KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POLA ZERO WASTE

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

IDENTIFIKASI KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG YANG TERINTEGRASI DENGAN PADI* ABSTRAK

KARAKTERISTIK TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI BERDASARKAN PERSEPSI PETERNAK PADA KELOMPOK TANI TERNAK DI KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

PERSEPSI PETERNAK TERHADAP KINERJA PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI DAN LIMBAH TERNAK SAPI POTONG

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dampak Gempa Bumi Terhadap Kelayakan Usaha Sapi Potong Model Integrasi Padi-Ternak di DIY (Studi Kasus di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul)

LAPORAN AKHIR PEMANTAPAN PROGRAM DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Penilaian Kepuasan Penggunaan Alat dan Mesin Dalam Pengembangan Padi (Studi Kasus Kabupaten Ngawi dan Sragen) Sugiyono 1, Rahmat Yanuar 2, Sutrisno 3

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

BIODATA PENELITI. Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Universitas Universitas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan pada subsistem budidaya (on farm) di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Jamu Ternak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

KAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE

PREFERENSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG TEKNOLOGI IB DI KABUPATEN BARRU. Syahdar Baba 1 dan M. Risal 2 ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PETERNAK SAPI DI KECAMATAN SINONSAYANG KABUPATEN MINAHASA

MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan atau disubstitusi

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

BAB I PENDAHULUAN. tambah, daya saing, dan ekspor serta (4) meningkatkan kesejahteraan petani (RKT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

PENDAHULUAN Latar belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung. perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor pertanian

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

Transkripsi:

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI Agustina Abdullah, Hikmah M.Ali, Jasmal A.Syamsu Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Kampus UNHAS Tamalanrea Makassar Email : abdullah_ina@yahoo.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kapasistas peternak dalam pengembangan teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan dalam mendukung integrasi ternak sapi potong dan padi. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pinrang, dengan lokasi kecamatan menjadi sampel penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang yaitu kecamatan yang memiliki kelompok tani teridentifikasi telah melakukan introduksi teknologi pada integrasi sapi potong dan padi berbasis zero waste. Sumber data penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan survey/wawancara kepada petani peternak responden. Variabel penelitian adalah kapasistas peternak dalam pengembangan teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak meliputi keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas, serta observabilitas. Hasil penelitian menunjukkan 68,9% peternak memberi penilaian bahwa teknologi fermentasi jerami padi dapat dengan mudah diaplikasikan. Sebanyak 76,8% responden memberi penilaian tinggi dan sangat tinggi bahwa hasil dari aplikasi teknologi tersebut dapat diamati dalam waktu yang relatif singkat (observable). Trialibilitas dan observabilitas suatu teknologi berhubungan positif dengan adopsi teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan api potong. Kata kunci : kapasitas peternak, integrasi sapi padi, jerami padi, teknologi pakan PENDAHULUAN Pengembangan produksi pertanian tanaman pangan telah banyak dilakukan dengan berbagai program intensifikasi terutama untuk tanaman padi. Program-program ini justru menyebabkan terjadinya kejenuhan (leveling off) sebagai akibat penggunaan pupuk kimiawi secara intensif yang diikuti dengan makin terbatasnya ketersediaan sumber hara bagi tanaman. Kondisi tersebut memberi peluang bagi pengembangan peternakan yaitu melalui pemanfaatan kotoran ternak untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dengan demikian integrasi ternak sapi dengan padi diharapkan dapat merupakan salah satu jalan keluar mewujudkan pertanian berkelanjutan, dengan memanfaatkan pula jerami padi sebagai pakan ternak. Menurut Syamsu (2011), bahwa pola integrasi sapi potong dengan padi merupakan strategi terbaik untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya limbah pertanian. Namun upaya tersebut belum dilaksanakan dengan baik, karena pelaksanaannya masih dilakukan secara parsial, tidak terintegrasi dan holistik.

