu strategis yang harus direalisasikan jika ingin sukses, karena implikasi dari lingkungan yang dengan cepat berubah adalah bahwa semua orang harus dapat berpikir secara cepat dan strategis. Sebagai upaya menciptakan karyawan handal yang memiliki kompetensi, PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation melakukannya melalui

berbagai jenis pelatihan. Langkah tersebut dilakukan karena menurut perusahaan hubungan antara pelatihan dengan kinerja mempunyai peranan yang sangat penting. Melalui pelatihan yang terencana dengan baik karyawan akan dapat beradaptasi untuk menduduki posisi yang juga sering berubah karena cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan teknologi yang terjadi akan berakibat pada persyaratan serta perlengkapan yang dibutuhkan menjadi serba baru, secara otomatis proses-proses pengoperasiannya juga baru dan hal ini tentunya akan berakibat pada perubahan jabatan dan karyawan yang telah ada. Sedangkan untuk mendapatkan orang yang sesuai pada suatu jabatan disaat yang tepat tidaklah mudah, karena diperlukan suatu proses penyesuaian bagi orang tersebut untuk dapat melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Dalam hal ini proses penyesuaian tersebut umumnya dilakukan melalui pelatihan secara internal ataupun ekternal oleh perusahaan. Namun demikian, beberapa jenis pelatihan yang dilakukan selama ini di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation dirasa masih belum memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Hal ini terlihat dari tidak meningkatnya pengetahuan beberapa karyawan setelah mereka mengikuti pelatihan. Bahkan tidak banyak perubahan dan tidak tampak peningkatan kinerja sesuai dengan yang diharapkan dari suatu pelatihan setelah mereka kembali ke unit masing-masing. Bahkan bagi sebagian karyawan menganggap bahwa pelatihan hanyalah kegiatan yang membosankan, membuang waktu dan beban tambahan dalam pekerjaan mereka. Persoalan ini timbul bisa juga dikarenakan pelatihan yang dilaksanakan belum sesuai

dengan kebutuhan karyawan, pemilihan metode yang digunakan dalam pelatihan juga tidak sesuai, waktu dan tempat pelaksanaan yang tidak tepat atau faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan gagalnya suatu pelatihan. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Sejauhmana pengaruh pelatihan dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation? b) Sejauhmana pengaruh penilaian kebutuhan, rancangan, penyampaian, dan evaluasi terhadap pelatihan karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation? c) Sejauhmana pengaruh kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen hubungan terhadap tingkat kecerdasan emosional karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penilaian kebutuhan, rancangan, penyampaian, dan evaluasi memberi pengaruh terhadap keberhasilan pelatihan karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. 3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen hubungan terhadap kecerdasan emosional karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. I.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bahan masukan bagi PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation dalam merencanakan jenis pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan. 2. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dalam mengembangkan studi kepustakaan dan sebagai bahan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pelatihan dan kecerdasan emosional karyawan terhadap kinerja karyawan. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan halhal yang berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan pelatihan dan kecerdasan emosional karyawan. 4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang sama di masa yang datang.

I.5. Kerangka Berpikir Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan di suatu perusahaan. Seorang karyawan akan mampu bekerja sesuai dengan harapan perusahaan jika ia memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya. Secara luas, kompetensi dapat diartikan sebagai kombinasi antara keterampilan (skill), sikap (atribut personal), dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Disejumlah literatur, kompetensi sering dibedakan menjadi dua tipe yaitu soft skill competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain, contohnya adalah kepemimpinan, komunikasi, hubungan sosial dan lain-lain. Sedangkan kompetensi yang kedua sering disebut dengan hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni, sebagai contoh analisis keuangan, perencanaan, teknisi permesinan dan lain-lain. Sebagai perusahaan yang memproduksi dan sekaligus memasarkan beberapa jenis minuman ringan, PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation membutuhkan karyawan-karyawan yang memiliki berbagai jenis kompetensi dalam operasionalnya. Untuk itulah perusahaan mengadakan beberapa jenis pelatihan untuk memberikan keterampilan kepada karyawan dengan harapan nantinya karyawan tersebut kinerjanya akan lebih baik. Seperti diungkapkan oleh Hariandja (2002)

bahwa pelatihan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Wayne and Noe (2005; 202) menyatakan Training is activities designed to provide learners with the knowledge and skill needed for their presents job. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan karyawan untuk pekerjaan mereka pada saat itu. Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, tentang pikiran, tindakan, kecakapan, dan pengetahuan yang layak. Nawawi (2005) menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya berarti proses memberikan bantuan bagi para karyawan untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan. Namun demikian pelatihan akan memberikan hasil maksimal jika dikelola dengan baik, atau dengan kata lain bahwa proses pelaksanaan pelatihan tersebut harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Seperti dikatakan oleh Mathis dan Jackson (2006: 308) bahwa proses pelatihan yang sistimatis itu sendiri adalah meliputi: Penilaian, Perancangan, Penyampaian, dan Evaluasi. Keempat komponen pelatihan tersebut harus diperhatikan agar apa yang menjadi tujuan dari sebuah pelatihan dapat tercapai. Menurut Rae (2005: 4) kriteria suatu pelatihan dikatakan berhasil adalah jika sepulang ke tempat kerja, para peserta mempraktikan pembelajaran mereka dan

implementasi itu tidak hanya efektif tetapi juga membuahkan perubahan atau perbaikan baik bagi individu bersangkutan maupun organisasi. Faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja seorang karyawan adalah kecerdasan emosionalnya. Saat ini banyak hasil penelitian membuktikan bahwa seseorang yang berprestasi tinggi dalam pekerjaan lebih mengandalkan kompetensi kecerdasan emosional dari pada kemampuan kognitif murni. Penelitian juga membuktikan bahwa jika IQ hanya berkembang sedikit setelah usia remaja, sedangkan kecerdasan emosional berkembang terus sepanjang hidup sambil belajar dari pengalaman. Menurut Goleman (1995: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah studi bahkan menyebutkan IQ hanya berperan 4%-25% terhadap kesuksesan dalam pekerjaan dan sisanya ditentukan oleh EQ atau faktor-faktor lain di luar IQ tadi. Goleman (1995: 48) menyatakan Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap - yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan atau dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.

Dunia kerja di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation yang penuh dengan interaksi sosial baik itu internal maupun eksternal perusahaan menuntut setiap karyawan untuk memiliki keterampilan emosional (kecerdasan emosional) yang tinggi. Adapun komponen-komponen dari kecerdasan emosional itu adalah Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, dan Manajemen Hubungan. Dengan keempat komponen kecerdasan emosional tersebut akan dapat membantu karyawan dalam pencapaian kinerja yang lebih baik. Dari kerangka berpikir tersebut maka pengaruh pelatihan dan kecerdasan emosional terhadap kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Penilaian Kebutuhan Rancangan Pelatihan Pelatihan Penyampaian Pelatihan Evaluasi Kinerja Kesadaran Diri Manajemen Diri Kesadaran Social Kecerdasan Emosional Manajemen Hubungan Gambar I.1. Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan dan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. 2. Penilaian kebutuhan, rancangan, penyampaian, dan evaluasi berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan karyawan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. 3. Kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen hubungan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan emosional karyawan pada PT Coca- Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation.