ANGKAT TANGAN DALAM BERDOA. Pertanyaan Dari: Saudara Abd Syakur, Metro, Lampung Tengah.

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Mengangkat Tangan Dalam Berdo'a Saudara Abd Syakur, Metro, Lampung Tengah.

المضارع الماضي الا مر

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Saudara Udi el Shin, Malang, Jawa Timur. Pertanyaan :

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

ع ن ج اب ر رض ان الن بي ص ص لى الص لات ي ن بع ر ف ة ب ا ذ ان و اح د و و ا قام ت ي ن و ل م ي س ب ح ب ي ن ه م ا ث م اض طج ع ح ت ى ط ل ع ا ل فج ر.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

SET KEDUA. Jawab semua soalan. Baca dialog, kemudian jawab soalan-soalan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

dan 3 ماضي juga dapat di-tashrif (diubah) berdasarkan kata ganti, baik dalam bentuk المزيد

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Bacaan Tahlil Lengkap

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

2). Hukum Hukum melakukan sujud sahwi adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah :

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Oleh : Syaikh Salim bin Ied al-hilali

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAGAIMANA MENGOBATI KESURUPAN?

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WASIAT WAJIBAH. wasiat dan wajib adalah sebagai berikut.

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

الفعل الصحيح و المعتل Kata Kerja Sehat dan Sakit

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Hukum Membangun Gereja di jazirah Arab

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT ا ادلة: ١١. Adab majlis dan teman duduk yang baik

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

PENETAPAN PRODUK HALAL

Nafar Ramadlan 1437 H. Beramal dengan ikhlash

BAB VII. SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Konsisten dalam kebaikan

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

KHUTBAH JUM AT. Air Sumber Kehidupan. Khutbah 1

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Syarah Istighfar dan Taubat

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

PETUNJUK NABI PADA HARI JUM'AT

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 26 Januari 1982 M, setelah :

BAHASA ARAB (PROGRAM STUDI BAHASA)

Maktabah Abu Salma al-atsari

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Transkripsi:

ANGKAT TANGAN DALAM BERDOA Pertanyaan Dari: Saudara Abd Syakur, Metro, Lampung Tengah. Pertanyaan : Beberapa waktu lalu kami sempat berdialog dengan teman-teman di suatu masjid, mengenai mengangkat tangan ketika berdo a. Sebagian teman berpendapat disunnahkan mengangkat tangan, sedang teman lainnya berpendapat tidak disunnahkan. Semuanya menyodorkan hadits, baik yang berpendapat sunnah mengangkat tangan, maupun yang berpendapat tidak sunnah mengangkat tangan. Yang berpendapat tidak sunnah mengangkat tangan karena ada hadits yang mengatakan: illa fil istisqa (kecuali ketika istisqa saja). Karena ada istitsna (perkecualian) itulah sebagian teman kami berpendapat tidak disunnahkan mengangkat tangan ketika berdo a. Maka dengan ini kami mohon kepada dewan fatwa untuk menjelaskan, apa yang dimaksudkan dengan istitsna (perkecualian) tersebut? Karena yang berpendapat tidak sunnah mengangkat tangan, mengatakan bahwa haditsnya hanya dua di al-bukhari, menganggap lemah. Maka kami mohon dikutipkan beberapa hadits, kalau perlu sebanyak mungkin yang bapak temukan, agar lebih jelas, lengkap dengan sanadnya. Jawaban : Untuk memenuhi permintaan Saudara memang memerlukan waktu banyak sebab harus membaca beberapa kitab hadits, terutama syarahnya. Sebab untuk memahami hadits tidak cukup hanya dari segi sanadnya saja, atau hanya dari segi nahwunya, atau hanya dari segi matannya saja, melainkan harus melihat juga dari berbagai segi, termasuk segi balaghahnya. Baiklah untuk menyingkat jawaban, kami kutip lebih dahulu hadits-hadits yang dapat kami temukan menurut kemampuan kami, dan insya Allah kami jelaskan secara singkat: I Hadits-hadits yang mengungkapkan bahwa Nabi saw mengangkat tangan ketika berdo a, antara lain ialah: ١- ح د ثن ا ع ثم ا ن ب ن ا ب ي ش ي ب ة ح د ثن ا ط لح ة ب ن ي ح ي ى ح د ثن ا ي ون س ع ن الز ه ر ي ع ن س ال م ع ن اب ن ع م ر ر ض ي االله ع ن ه م ا ا ن ه كا ن ي ر م ي ا لج م ر ة الد ن ي ا ب س ب ع ح ص ي ات ي كب ر ع لى ا ثر كل ح ص اة ثم ي ت ق دم ح ت ى ي س ه ل في قوم م س ت قب ل ا لق ب ل ة في قوم طو ي لا و ي د ع و و ي ر فع ي د ي ه ثم ي ر م ي ا لو س طى ثم ي ا خ ذ ذات الش م ال في س ت ه ل و ي قوم م س ت قب ل ا لق ب لة في قوم طو ي لا و ي د ع و و ي ر فع ي دي ه و ي قوم طو ي لا ثم ي ر م ي

