BAB III KONSEP WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4/16/ /04/ :16

KETERKAITAN ANTAR WILAYAH (STUDI KASUS : KABUPATEN CILACAP)

BAB IV ANALISA WILAYAH (Lanjutan-1)

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pembangunan dan Pergeseran Paradigma Pembangunan

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA

Adapun contoh wilayah berdasarkan aspek kebudayaannya, antara lain wilayah desa perdesaan dan perkotaan, wilayah industri, dan wilayah agraris.

Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang

Secara umum pembagian wilayah berdasarkan pada keadaan alam (natural region) dan tingkat kebudayaan penduduknya (cultural region).

A. Pengertian Pusat Pertumbuhan Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dapat

SEBUAH PEMAHAMAN TENTANG WILAYAH. Oleh: Asep Mulyadi*) ABSTRAK

Dr. Prima Jiwa Osly, ST, MSi

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

centrality, agglomeration and power

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan kota kecil di Joglosemar

Perencanaan Kota-2. Tetty Harahap, ST. M.Eng. Univ. Indo Global Mandiri 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH. Tetty Harahap, ST, M.Eng

2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pengembangan Wilayah

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

Studi Kewilayahan dan Konsep Pengembangan Wilayah

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

Materi Geografi Kelas XII/IPS Semester 2. Diedit Oleh : Sofyanto, M.Pd

TINJAUAN PUSTAKA. Konsep Wilayah

TINJAUAN PUSTAKA Wilayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO-ARSITEKTUR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

Perubahan Regional (Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah)

KONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR

MENGAPA ASPEK RUANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA? 1. PERENCANAAN EKONOMI SERINGKALI BERSIFAT TAK TERBATAS 2. SETIAP AKTIVITAS SELAL

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

PUSAT BUDAYA BETAWI DI KAWASAN SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah 02/04/2013 7:59

Pengertian Regional dan Geografi Regional

Manusia tidak lagi ditentukan oleh alam, melainkan dipandang bahwa manusia sebagai faktor yang aktif dalam kehidupan ekonominya


GEOGRAFI. Sesi DESA - KOTA : 2. A. PENGERTIAN KOTA a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun b. R. Bintarto B.

BAB V KESIMPULAN. wilayahnya yang sebelumnya berbasis agraris menjadi Industri. Masuknya Industri

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Dampak peningkatan jumlah penduduk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dwidjono Hadi Darwanto

Beberapa Pengertian Aditianata

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terkecuali pada daerah-daerah di Indonesia. Peningkatan urbanisasi ini akan

STUD1 RUANG TERBUKA HIJAU DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BERDASARKAN PENDEKATAN KEBUTUHAN OKSlGEN

STUD1 RUANG TERBUKA HIJAU DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BERDASARKAN PENDEKATAN KEBUTUHAN OKSlGEN

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah

GEOGRAFI REGIONAL ASIA PERTEMUAN 1 PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

KAJIAN KAWASAN PERBATASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

ANALISIS SUBSEKTOR AGROINDUSTRI UNGGULAN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Daerah. Hal ini tertuang dalam pasal 6 ayat (1) dan (2) yang. berbunyi:.daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerah lain, dan

HAKIKAT GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI : Re typed by Suwarno, S.Si SMA Negeri 2 Kotawarimgin Timur - 1 -

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

MASJID RAYA BANDAR LAMPUNG

5. PENUTUP. A. Kesimpulan

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

PUSAT PERBELANJAAN PASAR FESTIVAL Di Kawasan Waterfont Pusat Kota Pelembang

I. PENDAHULUAN. Tatanan lingkungan, sebenarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan

BAB IV GAMBARAN LOKASI

TOWNHOUSE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

IDENTIFIKASI KETERKAITAN PUSAT PERTUMBUHAN DI KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN SEBAGAI WILAYAH TERTINGGAL

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

VI.7-1. Bab 6 Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan Pembangunan Kota Baru. Oleh Suyono

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

BAB III GEOGRAFI SUMBER (ATRAKSI) WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dan (3) pemanfaatan berkelanjutan. Keharmonisan spasial mensyaratkan bahwa dalam suatu wilayah pembangunan, hendaknya tidak seluruhnya diperuntukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Perkembangan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

BAB III KONSEP WILAYAH Dalam studi pengembangan wilayah, batasan wilayah menjadi sangat penting karena akan menjadi batas atau ruang lingkup bahasan dari studi tersebut. Pengembangan Wilayah atau regional development berkenaan dengan tingkat regional. Tingkat ini berada antara tingkat nasional dan tingkat lokal Lokal Nasional Regional Di Indonesia, pengertian wilayah telah didefinisikan dalam UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Wilayah juga dapat diartikan sebagai luasan geografis beserta segenap unsur yang terkait padanya yang mempunyai batasan-batasan sesuai dengan lingkup pengamatan tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian wilayah dapat diketahui bahwa wilayah ditentukan berdasarkan tujuan dan kepentingan pendefinisian wilayah itu sendiri, hal ini mengingat setiap disiplin ilmu akan memberikan perbedaan pengertian dan batasan wilayah sesuai tujuannya. 15

