PERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTAR MOTOR PENGGERAK ROTARY SPARK GAP

dokumen-dokumen yang mirip
Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak

PERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISIS INVERTER DUAL RESONAN SEBAGAI CATU DAYA LAMPU LED

PERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

PERANCANGAN PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN KUMPARAN TESLA DENGAN RANGKAIAN RESONANSI SERI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II LANDASAN TEORI

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

ANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

BAB II LANDASAN TEORI

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

PERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN ALAT

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI

PERANCANGAN INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH TANGGA. Rico Alvin 1, Ibnu Kahfi Bachtiar 2

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16

PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY

PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL

PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI IMPULS 11,20 kv DENGAN MENERAPKAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) PADA KONVERTER FLYBACK

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Seminar Tugas Akhir 2007 Ahmad Habibi L2F

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

ANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI

Bab V. Motor DC (Direct Current)

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Rancang Bangun Inverter Satu Fasa Menggunakan Teknik High Voltage PWM (Pulse Width Modulation)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

INVERTER JEMBATAN PENUH RESONAN LCC SEBAGAI CATU DAYA LAMPU HPL-N

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

ANALISIS KINERJA INVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONAN SERI DAN SERI-PARALEL BERBEBAN RECTIFIER- LED

Adaptor/catu daya/ Power Supply

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

PERANCANGAN MODUL INVERTER FREKUENSI TINGGI SEBAGAI PEMANAS INDUKSI UNTUK APLIKASI PENGERING PAKAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: Penguat tegangan, inverter dual resonan, lampu LED,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN) UNTUK SISTEM PENERANGAN RUMAH TINGGAL

KINERJA RANGKAIAN TRIPLE LC PADA INVERTER PUSH PULL FREKUENSI TINGGI

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

Transkripsi:

PEANCANGAN INVETE FULLBIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTA MOTO PENGGEAK OTAY SPAK GAP Airlangga Avryansyah Akbar *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto S.H. Tembalang, Semarang, Indonesia *) Email : avriliansyah@gmail.com Abstrak Proses switching yang handal dalam tegangan tinggi adalah dengan menggunakan rotary spark gap.. Pada penelitian tugas akhir ini akan dibuat sebuah inverter full bridge dengan pengaturan frekuensi dan duty cycle. Inverter yang dirancang menggunakan MOSFET sebagai saklar elektronik dan IC TL494 sebagai osilator frekuensi pengontrol pemicuan MOSFET. Inverter full bridge digunakan sebagai suplai terkendali dari motor penggerak rotary spark gap. Sesuai prinsip kerja motor induksi, kecepatan putar dipengaruhi salah satunya oleh frekuensi sumber. Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap kecepatan putar rotary spark gap. Hasil pengujian dengan beban motor didapatkan putaran tertinggi 138 rpm pada frekuensi 5 Hz dengan duty cycle 5 % saat rotary spark gap dihubungkan secara parallel dengan tegangan tinggi DC 6kV. Kata Kunci : trafo tesla, tegangan tinggi, inverter, rotary spark gap Abstract eliable high voltage switching is carried out by using rotary spark gap. This research would design a full bridge inverters with frequency and duty cycle control. Full bridge inverter used as controllable supply to the motor of the rotary spark gap. According to the principle of the induction motor, rotational speed is influenced by frequency source. Full bridge inverter designed using MOSFET as electronic switches and IC TL494 as the oscillator frequency MOSFET controller triggers. Tests conducted to determine the effect of the frequency of the rotary speed to the rotary spark gap. The test results obtained with the motor load highest rotation frequency 138 rpm at 5 Hz with 5% duty cycle when the rotary spark gap connected in parallel with the high voltage DC 6kV keyword: tesla transformer, high voltage, inverter, rotary spark gap 1. Pendahuluan Aplikasi kumparan tesla merupakan pembangkitan tegangan tinggi dengan frekuensi tinggi. Kumparan tesla secara konvensional menggunakan spark gap dalam pembangkitannya. Spark gap menghubungkan sesaat kapasitor dengan lilitan primer tesla, sehingga menyediakan jalur bagi kapasitor mengeluarkan muatannya (discharge) ke lilitan primer. angkaian trafo tesla menggunakan rotary spark gap sebagai pembangkit frekuensi tinggi mempunyai kekurangan yaitu dibutuhkannya putaran rotary spark gap yang terkendali. Trafo tesla tanpa pengendalian rotary spark gap sering terjadi kerusakan pada salah satu blok, terutama blok kapasitor primer. Kerusakan tersebut diakibatkan kapasitor tidak bekerja pada waktu yang tepat. Kekurangan tersebut dapat dihindari dengan menambahkan rangkaian yang dapat mengatur putaran spark gap sesuai waktu kerja kapasitor yaitu Inverter Inverter merupakan sebuah alat listrik yang merubah sebuah masukan arus searah (DC) menjadi arus bolakbalik (AC) terkendali pada keluarannya. Inverter menggunakan teknik switching yang dikendalikan dengan rangkaian kontrol. angkaian ini berfungsi untuk mengatur amplitudo dan frekuensi gelombang pemicuan yang berpengaruh pada gelombang keluaran inverter. Oleh karena itu, pada penelitian tugas akhir ini akan dibuat sebuah inverter full bridge dengan pengaturan frekuensi dan duty cycle. Inverter digunakan sebagai suplai terkendali dari motor penggerak rotary spark gap. Sesuai prinsip kerja motor induksi, kecepatan putar dipengaruhi salah satunya oleh frekuensi sumber. Inverter jenis full bridge digunakan karena tegangan keluarannya sama dengan tegangan masukannya. Dengan tegangan

TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 896 masukan yang sama, topologi full bridge memiliki daya yang besar dengan stress arus yang kecil dibandingkan inverter topologi lainnya 2. Metode Sumber tegangan AC disearahkan oleh penyearah menjadi tegangan DC. Kemudian tegangan DC dihubungkan ke inverter, yang diberi pemicuan untuk pensaklaran oleh rangkaian kontrol, dan dikonversi menjadi tegangan AC. Tegangan ini akan menjadi suplai dari motor penggerak rotary spark gap. Inverter terdiri dua rangkaian utama, yaitu rangkaian kontrol dan rangkaian daya. angkaian kontrol terdiri dari sumber tegangan 12, rangkaian IC TL494, dan rangkaian isolator pulsa. angkaian daya terdiri dari penyearah jembatan penuh dan inverter full bridge. Hubungan antar rangkaian dalam inverter tertera pada Gambar 1. menggunakan trafo stepdown dari 22Volt menjadi 12 volt.. Tegangan DC selanjutnya diteruskan ke IC regulator. IC regulator LM 7812 digunakan untuk menstabilkan keluaran 12 V DC. Trafo CT 22/12V Dioda IN42 LM7812 Line Vreg Voltage Common C1 C2 C3 CT + Output 22uF 1uF 1uF 12 Volt DC 22 VAC/ 5 HZ Dioda IN42 - Gambar 2. Penyearah gelombang penuh satu fasa dengan CT 2.1.2. angkaian IC TL494 IC TL494 digunakan untuk menghasilkan sinyal gelombang kotak dengan dutycycle yang dapat divariasi. Sinyal gelombang kotak ini berfungsi untuk memicu pensaklaran pada rangkaian Inverter full bridge. Persamaan untuk mencari frekuensi kerja yang ada pada datasheet IC TL 494 dituliskan oleh Persamaan (1) f (1) 2 t C t Gambar 1. Blok diagram perancangan perangkat keras Inverter adalah alat yang dapat mengubah tegangan masukan DC (searah) menjadi tegangan keluaran AC (bolak-balik) dengan nilai tegangan dan frekuensi yang dapat diatur sesuai yang dikehendaki Secara sederhana inverter bekerja berdasarkan metode pensaklaran. Saklar ini yang kemudian diatur untuk menentukan bentuk gelombang keluaran. Pengaturan tegangan keluaran pada inverter dapat ditentukan dengan mengubah penguatan inverter yang dapat dilakukan dengan menggunakan kontrol modulasi lebar pulsa atau PWM (Pulse Width Modulation). 2.1. Perancangan angkaian Kontrol 2.1.1. Penyearah Gelombang Penuh Satu Fasa angkaian ini merupakan sumber tegangan DC 12 V. Tegangan 12 V DC berfungsi sebagai suplai untuk kipas, MOSFET driver dan rangkaian kontrol yaitu IC TL 494. Tegangan DC didapatkan dari hasil penyearahan tegangan AC jala jala yang sebelumnya diturunkan tegangannya Persamaan (1) dapat digunakan untuk menghitung nilai dari kapasitor dan resistor yang dibutuhkan. Kapasitor yang digunakan sebesar 1 uf, maka dengan menggunakan Persamaan (1) didapat nilai resisitor sebagai berikut: Pada frekuensi maksimal 8 Hz T 6875 2.1.8 Pada frekuensi minimal 3 Hz T = 18333 2.1.3 Kemudian dengan menyesuaikan komponen yang tersedia dipasaran yaitu : CT : 1 uf T : 6.8 kω V : 2 kω Maka besarnya frekuensi yang dapat dihasilkan adalah : Pada nilai saat V = Ω f max 8,88 Hz 2.68.1 Pada nilai V = 2 kω f min 2,52 Hz 2.268.1

