LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NATUNA 2X7 MW

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

GAMBARAN UMUM WILAYAH

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

Perencanaan Pembangunan Sistem Kelistrikan, Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Energi Listrik di

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pandangan Umum Sistem Tenaga Listrik. Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas kumpulan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No 15 tahun Tentang Ketenaga-listrikan pada pasal 1 yang berbunyi:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 PROSES REALISASI PENETAPAN BATAS LAUT (ZONA EKONOMI EKSKLUSIF) INDONESIA DAN PALAU DI SAMUDERA PASIFIK

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Samudera Hindia. Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan pesisir (coastal zone) merupakan daerah pertemuan antara

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem di Pulau Jawa. Dieng berada di ketinggian antara 1500

GEMPA DAN TSUNAMI GEMPA BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN UMUM PENGADILAN TINGGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA MARET 2010

LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW KABUPATEN NIAS SELATAN PROPINSI SUMATERA UTARA A. PENDAHULUAN Kabupaten Nias Selatan adalah satu daerah kabupaten di propinsi Sumatera Utara yang barada dalam suatu pulau dengan kabupaten Nias yang disebut pulau Nias. Mempunyai jarak + 85 mil laut dari Sibolga (daerah propinsi Sumatera Utara), Daerah Kabupaten Nias Selatan merupakan daerah kepulauan yang memiliki pulau pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau pulau kecil yang di huni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, dan yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah. Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu daerah yang mengalami krisis energi listrik. Apabila salah satu unit pembangkit mengalami gangguan atau dilakukan pemeliharaan, maka akan terjadi pemadaman bergilir di Sistem Kelistrikan Nias Selatan tersebut. Permintaan akan energi listrik lebih tinggi dari kemampuan PLN untuk melayaninya. Selain itu dalam beberapa waktu terakhir PLN tidak dapat memenuhi permintaan sambungan baru dari masyarakat. Mengingat besarnya biaya pembangkitan dengan menggunakan bahan bakar HSD (PLTD) maka diperlukan solusi tepat yang mampu memenuhi kebutuhan energi di Nias Selatan. Kebijakan pemanfaatan batubara untuk membangkitkan energi didukung penuh dalam kebijakan energi nasional sehingga sungguh tepat untuk memanfaatkan batubara dalam pembangkitan listrik. Menurut letak geografis, kabupaten Nias Selatan terletak pada garis 0 0 56 1 0 09 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT) dekat garis khatulistiwa dengan batas batas wilayah : Hal 2

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Nias. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Pulau Pulau Batu. Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Pulau Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Samudera Hindia Kondisi Pulau Nias Selatan mempunyai area dengan kondisi tanah datar dan berbukit sedangkan luas ±15 Ha yang dibutuhkan untuk lokasi rencana pembangunan PLTU batubara tersebut yang berdekatan dengan jaringan 20 kv eksisting dan pembangkit existing. Site Survey telah dilakukan bersama antara PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Cabang Nias, PLN Ranting dan PLN Enjiniring pada tanggal 16 s/d 20 Maret 2010, akhirnya diperoleh 8 lokasi yang siap diusulkan untuk dipilih yang paling layak untuk Lokasi PLTU Nias Selatan 2x3 MW. B. MAKSUD & TUJUAN Untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai rencana lokasi pembangunan PLTU Skala Kecil (2x3 MW) di Kepulauan Nias Selatan. Tinjauan ke lapangan atas lokasi rencana pembangunan PLTU Skala Kecil (2x3 MW). C. LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU Lokasi Rencana pembangunan PLTU Nias Selatan 2x3 MW telah dilakukan bersama antara PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Cabang Nias, PLN Ranting dan PLN Enjiniring pada tanggal 16 s/d 20 Maret 2010, akhirnya diperoleh 8 lokasi yang siap diusulkan untuk dipilih yang paling layak untuk Lokasi PLTU Nias Selatan 2x3 MW. lokasi lokasi sebagai berikut: Hal 3

1. Lokasi 1, Desa Siwalubanua. 0 0 48 21.0 LU dan 97 0 54 26.8 BT Gambar peta lokasi Siwalubanua adalah seperti pada gambar dibawah ini 2. Lokasi 2, Desa Tetezou 0 0 45 56.3 LU dan 97 0 53 26.0 BT Gambar peta lokasi Tetezou adalah seperti pada gambar dibawah ini Lokasi 1, Desa Siwalubanua Lokasi 2, Desa Tetezou Hal 4