ج م ر ة ذات ا لع قب ة م ن ب طن ا لو اد ي و لا ي ق ف ع ن د ه ا ثم ي ن ص ر ف في قو ل ه ك ذا ر ا ي ت الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ي فع ل ه (رواه البخاري كتاب الحج ج: ١ ص: ١٩٨ ) 1. Diceritakan kepada kami oleh Utsman bin Syaibah, diceritakan kepada kami oleh Thalhah bin Yahya, diceritakan kepada kami oleh Yunus, dari az-zuhriy, dari Salim, dari Ibni Umar ra, bahwa dia (Ibni Umar) melempar jamrah yang dekat (pertama) dengan tujuh kerikil sambil bertakbir pada akhir setiap lemparan kerikil, lalu maju hingga pada tempat yang rata dan berdiri menghadap qiblat dengan berdiri lama dan berdo a dengan mengangkat kedua tangannya. Lalu melempar jamrah wustha (kedua), lalu mengambil arah sebelah kiri dan menginjak tanah yang datar dan berdiri menghadap qiblat dengan lama berdiri, dan berdo a dengan mengangkat kedua tangannya dan berdiri lama, lalu melempar jamrah aqabah (ketiga) dari arah lembah dan tidak berhenti di situ, kemudian meninggalkan tempat itu dan berkata: Demikianlah saya melihat Nabi saw mengerjakannya. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy, Kitab al-hajj, bab mengangkat kedua tangan, I:198). ٢- ح د ثن ا ا س م اع يل ب ن ع ب د االله قا ل ح د ثن ي ا خ ي ع ن س لي م ا ن ع ن ي ون س ب ن ي ز يد ع ن اب ن ش ه اب ع ن س ال م ب ن ع ب د االله ا ن ع ب د االله ب ن ع م ر ر ض ي االله ع ن ه م ا كا ن ي ر م ي ا لج م ر ة الد ن ي ا ب س ب ع ح ص ي ات ثم ي كب ر ع لى ا ثر كل ح ص اة ثم ي ت قد م في س ه ل في قو م م س ت قب ل ا لق ب لة ق ي ام ا طو ي لا في د ع و و ي ر فع ي د ي ه ثم ي ر م ي ا لج م ر ة ا لو س طى ك ذل ك في ا خ ذ ذات الش م ال في س ه ل و ي قوم م س ت قب ل ا لق ب لة ق ي ام ا طو ي لا في د ع و و ي ر فع ي د ي ه ثم ي ر م ي ا لج م ر ة ذات ا لع قب ة م ن ب طن ا لو اد ي و لا ي ق ف ع ن د ه ا و ي قو ل ه ك ذا ر ا ي ت ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و س ل م ي فع ل ج: ١ ص: ١٩٨ ) (رواه البخاري كتاب الحج 2. Diceritakan kepada kami oleh Isma il bin Abdillah, ia berkata: diceritakan kepadaku oleh saudaraku, dari Sulaiman, dari Yunus bin Yazid, dari Ibnu Syibah, dari Salim bin Abdillah; bahwa Abdullah bin Umar ra, melempar jamrah yang dekat (pertama) dengan tujuh kerikil sambil bertakbir pada akhir setiap lemparan kerikil, lalu maju di tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap ke qiblat, lalu berdo a dengan mengangkat kedua tangannya, lalu melempar jamrah wustha (tengah) sebagaimana (melempar jamrah pertama), lalu mengambil arah kiri di tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap qiblat, lalu berdo a dengan mengangkat kedua tangannya, lalu melempar jamrah aqabah (yang terakhir) dari arah lembah dan tidak berhenti, dan berkatalah Abdullah Ibnu Umar: Demikianlah saya

