PERSYARATAN TEKNIS DESAIN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

TAHAPAN PENGEMBANGAN DESAIN, DAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (II)

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA. BAB I KETENTU

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR


FORMAT DAN ISI PROGRAM MANAJEMEN PENUAAN

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DALAM UTILISASI DAN MODIFIKASI REAKTOR NONDAYA

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KATEGORISASI. Kegiatan: Modifikasi Utilisasi (centang kotak yang sesuai)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 03 Tahun 2007 tentang Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

Judul. Deskripsi dan Spesifikasi Kebutuhan Sistem Berbasis Komputer. Oleh: Tim Dit. TIK UPI

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI DAN PROSEDUR OPERASI REAKTOR DAYA

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

BERITA NEGARA. BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Spesifikasi Sistem Kritis & Pengembangan Sistem Kritis

FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

NAMA, KELAS, DAN NILAI JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. 1 Kepala BAPETEN 17-2 Sekretaris Utama 16 4.

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK

FORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif (Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (I)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Laporan Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PERSYARATAN PRODUK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB l Pengujian Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P.

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari Tugas Akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan swasta terkemuka di Yogyakarta yang mengalami perkembangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS IBN

2017, No Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5343); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA.

BAB I PENDAHULUAN I-1

Prinsip Fundamental dalam Desain Perangkat Lunak

LAMPIRAN I METODE DAN PENDEKATAN ANALISIS KESELAMATAN

A. Pengujian Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. meluas keberbagai bidang kehidupan. Pada awal ditemukan teknologi tersebut,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

Transkripsi:

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER PADA REAKTOR DAYA PERSYARATAN TEKNIS DESAIN Persyaratan teknis desain Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer terdiri dari: A. Persyaratan Teknis Desain untuk Perangkat Keras; dan B. Persyaratan Teknis Desain untuk Perangkat Lunak. A. Persyaratan Teknis Desain untuk Perangkat Keras Persyaratan teknis desain untuk perangkat keras Sistem yang Penting untuk Keselamatan berbasis Komputer meliputi: 1. kriteria Kegagalan Tunggal; 2. mutu perangkat keras; 3. kualifikasi peralatan; 4. Kemandirian; 5. tampilan informasi; dan 6. inisiasi sistem proteksi. A.1. Kriteria Kegagalan Tunggal memenuhi kriteria Kegagalan Tunggal. Kegagalan Tunggal dalam Sistem Keselamatan Berbasis Komputer tidak boleh mencegah tindakan proteksi pada saat diperlukan. A.2. Mutu Perangkat Keras memiliki mutu komponen dan modul sesuai dengan kelas keselamatan dan mutu, dan memiliki laju kegagalan yang rendah. A.3. Kualifikasi...

- 2 - A.3. Kualifikasi Peralatan Perangkat keras Sistem Keselamatan Berbasis Komputer dikualifikasi melalui metode: a. pengujian jenis peralatan (type test); b. pengalaman operasi sebelumnya; dan/atau c. analisis. Perangkat keras Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain memiliki ketahanan terhadap gangguan: a. lingkungan, seperti temperatur, kelembaban, dan radiasi; b. interferensi elektromagnetik; c. petir; dan d. catu daya. A.4. Kemandirian : a. mandiri dalam hal catu daya dan komunikasi; dan b. terpisah secara fisik. mandiri: 1) antar bagian redundan dalam satu sistem keselamatan Bagian redundan dalam satu sistem keselamatan terpisah secara fisik untuk mempertahankan kemampuan dalam memenuhi fungsi keselamatan, selama dan setelah kejadian dasar desain; 2) antar sistem keselamatan Sistem keselamatan antara satu dan yang lain terpisah secara fisik karena berfungsi untuk memitigasi dampak kejadian dasar desain; dan 3) antara sistem keselamatan dan sistem lain Sistem keselamatan didesain tetap mempertahankan kemampuan dalam memenuhi fungsi keselamatan apabila terjadi kegagalan signifikan pada sistem lain. A.5. Tampilan...

- 3 - A.5. Tampilan Informasi memiliki instrumentasi tampilan: a. yang menyediakan tindakan pengendalian secara manual apabila tidak terdapat pengendali otomatis; dan b. yang secara kontinu memberi indikasi status pemintasan (bypass) Sistem Keselamatan atau status secara sengaja Sistem Keselamatan tidak dioperasikan. Perangkat keras Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain memiliki instrumentasi tampilan: a. yang menyediakan informasi mengenai status Sistem Keselamatan secara lengkap, cepat, akurat, dan tidak membingungkan operator. Informasi mengenai status Sistem Keselamatan mencakup indikasi dan identifikasi tindakan proteksi pada fitur deteksi, perintah dan eksekusi; dan b. dengan karakteristik tampilan informasi (misalnya tata letak, rentang, jenis, dan resolusi) yang memenuhi ketentuan ergonomi, sehingga dapat membantu operator dalam mengawasi status sistem dan status operasi instalasi. A.6. Inisiasi Sistem Proteksi untuk memiliki inisiasi tindakan protektif secara otomatis dan manual. B. Persyaratan Teknis Desain untuk Perangkat Lunak Persyaratan teknis desain untuk perangkat lunak Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer meliputi: 1. fungsi yang akan dikerjakan; 2. keselamatan; 3. ketersediaan dan keandalan; 4. antarmuka; 5. batasan desain; 6. model; 7. kinerja...