I211 IC TL 494 DUTY Output Gelombang kotak TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 897 BAWAH 1 2 3 4 16 15 14 13 Input 12 VDC bridge MB351 dan kapasitor tapis sebanyak 2 buah dengan nilai tiap kapasitor sebesar 33uF. Dengan adanya pemasangan kapasitor tapis pada keluaran penyearah sehingga tegangan keluaran rata-rata mendekati nilai rmsnya. Penyearah gelombang penuh ditunjukan pada Gambar 5. 5 12 Ct t 6 7 11 1 Q2 8 9 Q1 Gambar 3. angkaian IC TL494 Gambar 6. angkaian penyearah jembatan penuh 2.2.2. Inverter Full Bridge Inverter full bridge memiliki kinerja dua kali inverter setengah jembatan, dan baik untuk digunakan pada aplikasi daya yang lebih besar. Dengan masukan DC yang sama, tegangan maksimum keluarannya dua kali lebih besar daripada inverter setengah jembatan [9]. Gambar 4. ealisasi rangkaian IC TL494 2.1.3. MOSFET Driver angkaian driver MOSFET diperlukan untuk memisahkan antara blok rangkaian daya dengan blok rangkaian kontrol. Pemisahan ini bertujuan agar ketika terjadi masalah pada blok rangkaian daya tidak sampai merusak blok rangkaian kontrol. Pada tugas akhir ini, digunakan dua buah driver MOSFET tipe I211 untuk memicu keempat MOSFET konfigurasi full bridge. Pin 1 Pin 9 - Vcc Vdd HIN SD LIN Vss HO Vb Vs Vcc COM LO Gambar 5. angkaian MOSFET driver 2.2. Perancangan angkaian Daya 2.2.1. Penyearah Jembatan Penuh Penyearah yang digunakan untuk rangkaian daya adalah rangkaian penyearah jembatan penuh terdiri dari diode G S G S MOSFET 1 MOSFET 2 Gambar 7. Inverter full bridge LOAD MOSFET 3 MOSFET 4 angkaian inverter full bridge terdiri dari 4 buah MOSFET. Keempat MOSFET disusun sedemikian rupa sehingga dapat bekerja berkesinambungan. MOSFET 1 dipicu serempak dengan MOSFET 4, dan MOSFET 2 dipicu bersamaan dengan MOSFET 3. Hal tersebut dilakukan agar aliran arus yang melewati beban saling berkebalikan sehingga beban menerima tegangan bolak balik. MOSFET yang digunakan yaitu IFP46 yang memiliki spesifikasi arus drain (ID) maksimal 2 A dan tegangan maksimal drain to source 5 V sehingga MOSFET ini mampu dipasang sebagai komponen saklar pada inverter. 2.2.3. otary Spark Gap Desain rotary gap pada tugas akhir ini berupa propeller gap yang terdiri dari 8 buah elektroda statis (pole) yang saling terhubung dan satu batang elektroda (rod) yang dikopel oleh motor

TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 898 Tegangan V = 2,2 x 5 V/div = 11 Volt. Frekuensi : T = 4.8 x 2.5 ms/div = 12ms (a) (b) Gambar 8. Cara kerja rotary spark gap Didapat frekuensi 83,33 Hz dan tegangan amplitudo (peak to peak) 11 Volt. MOSFET IFP46 memiliki tegangan pemicuan V GS maksimal ±2 Volt maka dengan tegangan 11 Volt (peak to peak) MOSFET IFP 46 dapat dipicu. 3.2. Pengujian Inverter Ground Gambar 9. ealisasi rotary spark gap Pada tugas akhir ini dirancang sebuah rotary spark gap yang dapat beroperasi antara 15 rpm hingga 48 rpm. Dengan menentukan rpm minimal sebesar 15 rpm dan jumlah kutub motor adalah 2, maka didapatkan nilai frekuensi minimal Sedangkan rpm maksimal sebesar 48 rpm maka didapat nilai frekuensi maksimal Gambar 11. Gelombang tegangan keluaran inverter full bridge Gambar 9 merupakan tegangan keluaran inverter tipe Full Bridge dengan tinggi 4,4 div pada skala 5 V/div dan 5 ms/div dengan faktor pengali 1 x. Maka tegangan yang terukur adalah 3. Hasil dan Analisa 3.1. Pengujian Sinyal Kontrol G O U N D Gambar 1. Sinyal keluaran rangkaian kontrol Pengukuran gelombang yang ditunjukkan Gambar 4.6 diatas diambil pada skala 2,5 ms/div dan 5 V/ div dengan faktor pengali 1x., sehingga dapat dihitung besarnya frekuensi dan tegangan sebagai berikut : Pada subbab 3.2.2 diketahui bahwa tegangan keluaran inverter tipe full bridge sama dengan tegangan masukan. Tegangan pada Gambar 9 terukur sebesar 11 volt. 3.3. Pengujian Gelombang Inverter Dengan Beban Motor Setelah melakukan pengujian pada rangkaian inverter dan rangkaian kontrol pemicuan, selanjutnya menguji gelombang keluaran dari rangkaian inverter saat dihubungkan dengan beban motor universal. Gelombang keluaran ini memiliki tegangan 5 div, 5V/div dan probe dikali 1. Maka tegangan yang terukur sebagai berikut :

Tegangan output PM TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 899 semakin besar. Nilai tegangan paling tinggi dihasilkan saat inverter beroperasi pada duty cycle 5% saat frekuensi 8 Hz. 3.5. Pengujian Variasi Frekuensi Ground Gambar 12. Gelombang keluaran inverter dengan beban motor 3.4. Pengujian Variasi Frekuensi dan Duty Cycle Terhadap Tegangan Pengujian ini berfungsi untuk dengan mengubah nilai frekuensi dan duty cycle pada inverter. Dengan mengubah nilai frekuensi dan duty cycle maka akan didapatkan keluaran inverter fullbridge yang beragam. Tabel 1. Data pengujian variasi frekuensi dan duty cycle Frekuensi (Hz) Duty Cycle (Volt) Vrms (Volt) 1% 2% 56,8 67,3 25 3% 11 9,4 4% 114,2 5% 127,6 1% 58,7 2% 76,1 5 3% 11 98,4 4% 117,8 5% 131,9 1% 6,2 2% 86,9 8 3% 11 15,4 4% 125,8 5% 134,5 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 Duty Cycle 25 Hz 5 Hz 8 Hz Gambar 13. Grafik hubungan duty cycle dengan tegangan keluaran inverter Berdasarkan gambar 1 tegangan keluaran inverter sebanding dengan kenaikan duty cycle. Nilai tegangan akan semakin besar ketika duty cycle yang digunakan juga Pengujian ini berfungsi untuk mendapatkan karakteristik respon frekuensi terhadap kecepatan putar motor universal sebagai penggerak rotary spark gap. Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai frekuensi pada inverter. Perubahan nilai frekuensi mempengaruhi kecepatan putar rotary spark gap sehingga dapat divariasikan sesuai dengan kebutuhan. Tabel 2. Data pengujian variasi frekuensi terhadap kecepatan No. Frekuensi (Hz) pm 1 25 4571 2 3 4559 3 35 4197 4 4 417 5 45 3943 6 5 3776 7 55 3611 8 6 3592 9 65 3461 1 7 3283 11 75 3157 12 8 34 Dari Gambar11 terlihat bahwa semakin tinggi frekuensi, putaran yang dihasilkan semakin berkurang. Motor berputar paling cepat ketika bekerja pada frekuensi 25 Hz dan sebaliknya pada frekuensi 8 Hz. Hal ini berbanding terbalik dengan prinsip kerja motor induksi dimana n=12.f/p. Seharusnya semakin tinggi nilai frekuensi (f), maka kecepatan putaran (n) akan semakin besar 5 4 3 2 1 25 3 35 4 45 5 55 6 65 7 75 8 Frekuensi (Hz) Gambar 14. Grafik hubungan antara frekuensi dan kecepatan Perbedaan ini disebabkan oleh motor yang digunakan memiliki nilai induktansi yang besar yaitu 155,48 mh. Penurunan kecepatan ketika dilakukan peningkatan frekuensi disebabkan oleh impedansi yang bertambah seiring dengan kenaikan nilai frekuensi.

