BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

KAJIAN KUAT LENTUR PELAT BERTULANG BIASA DAN PELAT BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA TUMPUAN SEDERHANA. Naskah Publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Beton

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DIPERKUAT DENGAN KAWAT GALVANIS YANG DIPASANG SECARA MENYILANG.

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air, dan bahan tambahan lain bila diperlukan dengan perbandingan tertentu. Kelebihan beton yang lain adalah, ekonomis (dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar lokal yang mudah diperoleh), dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki, mampu menerima kuat tekan dengan baik, tahan aus, rapat air, awet, dan mudah perawatannya, maka beton sangat populer dipakai baik untuk struktur - struktur besar maupun kecil. Pelat merupakan salah satu elemen struktur bangunan yang cukup penting, selain balok dan kolom. Pelat digunakan sebagai komponen struktur pada bangunan bertingkat, jembatan dan masih banyak lagi penggunaan lainnya. Pelat lantai pada bangunan bertingkat merupakan bagian struktur yang terpasang mendatar dan berfungsi sebagai tumpuan / berpijak bagi penghuni di atasnya. Pelat lantai umumnya mempunyai ketebalan yang ukurannya relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan panjang bentangnya sehingga sifat kaku dari pelat sangat kurang. Kekakuan yang sangat kurang ini akan mengakibatkan defleksi atau lendutan yang sangat besar (Puspantoro, 1993). Lendutan yang besar ini dapat dicegah agar pelat lantai masih dapat berfungsi dan memberikan kenyamanan berpijak bagi penghuninya yaitu dengan berbagai alternatif teknis untuk memberikan kekakuan dan menambah kekuatan pada pelat lantai, salah satunya dengan memanfaatkan bentuk atau sistem kisi - kisi ( wafer, grid structure) yang secara umum dikenal dengan istilah struktur grid. Struktur grid ini sudah banyak digunakan pada gedung-gedung di Indonesia. Struktur ini dipakai pada bentangan besar dan mempunyai sifat utama dapat mendistribusikan beban pada kedua arah secara seimbang. Struktur ini juga dapat 1

2 mendukung sistem perancangan arsitektur yang menghendaki variasi bentuk pelat. Umumnya struktur grid ini menggunakan bahan dari konstruksi beton bertulang dengan ketebalan pelat yang tipis dan memakai tulangan yang lebih hemat. Selain pelat beton bertulang yang menggunakan tulangan konvensional, ada juga pelat beton yang menggunakan tulangan wire mesh. Pada penganyaman tulangan wire mesh tidak menggunakan bindrat tetapi pada tulangan ini sudah di las menggunakan las listrik, sehingga lebih efisien. Tulangan baja jenis ini mempunyai kuat tarik yang relatif tinggi, bentuknya yang seperti jala memudahkan untuk dipasang, harganya relatif murah dan ringan. Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu diadakan penelitian dengan membuat pelat beton dengan sistem grid yang tipis, ringan dengan ketebalan 80 mm. Pelat lantai beton ini akan menggunakan baja tulangan yang berupa kawat baja las (wire mesh) dengan diameter 5,2 mm dengan jarak spasi 150 mm yang umum dijual di pasaran. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : a). Seberapa besar kapasitas lentur yang terjadi pada ketiga bentuk pelat lantai grid dengan tulangan kawat baja las (wire mesh). b). Seberapa besar lendutan yang terjadi pada ketiga bentuk pelat lantai grid dengan tulangan kawat baja las (wire mesh). C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a). Untuk mengetahui kapasitas lentur yang terjadi pada ketiga bentuk variasi pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh. b). Untuk mengetahui seberapa besar beban hidup yang terjadi pada ketiga pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh.

3 c). Untuk mengetahui seberapa besar lendutan yang terjadi pada ketiga pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh. 2. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a). Bagi perancang bangunan, dapat digunakan sebagai alternatif untuk pelat lantai beton yang tipis tetapi kuat. b). Bagi pengguna bangunan, diharapkan dapat lebih menghemat biaya dan waktu dalam pembangunan pelat lantai. c). Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menjadi informasi bagi dunia ilmu pengetahuan dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. D. Ruang Lingkup Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1). Semen yang digunakan adalah semen portland jenis I dengan merek Gresik. 2). Agregat halus berupa pasir berasal dari Klaten, Jawa Tengah 3). Agregat kasar berupa batu pecah dengan ukuran 20 mm ( syarat ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal pelat : 1/3 x 8 cm = 2,6 cm ) berasal dari Wonogiri. 4). Air yang digunakan dari Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Surakarta. 5). Perencanaan adukan beton menggunakan metode SK SNI T-15-1990-03 dengan faktor air semen (fas) 0,5 dan kuat tekan beton (f c ) direncanakan 20 MPa. 6). Baja tulangan menggunakan tulangan kawat baja las ( wire mesh ) berbentuk jala dengan diameter kawat baja 5,2 mm dengan jarak spasi 150 mm (D5,2-150). 7). Pengujian kuat tekan silinder beton dan kuat lentur pelat lantai beton grid dilakukan pada umur 28 hari. 8). Hasil pengujian kuat tarik putus kawat baja las ( wire mesh ) adalah 603,706 N/mm 2 (Endarto, 2008).

