BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan dua macam pembelajaran yaitu

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

METODE PENELITIAN. Rumbia Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 102 siswa dan tersebar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009).

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes satu kelompok, one design group pretest-postest (Arikunto, 2002). Penelitian dilakukan terhadap satu kelas dengan pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi, yang diberi pretes sebelum pembelajaran dan diberi postes setelah pembelajaran. Perbandingan hasil pretes terhadap hasil postes yang dihasilkan dari alat ukur yang sama merupakan ukuran keberhasilan pembelajaran. Desain penelitiannya ini dilukiskan sebagai berikut: O 1 X O 2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O 1 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan) O 2 = nilai postes (setelah diberi perlakuan) (O 2 -O 1 ) = pengaruh perlakuan pembelajaran yang diberikan. (Sugiyono, 2007) B. Alur Penelitian Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan melalui alur penelitian berikut: 30

31 Analisis Materi Laju Reaksi pada Standar Isi Mata Pelajaran Kimia dan Literatur Studi Kepustakaan Pembelajaran Berbasis Literasi Sain dan Teknologi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembuatan Teks Bahan Ajar dan Video Pembelajaran Pembuatan Instrumen Penelitian Tes Tertulis Keterampilan Proses Pedoman Observasi Pedoman Wawancara Uji Validitas Instrumen Perbaikan Uji Coba dan Analisis Tes Hasil Uji Coba (Uji Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf Kemudahan Pelaksanaan Pretes LKS Penerapan Pembelajaran Berbasis Literasi Sains dan Teknologi Observasi Pelaksanaan Postes Wawancara Temuan Penelitian Analisis Data dan Pembahasan Kesimpulan Hasil Penelitian Gambar 3.2 Alur Penelitian

32 Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.2, maka dapat diuraikan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: a. Menganalisis kurikulum KTSP mata pelajaran Kimia SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Materi yang diambil dari hasil analisis adalah laju reaksi dengan sub pokok materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Juga melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi. b. Menyusun skenario pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, strategi dan langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian (evaluasi). c. Membuat teks bahan ajar dengan konteks Mewaspadai batu ginjal - apakah kita perlu memilih asupan makanan? dan membuat video pembelajaran. d. Membuat instrumen penelitian seperti tes tertulis keterampilan proses sains, LKS praktikum, pedomen observasi dan wawancara. e. Memvalidasi seluruh instrumen (tes tertulis keterampilan proses sains, pedoman observasi dan wawancara) kepada kelompok ahli. f. Merevisi instrumen penelitian. g. Menguji coba tes tertulis dan menganalisis hasil uji coba soal. h. Merevisi instrumen penelitian. i. Menentukan sekolah dan kelas penelitian.

33 j. Mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanakan pembelajaran dilakukan dalam empat kali pertemuan. Pertemuan pertama diberikan pretes. Dua pertemuan berikutnya pelaksanakan KBM dengan pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi. Pertemuan terakhir diberikan postes. Observasi dilakukan pada tiap kegiatan di setiap pertemuan. Wawancara terhadap siswa dilakukan di luar pertemuan setelah penelitian selesai. 3. Tahap Akhir Tahap akhir meliputi pengolahan data hasil penelitian, analisis dan pembahasan hasil serta menarik kesimpulan dan membuat saran. C. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI semester 2 pada salah satu Sekolah Menengah Atas Swasta di kota Bandung tahun ajaran 2007-2008 berjumlah 32 orang. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok (tinggi, sedang, dan rendah) berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian dan standar deviasinya. Hasil pembagian kelompok tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 dengan rincian perhitungan pada lampiran A.8. Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa Kategori Kelompok Kriteria Jumlah Siswa Tinggi x > 72,16 5 orang Sedang 72,16 x 45,18 21 orang Rendah x < 45,18 6 orang

34 D. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes tertulis keterampilan proses sains, LKS praktikum, pedoman observasi dan wawancara. 1. Tes Tertulis Keterampilan Proses Sains Tes tertulis ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda (PG) sebanyak 15 butir soal dengan lima pilihan jawaban. Tes tertulis ini digunakan sebagai pretes dan postes. Pretes dilakukan sebelum pembelajaran dan postes dilakukan setelah pembelajaran. Tes tertulis ini telah mengalami beberapa pengujian untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi, diantaranya adalah memvalidasi tes, uji reliabilitas, taraf kemudahan dan daya pembeda. a. Memvalidasi isi butir soal Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007). Validasi butir soal intrumen ini adalah dengan menguji validitas isi, yaitu validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (konten) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut (Firman, 1989). Validasi yang dinilai adalah struktur soal, butir soal terhadap indikator, indikator terhadap aspek keterampilan proses sains yang akan diteliti, dan butir soal terhadap kunci jawaban. Cara menilai validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur (Firman, 1991). Judgement yang diperoleh berasal dari dosen Kimia.

