PANCASILA SILA KE-4 SEBAGAI LANDASAN DALAM BERMUSYAWARAH

dokumen-dokumen yang mirip
DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan:

Created by: ASMAUL KHUSNA

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

Pancasila dan Implementasinya

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS MATA KULIAH ETIKA PROFESI KODE ETIK PROFESI PENGUSAHA AGRIBISNIS

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

PENERAPAN PANCASILA SILA KE-3 DALAM KEHIDUPAN DI MASYARAKAT

MANAJEMEN KONFLIK SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH

PANCASILA. Implementasi Sila Keempat dan Kelima. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

14TEKNIK. Pendidikan Pancasila. Pancasila dan implementasinya dalam sila ke-4 dan ke-5. Yayah Salamah, SPd. MSi. Modul ke: Fakultas

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PANCASILA DIDALAM ORGANISASI

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

DPN APPEKNAS KODE ETIK ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Kriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37

PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO NOMOR 4 TAHUN 2015 KODE ETIK MAHASISWA

MAKALAH MANAJEMEN KONFLIK

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006

MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PANCASILA SILA KE-4 SEBAGAI LANDASAN DALAM BERMUSYAWARAH Nama : Fahmi Sugandi NIM : 11.11.4946 Jurusan : S1 TI Kelompok : D Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Pancasila SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011-2012

Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir Pancasila ini setelah mengikuti kuliah Pancasila selama 4 hari. TA ini disusun berdasarkan pengetahuan yang penulis dapat selama mengikuti kuliah pancasila baik secara langsung dalam kelas maupun karena tugas tugas yang diberikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan TA ini. Antara lain : 1. Dosen Pancasila, Bapak Drs. Tahajudin Sudibyo, 2. Teman teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis juga manusia yang tak luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis meminta agar dapat diberikan masukan dan saran yang membangun serta di maafkan apabila ada kesalahan dalam penulisan. Yogyakarta, 20 Oktober 2011 Penulis ii

Abstract Sesuai dengan judul yang penulis angkat yaitu Pancasila Sila ke-4 Sebagai Landasan Dalam Bermusyawarah, Penulis bermaksud untuk membahas bagaimana seharusnya musyawarah itu dilakukan, apa saja etika-etika dalam bermusyawarah, dan bagaimana mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam bermusyawarah. Sejatinya musyawarah itu dilakukan dengan berbagai tujuan dan maksud supaya dalam mengambil keputusan tidak merugikan banyak pihak yang terlibat dan mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. Bermusyawarah dapat membantu kita menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan secara pribadi. Oleh karena itu penulis ingin memperkuat hubungan Pancasila sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan kedalam kegiatan-kegiatan bermusyawarah bermasyarakat untuk mengambil keputusan dan mengatasi konflik yang terjadi dalam musyawarah itu. iii

Daftar Isi Kata Pengantar... ii Abstract... iii Daftar Isi... iv Bab I... 1 Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 1 C. Tujuan Yang Ingin Dicapai... 2 D. Sistematika Penulisan... 2 Bab II... 3 Landasan Teori... 3 A. Pengertian Musyawarah Secara Garis Besar... 3 B. Pengertian Pancasila Sila Ke-4... 3 Bab III... 5 Pembahasan... 5 A. Landasan Pancasila Sila Ke-4 Dalam Bermusyawarah... 5 B. Pengambilan Keputusan Dalam Bermusyawarah... 5 C. Konflik Dalam Bermusyawarah Dan Cara Mengatasinya... 8 Bab IV... 12 Penutup... 12 A. Kesimpulan... 12 B. Saran... 12 Referensi... v iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang menganut paham demokrasi, demokrasi di artikan dalam kehidupan berkelompok atau bermasyarakat adalah bermusyawarah. Musyawarah bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dirundingkan guna mencari jalan keluar dan tetap mengedepankan kedamaian serta keharmonisan dalam bermasyarakat. Pada prinsipnya, musyawarah adalah bagian dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila terutama sila ke-4, penentuan hasil harus di lakukan dengan cara musyawarah mufakat dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan votting, jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting. B. Rumusan Masalah Pada penyusunan TA Pancasila ini, penulis membatasi masalah yang disajikan, pembatasan masalah ini dimaksudkan agar pembahasan tidak terlalu luas. Pada kesempatan ini penulis membahas mengenai Pancasila Sila ke-4 Sebagai Landasan Dalam Bermusyawarah. Adapun batasan batasan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana seharusnya musyawarah itu dilakukan? 2. Apa yang harus dilakukan agar musyawarah tetap berlandaskan Pancasila sila ke-4? 3. Seperti apa keputusan yang efektif dalam bermusyawarah? 4. Bagaimana menghadapi konflik yang terjadi dalam bermusyawarah? 5. Apa saja tips dan trik mengelola konflik agar musyawarah tetap berlangsung harmonis? 1