Kompenen teknologi utama yang perlu dikuasai oleh petani dalam intgrated farming systems khususnya sistem integrasi sapi potong dan padi yaitu teknologi pengolahan limbah yaitu teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan, teknologi pengolahan limbah ternak sapi sebagai biogas dan pupuk (pupuk kandang dan pupuk cair), sehingga dapat mewujudkan prinsip zero waste. Usaha keterpaduan sapi dan padi telah lama dikenal dengan sistem integrasi padi dan ternak (SIPT) atau integrated farming systems. Dengan sistem integrasi padi dan ternak, diharapkan tidak ada limbah yang terbuang (zero waste) dari kedua usahatani tersebut (Diwyanto et al, 2002). Namun demikian, hasil penelitian Muslim (2006), terhadap pelaksanaan sistem integrasi padi dan sapi (SIPT), menyimpulkan bahwa teknologi yang diterapkan belum sepenuhnya direspon oleh peternak (kasus di Majalengka) karena sebagain besar kelompok peternak belum memanfaatkan pupuk kandang pada lahan pertaniannya walaupun sudah merupakan paket anjuran dalam kegiatan SIPT tersebut. Pelaksanaan SIPT di Kabupaten Lombok Barat juga mengalami kegagalan, karena anggota kelompok peternak tidak mengandangkan ternaknya. Priyanti (2007) menyatakan, adopsi usaha tani integrasi tanaman ternak di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur juga belum dilaksanakan secara seimbang (hanya parsial) oleh sebagian besar petani-peternak. Hasil penelitian Elly (2008), yang menyatakan bahwa petani yang mendapat bantuan ternak pada program SIPT di Sulawesi Selatan sebagian besar gagal karena respon petani dalam mengadopsi program tersebut belum memadai karena rendahnya kapasitas peternak (sikap, pengetahuan dan keterampilan). Pengembangan pola integrasi ternak sapi dan padi, keberhasilannya sangat ditentukan oleh kapasistas sumberdaya peternak. Pengembangan kapasistas peternak dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para peternak, dimana seluruh aktivitas dalam pengembangan peternakan misalnya sapi potong dilakukan dari, oleh dan untuk peternak. Pengembangan peternak dilaksanakan dengan nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transparansi, tanggungjawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan-muatan baru dalam pemberdayaan peternak (Abdullah dan Syamsu, 2008). Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan pengembangan kapasistas peternak integrasi ternak sapi potong dan padi sehingga terwujud integrasi yang berkelanjutan melalui salah satunya penerapan teknologi pengolahan limbah yaitu pengolahan jerami padi sebagai pakan. Dengan demikian, akan tercapai pengelolaan sumberdaya yang optimal untuk meningkatkan produktivitas usaha tani dan peningkatan pendapatan

petani dengan adanya nilai tambah yang diperoleh atas penerapan teknologi pengolahan limbah jerami padi. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi survey pada dilakasnakan di Kabupaten Pinrang. Penentuan lokasi kecamatan menjadi sampel penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang yaitu kecamatan yang memiliki kelompok tani teridentifikasi telah melakukan introduksi teknologi pada integrasi sapi potong dan padi berbasis zero waste. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Lanrisang 2 kelompok tani, Mattirobulu 5 kelompok tani, Mattirosompe 1 kelompok tani, Cempa 2 kelompok tani, Duampanua 3 kelompok tani, serta Lembang 1 kelompok tani, dengan total 14 kelompok tani sebagai basis pengambilan data. Jumlah petani peternak sebagai responden dari masing-masing kelompok tani dihitung berdasarkan Slovin (Umar, 1997). Sumber data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan penelitian lapangan yaitu, langsung kepada petani peternak responden. Variabel penelitian adalah kapasistas peternak dalam pengembangan teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak meliputi keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas, serta observabilitas. Pengolahan data penelitian diawali dengan melakukan tabulasi data, dan melakukan analisis deskriptif data dengan melihat rataan, persentase dan frekuensi yang diolah dengan bantuan menggunakan software SPSS ver. 12.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas peternak dalam teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan khususnya teknologi fermentasi jerami padi, pada integrated farming system pola sapi potong dan padi, seperti terlihat pada Tabel 1. Persepsi peternak terhadap karakteristik teknologi pakan fermentasi jerami padi adalah peternak melihat teknologi tersebut dari keuntungan relatifnya. Keuntungan relatif suatu inovasi/teknologi sangat menentukan didalam pengambilan keputusan pengguna untuk mengadopsi atau menolak inovasi/teknologi tersebut. Sebagian besar responden memberi penilaian tinggi untuk pernyataan bahwa salah satu keunggulan dari teknologi fermentasi jerami padi adalah dapat meningkatkan mutu jerami padi sebagai pakan dan jika digunakan sebagai pakan sapi potong akan meningkatkan produktivitas ternak yaitu tingkat konsumsi pakan meningkat dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak. Mardikanto (1993) menyatakan, bahwa berhasil tidaknya pengembangan teknologi ditentukan oleh mau tidaknya petani mengadopsi teknologi