35 b. Melakukan Uji Coba Butir Soal Dalam penelitian ini, uji coba butir soal dilakukan terhadap 40 siswa kelas XI IPA yang telah mempelajari materi laju reaksi. Analisis butir soal meliputi uji reliabilitas, taraf kemudahan dan daya pembeda. 1. Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2003). Bentuk reliabilitas yang dipakai dalam menguji reliabilitas tes tertulis ini adalah reliabilitas internal yang mengukur sejauh mana seluruh soal dalam tes mengukur kemampuan yang sama (Firman, 1991). Harga reliabilitas internal ditentukan dengan menggunakan rumus KR#20, yaitu sebagai berikut: k pq r 11 = 1 2 (Arikunto, 2002) k 1 s dimana : r 11 = reliabilitas instrumen k = jumlah soal p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal s 2 = variansi total Harga reliabilitas ditafsirkan dengan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) sebagai berikut:

36 Tabel 3.2 Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Cukup 0,20 0,39 Rendah 0,00 0,19 Sangat rendah (Arikunto, 2002) Hasil uji reliabilitas dari tes tertulis ini yang telah diuji coba memperoleh harga koefisien reliabilitas sebesar 0,75 (lampiran B.1) dengan penafsiran tinggi berdasarkan tafsiran koefisien reliabilitas menurut Arikunto pada tabel 3.2. Hasil ini menunjukkkan bahwa tes tertulis ini reliabel dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. 2. Taraf Kemudahan Butir Soal Taraf kemudahan suatu soal (dilambangkan dengan F) ialah proporsi atau bagian dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut (Firman, 1991). Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk menambah usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2002). Harga taraf kemudahan (F) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: F nt nr = + (Firman, 1991) N dengan : F = taraf kemudahan n T = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok tinggi n R = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok rendah N = jumlah siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah

37 Adapun kategori dari harga taraf kemudahan (F) adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Taraf Kemudahan Soal Harga F Kategori Soal F > 0,75 Soal mudah 0,25 F 0,75 Soal sedang F > 0,25 Soal sulit (Firman, 1991) Hasil uji taraf kemudahan butir soal dari tes tertulis didapatkan harga taraf kemudahan tiap soal (lampiran B.2). Soal nomor 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13,14, dan 15 tergolong sedang. Soal nomor 1, 3, dan 7 tergolong mudah dan soal nomor 9 tergolong sukar. 3. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda ialah selisih proporsi kelompok tinggi yang menjawab benar terhadap proporsi kelompok rendah yang menjawab benar dari soal (Firman, 1991). Harga daya pembeda (D) ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: D n N T R = (Firman, 1991) T n N R dimana : D = daya pembeda n T = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok tinggi n R = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok rendah N T = jumlah siswa kelompok tinggi N R = jumlah siswa kelompok rendah Harga daya pembeda yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2001) sebagai berikut:

38 Tabel 3.4 Kategori Tafsiran Daya Pembeda Harga D Kategori Soal 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-100 Baik sekali (Arikunto, 2001 dalam Yusuf) Hasil uji daya pembeda butir soal dari tes tertulis didapatkan harga daya pembeda tiap soal (lampiran B.2). Daya pembeda dari tiap soal memadai sehingga seluruh soal tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS dibuat sebagai panduan siswa dalam melakukan praktikum faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. LKS meliputi judul percobaan, tujuan percobaan, alat dan bahan yang digunakan, prosedur percobaan, pertanyaan praktikum/ diskusi percobaan dan kesimpulan praktikum. LKS disusun agar dapat mengukur KPS siswa pada topik yang diteliti. LKS disusun oleh tim penelitian yang berjumlah 4 orang. Prosedur praktikum yang digunakan merupakan hasil analisis tim penelitian dengan mengacu pada sumber informasi berupa artikel dan sumber informasi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan praktikum dalam penelitian. 3. Pedoman Observasi Observasi ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Jenis observasi yang dilaksanakan adalah observasi sistematis yaitu dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan yang sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya (Arikunto, 2003). Pedoman

39 observasi ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang berisi respon siswa pada saat pembelajaran. Observasi dilakukan karena obyek penelitian bersifat perilaku manusia. 4. Pedoman Wawancara Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapat jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2007). Wawancara bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan literasi sains dan teknologi. Wawancara dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan singkat yang harus dijawab langsung oleh siswa. Wawancara dilaksanakan setelah selesai pembelajaran/ di luar pembelajaran. E. Teknik Pengolahan Data Tes tertulis (pretes dan postes) adalah data utama pengukuran KPS dalam penelitian ini. Hasil LKS sebagai data pendukung pengukuran KPS. Sedangkan hasil wawancara dan hasil observasi sebagai data yang mendukung tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan berbasis literasi sains dan teknologi. Pengolahan data pretes dan postes bertujuan untuk mengetahui KPS yang dimiliki siswa sebelum dan setelah penerapan pembelajaran dengan berbasis literasi sains dan teknologi. Pengolahan data LKS ditujukan untuk mengetahui KPS siswa dari kegiatan praktikum.

