BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti manajemen, pemegang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, usaha bisnis investasi akan menjadi sangat diminati dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan merupakan cara untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB I PENDAHULUAN. sikap profesional oleh auditor. Kriteria profesional auditor adalah independensi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan beserta perubahannya, serta menunjukkan kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang kiat membuat perekonomian di Indonesia semakin signifikan mengalami perkembangan ini, mendorong semakin berkembangnya pula perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga membuat persaingan semakin ketat pula diantara perusahaan perusahaan yang ada untuk menjadikan dirinya unggul, berprestasi dan dikenal oleh masyarakat luas atas eksistensinya berkarya dan mengembangkan bisnis usahanya untuk mendatangkan peningkatan kesejahteraan bagi para stakeholders. Atas dasar tantangan yang muncul dari setiap persaingan tersebut, setiap manajemen pada perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan dana lebih banyak lagi untuk mendanai kegiatan operasional perusahaannya guna memperkembangkan perusahaannya menjadi perusahaan yang dapat bersaing dan going concern, yang notabenenya tidak mungkin hanya didanai dari sumber dana internal dan pinjaman dari Bank saja. Namun cara lainnya guna untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut yaitu dengan cara melakukan penjualan kepemilikan saham perusahaan kepada investor melalui pasar modal atau yang sering dikenal dengan sebutan Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange).

Kepercayaan investor pada perusahaan yang ingin menjual kepemilikan sahamnya memperlihatkan beberapa aspek aspek apa saja yang menjadi pertimbangan seorang investor ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Dan hal itu diperlihatkan pada suatu kualitas laporan keuangan perusahaan yang disajikan kepada para penanam modal tersebut. Berdasarkan peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Bapepam mewajibkan untuk setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada Bapepam selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan atau tutup buku tahunan 1. Bapepam sejak 12 Desember 2012 sudah beralih namanya menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai fungsi pengawasan pasar modal 2. Fenomena yang terjadi adalah bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih saja menemukan beberapa keterlambatan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan perusahaan publik. Tercatat sejak 2 Januari 2013 sampai 13 Agustus 2013, OJK telah menangani 30 kasus yang menimpa perusahaan publik atau emiten di bursa saham. Kasus keterlambatan penyampaian laporan keuangan triwulan I tahun 2012 sebesar 74 kasus keterlambatan laporan keuangan emiten dengan efek saham. Sedangkan sepanjang 2011 total kasus keterlambatan tercatat sebanyak 54 kasus 3. 1 BAPEPAM LK. 2003. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-36/PMK/2003 2 http://www.bapepam.go.id/ 3 http://pesatnews.com/read/2012/08/13/10698/images/sh73.htm

Ini menandakan bahwa hampir di setiap akhir tahun tutup buku, perusahaan perusahaan publik masih saja ada ditemukan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan tahunan. Banyak berspekulasi penyebab penyebab yang terjadi mengapa perusahaan perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan mereka, sedangkan disamping itu banyak pula perusahaan perusahaan publik lainnya yang tepat waktu dalam penyampaikan laporan keuangannya. Dan berdasarkan dari salah satu badan penelitian di Malaysia, International Business Research, ditemukan fenomena bahwa Audit Delay yang terjadi di perusahaan perusahaan Malaysia yang terdaftar dalam Bursa Malaysia, memiliki waktu delay lebih lama dibandingkan perusahaan perusahaan yang ada di negara Barat. Beberapa analisa tersebut menyebutkan bahwa total aset, jumlah anak perusahaan, opini audit, ROE, jenis perusahaan audit, merupakan faktor faktor penting yang menyebabkan terjadinya audit delay. Sesuai ketentuan The Malaysian Companies Acts 1965, mensyaratkan seluruh perusahaan publik harus diaudit oleh auditor independen yang berkualitas. Peraturan bagi perusahaan yang terdaftar di dalam bursa Malaysia bahwa laporan keuangan tahunan yang telah di audit harus di publish dan tidak melebihi 6 bulan dari akhir tahun buku. Dalam penelitian ini, diambil sampel sebanyak 343 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Malaysia, didapati bahwa hanya ada 9 perusahaan yang mengalami audit delay lebih dari

180 hari dan waktu delay terpanjang adalah 442 hari, sedangkan sesuai peraturan bagi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa malaysia, adalah maximal 180 hari 4. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dari kinerja perusahaan 5. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), sedangkan tujuan umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah : 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan. 2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. 3. Memberikan informasi untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi relevan yang dibutuhkan para pemakai laporan. 4 Ahmad, Ayoib Che. 2008. Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia. International Business Research. Vol. 1, No. 4, hlm. 32 5 Hery. 2011. Teori Akuntansi, Pelaporan Keuangan dan Standar Akuntansi, hlm. 6