Daya (w) PM TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 9 3.6. Pengujian Variasi Frekuensi dan Duty Cycle Ketika Bertegangan Tinggi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui respon kecepatan SG saat elektroda dialiri tegangan tinggi. Tegangan tinggi yang digunakan adalah tegangan tinggi DC sebesar 6kV. Nilai tegangan ini dipilih untuk memastikan terjadinya loncatan listrik dari pole ke rod. Tabel 3. Variasi frekuensi dan duty ketika bertegangan tinggi F (Hz) Duty Cycle Iin Kecepatan (rpm) cos phi input 1% 112,76,12 13,546 2% 112,16,12 122,55 25 3% 112,88,1 116,53 4% 112,86,1 118,534 5% 112,12,12 134,543 1% 112,86,1 44,538 2% 11,98,16 69,558 5 3% 16,72,26 84,575 4% 16,78,27 135,586 5% 16,3,26 138,591 1% 112,68,12 53,538 Tabel 3. (Lanjutan) F (Hz) 2% 111,54,14 67,553 Duty Cycle Iin Kecepatan (rpm) cos phi input 8 3% 18,96,21 93,565 2 15 1 5 4% 17,25 89,579 5% 16,64,25 14,583 1 2 3 4 5 Duty Cycle ---- 25 Hz ---- 5 Hz ---- 8 Hz Gambar 15. Grafik hubungan duty cycle dan kecepatan saat elektroda dialiri tegangan tinggi Gambar 12 menunjukkan adanya penurunan kecepatan pada pengujian bertegangan tinggi dibandingkan dengan pengujian ketika pole tidak dialiri tegangan tinggi. Pada saat pengujian juga terjadi anomali yaitu nilai tegangan keluaran inverter yang naik turun. Ketidakstabilan nilai tegangan keluaran menyebabkan putaran yang tidak stabil pada rotary spark gap. Hal ini terjadi karena pada saat terjadi loncatan listrik antara pole dan rod, terjadi kecenderungan untuk mempertahankan loncatan tersebut sehingga menambah beban motor. Kecenderungan ini menimbulkan gaya yang berlawanan dengan arah putar motor sehingga membuat kecepatan motor melambat. 3.7. Perhitungan konsumsi daya Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi daya yang diperlukan bagi inverter ketika beroperasi. Dari data yang diperoleh dari pengukuran maka dapat dihitung konsumsi daya dari rotary spark gap, yaitu Tabel 4. Perhitungan konsumsi daya Frekuensi (Hz) Duty Cycle (V) Iin (A) cos phi input P (Watt) 1% 112,76,11,546 6,7 2% 112,16,1,55 8,2 25 3% 112,88,11,53 11,7 4% 112,86,11,534 14,24 5% 112,12,12,543 16,8 1% 112,86,1,538 6,8 2% 11,98,16,558 9,92 5 3% 16,72,22,575 13,5 4% 16,78,25,586 15,64 5% 16,3,28,591 17,6 1% 112,68,1,538 6,74 2% 111,54,13,553 6,12 8 3% 18,96,19,565 6,73 2 15 1 5 4% 17,23,579 6,82 5% 16,64,27,583 7,41 1 2 3 4 5 Duty Cycle 25 Hz 5 Hz 8 Hz Gambar 16. Grafik hubungan konsumsi daya dengan duty cycle