40 Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data. 1. Mengelompokan siswa berdasarkan nilai rata-rata harian yang dibagi ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah melalui kategori menurut Arikunto (2002) sebagai berikut: Kelompok tinggi : nilai > x + standar deviasi Kelompok sedang : x + standar deviasi nilai x - standar deviasi Kelompok rendah : nilai < x - standar deviasi Keterangan: x = nilai akhir rata-rata harian 2. Mengolah data pretes dan postes pada keseluruhan aspek KPS sebagai berikut: a. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes. Jika jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan jika jawaban salah diberi skor 0 (nol). b. Mengubah skor pretes dan postes siswa ke dalam bentuk persen (%). jumlah jawaban benar Skor KPS siswa (%) = X 100% skor total c. Menghitung skor rata-rata pada keseluruhan aspek KPS untuk keseluruhan siswa, berdasarkan kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah) Skor total siswa Skor rata rata = Jumlah siswa ( X ) ( N )

41 Menilai tingkat KPS siswa berdasarkan kategori kemampuan berikut: Tabel 3.5 Tafsiran Kategori Kemampuan Nilai (%) 81 100 61 80 41 60 21 40 0 20 Kategori Kemampuan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang (Arikunto 2002) d. Menghitung N-gain rata-rata pada keseluruhan aspek KPS untuk keseluruhan siswa, berdasarkan kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah).). Gain ternormalisasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara skor rata-rata postes dengan skor rata-rata pretes dibagi dengan selisih antara skor maksimum dengan skor rata-rata pretes. S post S pre G = (Meltzer, 2002 dalam Yusuf, 2007) S S pre maks Kriteria peningkatan N-gain menurut Meltzer adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Tabel Kriteria Peningkatan N-Gain Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan G < 0,5 Peningkatan rendah 0,5 G 0,7 Peningkatan sedang G > 0,7 Peningkatan tinggi (Meltzer, 2002 dalam Yusuf, 2007) 3. Mengolah data hasil pretes dan postes secara statistik, yaitu sebagai berikut: a. Uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov melalui program SPSS dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai p-value pada kolom asymp.sig (2-tailed) atau probabilitas > level of significant (α), maka data terdistribusi normal. Jika nilai p-value pada

42 kolom asymp.sig (2-tailed) atau probabilitas < level of significant (α), maka data tidak terdistribusi normal (Santoso, 2004). b. Uji signifikansi dengan menggunakan Paired-Sample T Test untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan dimana kedua sampel uji terdistribusi normal, uji Wilcoxcon untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan dimana salah satu atau kedua sampel uji tidak terdistribusi normal. Independent-Sample T Test untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan melalui program SPSS dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai asymp.sig (2-tailed) 0.05 (α/2) maka H 0 ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan dari rata-rata kedua sampel. Jika nilai asymp.sig (2-tailed) > 0.05 (α/2) maka H 0 diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dari rata-rata kedua sampel (Santoso, 2004). 4. Mengolah data pretes dan postes pada setiap aspek KPS sebagai berikut: a. Menghitung skor rata-rata pada setiap aspek KPS untuk keseluruhan siswa, dan berdasarkan kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah). Skor rata rata pada aspek X = Skor total siswa pada aspek Jumlah siswa X Menilai tingkat KPS siswa berdasarkan kategori kemampuan pada tabel 3.5. b. Menghitung N-gain rata-rata pada setiap aspek KPS untuk keseluruhan siswa, berdasarkan kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah). Gain ternormalisasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara skor rata-

43 rata postes dengan skor rata-rata pretes dibagi dengan selisih antara skor maksimum dengan skor rata-rata pretes. S post S pre G = (Meltzer, 2002 dalam yusuf, 2007) S S pre maks Menilai peningkatan N-gain menurut Meltzer pada tabel 3.6. 5. Mengolah data dari LKS, yaitu sebagai berikut: a. Menentukan skor mentah untuk setiap jawaban pada LKS. Jawaban setiap pertanyaan disesuaikan dengan jawaban standar yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu jika jawaban tepat dan lengkap diberi skor 2 (dua), jika jawaban kurang tepat dan lengkap diberi skor 1 (satu), dan jika jawaban salah atau tidak diisi diberi skor 0 (nol). b. Menghitung skor total jawaban siswa. c. Mengubah skor siswa ke dalam bentuk persentase (%). d. Menghitung skor rata-rata hasil LKS. e. Menilai tingkat KPS siswa berdasarkan tabel kategori kemampuan yang terdapat pada tabel 3.5. 6. Menganalisis jawaban hasil wawancara siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi yang dilakukan. Data hasil wawancara diperoleh melalui rekaman yang diubah ke dalam bentuk transkip sehingga membentuk wacana. 7. Menganalisis hasil observasi untuk mengetahui tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang tertera pada rencana pelaksanaan pembelajaran.