Pengalaman Alien Encounter dan Alien Abduction. Oleh: Gatot Tri R.

dokumen-dokumen yang mirip
Matahari dan Kehidupan Kita

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Pertama Kali Aku Mengenalnya

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

PATI AGNI Antologi Kematian

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Mataram Binangkit Jilid 1

2X3 meter menjadi berpuluh-puluh meter. Yang tadinya kita tidur seranjang berempat, begitu sempit dan sesak, menjadi terasa tidur sendiri dengan

SENA LINGGABHUMI SERINDAI DANYANG

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

ZEITMASCHINE. Kumpulan Prosa MAS OKIS

Nama: Alphent Nichola DD Nim: Kelas: 09-S1TI-02 KOTA KEGELAPAN

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Kisah Dari Negeri Anggrek

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Satu Hari Bersama Ayah

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Kapter dan Master. Ugh rasa dingin ini! Aku ingin cepat-cepat melihat matahari lagi.!

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Sample Upload. Perjalanan 60 hari

3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Belajar Memahami Drama

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Cermin. Luklukul Maknun

TUGAS BROADCASTING SINOPSIS NASKAH PENDEK KUDA LAUT

Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Pengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

dengan penuh hormat. rumah. mata.

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

A. Rita. Penerbit. Karya Cinta

BAHAGIAN B. Dari SOALAN 24 hingga SOALAN 41, tulis jawapan kamu di tempat kosong yang disediakan di Kertas Soalan ini.

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BigPut. FINDING the LOST PRECIOUS MEMORIES

Impossible Love. Between 2 Worlds. Prolog. Profita Dewi Nadita

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

Sepasang Sayap Malaikat

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Ah sial aku selingkuh!

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Di Pantai Pasir Putih

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

BAB III KONSEP PERANCANGAN

MEMOAR 1. Aku Anak Nelayan

Bacalah puisi berikut! Meski kini Mampu aku berdiri, berjalan sendiri Tetapi aku anakmu, butuh kasihmu Ibu.. Tema dari puisi tersebut adalah.

MENGIDENTIFIKASI ASPEK EDITING PADA BREAKDOWN NASKAH FILM BELENGGU

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

Hayo melamun aja kamu Tha dari tadi aku liatin. Evan tiba tiba duduk di sebelah Retha sambil memberikan ice cream cone rasa anggur.

JMSC Tingkat SD/MI2017

Transkripsi:

BETA-UFO INDONESIA Jl. Krembangan Barat 31-I Surabaya 60175 www.betaufo.org ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pengalaman Alien Encounter dan Alien Abduction Oleh: Gatot Tri R. Disampaikan dalam acara ceramah UFO di gedung Pasca Sarjana Universitas Sahid, Jakarta, tanggal 8 Desember 2007. Sejak tahun 2000 hingga 2005, penulis mengalami apa yang disebut dengan fenomena alien encounter (perjumpaan dengan entitas asing) dan alien abduction (penculikan oleh alien). Penulis mengalami beberapa kali peristiwa namun yang akan diuraikan dalam artikel ini hanya sebagian saja. Sayangnya, penulis tidak pernah mencatat tanggal dan waktu pasti kejadian. Sehingga bulan atau jam yang akan disebutkan dalam artikel ini berdasarkan perkiraan. Penulis mengalami encounter dan abduction di Surabaya, Singaraja, Jakarta dan Sidoarjo. Berikut uraian singkat mengenai pengalaman penulis dalam bahasa saya. Kira-kira April atau Mei tahun 2000, Surabaya Saya mendadak terbangun dari tidur. Bukan karena mimpi buruk atau ingin ke toilet. Hanya perasaan seperti dibangunkan saja. Biasanya saya langsung kembali tidur. Tapi malam itu, sekira pukul 02.00 WIB, saya tidak bisa kembali tidur, rasa kantuk hilang sama sekali. Posisi tidur saya miring ke arah barat. Kamar tidur saya kira-kira berukuran 2x4 meter. Ranjang membujur dari utara ke selatan. Jendela kamar berkaca nako ada di sisi utara, menghadap langsung dengan area terbuka di belakang rumah. Lampu kamar dalam kondisi menyala. Kebetulan beberapa waktu sebelumnya saya melepas tirai jendela kamar. Saya tidak ingat mengapa tirai jendela saya lepas. Saya baru menyadari ada suara mendengung yang teratur di luar rumah, sepertinya agak jauh. Saya pikir itu suara mesin pompa air milik tetangga yang memang memiliki tandon di lantai dua rumahnya. Saya lalu terus berusaha untuk tidur, terutama berdoa, atau menghitung domba - seperti yang ada dalam film atau buku cerita, atau lainnya. Tapi sungguh aneh, saya tidak bisa juga tidur. Posisi tidur saya kini agak telentang, kepala menoleh ke barat dengan sebagian guling menutupi wajah saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa suara dengungan itu makin keras dan sepertinya makin mendekat. Saya tetap diam memperhatikan suara itu. Itu pasti bukan suara mesin pompa air. Lalu suara apa itu? Rasa 1