C. Tujuan Yang Ingin Dicapai Dalam penulisan TA pancasila ini, penulis memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut : 1. Penulis ingin memberikan informasi tentang bermusyawarah, 2. Penulis ingin menjadikan musyawarah sebagai tolak ukur dalam mengambil tindakan yang berhubungan dengan orang banyak, 3. Menjelaskan bagaimana cara memberikan keputusan-keputusan yang kreatif, 4. Menjelaskan bagaimana cara untuk mengelola konflik yang terjadi dalam bermusyawarah. D. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan TA pancasila ini, penulis menggunakan study perpustakan, membaca baca buku mengenai musyawarah, pengambilan keputusan, dan menangani konflik, serta beberapa juga dari artikel artikel internet yang berhubungan dengan judul yang penulis ambil. 2

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Musyawarah Secara Garis Besar Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.istilahistilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan syuro, rembug desa, kerapatan nagari bahkan demokrasi. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. Bermusyawarah berati berhubungan dengan orang lain dan ada pesan didalamnya, maka kedua hal ini saling berhubungan dan berkaitan. Komunikasi membantu proses berjalannya suatu musyawarah. Ada sumber, pesan, media, serta penerima pesan yang sudah bersiap juga untuk memberikan feedback. Musyawarah sendiri memiliki tujuan agar suatu masalah dapat dipecahkan jalan keluarnya dan sebisa mungkin tidak merugikan orang lain serta mengambil jalan yang adil. B. Pengertian Pancasila Sila Ke-4 Pancasila sila ke 4 mempunyai makna bahwasanya setiap warga Negara / rakyat mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Dan sila ke 4 ini bertujuan agar semua sesuatu yang ada untuk di musyawarahkan melalui kebijakan kebijakan pemerintah yang sesuai dengan hati nurani rakyat dan bersifat kekeluargaan. 3

Mengamalkan sila ke 4 dari pancasila adalah dengan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, dan menghormati setiap keputusan musyawarah, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 4

BAB III PEMBAHASAN A. Landasan Pancasila Sila Ke-4 Dalam Bermusyawarah Seperti yang di ikrarkan oleh pancasila sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dalam bermusyawarah, hendaknya untuk dipimpin oleh orang yang mempunyai kredibilitas yang kuat serta bijak dalam mengambil keputusan-keputusan yang tidak sewenang-wenangnya supaya musyawarah berlangsung tertib dan menghasilkan suatu hal yang berguna. Musyawarah sering juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.sebagai contoh kecil disaat kita ingin makan bersama teman-teman kita pasti bermusyawarah untuk menentukan makanan apa dan dimana akan makan.sering juga kita melakukan voting untuk memilih yang paling banyak dipilih untuk menentukan tempat dan makanan apa yang akan dimakan bersamasama.hal-hal kecil seperti ini secara tidak sadar kita lakukan dan sering kita jumpai dalam setiap sisi kehidupan kita. B. Pengambilan Keputusan Dalam Bermusyawarah Dalam musyawarah keputusan-keputusan yang di ambil tidak boleh sampai merugikan salah satu pihak yang mengikuti musyawarah karena dapat membuat jalannya musyawarah menjadi tidak kondusif. Dibutuhkan pribadi-pribadi yang dapat mengatur jalannya musyawarah secara tertib serta menjunjung tinggi asas kekeluargaan serta dapat memberikan keputusan-keputusan yang efektif. 1. Seperti apakah keputusan yang efektif itu? Keputusan yang efektif itu mesti memenuhi dua kriteria pokok berikut ini: a. Keputusan yang telah dipahami dan dipelajari secara cermat (dipelajari terlebih dahulu) 5

b. Keputusan yang dapat berubah menjadi suatu perbuatan (karya) sehingga melahirkan pengaruh dan mewujudkan suatu hasil konkret ( memiliki indikasi untuk dilaksanakan ) 2. Bagaimana karakter pribadi yang dapat membuat keputusan efektif? Pribadi yang dapat membuat keputusan kreatif itu terdapat 12 karakter pribadi sebagai berikut : a. Wawasan luas Obyek keputusan difokuskan kepada suatu gambaran global dengan maksud mengenali banyak kesempatan untuk melakukan pekerjaan dan kemungkinan realisasinya. b. Tidak mudah puas Manajer kreatif-produktif akan selalu mengenali metode terbaik yang dapat diikuti dan melakukan evaluasi terhadap metode tersebut. c. Peka atau sensitive Memiliki kepekaan yang tajam terhadap masalah, baik sebelum,ketika,dan sesudah mengambil keputusan. d. Dinamis dan terbuka Selalu melakukan pembaharuan dan berinovasi serta pada saat yang sama berkenan menerima pendapat orang lain. e. Penggunaan waktu secara optimal dan tepat. Manajer kreatif akan selalu mencari dan memanfaatkan kesempatan yang memungkinkan serta menjauhi hal hal sebaliknya. 6

