DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (UUPK) tidak mengatur tentang uang kembalian konsumen secara khusus.

BAB V PENUTUP. Pelaku Usaha Yang Melakukan Jual Beli online Dengan Sistem phishing

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas dan. beragam,baikitukebutuhanprimer,kebutuhansekunder maupunkebutuhan tersier.

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB IV PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

PANDUAN PENUKARAN RUPIAH TIDAK LAYAK EDAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PENGGUNAAN PERMEN SEBAGAI PENGGANTI ALAT TUKAR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Uang Dalam Perekonomian

KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN. Maya Dewi Savitri, MSi.

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

BAB IV PENUTUP. transaksi menggunakan Rupiah logam sebagai berikut : Rp 1000,00 (seribu Rupiah) dan/atau Rp 1500,00 (seribu lima ratus Rupiah), dan

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191]

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi, baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

STUDI KASUS Berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa disinyalir Toko Kosmetik Berkah yang beralamat di JMP Lt. I Blok 22 Surabaya menjual kosmetik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

kenyataannya pungli masih banyak terjadi di Indonesia salah satunya kota

Rumusan Draft Kode Etik Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PEREDARAN GARAM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

FREQUENTLY ASK QUESTIONS

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

MASALAH PENGGUNAAN CEK KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MDC UNDANG UNDANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PELANGGARAN KESUSILAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

Pedoman Klausula Baku Bagi Perlindungan Konsumen

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 301/MPP/Kep/10/2001 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul (i) DAFTAR ISI (ii) AYO JADI KONSUMEN CERDAS (1) Pengantar (1) Mengapa Harus Menjadi Konsumen Cerdas (2) Pengertian (4)

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 58 TAHUN 2001 (58/2001) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2010/122, TLN 5164]

RechtsVinding Online

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL [LN 1981/11, TLN 3193]

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 7 TAHUN 2001 T E N T A N G LARANGAN PERBUATAN PROSTITUSI DAN TUNA SUSILA DALAM DAERAH KABUPATEN WAY KANAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

Bab XXV : Perbuatan Curang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

KEBIJAKAN KEMENTAN YANG TERKAIT TERWUJUDNYA SWASEMBADA PANGAN ADALAH:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI KOTA

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1992 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN [LN 1992/46, TLN 3478]

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK PADA LABORATORIUM HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844]

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap

Transkripsi:

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha a. Mengapa harga barang yang ditetapkan tidak sesuai dengan nominal pecahan mata uang yang beredar dalam masyarakat? Sebenarnya faktorfaktor apa sajakah yang memengaruhi penetapan harga barang di pasaran (masyarakat)? b. Bagaimana cara Anda gunakan apabila ada transaksi yang dilakukan sementara jumlah nominalnya tidak memiliki pecahan mata uang? c. Apabila menggunakan sistem permen, mengapa Anda memilih menggunakan sistem permen sebagai pengganti alat tukar? d. Apabila menggunakan sistem permen, bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban Anda kepada Konsumen? e. Menurut Anda, apa sebenarnya faktor-faktor yang menyebabkan Anda menggunakan permen sebagai pengganti alat tukar dan bagaimana penyelesaian yang Anda lakukan apabila ada konsumen yang tidak mau menerima permen sebagai pengganti uang nominal kecil? f. Bagaimana bila keadaannya dibalik, untuk transaksi-transaksi dengan nominal kecil, justru konsumen-lah yang menggunakan permen sebagai alat pembayarannya? g. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar merupakan pelanggaran terhadap hak konsumen. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? h. Bagaimana pembelaan yang mungkin Anda lakukan apabila ada konsumen yang mengadukan masalah ini ke Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)? i. Berbicara mengenai ketentuan pidana, menurut Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang disebutkan bahwa setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran (poin a) atau penyelesaian kewajiban lain yang harus dipenuhi dengan uang (poin b)