Berdasarkan FASB (SFAC No.2) laporan keuangan tersebut juga harus memenuhi lima karakteristik kualitatif yang membuat laporan keuangan berguna bagi pemakainya, yaitu understandbility, relevance, reliability, comparability, dan consistency 6. Pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh auditor independen bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang tergantung seberapa besar perusahaan dan jenis perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi perusahaan yang harus di audit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian internal yang kurang baik (Petronila, 2007) 7. Didalam laporan keuangan yang menghasilkan informasi bersifat relevan salah satunya yang dinilai yaitu ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan. Bila sampai pada waktu yang diperlukan laporan keuangan tersebut untuk disajikan tidak dapat tersedia, maka dapat kehilangan nilai informasinya. Karena laporan keuangan salah satunya untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan baik oleh pihak manajamen maupun pihak investor. Hal ini diatur didalam IAI, PSAK Tahun 2012 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 18 disebutkan bahwa menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami 8. 6 Ibid, hlm. 41 7 Lianto dan Kusuma. 2010. Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No.2, hlm. 98 8 IAI, PSAK (Jakarta : 2012) hlm. 1.5

Ketepatan waktu pelaporan keuangan diatur dalam Undang undang no.8 Tahun 1995, disebutkan peraturan tersebut bahwa semua perusahaan yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) atau sekarang dikenal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan mengumumkannya kepada masyarakat. Hal ini dilakukan OJK yaitu untuk melindungi para pemegang saham atau penanam modal, karena laporan keuangan yang disampaikan dapat saja berupa good news atau bad news. Pengumuman laba yang berisikan berita baik maka pihak manajemen cenderung akan melaporkan laporan keuangannya tepat waktu. Namun jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung akan melaporkan laporan keuangannya tidak tepat waktu. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan proses pengauditan yang lebih lama. Oleh karena itu, maka akan terjadi pula keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik 9. Pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif, sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya yaitu abnormal returns positif. Hal ini terjadi karena investor pada umumnya menganggap bahwa keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan tersebut apakah sedang laba atau rugi. Rachmawati (2008) melakukan penelitian mengenai audit report lag pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 9 Lianto dan Kusuma. Loc.cit

periode tahun 2003 sampai 2005. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa audit report lag dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran perusahaan dengan indikator total asset dan ukuran kantor akuntan publik. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabel dan intensitas transaksi perusahaan 10. Perusahaan besar umumnya akan cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya, karena perusahaan besar juga umumnya sudah memiliki sistem pengendalian internal yang memadai sehingga memudahkan proses audit. Dan juga pada perusahaan perusahaan besar akan dimonitoring oleh investor, badan pengawas permodalan atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemerintah, sehingga terdapat kecenderungan untuk mengurangi audit report lag. Oleh karena itu didalam penelitian ini, penulis termotivasi dan hendak mengetahui serta menguji faktor faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan perusahaan publik yang bergerak di bidang industri manufaktur dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di dalam penelitian ini, faktor faktor penentu yang diuji adalah laba atau rugi perusahaan, jenis perusahaan, ukuran perusahaan, dan opini audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pada objek penelitian yang sebelumnya lebih luas dan penelitian sekarang yang dilakukan lebih spesifik yaitu jenis industri yang diantaranya industri non-keuangan, yaitu perusahaan perusahaan consumer goods industry, dan industri keuangan, yaitu perusahaan perusahaan perbankan. 10 Ibid, hlm. 100

Perusahaan perusahaan yang terdaftar di pasar modal atau yang tak lain perusahaan go public terdiri dari berbagai klasifikasi industri. Karakteristik industri yang berbeda beda ini dapat menyebabkan adanya perbedaan rentang waktu dalam proses pelaksanaan audit yang dilakukan oleh pihak auditor independen. Penulis memilih perusahaan perusahaan dalam industri non-keuangan diantaranya adalah perusahaan manufaktur, karena pada objek penelitian ini memiliki populasi terbesar dalam kelompok industri non-keuangan, serta merupakan salah satu perusahaan terbesar dalam penyedia kebutuhan primer dan sekunder bagi masyarakat. Yang kedua penulis juga memilih perusahaan perusahaan dalam industri keuangan diantaranya adalah perusahaan perbankan. Dimana pada industri keuangan ini, objek penelitiannya juga merupakan populasi terbesar didalam penyediaan sumber dana, dan dapat pula dijadikan alternatif sebagai tempat berinvestasi bagi masyarakat untuk periode jangka pendek maupun jangka panjang. Penulis ingin melihat perbandingan diantara kedua jenis industri tersebut di dalam penyelesaian audit report lag, apakah didalam beberapa faktor penentu variabel independen terhadap lamanya audit report lag di perusahaan manufaktur sama hasilnya dengan perusahaan perbankan. Pada perusahaan manufaktur biasanya cenderung lebih panjang audit report lag untuk laporan auditor independen mengeluarkan hasil laporan auditnya dibandingkan dengan perusahaan perusahaan industri perbankan. Karena proporsi yang cukup banyak dari inventory atau persediaan yang menyebabkan auditor membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pengauditan. Sedangkan pada industri keuangan, perusahaan perbankan

yang sebagian besar aset yang dimilikinya adalah berbentuk aset moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan aset fisik yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan non-financial yang kebanyakan berbentuk aset fisik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa klasifikasi industri berpengaruh terhadap audit report lag 11. Perusahaan finansial biasanya mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat karena hanya memiliki sedikit inventory. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010), bahwa jenis industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag 12. Karena dianggap bahwa semua perusahaan senantiasa diawasi oleh pihak pihak kepentingan lainnya seperti investor, OJK, regulator, dan pihak lainnya yang menuntut untuk dapat segera menyelesaikan pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai tahun 2012, karena pada penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya mengambil sampel selama periode tahun 2003 sampai 2009. Berdasarkan dari hal tersebut di atas maka peneliti mengambil judul sebagai berikut, yaitu : ANALISIS PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 11 Iskandar dan Trisnawati. 2010. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 3, hlm. 184 12 Lianto dan Kusuma. Op.cit., hlm. 104

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi adalah laporan audit yang terlalu lama atau terlambat (delay) yang disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dianalisa didalam penelitian ini, akan mempengaruhi juga lamanya pengambilan keputusan para investor untuk menginvestasikan dananya. Keterlambatan atau terlalu lama pelaporan audit di identifikasikan oleh beberapa faktor dimana total aset, jumlah anak perusahaan, opini audit, ROE, jenis perusahaan audit, rugi atau laba perusahaan, dan faktor lainnya yang merupakan beberapa faktor penting yang menyebabkan terjadinya audit report lag. 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membatasi masalah pada faktor faktor yang akan diteliti hanya meliputi laba atau rugi perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan, dan opini audit. Penelitian ini mengambil data sekunder laporan keuangan auditan perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rentang waktu yang digunakan dalam objek penelitian ini adalah periode laporan audit perusahaan yang berakhir 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2012. Perusahaan yang diteliti di dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang bergerak di dalam bidang industri non-keuangan diantaranya

perusahaan manufaktur dan bidang industri keuangan diantaranya perusahaan perbankan. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dijelaskan, maka dapat diambil perumusan masalah yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh laba atau rugi perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan dan opini audit secara simultan terhadap audit report lag? 2. Apakah terdapat pengaruh laba rugi perusahaan terhadap audit report lag? 3. Apakah terdapat pengaruh jenis industri terhadap audit report lag? 4. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag? 5. Apakah terdapat pengaruh opini audit terhadap audit report lag? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dengan menguji atribut faktor faktor yang mempengaruhi lamanya audit report lag. Berikut ini adalah perumusan tujuan penelitian berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan. 1. Untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh laba rugi perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan, dan opini audit secara simultan terhadap audit report lag. 2. Untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh laba rugi perusahaan terhadap audit report lag. 3. Untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh jenis industri terhadap audit report lag.

4. Untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag. 5. Untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh opini audit terhadap audit report lag. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi beberapa pihak yang diantaranya adalah : 1. Bagi perusahaan Dalam usaha meningkatkan ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan pada akhir tahun tutup buku kepada masyarakat melalui pengelolaan faktor faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi lamanya penyelesaian audit oleh auditor independen. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam usaha meningkatkan ketepatan waktu secara efektif dan efisien dalam penyelesaian audit reporting atau opini audit bagi perusahaan publik yang diaudit melalui pengelolaan faktor faktor yang dapat mempengaruhi audit report lag sehingga lamanya audit report lag dapat teratasi dan di minimalisasi serta dapat meningkatkan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan bagi perusahaan publik. 3. Bagi regulator Dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Keuangan (LK), manfaat yang didapat yaitu supaya para regulator regulator tersebut dapat lebih memikirkan

serta meninjau kembali dalam menentukan kebijakan kebijakan yang terkait dengan ketepatan waktu penyampaian yang dilakukan oleh perusahaan publik terkait atas adanya audit report lag yang lama, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal, yang akan diteliti di dalam penelitian ini. 4. Bagi akademis atau peneliti selanjutnya Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di dalam ilmu bidang audit, khususnya mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi lamanya audit report lag pada perusahaan publik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para peneliti peneliti selanjutnya dalam melanjutkan pendidikannya di masa yang akan datang. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah bagi para pembaca dalam memahami pembahasan skripsi ini lebih jelas dan terarah, maka penulis dengan ini ingin menjabarkan terlebih dahulu sistematika dalam penulisan penelitian ini disusun secara garis besar dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan teori dan literatur yang melandasi pengembangan hipotesis yang berasal dari peneliti peneliti terdahulu yang menganalisa pembahasan audit report lag yang digunakan sebagai dasar penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menguraikan konsep dan metode yang diterapkan dalam jenis dan rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, penetapan populasi dan pengambilan sampel penelitian, proses pengumpulan data, perumusan model penelitian, variabel independen dan dependen penelitian, penjelasan uji asumsi klasik, uji normalitas data, uji hipotesis dan definisi operasional variabel, yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi audit report lag. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab ini penulis menerangkan mengenai gambaran umum sejarah objek sampel perusahaan perusahaan yang diteliti. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini merincikan seluruh proses penelitian yang dilakukan dan hasilnya. Hasil pengolahan data akan di analisis untuk mendapatkan hasil yang nantinya akan disimpulkan pada bab terakhir.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan penutup atau ringkasan dari keseluruhan pokok bahasan yang berisikan kesimpulan dan saran saran pada uraian sebelumnya di dalam keseluruhan analisis.