- 4-7. kinerja pewaktuan (timing performance); 8. akurasi komputasi; 9. keamanan; 10. struktur yang mudah dipahami dan diubah; 11. mampu telusur; 12. mampu prediksi; 13. konsistensi dan kelengkapan; dan 14. mampu Verifikasi. Persyaratan teknis desain untuk perangkat lunak memperhatikan persyaratan keselamatan dan potensi kegagalan dari semua moda operasi. B.1. Fungsi yang akan Dikerjakan Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain memiliki perangkat lunak yang mampu melaksanakan fungsi yang akan dikerjakan. Komputer menerjemahkan fungsi yang akan dikerjakan menjadi kode program. Kode program merupakan transformasi dari masukan menjadi luaran digital yang ditentukan, berupa: a. ekspresi logika; b. fungsi atau hubungan matematika; dan c. algoritma. Penamaan dan pengkodean masukan, luaran dan variabel internal pada Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain mampu telusur dan dapat dipahami secara menyeluruh. B.2. Keselamatan Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer didesain memenuhi persyaratan keselamatan yang mencakup penetapan: a. fungsi...

- 5 - a. fungsi yang penting untuk keselamatan sistem; b. setiap luaran yang terkait dengan keadaan selamat, pada saat gagal dapat terdeteksi tetapi tidak dapat teratasi; dan c. faktor keterkaitan antara masukan dan luaran perangkat lunak serta luaran terkait keselamatan dalam desain sistem komputer. B.3. Ketersediaan dan Keandalan Komputer didesain memiliki ketersediaan dan keandalan. B.4. Antarmuka Komputer didesain memiliki ketentuan mengenai antarmuka perangkat lunak dengan: a. operator; b. instrumen (sensor dan aktuator); c. perangkat keras komputer; d. perangkat lunak lain pada perangkat keras yang sama; dan e. sistem lain. B.5. Batasan Desain Komputer didesain memiliki batasan desain yang: a. diperoleh dari penetapan pilihan; b. ditetapkan dalam ketentuan perangkat lunak; c. dijustifikasi; dan d. mampu telusur. B.6. Model Komputer didesain menggunakan ketentuan perangkat lunak yang didasarkan pada model sistem yang akan diimplementasikan. Model...

- 6 - Model dan aplikasi perangkat lunak Sistem yang Penting untuk Keselamatan Berbasis Komputer dideskripsikan dengan jelas dan didokumentasikan dengan baik. B.7. Kinerja Pewaktuan (Timing Performance) Komputer didesain memiliki kinerja pewaktuan untuk melakukan transformasi masukan-luaran, seperti: a. waktu minimum dan maksimum antar: 1) masukan dan luaran; dan 2) luaran yang berurutan. b. karakteristik waktu yang diharapkan; dan c. laju cuplik masukan yang dibutuhkan perangkat lunak. Komputer didesain mampu mendeteksi dan memulihkan kesalahan atau kegagalan dalam waktu yang ditentukan. B.8. Akurasi Komputasi Komputer didesain memiliki tingkat akurasi komputasi tertentu. Batas toleransi akurasi komputasi mencakup ketelitian informasi numerik yang akan diproses sesuai dengan dokumen ketentuan perangkat lunak (software requirements documents). B.9. Keamanan Komputer didesain memiliki ketentuan keamanan, seperti pemeriksaan validitas masukan, data yang tersimpan, dan perangkat lunak itu sendiri. Informasi yang dapat dimanipulasi oleh perangkat lunak, seperti titik pengesetan (set point) terkait keselamatan, hanya dapat diakses secara terbatas. B.10. Struktur...

- 7 - B.10. Struktur yang Mudah Dipahami dan Diubah Komputer didesain memiliki struktur hirarki yang menyediakan level abstraksi untuk memudahkan dilakukannya tinjau ulang. Contoh level abstraksi pada sistem komputer, meliputi: BIOS, sistem operasi, dan program. Komputer didesain menggunakan prinsip penyembunyian informasi untuk memudahkan: a. pelaksanaan tinjau ulang sebagian (piecewise review) dan verifikasi sebagian; dan b. pengubahan struktur. Komputer dapat didesain: a. menggunakan teknik grafis dan bahasa formal untuk memudahkan pemahaman; dan b. setiap modul memiliki antarmuka yang sederhana, dan bila terdapat perubahan, maka hanya terbatas pada sejumlah kecil modul saja yang berubah. B.11. Mampu Telusur Komputer didesain mampu telusur sampai pada unsur-unsur desain seperti modul, prosedur, subrutin atau file yang mempunyai identitas unik. B.12. Mampu Prediksi Komputer didesain: a. memiliki arsitektur dengan karakteristik deterministik yang mampu menunjukkan prediksi respons terhadap masukan dan waktu respons. b. menggunakan...

- 8 - b. menggunakan protokol komunikasi deterministik dan tidak bergantung pada sistem eksternal. B.13. Konsistensi dan Kelengkapan Komputer didesain: a. tidak mengandung kontradiksi; b. tidak membingungkan; dan c. memiliki deskripsi lengkap tentang antarmuka setiap modul. Kedua sisi antarmuka setiap modul didesain: a. saling sesuai; dan b. menggunakan nama dan urutan variabel yang konsisten. B.14. Mampu Verifikasi Komputer didesain dapat diverifikasi penerapannya sesuai dengan desain rinci. KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, ttd. AS NATIO LASMAN