wajib menggunakan rupiah dan apabila tidak menggunakan rupiah, maka dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Bagaimana tanggapan Anda mengenai pasal ini? 2. Daftar Pertanyaan untuk Konsumen a. Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap penggunaan permen sebgai pengganti alat tukar yang seringkali dilakukan oleh Pelaku Usaha dalam setiap transaksi jual beli? b. Pernakah Anda mencoba memperingatkan atau mengadukan Pelaku Usaha terkait dengan tindakannya memberi kembalian dalam bentuk permen kepada Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)? c. Menurut Anda, cara apa yang sebaiknya dipakai oleh Pelaku Usaha untuk mengatasi transaksi-transaksi dalam jual beli yang melibatkan uang nominal kecil apabila secara tidak disengaja Pelaku Usaha tidak memiliki stock uang dengan pecahan nominal kecil? d. Tahukah Anda bahwa ada ketentuan pidana terkait dengan penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar yang sah, sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang yang menyebutkan bahwa setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran (poin a) atau penyelesaian kewajiban lain yang harus dipenuhi dengan uang (poin b) wajib menggunakan rupiah dan apabila tidak menggunakan rupiah, maka dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Bagaimana tanggapan Anda mengenai pasal ini?

3. Daftar Pertanyaan untuk Lembaga Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang a. Praktek penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar yang marak terjadi di kalangan Pelaku Usaha ini sudah berlangsung sangat lama. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? b. Menurut Anda, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Pelaku Usaha menggunakan permen sebagai pengganti alat tukar? c. Selama ini, pernahkah ada konsumen yang mengadukan atau melaporkan tindakan Pelaku Usaha terkait dengan penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar? d. Bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap konsumen yang dirugikan akibat tindakan Pelaku Usaha menggunakan permen sebagai pengganti alat tukar dalam setiap transaksi jual beli? Mengingat Undang-undang Perlindungan Konsumen masih menyebutkan secara tersirat mengenai hal ini. e. Penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen. Lalu, bagaimana solusi yang ditawarkan oleh LPKSM untuk masalah ini apabila terjadi sengketa antara konsumen dengan Pelaku Usaha? f. Tahukah Anda bahwa ada ketentuan pidana terkait dengan penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar yang sah, sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang yang menyebutkan bahwa setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran (poin a) atau penyelesaian kewajiban lain yang harus dipenuhi dengan uang (poin b) wajib menggunakan rupiah dan apabila tidak menggunakan rupiah, maka dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Bagaimana tanggapan Anda mengenai pasal ini?

4. Daftar Pertanyaan untuk Bank Indonesia a. Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang disebutkan bahwa uang merupakan nilai tukar yang disepakati dan sah. Lalu, menurut Anda bagaimana pertanggungjawabannya apabila permen digunakan sebagai pengganti alat tukar dalam transaksi jual beli? b. Menurut Anda, bagaimana tanggapan Anda terhadap tindakan Pelaku Usaha yang menggunakan permen sebagai pengganti alat tukar dengan alasan bahwa uang dengan nominal kecil yang beredar di masyarakat sangat sulit untuk ditemukan? c. Bagaimana Anda selaku pihak yang mengontrol dan mengawasi peredaran uang di masyarakat melakukan pengontrolan dengan menjamin bahwa uang yang beredar di masyarakat, khususnya uang dengan nominal kecil sudah beredar sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat? d. Berbicara mengenai ketentuan pidana, menurut Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang disebutkan bahwa setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran (poin a) atau penyelesaian kewajiban lain yang harus dipenuhi dengan uang (poin b) wajib menggunakan rupiah dan apabila tidak menggunakan rupiah, maka dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Bagaimana tanggapan Anda mengenai pasal ini? Sejauh mana pasal ini sudah diterapkan? 5. Daftar Pertanyaan untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah a. Praktek penggunaan permen sebagai pengganti alat tukar sering terjadi di kalangan Pelaku Usaha dan sudah berlangsung sangat lama. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini?

b. Menurut Anda, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Pelaku Usaha menggunakan permen sebagai pengganti alat tukar? c. Bagaimana cara yang Anda selaku pihak yang melakukan pengawasan terhadap tindakan pelaku usaha dalam menjalankan kegiatannya? d. Menurut Anda mengapa harga barang yang ditetapkan tidak sesuai dengan nominal pecahan mata uang yang beredar dalam masyarakat? Sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi penetapan harga barang di pasaran (masyarakat)?