PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

3

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI Amelia Nurkhayati ), Suharno 2), Amir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 5766 e-mail: amelsamsung@yahoo.com Abstract: The aim of this research is to improve the writing skills of confectionery observation reports through cooperative learning model of articulation type of students in grade V of State Elementary School Joho 4 Sukoharjo sub-district in academic year 202/20 This research is a classroom action research. It was held in two cycles, in each which each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research were grade V students Joho 4, amounting to 25 people consisting of men 7 and women 8. The techniques of collecting data are observation, interview, test, and documentation. To get data validity, the researcher used data and source triangulation. The data analysis used was interactive analysis comprising three components: data reduction, data display, and conclusion. The research can be concluded that cooperative learning model of articulation type can improve the writing skills of confectionery observation reports in the grade V students of State Elementary School Joho 4 Sukoharjo sub-district in Academic Year 202/20 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan usah konfeksi melalui pembelajaran kooperatif tipe artikulasi pada peserta didik kelas V SD N Joho 4 Sukoharjo tahun ajaran 202/20 Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD N Joho 4 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 8 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi dapat meningkatkan usaha konfeksi pada peserta didik kelas V SD N Joho 4 Sukoharjo Tahun Ajaran 202/20 Kata Kunci: metode artikulasi, keterampilan menulis Pendidikan di Indonesia pada dasarnya bermuara pada satu tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, sekolah sebagai lembaga pendidikan menjembatani masyarakat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah berperan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas yakni mengaktualisasikan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang dapat digunakan dalam mengembangkan dirinya menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Dengan demikian, pendidikan perlu terus dipertahankan keberlangsungannya agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah guna mewujudkan pendidikan berkualitas adalah perbaikan kompetensi guru. Tidak bisa dipungkiri, bahwa guru adalah sosok yang mempunyai andil besar dalam pembelajaran di sekolah. Keterampilan guru dalam mengajar berpengaruh pada output sekolah yang bersangkutan. Hal ini tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi guru untuk dapat mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Tentu bukan barang mudah membangun insan cendekia dengan segala keistimewaan yang dimiliki oleh peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, guru diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang mudah dipahami dan bervariasi. Guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Metode pembelajaran merupakan bagian penting yang digunakan dalam upaya pencapaian hasil belajar peserta didik yang maksimal. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Begitu halnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi dalam hubungan sosial maupun ) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

hubungan formal. Kegiatan berbahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu, guru seyogyanya bisa memberikan keempat aspek keterampilan berbahasa Indonesia dengan maksimal. Keempat aspek terebut mencakup () keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Menurut pendapat Syafi e dalam St.Y. Slamet (2007: 95), keberhasilan pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Maka dari itu, dalam menguasai keterampilan menulis, peserta didik harus menguasai keterampilan menyimak, berbicara, serta membaca terlebih dahulu. Oleh karena itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang cukup sukar dikuasai oleh peserta didik dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Guru harus pandai memilih metode yang tepat khususnya dalam pembelajaran keterampilan menulis. Guru selain berperan sebagai planner, organizer, dan evaluator, juga berperan sebagai facilitating learning atau memfasilitasi proses belajar peserta didik. Guru sebisa mungkin menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif sehingga belajar lebih bermakna. Namun fakta di lapangan menunjukkan peran guru sebagai fasilitator masih kurang terutama pada materi menulis laporan pengamatan. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru, nilai pada pembelajaran keterampilan menulis laporan pengamatan kelas V SD N Joho 4 masih rendah. Rendahnya prestasi ini bisa disebabkan faktor dari guru maupun dari peserta didik itu sendiri. Penggunaan metode yang kurang sesuai dan kurangnya motivasi dari peserta didik menjadi masalah yang perlu dikaji kembali. Keterampilan menulis laporan terkesan simpel, namun sebenarnya membutuhkan perhatian lebih. Selama ini, kebanyakan guru hanya menjelaskan secara teoritis, minim praktek. Peserta didik hanya diberi beberapa wacana untuk didiskusikan, padahal dalam laporan pengamatan guru bisa mengajak peserta didik melakukan kunjungan atau pengamatan di luar kelas. Sehingga, peserta didik bisa berinteraksi langsung dengan narasumber. Metode yang digunakan juga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Guru di SD N Joho 4 sudah mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif, akan tetapi hanya sebatas diskusi biasa. Dalam diskusi kelompok ini masih banyak peserta didik yang kurang aktif dan interaksi tatap muka antaranggota kelompok masih kurang. Berkaitan dengan keadaan tersebut, metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan adalah tipe artikulasi. Metode ini salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Tipe artikulasi lebih menekankan pada komunikasi antara dua orang peserta didik. Masing-masing peserta didik akan berperan sebagai penerima pesan sekaligus penyampai pesan. Peserta didik akan mewawancarai pasangannya, setelah itu menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Dengan demikian, tidak ada peserta didik yang tidak aktif dalam pembelajaran. Penerapan metode artikulasi diharapkan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Suasana belajar menjadi lebih hidup, peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran keterampilan menulis laporan pengamatan dapat tercapai dengan maksimal. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD N Joho 4, Kecamatan Sukoharjo Tahun Pelajaran 202/20 Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD N Joho 4 dengan jumlah peserta didik 25 anak, yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 8 peserta didik perempuan. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu minggu kedua dan minggu ketiga April 20 Prosedur penelitian dilaksanakan dan selesai pada dua siklus. Pada setiap siklusnya dilaksanakan dengan empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (Arikunto, 2008). Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data