penasaran muncul. Suara dengungan itu terdengar bergerak makin mendekat ke arah kamar saya dan makin keras. Mulai dari sini saya merasa takut. Guling saya dekap erat, jantung mulai kencang berdetak. Saya tetap menjaga tubuh saya agar tetap diam. Suara itu sepertinya turun perlahan dari atas menurun ke bawah dan terdengar seperti mengarah ke jendela kamar saya. Benar, suara itu menuju kamar saya dan menerobos jendela memasuki kamar saya. Saya berteriak dalam hati menyebut asma Allah terus menerus. Tiba-tiba sekujur tubuh saya tidak bisa digerakkan. Saya merasa lumpuh atau paralyzed. Tapi saya masih bisa bernafas walau pendek-pendek. Saya merasakan hawa aneh beredar dari kaki ke atas dan berhenti di atas dada saya. Suara dengungan masih terdengar, tapi agak pelan. Saya merasa takut, tidak mau membuka mata, walaupun waktu itu saya mungkin tidak bisa membuka mata sama sekali. (Saya belakangan membayangkan tubuh saya waktu itu dipindai oleh suatu perangkat pindai). Tiba-tiba sesuatu itu membuat bagian dada sebelah kiri saya merasa sesak. Saya penderita asma, tapi rasa sesak itu lebih dari yang biasa saya rasakan. Lalu saya merasakan jantung saya seakan diremas atau ditekan kuat. Saya merasakan kesakitan yang amat sangat, dan mungkin karena merasa kesakitan dada saya sampai agak terangkat. Saya tak henti-hentinya mengucap asma Allah, kata-kata dzikir dan sebagainya namun itu tidak berhasil. Saya masih merasakan itu selama beberapa waktu, lalu semuanya selesai. Saya bisa bernafas kembali meskipun agak tersengal-sengal. Saya seperti merasakan keringat dingin. Saya mencoba untuk menggerakkan tubuh saya dengan perasaan waswas. Lalu membuka kedua mata saya dengan perlahan. Jantung masih agak berdetak kencang. Kosong, tidak ada apa-apa. Apapun itu sudah tidak ada di kamar saya. Saya tidak berani bangkit dari ranjang. Saya hanya melongok sebentar ke arah jendela kamar saya. Saya lalu berusaha tidur dengan tak lupa memohon perlindungan kepada Allah SWT. Kira-kira pukul 3.00 atau 3.30 saya baru bisa terlelap. Kira-kira keesokan harinya saya menyadari adanya sebuah bekas luka di bagian dada saya. Warnanya kemerahan agak gosong, seperti bekas kerokan. Bentuknya agak melingkar dan cukup besar dan jelas. Ini mirip dengan apa yang dialami oleh Dr X dan putranya di Perancis yang terkena paparan sinar UFO di bagian perutnya. Hanya bentuknya segitiga. (Randles, 1997:95) Setelah itu, hampir setiap malam saya mengalami encounter yang membuat saya menjadi takut untuk tidur. Saya selalu terbangun di tengah malam, antara jam 12.00 hingga jam 02.00, dan selalu merasakan kedatangan sesuatu itu dengan tanda tubuh lumpuh untuk sementara waktu, muncul hawa aneh di sekujur tubuh dari bagian kaki ke atas, lalu jantung seperti diremas/ditekan. Meskipun saya pindah kamar ke kamar adik saya dan tidur bersama mereka, encounter tetap saya alami dan selalu seperti itu. Saya tidak pernah berani untuk membuka mata untuk melihat apa yang selalu mengganggu saya. Karena seringnya encounter, 2