4 9). Benda uji untuk uji kuat tekan beton berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah 3 sampel. 10). Bentuk benda uji pelat lantai beton dengan ukuran 100 x 50 x (bagian tebal 6 cm dan bagian tipis 2 cm) cm 3. Jumlah benda uji : a). Uji kapasitas lentur pelat lantai beton normal dengan ukuran (pelat normal) 100 x 50 x 8 cm 3 : 3 sampel b). Uji kapasitas lentur pelat lantai beton grid dengan ukuran ( pelat grid A ) 100 x 50 x 8 cm 3 (tebal / lebar balok grid = 3 cm ) : 3 sampel c). Uji kapasitas lentur pelat lantai beton grid dengan ukuran ( pelat grid B ) 100 x 50 x 8 cm 3 (tebal / lebar balok grid = 4 cm ) : 3 sampel d). Uji kapasitas lentur pelat lantai beton grid dengan ukuran ( pelat grid C ) 100 x 50 x 8 cm 3 (tebal / lebar balok grid = 5 cm ) : 3 sampel TAMPAK ATAS TAMPAK ATAS POTONGAN POTONGAN A-A A-A TAMPAK ATAS POTONGAN A-A POTONGAN POTONGAN B-B B-B POTONGAN B-B PLAT A (PLAT NORMAL) a). Pelat normal PLAT B b). Pelat grid A

5 TAMPAK ATASTAMPAK ATAS POTONGAN A-A POTONGAN A-A TAMPAK ATAS POTONGAN A-A POTONGAN B-B POTONGAN B-B POTONGAN B-B PLAT C PLAT D c). Pelat grid B d). Pelat grid C Gambar I. 1. Benda uji pelat lantai beton E. Keaslian Penelitian Endarto (2008), meneliti penggunaan kawat baja las ( wire mesh ) sebagai penulangan lantai beton tipis. Sebagai obyek penelitiannya adalah pelat lantai beton dengan ukuran 100 x 50 x 6 cm 3 (tanpa dilapis keramik) dan 100 x 50 x 7 cm 3 (dilapis keramik). Baja tulangan menggunakan tulangan kawat baja las ( wire mesh ) berbentuk jala dengan diameter kawat baja 5,2 mm dengan jarak spasi 150 mm. Metode perencanaan adukan beton menggunakan metode SKSNI T 15 1990-03 dengan faktor air semen (fas) 0,5. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar kuat tarik kawat baja las ( wire mesh ) sebagai tulangan pelat lantai dan seberapa besar kuat lentur benda uji yang berupa pelat beton tipis dengan tulangan kawat baja las

6 (wire mesh) pada umur 28 hari. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel I.1., Gambar I.2., dan Gambar I.3. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh kuat tarik rata rata kawat baja las (wire mesh) dengan diameter tulangan 5,2 mm sebesar 603,706 MPa. Pengaruh penambahan keramik terhadap berat sendiri sebesar 5,58% lebih besar dari pelat normal, pengaruh penambahan keramik terhadap momen lentur maksimum yang mampu ditahan sebesar 23,83% lebih besar dari pelat normal dan untuk pengaruh penambahan keramik terhadap lendutan sebesar 2,24% lebih kecil dari pelat normal. Tabel I.1. Hasil uji laboratorium pengujian momen lentur pelat beton Variasi ukuran benda uji fas Beban benda uji (P) Lendutan ( Z ) L b H Momen lentur Pelat beton Momen lentur Rata-rata ¼*P*L+⅛*q*L² 1 / 3 *(8) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) % kn mm mm mm mm N.mm N.mm Pelat 100x50x6 cm 3 Pelat normal Pelat 100x50x7 cm 3 Ditambah keramik 0,5 15 6,275 405 2702362,5 17 8,495 900 500 390 3053362,5 15 7,965 396 2702362,5 21 7,7 412 3759918,75 21 7,135 900 500 398 3759918,75 20 7,38 380 3584418,75 2819362,5 3701418,75 (Sumber : Endarto, 2008) Momen lentur (knm) 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Pengujian momen lentur pelat beton normal benda uji pelat normal 0 0,00 0,42 0,79 1,14 2,18 3,46 4,77 6,60 8,495 Lendutan (mm) Gambar I.2. Hubungan antara momen lentur dan lendutan pada pelat normal (Sumber : Endarto, 2008)

