CORRELATION BETWEEN DEMOGRAPHIC CHARACTERISTIC AND WORK MOTIVATION WITH WORK PERFORMANCE OF NURSES IN RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT (RUMKITAL) DR. WAHYU SLAMAT BITUNG Intan A. E. Sari, J. S. V. Sinolungan 2, F. J. O. Pelealu 1 * Public Health Science Courses Faculty of Public Health. Sam Ratulangi University ABSTRACT The success of nursing services is largely determined by the performance of the nurses. Nurse s work performance is influenced by many factors, both external and individual nurses, including demographic factors and motivation. Age and marital status differences are expected to affect the emotional employes that would affect tolerance to the situation encountered in the work place and psycological well-being and work behavior. Intervention to motivation is recommended in an affort to improve the performance of an organization or institution. Purpose of this study is to analyze relationship of the demographic characteristics and work motivation with the performance of nurses in Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) dr. Wahyu Slamet Bitung. This research includes of analytic survey research with cross sectional approach is implemented on October 2013 February 2014. Population in this study is all nurses in Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung which amounts to 64 people. Sampling using total sampling methods that meet the inclusion and exclusion criteria 54 people. Primary data obtained directly from respondents using a questionnaire. Data processed by univariate and bivariate analysis of chi square. The result of this study indicate that there is a correlation between age with work performance of nurses in Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung (p value = 0,043 < α = 0,05), there is no correlation between marital status with work performance of nurses in Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung (p value = 0,842 > α = 0,05), and there is a correlation between work motivation with work performance of nurses in Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. It is necessary to increase the work motivation that will improve the work performance of nurses which will be able to improve the quality of nursing care in Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung through the award to the nurse, salary/incentives, employment status, and improving the quality of equipment and facilities that support the work as a nurse. Keyword : Demography, Work Motivation, Performance of nurses
PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pembangunan rumah sakit tidak lepas dari pembangunan kesehatan, yakni harus sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Sistem Kesehatan Nasional (SKN), dan repelita di bidang kesehatan serta perundang-undangan (Alamsyah, 2011). Dalam praktiknya, perawat merupakan unsur penting dalam manajemen rumah sakit (Soeroso, 2003). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat (Kuntoro, 2010). Riyadi & Kusnanto (2007) menduga bahwa faktor demografi dapat berpengaruh secara langsung terhadap kinerja. Selain itu, perbedaan status perkawinan juga diduga akan mempengaruhi emosional karyawan sehingga akan berpengaruh pada toleransi terhadap situasi yang dihadapi di lingkungan kerja dan kesejahteraan psikologi serta perilaku dalam bekerja (Sarwono & Soeroso, 2001). Namun demikian, kemungkian peningkatan kinerja tidak ditentukan oleh jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian atau senioritas pegawai (Riyadi & Kusnanto, 2007). Selain faktor individual, menurut Gibson, kinerja juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berkaitan dengan motivasi. Oleh sebab itu, dalam rangka upaya meningkatkan kinerja organisasi atau institusi, maka intervensi terhadap motivasi sangat penting dianjurkan (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, menyatakan bahwa jika motivasi kurang maka akan mempengarui kinerja tenaga keperawatan itu sendiri (Entiman, 2010). Namun hal yang berbeda dikemukakan oleh Samsualam, Indar, dan Muh. Syafar (2008). Hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa motivasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat. Berdasarkan berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, namun dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik demografi dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung pada bulan Oktober 2013 - Februari 2014. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu semua perawat yang ada di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung yang berjumlah 64 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi yaitu sebanyak 54 sampel. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang digunakan
Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum kuesioner dibagikan kepada responden. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 2.0. Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistic Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% atau α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan umur dengan kinerja perawat Tabel 1. Hubungan antara umur dengan kinerja perawat Umur Kinerja p Total Kurang Baik value 25 Thn 13 17 30 26-45Thn 3 18 21 >46 Thn 2 1 3 Total 18 36 54 Terdapat 3 kategori kelompok umur yang ditentukan, yaitu usia remaja akhir 25 tahun, usia dewasa 26-45 tahun, dan lansia 46-64 tahun. Dari 30 responden yang berumur 25 tahun, yang memiliki kinerja yang kurang ada sebanyak 13 responden dan 17 lainnya responden dengan kinerja baik, responden yang berumur 26-45 tahun dengan kinerja kurang ada 3 responden dan yang memiliki kinerja baik ada 18 responden, sedangkan dari responden yang berusia >46 tahun 2 diantaranya dengan kinerja yang kurang dan seorang lainnya baik. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai P = 0,043 dan α = 0,05. Ini berarti terdapat hubungan antara umur dan 0,043 kinerja perawat karena nilai P = 0,043 < α = 0,05 yang artinya H a diterima. Pada analisis univariat dapat dilihat bahwa perawat yang berusia 26-45 tahun memiliki kemungkinan kinerja yang kurang lebih sedikit dibandingkan yang masih berusia 25 tahun. Jika melihat pada kelompok umur >46 tahun, terdapat 3 responden yang 2 diantaranya dinilai memiliki kinerja yang kurang. Hal ini mungkin dikarenakan produktivitas yang makin merosot dengan makin bertambahnya usia seseorang. Kecepatan, kecekatan, dan kekuatan makin menurun seiring berjalannya waktu. Kekuatan fisik yang makin menurun mengakibatkan kelelahan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Samsualam, Indar, dan Muh. Syafar (2008) yang menganalisis hubungan karakteristik individu dengan kinerja asuhan keperawatan di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Mereka menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kinerja (p value = 0,018 < α = 0,05). Perawat pada kelompok umur >40 tahun tahun mempunyai kemungkinan untuk memiliki kinerja lebih rendah daripada perawat dengan umur <40 tahun. Besar kemungkinan bahwa usia yang sudah masuk pada kelompok umur tua mempunyai tingkat produktivitas sudah menurun yang akhirnya dapat menurunkan tingkat kinerja asuhan keperawatan. Hubungan status perkawinan dengan kinerja perawat Tabel 2. Hubungan status perkawinan dengan kinerja perawat Kinerja Total
