MODUL BUDIDAYA KARET

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA MELON

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

MODUL BUDIDAYA KAKAO

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan

BUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

PENYAKIT BIDANG SADAP

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

III. BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

3. METODE DAN PELAKSANAAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

MODUL BUDIDAYA JAGUNG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Tata Cara penelitian

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Teknik Budidaya Tanaman Durian

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Teknik Budidaya Anggur

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III.TATA CARA PENELITIAN

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUDIDAYA BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Oleh : Iskandar Z. Siregar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Transkripsi:

MODUL BUDIDAYA KARET I. PENDAHULUAN Tujuan utama pasaran karet (hevea brasiliensis) ndonesia adalah ekspor. Di pasaran internasional (perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi persaingan ketat. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi, dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN - Suhu udara 240C - 280C. - Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. - Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari. - Kelembaban tinggi - Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas - Tanah ber-ph 5-6 (batas toleransi 3-8). - Ketinggian lahan 200 m dpl. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persemaian Perkecambahan - Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat. - Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm. - Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg. - Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat. - Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air). - Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air. - Jarak tanam benih 1-2 cm. - Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit. 3.1.2. Persemaian Bibit - Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan. - Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm. - Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20x20x60 untuk okulasi hijau. - Penyiraman dilakukan secara teratur - Pemupukan : PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali 3.1.3. Pembuatan Kebun Entres - Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi. - Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.

- Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m. - Pemupukan : PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali 3.1.4. Okulasi Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau. Keterangan Okulasi Coklat Okulasi Hijau Umur batang bawah Diameter batang 10 cm dari tanah Kayu okulasi Dari kebun entres, warna hijau tua dan coklat, diameter 1,5 3 cm. 9-18 bulan 3-8 bln + 2 cm 1 1,5 cm Dari kebun entres umur 1-3 bln, warna masih hijau atau telah terbentuk 1-2 payung. - Teknik Okulasi : (keduanya sama) - Buat jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm. - Persiapkan mata okulasi - Pisahkan kayu dari kulit (perisai) - Masukkan perisai ke dalam jendela - Membalut, gunakan pita plastik/rafia tebal 0,04 mm - Setelah 3 minggu, balut dibuka, jika pesriasi digores sedikit masih hijau segar, maka okulasi berhasil. Diulangi 1-2 minggu kemudian. - Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang bawah + 10 cm di atas okulasi. - Bibit okulasi yang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum tinggi, stum mini, dan bibit polybag. 3.2. Pengolahan Media Tanam a. Tanah dibongkar dengan cangkul / traktor, dan bersihkan dari sisa akar. b. Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal 1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam. c. Pembuatan rorak (kotak kayu panjang) pada tanah landai. Rorak berguna untuk menampung tanah yang tererosi. Jika sudah penuh isi rorak dituangkan ke areal di sebelah atas rorak. e. Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan diperkeras.

3.3. Teknik Penanaman 3.3.1. Penentuan Pola Tanaman 0-3 th tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedele > 3 th tumpangsari dengan jahe atau kapulogo 3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam Jarak tanam 7 x 3 m (476 bibit/ha) Lubang tanam : - okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm - okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm 3.3.3. Cara Penanaman - Masukkan bibit dan plastiknya dalam lubang tanah dan biarkan 2-3 minggu. - Buka kantong plastik, tebarkan NATURAL GLIO yang telah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu dan segera timbun dengan tanah galian - Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secara merata (1 tutup/lt air perpohon). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Caranya : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. 3.4. Pemeliharaan Tanaman a. Penyulaman Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun. b. Pemupukan UMUR ( bulan ) Urea ( kg ) Dosis pupuk Makro (per ha) Rock MOP/ Phospat/ KCl ( kg ) ( kg ) Kieserite (MgSO4) ( kg ) 0 0 150 0 0 3 60 115 40 40 8 60 115 40 40 12 75 135 50 40 18 75 135 50 40 24 115 300 115 75 36 210 300 115 75 48 235 300 115 75 dst sebaiknya dilakukan analisa tanah Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4-5 bulan sekali > 36 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan

sekitar pangkal batang setiap 3 4 bulan sekali Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA : 1. Tahap 1 : Aplikasikan 3 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon 2. Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 300 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.3.3.) 3.5. Hama dan Penyakit 3.5.1. Hama a. Kutu tanaman (Planococcus citri) Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona. b. Tungau (Hemitarsonemus, Paratetranychus) Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona 3.5.2. Penyakit Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap, sebagian besar disebabkan oleh jamur. Penyakit tersebut antara lain : a. Penyakit pada akar : Akar putih (Jamur Rigidoporus lignosus), Akar merah (Jamur Ganoderma pseudoferrum), Jamur upas (Jamur Corticium salmonicolor), b. Penyakit pada batang :Kanker bercak (Jamur Phytophthora palmivora), Busuk pangkal batang (Jamur Botrydiplodia theobromae), c. Penyakit pada bidang sadap : Kanker garis (Jamur Phytophthora palmivora), Mouldy rot (Jamur Ceratocystis fimbriata) d. Penyakit pada Daun : Embun tepung (jamur Oidium heveae), Penyakit colletorichum (Jamur Coletotrichum gloeosporoides), Penyakit Phytophthora (Jamur Phytophthora botriosa) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit karena jamur: - Menanam bibit sehat dan dari klon resisten - Pemupukan lengkap dan seimbang ( makro - mikro) dengan jenis pupuk, dosis dan waktu yang tepat - Taburkan Natural Glio sebelum atau pada saat tanam sanitasi kebun

- Pemangkasan tanaman penutup yang terlalu lebat - Bagian yang terserang segera dimusnahkan - Penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah - Pisau sadap steril - Khusus penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen dengan dosis dua kali lipat dan semprot POC NASA 3-5 tutup/tangki. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. 3.6. Panen Penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35 tahun. Pemakaian POC NASA, HORMONIK dan SUPERNASA secara teratur akan mempercepat waktu penyadapan pertama kali dan memperlama usia produksi tanaman.