f. Pengembangan diri Manajer kreatif-produktif akan selalu memperhatikan pengembangan diri dan memupuk berbagai keterampilan dan kecerdasannya. g. Reformatif Seorang manajer kreatif akan senantiasa memperkuat cara-cara konvensional dengan berbagai metode dan teknik gaya baru dalam melaksanakan pekerjaannya. h. Visioner Memiliki kemampuan untuk memprediksikan berbagai kejadian yang akan dating dan selalu mencari tahu tentang proses terjadinya serta melakukan berbagai persiapan dalam menghadapinya. i. Kemampuan memahami dan menilai Kemampuan untuk menilai peran peran khusus bagi dirinya dan juga bagi yang lain, disamping itu selalu menanyai dirinya tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum tercapai j. Demokratis, suka bermusyawarah Senantiasa melakukan musyawarah dengan orang lain sambil bertukar pengalaman dan menyertakan mereka dalam membuat keputusan. k. Kemampuan menentukan manfaat (jasa) Kemampuan untuk menentukan cara-cara dalam membuktikan hasil yang diharapkan dan kemampuan untuk memuaskan pihak lain sehingga mau mengikuti cara-cara tersebut. 7

l. Keberanian mengambil resiko Berani mengemban resiko apa pun selama berkaitan dengan tanggung jawab yang dilemparkan kepundaknya, disamping suka dalam mengemban tanggung jawab baru. C. Konflik Dalam Bermusyawarah 1. Faktor penyebab konflik Pada prinsipnya ada pro dan ada kontra, dalam bermusyawarah itu selalu memiliki pro dan kontra, karena setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda mengenai kehidupan dan berbagai permasalahannya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dalam berbabagi hal yang menelatarbelakanginya, yaitu sejarah dan karakter maasing masing orang, jenis kelamin, pandangan hidup yang khas, misalnya komunitas di pedalaman papua dengan komunitas perkotaan Jakarta akan memiliki pengalaman yang sangat berbeda, serta memandang dunia dan segala yang ada di dalamnya secara berbeda pula, dan nilai yang mengarahkan fikiran dan tingkah laku kita serta memotivasi untuk melakukan tindakan tertentu dan menolak tindakan yang lain. 2. Akibat dari konflik Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut : a. meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain. b. keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai. c. perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll. d. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia. e. dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. 8

3. Bagaimana mengelola konflik agar musyawarah tetap berjalan lancar? berikut : Cara atau taktik mengatasi konflik ada 2 macam yaitu sebagai a. Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa: 1) Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama. 2) Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku. 3) Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit. 4) Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak. 5) Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara 9

ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain. 6) Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa. b. Intervensi (campur tangan) pihak ketiga: Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik. 1) Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai hakim yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif. 2) Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator. 10

3) Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa. 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi konflik: a. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif. b. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi. c. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan. d. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul. e. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis. f. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja. g. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat. h. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon. 11

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pancasila sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengajarkan kepada kita untuk menentukan sebuah pilihan melalui cara musyawarah. Segala keputusan-keputusan yang diambil dalam musyawarah harus dilandasi oleh pancasila dan konflik-konflik yang terjadi dalam musyawarah harus di hadapi dengan asas kekeluargaan. B. Saran 1. Penulis berharap agar kedepannya musyawarah selalu menjadi pilihan dalam menentukan keputusan bukan melalui voting. 2. Dalam bermusyawarah penulis mengharapkan agar saling menghormati dan memahami pendapat orang lain, dapat memberikan keputusankeputusan yang kreatif, dan dapat menyelesaikan konflik dengan asas kekeluargaan sesuai dengan amalan Pancasila. 12

Referensi Hasibuan, Malayu S. 2007. Organisasi dan Motivasi. Bandung: Bumi Aksara. Ridha, Akrim,Dr. 2003. Cara Cerdas Mengambil Keputusan. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Pickering, Peg. 2000. How To Manage Conflict. Franklin Lakes USA: Career Press 3 Tice Rd. Dana, Daniel. 2006. Resolusi Konflik; Alat Bantu Mediasi Untuk Kehidupan Kerja Seharihari. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Mulyana, Deddy,M.A,Ph.D,Prof. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jamil, M. Mukhsin. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai: Teori, Strategi dan Implementasi Resolusi Konflik. Semarang: WMC (Walisongo Mediation Centre) IAIN Walisongo. v