model interaktif. Tahap dalam analisis data model interaktif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion) yang berlangsung secara interaktif (Milles dan Huberman, 992). HASIL Pada kondisi pratindakan, hasil belajar masih rendah. Hal ini bisa dibuktikan dengan data nilai hasil belajar peserta didik kelas V SD N Joho 4 yang disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel. Tabel Hasil Belajar Pratindakan. 53-56 57-60 6-64 65-68 69-72 73-76 6 8 4 5 54,5 58,5 62,5 66,5 70,5 74,5 54,5 35 500 66,5 282 372,5 2 32,00% 6,00% 20,00% Jumlah 25 387 626,5 00% Terendah = 53 Tertinggi = 75 Rata-rata = 630 : 25 = 65,9 Tuntas = 8 Tidak Tuntas = 7 Ketuntasan Klasikal = 32,00% Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa nilai terendah pada pratindakan ini adalah 53 dan nilai tertinggi adalah 7 Sedangkan ratarata nilai hasil belajar peserta didik adalah 65,9. Peserta didik yang mampu mencapai KKM hanya 8 atau 32,00% dari jumlah seluruh peserta didik. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM masih 7 atau 68,00% dari jumlah peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, hasil belajar peserta didik sudah meningkat. Akan tetapi, masih ada beberapa peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam membuat laporan pengamatan. Partisipasi aktif dari peserta didik juga masih sangat minim. Selain itu, terdapat beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe artikulasi. Pencapaian hasil belajar pada siklus I dapat disajikan pada tabel berikut ini. Tabel Tabel Hasil Belajar Siklus I. 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 6 2 3 2 57 62 67 72 77 82 57 62 402 864 23 64 2 48,00% 2,00% 8,00% Jumlah 25 47 780 00% Terendah = 55 Tertinggi = 8 Rata-rata = 77 : 25 = 70,83 Tuntas = 5 Tidak Tuntas = 0 Ketuntasan Klasikal = 60,00% Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilai terendah pada siklus I ini adalah 55 dan nilai tertinggi 8. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik adalah 70,8 Peserta didik yang mampu mencapai KKM yaitu 5 atau 60,00% dari jumlah seluruh peserta didik. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM menjadi 0 atau 40,00% dari jumlah seluruh peserta didik. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada keterampilan menulis laporan pengamatan sebelum dan sesudah tindakan. Akan tetapi, pencapaian tersebut masih jauh dari indikator kinerja yang sudah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini diharapkan mencapai 80% peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM. Karena belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang proses pembelajaran pada siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan yang menyebabkan hasil belajar belum maksimal, antara lain keaktifan peserta didik yang masih kurang. Peneliti bersama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengadakan refleksi terhadap hasil belajar keterampilan menulis laporan pengamatan usaha konfeksi pada siklus I. Refleksi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan pada siklus I dan memberikan perbaikan pada tindakan di siklus II. Berikut hasil belajar peserta didik pada siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel Tabel Hasil Belajar Siklus II. 63-67 68-72 73-77 78-82 83-87 88-92 3 7 8 4 2 65 70 75 80 85 90 65 20 525 640 340 80 2,00% 28,00% 32,00% 6,00% 8,00% Jumlah 25 465 960 00% Terendah = 63 Tertinggi = 92 Rata-rata = 973 : 25 = 78,9 Tuntas = 2 Tidak Tuntas = 4 Ketuntasan Klasikal = 8 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai terendah pada siklus II ini adalah 63 dan nilai tertinggi 9 Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik adalah 78,9. Peserta didik yang mampu mencapai KKM yaitu 2 atau 8 dari jumlah seluruh peserta didik. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM menjadi 4 atau 6,00% dari jumlah seluruh peserta didik. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa upaya untuk meningkatkan hasil belajar sudah berhasil karena sudah mencapai indikator kinerja penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN Model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi ini merupakan salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif. Meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam menulis laporan pengamatan membuktikan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi telah tercapai. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Johnson & Johnson (994) dalam Trianto (2009) yang menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar peserta didik untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat dari perhitungan hasil belajar yang dicapai dalam setiap siklus sebagai berikut: Pada kondisi awal atau pratindakan, yakni sebelum guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi, hasil belajar masih tergolong rendah. Ketuntasan klasikal pada kondisi awal hanya mencapai 32,00% dengan rincian 8 peserta didik memiliki nilai di atas KKM, dan 7 peserta didik masih di bawah KKM. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar keterampilan menulis laporan pengamatan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi. Setelah dilaksanakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi, terjadi peningkatan baik dari nilai afektif, psikomotor, maupun kognitif. Ketuntasan klasikal meningkat dari 32,00% menjadi 60,00% dengan rincian 5 peserta didik memiliki nilai di atas KKM dan 0 peserta didik masih di bawah KKM. Karena belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan siklus II, ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8 dengan rincian 2 peserta didik memiliki nilai di atas KKM dan 4 peserta didik di bawah KKM. Peningkatan tersebut tentu saja dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi dapat menarik perhatian dan antusiasme peserta didik dalam belajar sehingga membantu peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru. Di samping itu, model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi dapat menumbuhkan keaktifan peserta didik serta meningkatkan daya konsentrasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Catur Subiyanti (200) yang menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan pada peserta didik kelas V SD N 0 Mengori. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis laporan pengamatan usaha konfeksi peserta didik kelas V SD N Joho 4 yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi lebih menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik.

SIMPULAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mencakup tiga tahap, yakni pratindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga tahap tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan usaha konfeksi, baik dari peserta didik maupun kinerja guru. Untuk peserta didik, peningkatan pada siklus I dapat ditemukan pada nilai rata-rata kelas yang tadinya hanya 65 pada tahap pratindakan meningkat menjadi 70 dengan jumlah peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 5 peserta didik. Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada siklus II. rata-rata kelas 70 pada siklus I, meningkat menjadi 78 dengan jumlah peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 2 peserta didik. Selain dari peserta didik, peningkatan juga terjadi pada aktivitas guru dalam pembelajaran. Berdasarkan data pengamatan terhadap guru, diketahui peningkatan kinerja guru dari skor 77 menjadi 83 pada siklus II. Sehingga, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan masuk kriteria sangat baik. Beberapa aspek guru mengalami peningkatan dari kriteria baik menjadi sangat baik antara lain kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi, pemberian tes akhir, dan dalam mengevaluasi hasil peserta didik dalam membuat laporan pengamatan. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis laporan pengamatan sebab model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi ini menuntut keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini berarti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi usaha konfeksi pada peserta didik kelas V SD N Joho 4 kecamatan Sukoharjo tahun ajaran 202 /20 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson & Johnson. (994). Cooperative Learning in The Classroom. Virginia, Association for Supervision and Curriculum Development. Miles, M. B. dan A. M. Huberman. (992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Slamet, St.Y. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Subiyanti, Catur. (200). Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas V SD N 0 Mengori Pemalang Tahun Ajaran 2009/200. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Prenada Media. Widayanti, Lastri. (20). Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi sebagai Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Lingkaran Pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Colomadu Karanganyar. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.