yang dianjurkan. Semakin tinggi tingkat keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi tersebut diterima oleh masyarakat. Sebanyak 68,9% peternak memberi penilaian bahwa teknologi fermentasi jerami padi dapat dengan mudah diaplikasikan. Hal ini memberikan indikasi bahwa teknologi tersebut sifatnya sederhana atau tingkat kompleksitasnya sangat rendah. Dengan demikian, pandangan/persepsi terhadap tingkat kemudahan teknologi yang tinggi diharapkan akan berhubungan dengan tingkat adopsi teknologi pakan. Tabel 1. Kapasitas Peternak dalam Pengembangan Teknologi Pakan Fermentasi Jerami Padi Sebagai Pakan ternak. Indikator Karakteritik Jumlah Kategori Teknologi (responden) % Keuntungan Relatif Meningkatkan Pendapatan Sangat tinggi 2 0.8 Tinggi 108 42.5 Sedang 48 18.9 Rendah 69 27.2 Meningkatkan Mutu Sangat Tinggi 109 42.9 Tinggi 118 46.5 Sedang 0 0.0 Rendah 0 0.0 Kompleksitas, Triabilitas, Observabilitas Mudah Dipraktekkan Sangat Tinggi 94 37.0 Tinggi 81 31.9 Sedang 45 17.7 Rendah 7 2.8 Dapat Dicoba skala Kecil SangatTinggi 158 62.2 Tinggi 49 19.3 Sedang 18 7.1 Rendah 2 0.8 Dapat diamati dalam waktu relatif singkat Sangat Tinggi 70 27.6 Tinggi 125 49.2 Sedang 32 12.6 Rendah 0 0.0 Kompatibilitas Sesuai Budaya Sangat Tinggi 57 22.4 Tinggi 148 58.3 Sedang 22 2.7 Rendah 0 0.0 Tidak Bertentangan dengan kebiasaan petani Setempat Sangat Tinggi 66 26.0 Tinggi 161 63.4 Sedang 0 0.0 Rendah 0 0.0

Pandangan responden terhadap hasil penerapan teknologi, dapat diamati secara langsung oleh adopter sendiri maupun oleh orang lain sangat tinggi. Sebanyak 76,8% responden memberi penilaian tinggi dan sangat tinggi bahwa hasil dari aplikasi teknologi tersebut dapat diamati dalam waktu yang relatif singkat (observable). Trialibilitas dan observabilitas suatu teknologi berhubungan positif dengan adopsi teknologi bersangkutan. Persepsi atau pandangan peternak yang tinggi terhadap karakteristik teknologi fermentasi jerami padi, tentunya setelah mencoba mengaplikasikan teknologinya, karena orang cenderung untuk melihat, mendengar dan percaya hanya yang dilihat, didengar dan dipercayai, yang didasarkan pada pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menafsirkan objek (teknologi). Dalam hal ini para peternak melalui aplikasi teknologi telah diajak untuk melihat, mencoba, dan merasakan sendiri hasil dari pada aplikasi teknologi tersebut, selanjutnya memberi penilaian sendiri dan memutuskan sendiri, keputusan inovasi untuk mengadopsi atau menolak teknologi tersebut. Miller dan Cox (2006) menjelaskan, bahwa kompleksitas suatu teknologi adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan, dan triabilitas adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil. Observabilitas adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Peternak akan mengadopsi suatu teknologi jika teknologi itu sudah pernah dicoba oleh orang lain dan berhasil, karena peternak rasional. Peternak tidak akan mengadopsi suatu teknologi, jika masih harus menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian. Kompatibilitas suatu teknologi adalah derajat kesamaan atau keterkaitan inovasi dengan nilai, norma dan pengalaman termasuk cara lama yang sudah diketahui/dimiliki oleh pengguna. Kompatibilitas inovasi/teknologi berhubungan positif dengan adopsi. Persepsi peternak terhadap kompatibilitas teknologi dimana teknologi fermentasi jerami padi dipersepsikan oleh responden sebagai teknologi yang kompatibel. Artinya, bahwa dari aspek sosial teknologi tersebut dapat diterima masyarakat. Responden memberi penilaian positif bahwa teknologi itu tidak bertentangan dengan budaya dan kebiasaan peternak setempat, hanya saja selama ini pengetahuan peternak dalam penerapan teknologi, manfaat teknologi fermentasi jerami padi masih rendah dan ketergantungan terhadap hijauan /rumput alam sebagai pakan ternak masih tinggi. Berdasarkan penilaian dan persepsi peternak, maka dapat dikatakan bahwa aplikasi teknologi ini secara ekonomis dapat memberikan keuntungan relatif bagi