melihat Rasulullah mengerjakannya. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy, Kitab al-hajj, bab mengangkat kedua tangan, I:198). ٣- ح د ثن ا ع ثم ا ن ب ن ع م ر ا خ ب ر ن ا ي ون س ع ن الز ه ر ي ا ن ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و س ل م كا ن ا ذا ر م ى ا لج م ر ة ا لت ي ت ل ي م س ج د م ن ى ي ر م يه ا ب س ب ع ح ص ي ات ي كب ر ك لم ا ر م ى ب ح ص اة ثم ت قد م ا م ام ه ا فو قف م س ت قب ل ا لق ب لة ر اف ع ا ي د ي ه ي د ع و و كا ن ي ط ي ل ا لو قوف ثم ي ا ت ي ا لج م ر ة ال ثان ي ة في ر م يه ا ب س ب ع ح ص ي ات ي كب ر ك لم ا ر م ى ب ح ص اة ثم ي ن ح د ر ذات ا لي س ار م م ا ي ل ي ا لو اد ي في ق ف م س ت قب ل ا لق ب لة ي د ع و ثم ي ا ت ي ا لج م ر ة ا لت ي ع ن د ا لع قب ة في ر م يه ا ب س ب ع ر اف ع ا ي د ي ه ح ص ي ات ي كب ر ع ن د كل ح ص اة ثم ي ن ص ر ف و لا ي ق ف ع ن د ه ا قا ل الز ه ر ي س م ع ت س ال م ب ن ع ب د االله ي ح د ث م ث ل ه ذا ع ن ا ب يه ع ن الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م و كا ن اب ن ع م ر ي فع ل ه البخاري كتاب الحج ج: ١ ص: ١٩٨ ) (رواه 3. Diceritakan kepada kami oleh Utsman bin Umar, diceritakan kepada kami oleh Yunus, dari az-zuhriy, bahwa Rasulullah saw, apabila melempar jamrah yang berada di dekat Masjid Mina, beliau melemparnya dengan tujuh kerikil sambil bertakbir setiap melemparkan satu kerikil, lalu maju ke depan dan berdiri sambil menghadap qiblat dan berdo a dengan mengangkat kedua tangannya, dan beliau berhenti lama, lalu mendatangi jamrah kedua dan melemparnya dengan tujuh kerikil sambil bertakbir setiap melemparkan satu kerikil, lalu turun ke arah kiri, di sebelah lembah, dan berdiri menghadap qiblat serta berdo a dengan mengangkat kedua tangannya, lalu mendatangi jamrah aqabah, lalu melemparnya dengan tujuh kerikil sambil bertakbir setiap melemparkan satu kerikil, lalu pergi dan tidak berhenti di situ. Az-Zuhriy berkata: Saya mendengar Salim bin Abdillah menceritakan hadits seperti ini dari ayahnya, dari Nabi saw, dan Ibnu Umar melakukan (sebagaimana dilakukan Nabi saw). (Diriwayatkan oleh al- Bukhariy, Kitab al-hajj, bab mengangkat kedua tangan, I:198). ٤- ح د ثن ا م س د د قا ل ح د ثن ا ح م اد ب ن ز ي د ع ن ع ب د ا لع ز يز ع ن ا ن س و ع ن ي ون س ع ن ثاب ت ع ن ا ن س قا ل ب ي ن م ا الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ي خ ط ب ي و م ا لج م ع ة ا ذ قام ر ج ل ف قا ل ي ا ر س و ل االله ه لك ا ل كر اع و ه لك الش اء فاد ع االله ا ن ي س ق ي ن ا ي د ي ه و د ع ا (رواه البخاري كتاب الجمعة باب رفع اليدين ج: ١ ص: ١٠٩ ) فم د

