BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi, sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang sekaligus merupakan tuntutan kemajuan peradaban dan teknologi suatu bangsa. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan warga negaranya, sehingga pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia berkualitas. Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi antara lain mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Depdiknas, 2005). Untuk mencapai tujuan tersebut kita hendaknya tidak hanya melihat hasil akhir setelah proses pembelajaran selesai, namun yang lebih penting adalah peningkatan kemampuan-kemampuan selama proses pembelajaran berlangsung. Mencermati kondisi dunia pendidikan saat ini yang penuh dengan perubahan, maka proses pembelajaran dan kemampuan guru sangat perlu ditingkatkan. Dalam proses belajar mengajar guru menempati kedudukan sangat sentral, sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan isi yang terdapat dalam kurikulum,

2 kemudian mentransformasikan isi tersebut kepada peserta diidk melaluli proses belajar mengajar. Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan bangsa. Suatu negara dikatakan berkembang apabila aspek pendidikannya berkembang dan berkualitas. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu untuk pembangunan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab, dan normal sehingga akan membawa perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu, kelompok, dan masyarakat. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting manusia untuk menjalani hidup didunia ini, tanpa pendidikan maka manusia akan sulit berkembang. Pendidikan dapat menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subyek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Matematika adalah satu ilmu yang bisa meningkatkan pendidikan suatu bangsa, karena biasanya dalam kehidupan seharihari kita selalu dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan diberbagai bidang.

3 Matematika merupakan salah satu pelajaran yang wajib dipelajari oleh para siswa dijenjang apapun di Indonesia. Pada pelaksanaannya, matematika merupakan mata pelajaran yang sering membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar. Hal ini disebabkan konsep matematika yang terkesan cukup sulit dipelajari atau dipaham oleh siswa berdasarkan sifatnya yang abstrak, analisis dan banyak perhitungan. Sementara itu, syarat yang terdapat dalam tujuan pengajaran matematika belum sepenuhnya mendapat perhatian siswa, ini dibuktikan banyak siswa yang kurang memahami materi pada pelajaran matematika, bahkan terkesan bagi siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang membosankan. Dipihak lain dapat bersumber dari guru misalnya cara penyampaian atau penerapan yang kurang. Hal ini menyebabkan kurang berhasilnya proses belajar mengajar matematika dan masalah lain yang terkait dengan matematika. Adapun data hasil belajar matematika di SMP N 7 Telaga Biru, yaitu Tahun Ajaran Rata-rata nilai hasil belajar siswa di SMP N 7 Telaga Biru 2012 72,5 2013 70,8 2014 74,5 (Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 7 Telaga Biru, 2014) Rendahnya hasil belajar matematika siswa tidak hanya disebabkan oleh karena matematika yang sulit, melainkan dapat pula disebabkan oleh beberapa faktor yang lain baik dari siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Faktor guru merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa mungkin dikarenakan guru dalam menerangkan materi matematika kurang

4 komunikatif dalam kelas karena hanya mempergunakan bahasa-bahasa angka. Kurang memaksimalkan capaian komunikasi matematika peserta didik dalam bentuk penyampaian materi dan mengarahkan terapan matematika kedalam ilmu lain atau dalam kehidupan sahari-hari dimana hal ini menjadi inti dari matematika itu sendiri. Sistem pengajaran yang demikian, bisa saja siswa tidak berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dikhawatirkan siswa tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika untuk mengembangkan kemampuannya. Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting pada matematika dan pendidikan matematika. Menurut Guerreiro (dalam Izzati dan Suryadi : 2010), komunikasi matematika merupakan alat bantu dalam transmisi pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam membangun pengetahuan matematika. Ketika siswa ditantang berfikir tentang matematika dan mengkomunikasikan hasil pikiran mereka secara lisan atau dalam bentuk tulisan. Berarti mereka sedang belajar menjelaskan dan meyakinkan apa yang ada dalam benak mereka. Seorang siswa memperoleh informasi berupa konsep matematika yang diberikan guru maupun yang diperoleh dari bacaan, maka saat itu terjadi transformasi informasi matematika dan sumber belajar kepada siswa tersebut. Berdasarkan observasi atau hasil pengamatan, pada umumnya pembelajaran matematika dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti dan menjawab soal yang diberikan oleh guru, tetapi siswa tidak pernah atau jarang sekali dimintai penjelasan asal mula mereka mendapatkan jawaban tersebut. Jika siswa diajukan suatu pertanyaan, pada

5 umumnya reaksi mereka adalah menunduk, atau melihat kepada teman yang duduk di sebelahnya. Mereka kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengkomunikasikan ide yang dimiliki karena takut salah dan ditertawakan teman. Sehingga siswa jarang sekali berkomunikasi dalam matematika. Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir matematikannya dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide matematika (NTCM, 2000). Matematika pada dasarnya adalah bahasa yang sarat dengan notasi dan istilah sehingga konsep yang terbentuk dapat dipahami oleh peserta didik jika memiliki kemampuan komunikasi. Peserta didik perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argument atas setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna baginya. Namun pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika peserta didik masih rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika peserta didik dapat dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini dapat pula mengakibatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik kurang maksimal. Oleh karena itu, para guru dapat memilih dan menentukan serta mengembangkan pendekatan pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan matematik peserta didik yang merupakan sasaran yang dituju. Namun pada kenyataannya pendekatan ataupun metode pembelajaran cenderung menggunakan metode pembelajaran biasa atau konvensional yang lebih terfokus pada guru.

6 Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menyikapi permasalahan tersebut adalah melalui pemilihan pendekatan atau metode yang tepat. Salah satunya alternatif pendekatan atau metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan mengembangkan kemampuan berpikir matematis seperti komunikasi matematika yaitu dengan menggunakan pedekatan scientific. Pendekatan ilmiah (scientific approachi) diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Pembelajaran sesuai kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan( (Permen No. 65 Tahun 2013). Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan scientific ini didasari bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangai perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Penguatan proses pembelajaran ini dilakukan unutk pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja,

7 kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Melalui pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikaiskan apa yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah dengan judul Pengaruh Pendekatan Scientific Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Peserta Didik. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diuraikaan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran matematika sebagai berikut : 1. Keberanian siswa untuk menyampaikan ide-ide dan argumentasi masih kurang pada waktu proses pembelajaran. 2. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Tidak adanya respon balik dari siswa ketika proses pembelajaran matematika berlangsung. 4. Siswa belum mampu dan takut untuk mengemukakan ide, gagasan, atau pendapatnya sendiri terhadap permasalahan matematis.

8 5. Kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan metode maupun pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 1.3 Batasan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP N 7 Telaga Biru dengan menggunakan pendekatan scientific pada materi himpunan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan scientific terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII pada materi himpunan?. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan scientific terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi himpunan. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Pembelajaran matematika diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga mempengaruhi tingkat pola pikir dalam menyelesaikan suatu masalah yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

9 2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi baru dalam pembelajaran matematika dikelas untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. 3. Bagi Sekolah Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika sekaligus dapat mempraktikan ilmu yang diperolah selama di perkuliahan dalam pembelajaran matematika.