TANSIENT, VOL.4, NO. 4, DESEMBE 215, ISSN: 232-9927, 91 Berdasarkan gambar 13 dapat dilihat bahwa konsumsi daya paling tinggi terjadi ketika inverter beroperasi pada frekuensi 5 Hz dengan daya 17,6 W saat kecepatan 138 rpm. Sedangkan daya terendah terjadi ketika frekuensi 8 Hz dengan daya 6,12 W yaitu pada saat kecepatan 67 rpm. 4. Kesimpulan 1. Inverter Full Bridge telah berhasil dibuat dan dapat digunakan untuk mengatur kecepatan putar rotary spark gap melalui pengaturan frekuensi dari 25 Hz 8 Hz dan duty cycle dari 1% - 5%. 2. Variasi frekuensi mempengaruhi kecepatan putar rotary spark gap. Semakin tinggi frekensi maka kecepatan putar motor semakin kecil, hal ini disebabkan nilai induktasi yang tinggi dari motor universal yang digunakan. Putaran tertinggi terjadi pada frekuensi 25 Hz dengan kecepatan 4571 rpm dan terendah pada frekuensi 8 Hz dengan kecepatan 3 rpm. 3. Kenaikan nilai duty cycle meningkatkan besar tegangan pada keluaran inverter. Meningkatnya tegangan keluaran menyebabkan kecepatan putar motor yang juga meningkat. Semakin tinggi duty cycle, maka kecepatan putar semakin besar. Putaran terendah saat duty cycle 1% yaitu tertinggi terjadi saat duty cycle bernilai 5% 4. Konsumsi daya paling besar terjadi ketika inverter beroperasi pada frekuensi 5 Hz, yaitu 16,89 Watt dengan kecepatan 135 rpm. eferensi [1]. Mujahid, Wildan. Tugas Akhir: Perancangan Pembangkit Tegangan Tinggi AC Frekuensi Tinggi dengan Kumparan Tesla menggunakan Inverter Jenis Push-Pull, Universitas Diponegoro, 21. [2]. Habibi, Ahmad. Tugas Akhir: Pembangkitan Tegangan Tinggi Bolak-balik Frekuensi Tinggi Menggunakan Kumparan Tesla, Universitas Diponegoro, 27. [3]. Samuel Muelchek. Design and Simulation of Interconnected H-Bridge Inverter, California Polytechnic University, 212. [4]. Anintya Maharani. ancang Bangun angkaian Full Bridge sebagain Penggerak Mobil Listrik, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, [5]. Mahardika, Tegar. Tugas Akhir: Perancangan Inverter Full Bridge esonansi Seri Frekuensi Tinggi untuk Aplikasi Induction Cooker. Universitas Diponegoro, 214. [6]. S. Ketkaew, A Study of Switching Frequency Changing in Full Bridge Inverter of Ozone Gas Generating Quantity. KMITL, Bangkok, 27 [7]. Widyanika Prastiwi, Perancangan Dan Implementasi Direct Torque Control 2 Level Inverter Pada Motor Induksi. Jurnal Teknik POMITS,212 [8]. Whardana, Ibnu. Tugas Akhir: Perancangan Inverter Push Pull esonan Paralel Pada Aplikasi Fotovoltaik, Universitas Diponegoro, 212. [9]. Zein, idlwan. Tugas Akhir: Analisis Penguatan Tegangan angkaian esonan LCC pada Frekuensi 3-1Hz. Universitas Diponegoro, 215. [1]. ---, http://www.alldatasheet.com/.