4. Diceritakan kepada kami oleh Musaddad, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Hammad bin Zaid, dari Abdil- Aziz, dari Anas, dari Yunus, dari Tsabit, dari Anas, dia berkata: Ketika Nabi saw berkhutbah pada hari Jum at, berdirilah seseorang dan berkata: Hai Rasulullah, lembu-lembu dan kambing-kambing telah mati, dan telah mati pula biri-biri, maka berdo alah kepada Allah agar Dia memberikan minum kepada kita! Kemudian beliau mengulurkan kedua tangannya dan berdo a. (Diriwayatkan oleh al-bukhariy, Kitab al-jumu ah, bab raf u- yadain, I:109). ٥- ح د ثن ا ا ب ر اه يم ب ن ا لم ن ذ ر قا ل ح د ثن ا ا ب و ا لو ل يد قا ل ح د ثن ا ا ب و ع م ر و قا ل ح د ثن ي ا س ح اق ب ن ع ب د االله ب ن ا ب ي ط لح ة ع ن ا ن س ب ن م ال ك قا ل ا ص اب ت الن ا س س ن ة ع لى ع ه د الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م فب ي ن م ا الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ي خ ط ب ف ي ي و م الج م ع ة ف قام ا ع ر اب ي ف قا ل ي ا ر س و ل االله ه لك ا لم ا ل و ج اع ا لع ي ا ل فاد ع االله لن ا! فر فع ي د ي ه و م ا ن ر ى ف ي الس م اء قز ع ة فو ا لذ ي ن فس ي ب ي د ه م ا و ض ع ه ا ح ت ى ثار الس ح اب ا م ثا ل ا لج ب ال ثم لم ي ن ز ل ع ن م ن ب ر ه ح ت ى ر ا ي ت ا لم طر ي ت ح اد ر ع لى ل ح ي ت ه ص لى االله ع لي ه و س ل م فم طر ن ا ي و م ن ا ذل ك و م ن ا لغ د و و ب ع د ا لغ د و و ا لذ ي ي ل يه ح ت ى ا لج م ع ة الا خ ر ى و قام ذل ك الا ع ر اب ي ا و قا ل غي ر ه ف قا ل ي ا ر س و ل ا الله ت ه د م ا لب ن اء و غر ق ا لم ا ل فاد ع االله لن ا فر فع ي د ي ه ف قا ل ال له م ح و ا لي ن ا و لا ع لي ن ا فم ا ي ش ير ب ي د ه ا لى ن اح ي ة م ن الس ح اب ا لا ان فر ج ت و ص ار ت ا لم د ين ة م ث ل ا لج و ب ة و س ا ل ا لو اد ي قن ا ة ش ه ر ا و لم ي ج ي ا ح د م ن ن اح ي ة ا لا ح د ث ب ا لج و د البخاري كتاب الجمعة باب رفع اليدين ج: ١ ص: ١٠٩ ) (رواه 5. Diceritakan kepada kami oleh Ibrahim ibnul-munzir, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Abul-Walid, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Abu Umar, dan ia berkata: diceritakan kepadaku oleh Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah, dari Anas bin Malik, ia berkata: Telah menimpa kepada manusia suatu musibah (kemarau) selama satu tahun pada masa Nabi saw; Maka ketika beliau berkhutbah pada hari Jum ah berdirilah seorang Arab Badwi lalu berkata: Hai Rasulullah, harta telah habis, dan keluarga kehausan, maka berdo alah kepada Allah bagi kita! Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, dan kami tidak melihat sekelompok awan di langit, demi Allah yang jiwaku berada di tangannya, beliau tidak meletakkan kedua tangannya hingga awan menjadi tersebar di atas gunung-gunung, beliau pun tidak turun dari mimbarnya hingga kami melihat hujan menetes di jenggot beliau, maka hujan pun turun kepada kita sehari penuh, dari pagi