3. Lokasi 3, Desa Baloho 0 0 33 33.5 LU dan 97 0 48 17.2 BT Gambar peta lokasi Baloho adalah seperti pada gambar dibawah ini 4. Lokasi Alternatif 1, Desa Baloho Lokasi Alternatif 1 merupakan alternatif dari Lokasi 3, hal ini dikarenakan kondisi laut pada Lokasi 3 terdapat terumbu karang (± 500 m dari garis pantai) yang dikhawatirkan dapat menghalangi akses masuk dari coal barge. 0 0 32 56.0 LU dan 97 0 48 34.8 BT Gambar peta lokasi Baloho (Alternatif 1) pada gambar dibawah ini adalah seperti Lokasi 3, Desa Baloho Lokasi Alt 1, Desa Baloho Hal 5

5. Lokasi Alternatif 2, Desa Simanere 1 0 12 18.5 LU dan 97 0 40 47.1 BT Gambar peta lokasi Simanere (Alternatif 2) adalah seperti pada gambar dibawah ini 6. Lokasi Alternatif 3, Desa Bozihona 1 0 05 54.7 LU dan 97 0 49 53.4 BT Gambar peta lokasi Bozihona (Alternatif 3) adalah seperti pada gambar dibawah ini Lokasi Alternatif 2 dan Lokasi Alternatif 3 merupakan lokasi alternatif yang diminta oleh PLN Cabang Nias, letaknya berada di tengah tengah pantai Timur pulau Nias, dengan mempertimbangkan beban pendistribusian kebutuhan listrik di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Lokasi Alt 2, Desa Simanere Hal 6

Lokasi Alt 3, Desa Bozihona URAIAN DAN EVALUASI Sistem di Pulau Nias saat ini dalam kondisi kritis, daya yang terpasang adalah ±33 MW, sedangkan total kemampuan daya PLTD yang ada hanya ±20 MW. Untuk daftar tunggu yang mencapai ±8000 pelanggan dengan kebutuhan daya ±9 MW tidak dapat dilayani. D. KRITERIA SELEKSI LOKASI (SITE SELECTION) Sebagaimana 3 (tiga) lokasi rencana dan 3 (tiga) lokasi alternatif pembangunan PLTU yang telah disebutkan di atas, berikut adalah hasil penilaian dengan berdasarkan data data pendukung untuk ke 3 lokasi tersebut : Hal 7

a. Kriteria Site Selection Dari data lapangan berupa kuantitatif dan kualitatif dari 6 (enam) lokasi pembangkit yang diterjemahkan kedalam panduan site selection form, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel. 1 Informasi Umum Lokasi PLTU Village Sub District LOCATION 1 LOCATION 2 LOCATION 3 ALT 1 ALT 2 ALT 3 Desa Siwalubanua Desa Tetezou Desa Baloho Desa Baloho Desa Simanere Desa Bazihona Lahusa Lahusa Teluk Dalam Teluk Dalam Gunung Sitoli Idanoe District Nias Selatan Nias Selatan Nias Selatan Nias Selatan Gunung Sitoli Nias Coordinate N 00 48 21.0 E 97 0 54 26.8 N0 0 45 56.3 E97 0 53 26.0 N0 0 33 33.5 E97 0 48 17.2 N0 0 32 56.0 E97 0 48 34.8 Tabel. 2 Hasil Penilaian Lokasi PLTU N1 0 12 18.5 E97 0 40 47.1 Hidanogawo N1 0 05 54.7 E97 0 49 53.4 ASPECTS LOCATION 1 LOCATION 2 LOCATION 3 ALT 1 ALT 2 ALT 3 Technical 64.04 64.95 65.22 65.02 65.42 59.62 Socio Economic 26.00 30.00 32.00 32.00 40.00 28.00 Environmental 35.90 34.90 39.90 39.90 36.90 33.90 TOTAL 125.94 129.85 137.12 136.92 142.32 121.52 Grafik 1. Hasil Penilaian Lokasi PLTU Hal 8