7 Momen lentur (knm) 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Pengujian momen lentur pelat beton dilapis keramik benda uji pelat dilapis keramik 0,00 0,50 0,94 1,32 1,85 2,24 3,12 3,84 4,77 5,85 7,42 Lendutan (mm) Gambar I.3. Hubungan antara momen lentur dan lendutan pada pelat dilapis keramik (Sumber : Endarto, 2008) Dari penelitian Endarto (2008) didapatkan nilai momen lentur uji laboratorium yang sangat tinggi, karena masih dinilai sangat aman maka penelitian kemudian dilanjutkan oleh Sutiyono (2008) dalam penelitiannya Tinjauan Kuat Lentur Plat Lantai Menggunakan Tulangan Wire Mesh Dengan Penambahan Polyvinil Acetat". Perencanaan adukan beton menggunakan metode SKSNI T 15 1990-03 dengan faktor air semen (fas) 0,4 dengan penambahan polyvinyl acetat 1% ; 1,2 % ; 1,4 % dari berat semen. Ukuran benda uji pelat lantai beton 100 x 50 x 5 cm 3. Baja tulangan menggunakan tulangan wire mesh berbentuk jala dengan diameter kawat baja 5,2 mm dengan jarak spasi 150 mm. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui momen lentur pelat beton tipis dengan tulangan kawat baja las (wire mesh) dengan penambahan polyvinyl acetat. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel I.2., Gambar I.4., dan Gambar I.5. Berdasarkan hasil pengujian, momen lentur rata rata dari hasil laboratorium pada pelat beton dengan variasi penambahan Polyvinyl Acetat 0% ; 1% ; 1,2% ; 1,4% berturut-turut adalah 1.840.196,25 N.mm ; 1.991.715 N.mm ; 2.065.803,75 N.mm ; 1.764.487,5 N.mm. Hasil laboratorium menunjukkan pelat beton dengan penambahan PVA 1,2% mempunyai momen lentur yang lebih besar dari pada pelat beton normal atau dengan penambahan PVA 1% dan 1,4%.

8 Tabel I.2. Hasil uji laboratorium pengujian momen lentur pelat beton dengan penambahan polyvinil acetat Variasi benda uji dengan penmbahan PVA fas Beban benda uji (P) Lendutan (displacement) L b W q Momen lentur Pelat beton W/1000 ¼*P*L+⅛*q*L² Momen lentur Rata-rata 1 / 3 *(9) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) % N mm mm mm N N/mm N.mm N.mm 0 0,4 1 0,4 1,2 0,4 1,4 0,4 8000 10,54 405 0,405 1.841.006,25 8000 8,69 900 500 390 0,390 1.839.487,50 8000 9,57 396 0,396 1.840.095,00 9000 6,92 412 0,412 2.066.715,00 9000 9,26 900 500 398 0,398 2.066.715,00 8000 9,91 380 0,380 1.841.715,00 9000 9,94 403 0,403 2.065.803,75 9000 7,18 900 500 399 0,399 2.065.803,75 9000 11,12 398 0,398 2.065.803,75 8000 8,97 390 0,390 1.839.487,50 7000 9,08 900 500 403 0,403 1.614.487,50 8000 9,21 418 0,418 1.839.487,50 (Sumber : Sutiyono, 2008) 1.840.196,25 1.991.715,00 2.065.803,75 1.764.487,50 Lendutan rata -rata (mm) 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 0,265 0,490 0,715 0,940 1,165 1,390 1,615 1,840 2,065 2,290 2,515 2,740 2,965 Momen lentur (kn.m) PVA 0% PVA 1% PVA 1,2% PVA 1,4% Gambar I.4. Hubungan momen lentur dengan lendutan rata-rata pelat beton dengan ukuran 100 x 50 x 5 cm³ (Sumber : Sutiyono, 2008) Hasil pengujian momen lentur pelat beton berdasarkan hubungan beban

9 terpusat ( P ) dengan lendutan rata rata ( Z ) dapat dilihat pada Gambar I.5. berikut ini : Keterangan : kondisi retak pertama pada pelat Gambar I.5. Hubungan beban terpusat dengan lendutan rata-rata pelat beton dengan ukuran 100 x 50 x 5 cm³ (Sumber : Sutiyono, 2008) Gambar I.5 di atas dapat dilihat hubungan beban terpusat (P) benda uji dengan lendutan rata rata. Grafik di atas menunjukkan perbandingan searah yaitu, dengan semakin bertambahnya beban maka lendutan juga akan semakin bertambah, sampai beban yang terjadi pada pelat beton tidak mau bertambah lagi. Ini menandakan bahwa beban yang terjadi pada pelat beton telah maksimum dan lendutan yang terjadi juga telah maksimum pada benda uji pelat beton. Benda uji pelat beton tidak sampai patah hanya melengkung dan retak dibagian bawah pelat karena ditahan oleh tulangan baja yang menambah kekuatan lentur dari pelat beton tersebut. Untuk menindak lanjuti penelitian sebelumnya, maka penulis mencoba meneliti Kapasitas Lentur Lantai Grid Dengan Menggunakan Tulangan Wire Mesh. Dalam penelitian ini dikaji tentang kapasitas lentur dan lendutan yang terjadi pada pelat lantai beton grid dengan tulangan wire mesh pada umur 28 hari dengan fas 0,5.