hingga paginya lagi, dan seterusnya hingga pada hari Jum at berikutnya. Dan berdirilah orang Badwi tadi, atau orang lainnya dan berkata: Hai Rasulullah, bangunan banyak yang rusak, dan harta banyak yang tenggelam, maka berdo alah kepada Allah bagi kita! Kemudian beliau mengangkat tangannya dan bersabda: Ya Allah (turunkanlah rahmat) kepada sekitar kami dan (janganlah menurunkan musibah) di sekitar kami. Dan tidaklah beliau memberikan isyarat dengan tangannya, melainkan hilanglah kesedihan, dan menjadilah Madinah bagaikan ada suatu lobang dan mengalirlah lembah itu bagaikan kanal selama satu bulan, dan setiap datang seseorang dari suatu pelosok, ia bercerita tentang kemakmuran. (Diriwayatkan oleh al-bukhariy, kitab Jumu ah, bab mengangkat kedua tangan, I:109). ٦- ح د ثن ا م ح م د ب ن ا لع لاء ح د ثن ا ا ب و ا س ام ة ع ن ب ر ي د ب ن ع ب د االله ع ن ا ب ي ب ر د ة ع ن ا ب ي م وس ى قا ل د ع ا الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ب م اء فت و ض ا ب ه ثم ر فع ي د ي ه ف قا ل ال له م ا غف ر ل ع ب ي د ا ب ي ع ام ر و ر ا ي ت ب ي اض ا ب طي ه ف قا ل ال له م اج ع له ي و م ا لق ي ام ة فو ق كث ير م ن خ لق ك م ن الن اس ج: ٤ ص: ٧٢ ) (ا خرجه البخاري كتاب الدعوات باب رفع اليدين 6. Disampaikan kepada kami suatu hadits oleh Muhammad ibnul- A la, disampaikan kepada kami suatu hadits oleh Abu Usamah, dari Barid bin Abdillah, dari Abi Burdah, dari Abi Musa, ia berkata: Nabi saw meminta air untuk wudlu, lalu mengangkat kedua tangannya, lalu berdo a: Ya Allah, ampunilah Ubaid Abi Amir, dan saya melihat putihnya kedua ketiaknya, lalu berdo a lagi: Ya Allah, jadikanlah ia pada hari qiyamah di atas kebanyakan manusia dari makhluk-mu. (Diriwayatkan oleh al-bukhariy, kitab ad-da awat, bab Do a sesudah wudlu, IV:72). ٧- ح د ثن ا ا ب و ب كر ب ن ا ب ي ش ي ب ة ح د ثن ا ي ح ي ى ب ن ا ب ي ب كي ر ع ن ش ع ب ة ع ن ثاب ت ع ن ا ن س قا ل ر ا ي ت ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و س ل م ي ر فع ي د ي ه ف ي الد ع اء ح ت ى ي ر ى ب ي اض ا ب طي ه (رواه مسلم كتاب صلاة الاستسقاء نمرة: ٨٩٥/٥) 7. Diceritakan kepada kami oleh Abu Bakr bin Abi Syaibah, diceritakan kepada kami oleh Yahya bin Abi Bukair, dari Syu bah, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya ketika berdo a, sehingga kelihatan putihnya kedua ketiaknya. (Diriwayatkan oleh Muslim, kitab Shalat al-istisqa, bab mengangkat tangan, No. 5/895).

٨- ا خ ب ر ن ا ي ع قوب ب ن ا ب ر اه يم ع ن ه ش ي م قا ل ح د ثن ا ع ب د ا لم ل ك ع ن ع طاء قا ل قا ل ا س ام ة ب ن ز ي د كن ت ر د يف الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ب ع ر فات فر فع ي د ي ه ي د ع و فم ا لت ب ه ن ا قت ه فس ق ط خ طام ه ا فت ن او ل ا لخ طام ب ا ح د ى ي د ي ه و ه و ر اف ع ي د ه الا خ ر ى (رواه النساي كتاب مناسك الحج ج: ٢٥٤) ٥: 8. Dikhabarkan kepada kami oleh Ya qub bin Ibrahim, dari Husyaim, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Abdul Malik, dari Atha, ia berkata: Berkatalah Usamah bin Zaid: Saya membonceng Nabi saw di Arafah, maka beliau mengangkat kedua tangannya sambil berdo a, lalu untanya condong, dan jatuhlah tali kekangnya, lalu beliau mengambil tali kekang tersebut dengan salah satu tangannya, dan beliau tetap mengangkat tangan lainnya. (Diriwayatkan oleh an-nasa iy, kitab Manasik al-hajji, bab Raf ul-yadain, V:254). ٩- ع ن س لم ا ن ر ض ي االله ع ن ه قا ل قا ل ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و س ل م ا ن ر ب كم ح ي كر ي م ي س ت ح ي م ن ع ب د ه ا ذا النساي و صححه الحاكم) ر فع ي د ي ه ا لي ه ا ن ي ر د ه م ا ص فر ا (ا خرجه الا ربعة ا لا 9. Dari Salman ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Hidup lagi Maha Dermawan, Dia malu kepada hamba-nya apabila ia berdo a dengan mengangkat kedua tangannya, menolaknya dengan hampa. (Ditakhrijkan oleh al-arba ah, kecuali an-nasa iy, dan menurut al-hakim hadits tersebut adalah shahih; as- Shan aniy, 1961, IV:219). ١٠- و ع ن ع م ر ر ض ي االله ع ن ه قا ل كا ن ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و س ل م ا ذا ي د ي ه ف ي الد ع اء لم ي ر د ه م ا ح ت ى ي م س ح ب ه م ا و ج ه ه م د (ا خرجه الترمذى و له شواهد منها عند ا بى داود من حديث ابن عباس و غيره و مجموعها يقضي با نه حديث حسن) 10. Dari Umar ra, ia berkata: Apabila Rasulullah saw menjulurkan kedua tangannya ketika berdo a, beliau tidak menariknya, hingga mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. (Ditakhrijkan oleh at-tirmuziy, hadits tersebut mempunyai beberapa syahid (pendukung) antara lain ialah: Abu Dawud dari Ibni Abbas dan lain-lainnya, dan menurutnya hadits tersebut adalah hasan, As-Shan aniy, 1961).

قا ل ا ب و م وس ى الا ش ع ر ي د ع ا الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ثم ر فع ي د ي ه -١١ و ر ا ي ت ب ي اض ا ب طي ه و قا ل اب ن ع م ر ر فع الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ي د ي ه: ال له م ا ن ي ا ب ر ا ا لي ك م م ا ص ن ع خ ال د قا ل ا بو ع ب د االله و قا ل الا و ي س ي ح د ثن ي م ح م د ب ن ج ع ف ر ع ن ي ح ي ى ب ن س ع يد و ش ر ي ك س م ع ا ا ن س ا ع ن الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ح ت ى ر ا ي ت ب ي اض ا ب طي ه (رواه البخاري كتاب الدعوات ج: ٤ ص: ٦٨ ) ر فع ي د ي ه 11. Berkatalah Abu Musa al-asy ariy: Berdo alah Nabi saw dengan mengangkat kedua tangannya, dan saya melihat putihnya kedua ketiaknya. Dan Ibnu Umar berkata: Nabi saw mengangkat kedua tangannya (dan berdo a): Ya Allah, sungguh saya mohon kepada-mu terbebas dari apa yang dilakukan oleh Khalid. Berkatalah Abu Abdillah; berkatalah al-uwaisiy: diceritakan kepadaku oleh Muhammad bin Ja far, dari Yahya bin Sa id dan Syuraik, keduanya mendengar Anas, dari Nabi saw (bahwa beliau) mengangkat kedua tangannya (ketika berdo a) hingga aku melihat putihnya kedua ketiaknya. (Diriwayatkan oleh al-bukhariy, kitab ad-da awat, IV:68). II Hadits yang menyatakan tidak mengangkat tangan. ١- ح د ثن ا م ح م د ب ن ا لم ثن ى ح د ثن ا اب ن ا ب ي ع د ي و ع ب د الا ع لى ع ن س ع يد ع ن قت اد ة ع ن ا ن س ا ن ن ب ي االله ص لى االله ع لي ه و س ل م كا ن د ع اي ه ا لا ف ي الا س ت س قاء ح ت ى ي ر ى ب ي اض ا ب طي ه نمرة: ٨٩٥/٥) لا ي ر فع ي د ي ه ف ي ش ي ء م ن (رواه مسلم كتاب صلاة الاستسقاء 1. Diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin al-musanna, diceritakan kepada kami oleh Ibnu Abi Adiy dan Abdul A la dari Sa id, dari Qatadah, dari Anas, bahwa Nabi saw tidak mengangkat kedua tangannya sedikitpun ketia berdo a, kecuali dalam istisqa (mohon air hujan) hingga terlihat putihnya kedua ketiaknya. (Diriwayatkan oleh Muslim, kitab Shalat al-istisqa, bab Raf ul-yadain, No. 5/895. ٢- ح د ثن ا اب ن ا لم ثن ى ح د ثن ا ي ح ي ى ب ن س ع يد ع ن اب ن ا ب ي ع ر وب ة ع ن قت اد ة ا ن ا ن س ب ن م ال ك ح د ثه م ع ن الن ب ي ص لى االله ع لي ه و س ل م ن ح و ه الاستسقاء نمرة: ٨٩٥/٦) (رواه مسلم كتاب صلاة 2. Diceritakan kepada kami oleh Ibnu al-musanna, diceritakan kepada kami oleh Yahya bin Sa id, dari Ibni Abi Arubah, dari Qatadah,