Status Perkawinan Belum Kawin Kurang Baik 10 19 29 Kawin 8 17 25 Total 18 36 54 p value 0,847 Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai P = 0,847 dan α = 0,05. Ini berarti tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan kinerja perawat karena nilai P = 0,847 > α = 0,05 yang artinya H a ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarwono dan Soeroso (2001). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa status perkawinan memiliki pengaruh yang nyata dengan arah negatif terhadap kinerja. Dengan p value = 0,03, ini artinya status perkawinan berhubungan dengan kinerja. Menurutnya, perubahan status perkawinan dari lajang menjadi menikah serta pengalaman hidup berkeluarga akan menyebabkan tumbuhnya sifat toleran, demokratis, dan menghargai sesama sehingga akan menurunkan sifat egois sehingga akan meningkatkan kontribusi individual terhadap organisasi seperti kerja sama dengan teman sekerja, menerima perintah tanpa keluhan dan perilaku lainnya yang dapat meningkatkan fungsi organisasi secara efektif dan efisien. Namun tidak demikian dengan perawat yang bekerja di Rumkital dr. Wahyu Slamet karena sebagian besar perawat wanita belum menikah dan memiliki catatan kehadiran yang baik. Meskipun data yang diperoleh dari penelitian ini tidak membantah teori tersebut di atas dan menunjukkan bahwa perawat yang kawin memiliki catatan kehadiran dan kinerja yang baik, namun hasil analisis menunjukkan bahwa status perkawinan tidak memiliki hubungan dengan kinerja perawat. Hal ini dikarenakan berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa perawat yang belum kawin pun memiliki catatan kehadiran dan kinerja yang baik. Jadi, untuk perawat yang belum kawin dan kawin sama-sama meliliki catatan kehadiran dan kinerja yang baik, sehingga status perkawinan tidak mempengaruhi kinerja perawat. Hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat Tabel 3. Hubungan antaramotivasi kerja dengan kinerja perawat Motivasi Kinerja p Total Kerja Kurang Baik value Rendah 11 7 18 Tinggi 7 29 36 Total 18 36 54 0,002 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden, terdapat 36 responden (66,7%) yang memiliki motivasi tinggi, sedangkan 18 responden (33,3%) lainnya memiliki motivasi rendah. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai P = 0,002, α = 0,05. Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dan kinerja perawat karena nilai P = 0,002 < nilai α = 0,05 yang artinya H a diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dai (2009) yang menganalisis hubungan motivasi terhadap kinerja perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Dalam
penelitiannya, Dai (2009) menyatakan bahwa motivasi mempunyai hubungan terhadap kinerja perawat (p value = 0,000 < α = 0,05). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sani (2004) yang menganalisis hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di RSU Liun Kendaghe Tahuna yang menyatakan terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat (p value = 0,002 < α = 0,05). Hal ini sesuai dengan teori Gibson (1977) yang menyatakan bahwa motivasi termasuk dalam variabel psikologis yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa hasil penelitian lainnya yang menemukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja. Hal ini bisa saja terjadi pada karakteristik individu, populasi, sampel, dan lokasi yang berbeda dengan berbagai faktor lain yang mendukung. PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menganalisis hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Sebagian besar perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung memiliki motivasi kerja yang baik. 2. Sebagian besar perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung memiliki kinerja yang baik. 3. Terdapat hubungan antara karakteristik umur dengan kinerja perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. 4. Tidak terdapat hubungan antara karakteristik umur dengan kinerja perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. 5. Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. Saran 1. Pimpinan rumah sakit agar dapat meningkatkan motivasi kerja perawat sehingga akan meningkatkan kinerja perawat yang akan dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung. Motivasi kerja perawat dapat ditingkatkan melalui: pemberian penghargaan terhadap perawat, gaji/insentif, status kerja, dan peningkatan mutu peralatan dan fasilitas yang menunjang pekerjaan sebagai perawat. 2. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan penelitian dengan menggunakan variabel bebas lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat melengkapi hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah. Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. hal. 99 100. Dai. Karlina S. 2009. Hubungan Pelatihan dan Motivasi terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Skripsi. Manado: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsrat. hal. 45 Entiman. Sri L.S. 2010. Gambaran Kinerja Tenaga Keperawatan di RSUD Talaud. Skripsi. Manado:
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsrat. Kuntoro. Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. hal. 73, 93 101. Notoatmodjo. Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 229 Riyadi. S. & Kusnanto. H. 2007. Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura. Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM: Yogyakarta. WPS No. 18 April 2007 Sani. 2004. Hubungan Antara Motivasi dengan Kinerja Perawat di RSU Liun Kendaghe Tahuna. Skripsi. Manado: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsrat. Samsualam, Indar, & Syafar. M. 2008. Analisis Hubungan Karakteristik Individu dan Motivasi dengan Kinerja Asuhan Keperawatan di BP. Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani. ISSN.1979-228X, Vol.01, No.02. Sarwono. S. S. & Soeroso. A. 2001. Determinasi Demografi terhadap Perilaku Karitatif Keorganisasian. Jurnal Siasat Bisnis. ISSN.0853-7665, Vol.1, No. 6. hal. 23 27. Soeroso. S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit: Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC.