masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

PENDAHULUAN Setiap perusahaan sektor pertanian yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akunta

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

PENGARUH ATRIBUT PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP AUDIT KETERLAMBATAN (AUDIT DELAY) PADA INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkomunikasikan keaadan keuangan dari hasil operasi. perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus diaudit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. normal sehingga data normalnya berjumlah 360. Tabel 4.1. Descriptive Statistics AR 360 -,79,46 -,2687,25580

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

WIWI WIDIA NINGSIH 2C EB19

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

Muhammad Syukri Hamdi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rona Karinda Sari / / S1 - Akuntansi Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi saat ini meningkat pesat, sehingga banyak. untuk mendapatkan penambahan modal bagi pembiayaan perusahaan.

BAB V PENUTUP. pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa. kesimpulan secara ringkas disajikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN/LANDASAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian

Transkripsi:

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rio Ferdianto Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Salah satu karakteristik kualitatif dalam penyampaian laporan keuangan adalah relevan, yang perwujudannya dapat dilihat dari ketepatwaktuan pelaporan. Ketepatwaktuan ini dapat ditilik dari audit delay, yaitu jangka waktu antara tanggal tutup buku hingga tanggal laporan auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP, dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang terkategori high profile. Data yang dipakai merupakan data sekunder, yakni laporan keuangan 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Guna membuktikan hipotesis, dilakukan pengujian regresi berganda yang diawali uji asumsi klasik. Model regresi dinyatakan lolos uji asumsi klasik. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa dari lima faktor tersebut, hanya satu faktor yang berpengaruh terhadap audit delay, yakni faktor ukuran perusahaan, sedangkan profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP dan opini auditor tidak berpengaruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. Secara parsial hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap audit delay. Kata kunci: audit delay, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor. Ketertundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya. Hal ini terjadi dikarenakan investor pada umumnya menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay (Subekti dan Widiyanti 2004). Makin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit delay. Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Berikutnya Subekti dan Widiyanti (2004) mengkaji faktor-faktor profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan, sektor industri perusahaan, jenis pendapat akuntan publik, dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Menggunakan sampel tahun 2001 dari perusahaan yang terdaftar di BEI, kelima faktor tersebut berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitiannya konsisten dengan hasil penelitian Hanipah (2001), Halim (2000), dan Na im (1999) (dalam Subekti dan Widiyanti). Berdasar pada beberapa pengkajian yang pernah dilakukan, penelitian kali ini bermaksud menguji berbagai fenomena menarik terkait faktor-faktor yang berpengaruh pada audit delay. Opini auditor misalnya, ditengarai tidak berpengaruh oleh Halim (2000), sementara penelitian-penelitian lain (Ashton dkk 1987: Carslaw dan Kaplan 1991: Subekti dan Widiyanti 2004: Wirakusuma 2004: dan Haron dkk 2006) menyebutkan sebaliknya. Demikian pula faktor ukuran perusahaan menunjukkan hasil yang inkonsisten dalam pengaruhnya terhadap audit delay. Faktor yang akan diuji kembali ialah pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Menurut Wirakusuma (2004), solvabilitas yang merupakan proporsi total hutang atas total aset memiliki pengaruh signifikan, konsisten dengan temuan Carslaw dan Kaplan (1991). Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh adalah perusahaan yang mengumumkan rugi, dengan kata lain memiliki tingkat profitabilitas rendah. Perusahaan yang mengalami kerugian kemungkinan akan meminta auditornya agar menjadwalkan waktu audit lebih lama dari biasanya (Carslaw dan Kaplan, 1991).

Hal ini berkaitan dengan akibat buruk yang dapat ditimbulkan pasar terhadap perusahaan lantaran adanya pengumuman rugi tersebut. Sebaliknya apabila perusahaan memperoleh laba tinggi, perusahaan akan berkeinginan agar good news segera disampaikan kepada investor maupun pihak lain yang berkepentingan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul dalam penulisan skripsi ini yaitu Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Auditor, Reputasi KAP terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 2. Telaah Pustaka 2.2.1 Audit Delay Audit delay merupakan salah satu istilah bagian dari auditing yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seperti yang dikutip dari Guy, Alderman dan Winters (2002) menurut American Accounting Assosiation Committe dalam Basic Accounting Concept mendefinisikan auditing sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomukasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. 2.2.2 Ukuran Perusahaan Menurut Lestari (2010), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sebaliknya, seperti yang dikutip oleh Boynton dan Kell (1996) menyebutkan audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Namun logika yang mendasari hasil penelitian Ashton dapat dijelaskan oleh Dyer dan McHugh (1975), manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal. 2.2.3 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap pengumuman rugi oleh

perusahaan. Penelitian Naim (1998) memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan Owusu-Ansah (2000), dalam Lestari (2010), perusahaan yang memiliki hasil gemilang (good news) akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian (bad news). Ungkapan senada dikemukakan dalam penelitian Annisa (2004), perusahaan dengan hasil yang baik akan melaporkan lebih cepat dari perusahaan yang gagal operasi atau merugi. Berlawanan dengan pemaparan di atas, Ashton (1987) menyebutkan profitabilitas bukanlah faktor yang signifikan mempengaruhi audit delay. 2.2.4 Solvabilitas Menurut Lestari (2010), Solvabilitas acapkali disebut leverage ratio. Dalam penelitian Respati (2004) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk. 2.2.5 Reputasi KAP Reputasi KAP dapat diketahui dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, bersandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan the big four atau tidak. Menurut Lestari (2010) dalam penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) menyebutkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara audit delay dan kualitas auditor. Literatur yang ada memaparkan bahwa KAP besar, dalam hal ini the big five, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima bila dibandingkan dengan non big five dikarenakan reputasi yang harus mereka jaga sekiranya tidak, ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan p13engauditan untuk tahun-tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten.

2.2.6 Opini Auditor Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI 2001) memaparkan: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1Pengaruh Simultan Hasil pengujian regresi linier menunjukkan adanya pengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP terhadap audit delay. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Linier Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 60.742 20.573 SIZE -3.726.000 PROFITABILITAS -.168.111 SOLVABILITAS 12.465 6.949 OPINI -.457 3.016 KAP 11.171 18.997 Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh model regresi sebagai berikut: AUDEL = 60.742 3.726SIZE 0.168PROFITABILITAS + 12.465SOLVABILITAS 0.457OPINI + 11.171KAP Dari model regresi di atas, dapat disimpulkan bahwa: a. Konstanta sebesar 60.742 menyatakan bahwa apabila semua variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP dianggap konstan (bernilai 0), maka besar audit delay adalah 60.742 atau 61 hari. b. Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan sebesar -3.726 menyatakan bahwa apabila ukuran perusahaan mengalami kenaikan Rp. 1,- akan menurunkan audit delay sebesar 3.726 dengan asumsi variabel lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan audit delay. Semakin naik ukuran perusahaan, maka audit delay semakin singkat.

c. Koefisien regresi untuk profitabilitas sebesar -0.168 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 % rasio laba usaha, maka akan menurunkan audit delay sebesar 0.168% atau setiap kenaikan 1 satuan, maka akan menurunkan audit delay sebesar 0.168 hari dengan asumsi variabel lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara laba usaha dengan audit delay. Semakin naik laba usaha, maka audit delay semakin pendek atau singkat. d. Koefisien regresi untuk solvabilitas sebesar 12.465 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 % rasio solvabilitas, maka akan meningkatkan audit delay sebesar 12.465% atau setiap kenaikan 1 satuan, maka akan meningkatkan audit delay sebesar 12.465 hari dengan asumsi variabel lain nilainya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara solvabilitas dengan audit delay. Semakin tinggi solvabilitas, maka audit delay semakin panjang. e. Koefisien regresi untuk opini auditor sebesar -0.457 menyatakan bahwa apabila variabel independen lain nilainya tetap dan opini auditor berpendapat wajar tanpa pengecualian, maka audit delay akan menurun sebesar 0.457 atau setiap kenaikan 1 satuan, maka akan menurunkan audit delay sebesar 0.457. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara opini auditor dengan audit delay. Jika auditor berpendapat wajar tanpa pengecualian, maka audit delay akan semakin singkat. f. Koefisien regresi untuk reputasi KAP sebesar 11.171 menyatakan bahwa apabila variabel independen lain nilainya tetap dan reputasi KAP termasuk KAP Non The Big Four, maka audit delay akan menurun sebesar 11.171 atau selama 11 hari. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara reputasi KAP dengan audit delay. Jika KAP yang digunakan adalah KAP Non The Big Four, maka audit delay akan semakin panjang. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP terhadap audit delay secara simultan. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.9 Anova Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2965.319 5 593.064 2.687.026 a Residual 20750.791 94 220.753 Total 23716.110 99 Sumber: Hasil output SPSS

Hasil uji F ini pada output SPSS menunjukkan F hitung sebesar 2.687 dengan tingkat signifikan 0.026. Karena probabilitasnya kurang dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap audit delay. Tabel 4.10 R Square Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson Square the Estimate 1.354 a.125.078 14.85776 1.789 Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel independen adalah sebesar 0.125 atau hanya 12.5 % dan sisanya yaitu 87.5 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. 4.2 Pengaruh Parsial Uji t digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t yang dihasilkan. Apabila nilai sig t < 0.05, maka variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai sig t > 0.05, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial. Bardasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Koefisien Regresi dan Signifikasi Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 60.742 20.573 2.953.004 SIZE -3.726.000 -.224-2.282.025 PROFITABILITAS SOLVABILITAS -.168 12.465.111 6.949 -.163.210-1.514 1.794.133.076 OPINI -.457 3.016 -.015 -.151.880 KAP 11.171 18.997.072.588.558 Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh secara parsial terhadap audit delay dengan nilai sig t sebesar 0.025. Sedangkan profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP dan opini auditor tidak berpengaruh secara parsial terhadap audit delay karena memiliki nilai sig t > 0.05 yaitu sebesar 0.133, 0.076, 0.558 dan 0.880. Ukuran perusahaan merupakan variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel dependennya yaitu audit delay dengan nilai Beta sebesar 0,224.

4. Kesimpulan dan Implikasi 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian secara simultan, diperoleh hasil bahwa untuk periode tahun 2006 hingga tahun 2010 semua variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian regresi linier menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP terhadap audit delay. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini berarti semakin tinggi ukuran perusahaan, maka audit delay akan semakin singkat. Sedangkan profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP dan opini auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. 4.2 Implikasi Berdasarkan penelitian pada koefisien dan uji hipotesis yang telah dilakukan pada perusahaan sektor barang konsumsi pada periode tahun 2006 hingga tahun 2010, terdapat hubungan signifikan yang rendah antara ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan reputasi KAP terhadap audit delay yaitu sebesar 12.5 %. Dan berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk mendapatkan waktu audit delay yang singkat, perusahaan hendaknya meningkatkan asset perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang relevan sebagai acuan untuk melakukan penelitian-penelitian baru mengenai audit delay. Penelitian selanjutnya dapat menambah faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi audit delay yang belum diuji dalam penelitian ini, menambah periode penelitian, menambah kategori perusahaan, dan menambah jumlah sampel penelitian.