bahwa Anas bin Malik menyampaikan kepada mereka dari Nabi saw hadits yang sama. (Diriwayatkan oleh Muslim, kitab Shalat al-istisqa, bab Raf ulyadain, No. 6/895). Penjelasan : Demikianlah hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo a, yang sempat kami kutip. Sebenarnya masih banyak hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo a, tetapi hadits-hadits yang kami kutip tersebut sudah cukup untuk dijadikan sebagai dalil untuk memutuskan masalah yang saudara tanyakan itu. Perlu diketahui bahwa selama ini, dalam memutuskan hukum Muhammadiyah selalu berpegang pada pokok-pokok manhaj sebagai berikut: 1. Dalam beristidlal, selalu menggunakan sumber pokok, yaitu al-qur an dan as-sunnah as-shahihah (maqbulah=diterima). Ijtihad dapat dilakukan apabila masalah yang dibahas tidak berkaitan dengan ta abbudi. 2. Setiap keputusan harus dilakukan dengan cara musyawarah (ijtihad jama iy). 3. Muhammadiyah tidak mengikuti salah satu mazhab dari mazhab-mazhab yang ada, tetapi pendapat para imam mazhab dapat dijadikan sebagai pertimbangan, selama tidak bertentangan dengan al-qur an dan as-sunnah. 4. Jika dalil-dalil yang dipergunakan tampak adanya ta arud (pertentangan), maka harus dilakukan al-jam u wa at-taufiq atau dilakukan tarjih. Demikanlah sebagian manhaj yang harus diketahui dan dipergunakan dalam mengambil keputusan. Hadits-hadits yang kami kutip, sebagian besar menyatakan bahwa Nabi saw mengangkat kedua tangannya ketika berdo a, dan sebagian ulama, antara lain: al-qasthalaniy dalam syarah hadits, dan as-shan aniy dalam Subulus-Salam, menilainya sebagai hadits shahih, kecuali hadits No. 11, mereka tidak menilainya, apakah shahih ataukah da if, tetapi Ishaq al-farayiniy, menilainya secara umum, bahwa semua hadits yang termaktub dalam shahih al-bukhariy dan Muslim telah disepakati oleh sebagian besar ahli hadits tentang keshahihannya, baik sanad maupun matannya. (al-qasimiy, 1961, Qawa id at-tahdis: 85). Maka hadits No. 11, yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-asy ariy adalah shahih, sebab termuat dalam Shahih al-bukhariy. Sekalipun demikian, masih terbuka untuk menelitinya kembali, sehingga menjadi jelas kedudukannya. Jika dibandingkan dengan hadits berikutnya, yaitu hadits No. II.1. dan hadits No. II.2., maka tampak adanya ta arud (pertentangan). Hadits No. 1 sampai dengan No. 11 menyatakan bahwa Nabi saw mengangkat tangannya ketika berdo a, sedang hadits No. II.1. dan II.2. menyatakan bahwa Nabi saw tidak pernah mengangkat kedua tangannya, kecuali hanya pada waktu istisqa saja. Karena pada dalil-dalil tersebut tampak adanya ta arud, maka untuk mengambil keputusan perlu menggunakan metode al-jam u wa at-taufiq (mengumpulkan dan mengkompromikan) antara kedua dalil yang tampak bertentangan. Al-Qasthalaniy ketika mensyarah hadits al-bukhariy tentang mengangkat kedua tangan ketika berdo a, mengatakan bahwa mengangkat kedua tangan adalah

sunnah, berdasarkan hadits-hadits tersebut. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Anas, yang menyatakan bahwa Nabi saw tidak pernah mengangkat kedua tangannya sedikit pun ketika berdo a, kecuali pada waktu istisqa (mohon hujan), dia menjelaskan bahwa yang ditiadakan ialah sifat khusus, yaitu al-mubalaghah fi ar-raf i (melebihkan dalam mengangkat kedua tangan), bukan mengangkat tangan pada umumnya, artinya; bahwa Nabi saw ketika berdo a juga mengangkat tangan, tetapi tidak setinggi ketika berdo a dalam istisqa. (al-qasthalaniy, Syarh al- Bukhariy, IV:68). As-Shan aniy, dalam kitabnya Subulus-Salam menjelaskan; bahwa haditshadits tentang mengangkat tangan, menunjukkan bahwa mengangkat kedua tangan ketika berdo a adalah mustahabb, dan hadits-hadits yang memerintahkan agar mengangkat kedua tangan ketika berdo a jumlahnya cukup banyak. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Anas, yang menyatakan bahwa Nabi saw tidak pernah mengangkat kedua tangannya ketika berdo a, kecuali hanya ketika dalam istisqa, dia menjelaskan bahwa yang dimaksudkannya ialah al-mubalaghah fi arraf i (melebihkan dalam mengangkat kedua tangan), yaitu mengangkat kedua tangannya dengan amat tinggi, dan yang demikian itu tidaklah terjadi kecuali ketika berdo a dalam istisqa. Dan hadits-hadits tentang mengangkat kedua tangan telah dikumpulkan dalam satu juz oleh al-munziriy. (As-Shan aniy, 1961, IV:219). Dengan demikian, maka jelaslah bahwa dua kelompok hadits tersebut tidaklah bertentangan (ta arud), sebab kedua kelompok hadits tersebut masih dapat ditaufiqkan (dikompromikan). Kesimpulan : Mengangkat kedua tangan ketika berdo a adalah sunnah atau mustahab, dan tidak perlu mengangkat tinggi-tinggi, kecuali pada waktu berdo a istisqa.