lambat laun perasaan takut hilang. Perasaan terganggu muncul karena encounter membuat saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur. Kira-kira Juni tahun 2000, Surabaya Pengalaman kali ini sangat berbeda dengan encounter yang berkali-kali saya alami sebelumnya. Mungkin inilah yang disebut sebagai fenomena alien abduction. Sayang, tanggal pastinya saya sudah lupa. Malam hari sepulang beraktivitas, kira-kira menjelang atau pukul 22.00, saya datang ke rumah, langsung masuk kamar dan merebahkan diri sejenak untuk melepas lelah. Saya tidak ingin tidur dulu karena masih ingin mandi. Baru saja merebahkan diri di ranjang, tiba-tiba saja saya merasa tubuh saya terangkat ke atas dengan cepatnya dan tiba-tiba saja saya sudah berada di dalam sebuah ruangan asing yang menurut saya ialah sebuah wahana. Saya keluar dari salah satu pintu yang mungkin sebuah bilik elevator yang menarik saya dari bumi. Saya melihat area koridor atau lorong dan satu ruangan di depan saya berbentuk melingkar atau bundar. Ruang bundar itu di bagian tengah dan memiliki beberapa pintu. Kira-kira ada tiga atau empat pintu. Atap ruang bundar itu melengkung ke atas dan ada cahaya terang. Koridor atau lorong di sebelah kanan kiri saya melengkung, terdapat cahaya yang tidak begitu terang dan di depan ada pintu yang menghubungkan dengan ruang bundar. Saya mengendapendap dengan perasaan was-was masuk ke ruang bundar itu. Pintu masuknya lumayan tinggi, sekira dua meter. Tinggi tubuh saya yang 1,76 m masih cukup memasukinya. Warna dinding dan lantai seperti metalik atau logam. Suhu 3

ruangan lumayan sejuk. Saya merasakan gravitasi di dalam karena saya bisa berjalan, tidak berbeda dengan lingkungan sehari-hari saya. Saya ingat, ketika keluar dari balik pintu dan berjalan pelan ke arah ruang bundar, saya melihat ada makhluk kecil berwarna kehijauan mendongak menatap saya. Saya pikir itu alien. Tapi makhluk itu tidak seperti alien yang sering saya lihat. Ia seperti mengenakan topi (atau mungkin itu helm kaca?) dan memiliki ekor ekor. Makhluk itu hanya menatap saya dan berdiri di depan saya. Ada semacam ekspresi welcome atau menyambut saya. Makhluk itu memiliki tangan yang sepertinya diposisikan di bagian dadanya. Karena saya merasa takut, saya lalu lari kembali menuju ke bilik dimana saya pertama kali keluar (Catatan: Saudara Nur Agustinus menanyakan tentang sistem pintu pada bilik. Saya tidak ingat secara pasti apakah pintu pada bilik itu sistem engsel atau dorong). Akhirnya saya sudah berada di dalam bilik yang gelap. Ruangan itu berukuran kecil tapi terasa lumayan nyaman. Sepertinya kapasitasnya memang untuk satu orang. Ada satu jendela yang sempat saya lihat. Masya Allah... lengkungan bumi di bawah yang biru dan awan-awan di luar terlihat amat cantik. Bintangbintang bertaburan di angkasa... Saya sejenak merasa terpana. Rupanya saya ada luar di angkasa! 4