Dari Rencana Lokasi yang Diusulkan oleh PLN Wilayah SUMUT: Berdasarkan pembobotan, lokasi 3 (Desa Baloho, Kecamatan Teluk Dalam) lebih layak dibandingkan lokasi 1 dan 2, akan tetapi secara visual, kondisi laut di lokasi 3 terdapat barrier terumbu karang (± 500 m dari garis pantai), yang dikhawatirkan dapat menghambat akses coal barge, sehingga PLN E berinisiatif untuk mencari lokasi alternatif di sekitar lokasi 3. Dari hasil survey diperoleh lokasi Alternatif 1 dengan jarak ± 1.5 km dari lokasi 3 yang secara visual keberadaan terumbu karang lebih sedikit dibandingkan lokasi 3. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk PLTU Nias Selatan 2x3 MW, lokasi Aternatif 1 lebih layak dibandingkan lokasi 3 meskipun secara pembobotan lokasi Alternatif 1 lebih sedikit dibandingkan lokasi 3. Dari Rencana Lokasi yang Diusulkan oleh PLN Cabang Nias: Pada site survey kali ini PLN E juga mendapat masukan dari PLN Cabang Nias untuk mencari alternatif lokasi PLTU dengan mempertimbangkan beban pendistribusian kebutuhan listrik di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, dengan harapan lokasi PLTU Nias Selatan 2x3 MW dapat dipindahkan ke lokasi tersebut, sehingga diperoleh lokasi Alternatif 2 dan 3. Secara visual dan pembobotan, lokasi Alternatif 3 (Desa Simanere, Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi) lebih layak untuk lokasi PLTU Nias 2x3 MW. Hal 9

b. Peta Geografis Pulau Nias c. Peta Kelistrikan Pulau Nias (Terlampir) Hal 10

d. Foto Lapangan LOKASI 1 : DESA SIWALUBANUA Beberapa hal penting mengenai Lokasi 1, Desa Siwalubanua: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan cukup dekat, perlu dibuat akses jalan baru ± 4 km menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi cukup dekat ± 300 m. Kondisi tanah yang datar sehingga pekerjaan land filling cukup besar. Lokasinya merupakan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan). Kondisi pantainya landai, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter jarak nya ±100 m dari garis pantai. Hal 11

LOKASI 2 : DESA TETEZOU Beberapa hal penting mengenai Lokasi 2, Desa Tetezou: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan cukup dekat dan perlu dibuat akses jalan baru ± 500 m menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi ± 100 m. Kondisi tanah yang datar dan tinggi, sehingga pekerjaan land cutting cukup besar. Lokasinya dekat dengan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan) Kondisi pantainya landai, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter jarak nya ±100 m dari garis pantai. Hal 12

LOKASI 3 : DESA BALOHO Beberapa hal penting mengenai Lokasi 3, Desa Baloho: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan ± 1.5 km dan perlu dibuat akses jalan baru ± 3 km menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi ± 1.5 km. Kondisi tanah yang datar, sehingga pekerjaan land filling cukup besar. Lokasinya jauh dengan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan) Kondisi pantainya cukup curam, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter jarak nya ±20 m dari garis pantai, akan tetapi terdapat barrier terumbu karang pada jarak ± 1 km dari garis pantai. Hal 13

ALTERNATIF 1 : DESA BALOHO Beberapa hal penting mengenai Lokasi Alternatif 1, Desa Baloho: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan ± 2 km dan perlu dibuat akses jalan baru ± 4 km menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi ± 2 km. Kondisi tanah yang datar, sehingga pekerjaan land filling cukup besar. Lokasinya jauh dengan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan) Kondisi pantainya landai dan terdapat terumbu karang sejauh ±50 m dari garis pantai, setelah itu terdapat laut dalam. Hal 14

ALTERNATIF 2 : DESA SIMANERE Beberapa hal penting mengenai Lokasi Alternatif 2, Desa Simanere: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan ± 1.5 km dan perlu dibuat akses jalan baru ± 1.5 km menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi dan transmisi ± 1.5 km. Kondisi tanah yang datar, sehingga pekerjaan land filling cukup besar. Lokasinya jauh dengan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan) Kondisi pantainya cukup curam, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter jarak nya ±20 m dari garis pantai. Hal 15

ALTERNATIF 3 : DESA BOZIHONA Beberapa hal penting mengenai Lokasi Alternatif 3, Desa Bozihona: Jarak lokasi dengan jalan pedesaan ± 500 m dan perlu dibuat akses jalan baru ± 10 km menuju jalan utama. Jarak lokasi dengan jaringan distribusi ± 500 m. Kondisi tanah yang datar dan terdapat hutan bakau, sehingga pekerjaan land filling cukup besar. Lokasinya jauh dekat dengan kawasan pemukiman penduduk (desa nelayan) Kondisi pantainya cukup landai, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter jarak nya ±100 m dari garis pantai. Pernah terkena gelombang Tsunami pada tahun 2004. Hal 16

Hal 17