peternak pengguna, dan ditinjau dari perspektif ekonomis, teknologi ini layak untuk didesiminasikan atau didifusikan kepada peternak lainnya. Sudana (2008) menyatakan, bahwa suatu teknologi diadopsi oleh pengguna dalam hal ini peternak, apabila teknologi itu dapat memberikan dampak positif yaitu keuntungan bagi penggunanya. Keuntungan tersebut dapat berupa keuntungan langsung yaitu berupa peningkatan produktivitas atau pendapatan usahatani, atau keuntungan tidak langsung lainnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa peternak telah mengetahui dan mengadopsi beberapa teknologi pakan namun teknologi tersebut dapat dikategorikan sebagai teknologi konvensional. Teknologi yang lain seperti teknologi pakan lengkap, konsentrat, pemeletan dan lain-lain, peternak belum mengetahuinya. KESIMPULAN DAN SARAN Kapasitas peternak dalam teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan menunjukkan 68,9% peternak memberi penilaian bahwa teknologi fermentasi jerami padi dapat dengan mudah diaplikasikan. Sebanyak 76,8% responden memberi penilaian tinggi dan sangat tinggi bahwa hasil dari aplikasi teknologi tersebut dapat diamati dalam waktu yang relatif singkat (observable). Trialibilitas dan observabilitas suatu teknologi berhubungan positif dengan adopsi teknologi pengolahan jerami padi sebagai pakan api potong. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari Program Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Untuk itu, diucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Hasanuddin dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud atas bantuan dana penelitian sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A dan Syamsu, J. A. 2008. Penguatan Kelompok Tani Ternak Dalam Pengembangan Agribisnis Peternakan. Buletin Peternakan. Edisi 28 Peternakan Propinsi. Suawesi- Selatan, Makassar Diwyanto K, Prawiradiputra BR, Lubis D. 2002. Integrasi tanaman-ternak dalam pengembangan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan. Wartazoa, 12 (1) : 1-17. Elly, F.H. 2008. Dampak biaya transaksi terhadap perilaku ekonomi rumah tangga petani usahaternak sapi-tanaman di Sulawesi Utara. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mardikanto, T. 1993, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Miller, R.L and L. Cox. 2006. Technology Transfer Preferences of Researchers and Producers in Sustainable Agriculture. Journal of Extension Volume 44 (3). http://www.joe.org/joe/2006june/rb2.shtml Muslim, C. 2006. Pengembangan system integrasi padi-ternak dalam upaya pencapaian swasembada daging di Indonesia: suatu tinjauan evaluasi. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 4 No. 3 September 2006: 226-239. Priyanti, A. 2007. Dampak program sistem integrasi tanaman ternak terhadap alokasi waktu kerja, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syamsu, J.A. 2011. Reposisi Paradigma Pengembangan Peternakan. Penerbit Absolute Media, Yogyakarta Umar, H. 1997. Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran. PT Gramedia, Jakarta