Saya lalu melihat sebuah tuas di bawah jendela, langsung saya tekan atau dorong ke bawah dengan tangan kiri saya. Tiba-tiba, blarr...!!! Saya merasakan turun ke bawah dengan derasnya. Bintang-bintang di luar sana terlihat seperti garis-garis saja saking cepatnya. Semakin deras hingga rasanya dada atau jantung saya serasa mau pecah / meledak. Saya ingat bahwa saya berusaha teriak tapi pita suara seperti terjepit. Lalu saya memejamkan mata rapat-rapat menahan sakit yang amat sangat, meluncur ke bumi dengan derasnya. Dalam hati saya berkata "saya akan mati, saya akan mati Tiba-tiba, blekkk! Saya sudah ada di atas ranjang. Yang pertama saya pikirkan adalah atap kamar yang rusak berat. Saya juga berpikir tubuh saya jadi berkeping-keping. Namun atap kamar saya tidak rusak atau berlubang, tubuh saya juga tidak luka atau memar. Cuma jantung saya berdegup amat kencang namun segera normal setelah beberapa kali menarik napas panjang. Saya langsung bangkit dari ranjang dengan nafas tersengal-sengal dengan berbagai perasaan berkecamuk dalam hati. Mengenai interior ruangan yang saya gambarkan di atas, mirip dengan apa yang digambarkan oleh salah satu korban bernama Sandi yang terdapat di dalam buku Fiore (1989:200). Ruangan itu disebut Sandi sebagai ruang operasi. Kira-kira April atau Mei tahun 2005, Jakarta Waktu itu saya ingat hari Minggu. Ketika saya tidur siang di kamar kos saya, saya tiba-tiba terbangun karena ada sesuatu yang mengganggu tidur saya. Pintu kamar saya selalu dalam keadaan terkunci. Saya mengalami encounter seperti yang biasa saya alami di waktu malam. Tubuh saya mengalami lumpuh tapi saya berupaya sekuat tenaga untuk membuka mata saya. Saya terkejut melihat sosok yang tidak tinggi 5

berdiri di sebelah kiri ranjang saya. Sosok itu seperti mengutak atik bagian dahi saya. Merasa ada insider di dalam kamar, saya berupaya sekuat tenaga menggerakkan tubuh saya. Saya lalu memang bisa menggerakkan tangan kiri saya dan sempat memegang bagian belakang tubuh sosok itu. Saya hendak menghardik dengan kata-kata siapa kamu? tapi suara saya seakan berhenti di tenggorokan. Saya merasa sosok itu terlihat seperti kebingungan. Mungkin tidak menyangka saya terbangun dan itu di luar perkiraannya. Tangan kiri saya masih memegang bagian tubuhnya, mata saya yang tidak jelas menangkap wajah sosok itu (agak kabur atau blur) melihat kedua tangannya seperti mengebor dahi saya. Saya merasakan sakit sekali dan penglihatan saya berputar-putar. Lalu saya tidak ingat lagi. Ketika saya terbangun sekira pukul 13.00, tubuh saya rasanya kaku. Pengalaman saya ini mirip dengan apa yang dialami oleh korban lainnya. Sejumlah korban merasakan tubuhnya melayang, tapi saya ingat saya berada di dalam kamar saya. Sosok atau makhluk berada di posisi yang sama, seperti yang dituangkan dalam sketsa dari buku Birnes dan Burt (2000:157) ini: Kira-kira 3 Agustus 2005, Sidoarjo Saya terbangun di tengah malam, saya tidak melihat jam tapi setelah semuanya selesai, jam menunjukkan kira-kira pukul 02.00 dini hari. Sebuah cahaya terang di dalam kamar membangunkan saya. Malam itu saya tidur bersama istri saya. Lampu kamar dalam keadaan mati. Saya ingat waktu terbangun tubuh saya menghadap ke arah pintu kamar (arah utara). Saya berusaha membuka mata saya. Sinar itu sangat terang, menyorot ke arah saya. Saya juga melihat ada sinar dari atas pintu kamar. Saya meilhat ada sejumlah sosok atau makhluk berpakaian seperti pakaian penyelam di dasar laut dan mengenakan helm/ Lalu tubuh saya lumpuh. Saya tidak mampu untuk membangunkan istri yang tidur di sebelah kiri saya. Ketika selesai, nafas saya terengah-engah. Saya lalu bisa menggerakkan tubuh saya dan langsung membangunkan istri saya. 6

Saya mengatakan kepada istri saya kalau meraka selalu mengikuti saya. Kami lalu terdiam sejenak. Suasana malam itu sangat sunyi. Tiba-tiba kami berdua mendengar sebuah suara seperti sesuatu melesat dengan cepatnya ke atas. Suara itu seperti ada di atas di luar rumah kami. Saya lalu berpikir bahwa mereka telah pergi dengan wahana mereka. Sejak itu saya tidak pernah mengalami encounter atau abduction. Mungkin berakhir dengan sebuah kenangan bahwa saya melihat mereka dengan jelas. 7