Beberapa pemikiran mengenai batasan atau konsep wilayah berikut ini: 3.1 Konsep Tentang Wilayah 1 A. Wilayah : Fakta atau Kekeliruan (fallacy) Dua pandangan yang saling berbeda terhadap pengertian wilayah yaitu pandangan obyektif dan subyektif. Pandangan subyektif (memandang secara fallacy atau kekeliruan) memandang wilayah sebagai sarana untuk mencapai tujuan sebagai suatu idea, model untuk membantu mempelajari dunia. Wilayah adalah suatu metode klasifikasi, suatu niat untuk memisahkan sifat-sifat areal, dimana satu-satunya daerah alamiah (natural region) adalah permukaan bumi tempat bermukim manusia. Pandangan obyektif (memandang secara fakta), sebaiknya memandang daerah sebagai suatu obyek yang konkrit, nyata dan betul-betul ada, suatu organisme yang dapat dipetakan dan diidentifikasi. Dewasa ini pandangan subyektip banyak penganutnya, daerah dipandang sebagai alat deskriptip, didefinisikan menurut criteria tertentu, untuk tujuan tertentu. (Catatan : Wilayah adalah suatu kawasan tertentu, yang mempunyai fungsi tertentu, berdasarkan fungsi tertentu). Dengan demikian banyak wilayah sebanyak kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan. Tanpa konsep wilayah, gambaran tentang wilayah menjadi sangat umum, tanpa arti. Salah satu penganut wilayah berdasarkan pandangan subyektip adalah Harthshorne. Pandangan obyektip yang memandang daerah betul-betul ada dianut oleh banyak akademisi pada awal abad 20, yang dikaitkan dengan penyelidikan daerah alamiah, salah seorang tokohnya adalah A.J. Herbertson, ahli geografi yang membagi dunia menjadi daerah-daerah alamiah berdasarkan 4 kriteria 1 Dicetuskan oleh John Glasson : dalam buku : Regional Planning 16

konfigurasi tanah, iklim, vegetasi dan kepadatan penduduk, dengan iklim sebagai faktor dominan. B. Daerah Formal atau Fungsional Daerah Formal adalah daerah geografik yang seragam atau homogen menurut kriteria tertentu. Dapat merupakan kriteria fisik (seperti topografi, iklim atau vegetasi) yang lebih dikaitkan dengan kondisi geografis, dapat merupakan kriteria ekonomi (seperti tipe industri atau tipe pertanian). Bahkan criteria social-politik. Jadi bergantung maksud dan tujuan studi. Daerah alamiah adalah daerah formal fisik. Daerah Fungsional adalah daerah geografik yang memperlihatkan suatu koherensi (pertalian) fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagianbagian, apabila didefinisikan berdasarkan criteria tertentu. Daerah ini sering disebut daerah nodal atau polarized region, yang terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti kota dan desa, yang secara fungsional saling berkaitan. Hubungan fungsional biasanya terlihat dalam bentuk arus, dengan menggunakan kriteria sosio-ekonomi seperti perjalanan ke tempat kerja, ke tempat belanja yang menghubungkan pusat-pusat lapangan kerja dan perbelanjaan dengan pusat-pusat subsider. Ebeneezer Howard adalah salah seorang perintis awal konsep daerah nodal. C. Daerah Perencanaan Daerah formal atau fungsional, ataupun kombinasi keduanya, dapat memberikan suatu kerangka yang bermanfaat bagi daerah perencanaan. Boudeville mendefinisikan daerah perencanaan (planning region) atau programming region sebagai daerah yang memperlihatkan koherensi (pertalian) atau keputusan-keputusan ekonomi. Keeble melihat bahwa daerah perencanaan adalah suatu area yang cukup luas, yang memungkinkan perubahan-perubahan substansial dalam persebaran penduduk dan kesempatan kerja yang penting di dalam lingkungan perbatasannya, namun cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan dapat dipandang sebagai suatu kebulatan. 17

Klaasen melihat daerah perencanaan harus cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi berskala ekonomi, harus mampu mensuplai industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang diperlukan, mempunyai struktur ekonomi yang homoge, mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point) dan menggunakan cara-cara pendekatan dan mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya. Jadi dari definisi-definisi di atas, menunjukkan bahwa daerah perencanaan adalah daerah geografik yang cocok untuk perencanaan dan pelaksanaan rencana-rencana pembangunan guna memecahkan persoalan-persoalan regional. 3.2 Wilayah Pengembangan 2 Wilayah pengembangan adalah suatu area atau wilayah yang didasarkan pada prospek umum dan permasalahan perkembangan wilayah. 5 (lima) tipe yang diidentifikasi sebagai wilayah pengembangan: a. Core region b. Upward-transitional area c. Resources frontier region d. Downward-transitional area e. Special problem region Berikut ini adalah penjelasannya: a. Core region Suatu wilayah metropolitan ekonomi dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi ( seperti konsep growth pole Perroux ). Secara hirarki ada 4 (empat) core region : 1. National metropolis : contoh di Indonesia ibukota negara DKI Jakarta 2. Regional capital : contoh di Indonesia ibukota provinsi : Bandung (ibukota Provinsi Jawa Barat), Semarang 3. Subregional center : contoh di Indonesia ibukota kabupaten : Sumber (ibukota dari Kabupaten Cirebon) 2 Dicetuskan oleh John Friedmann : dalam buku : Regional Development 18

4. Local service center : ibukota kecamatan b. Upward-transitional Area Wilayah transisi yang mengalami perkembangan pesat, meliputi semua daerah pemukiman yang mana subsidi alamiah dan lokasinya relatif mendekati core region yang memungkinkan penggunaan resources secara intensif. Dapat juga merupakan area tempat inmigrasi penduduk. Meskipun terfokus pada satu pusat yang dominan, tetapi dapat pula meliputi beberapa kota. c. Resources Frontier Region Adalah zona-zona pemukiman baru yang masih merupakan daerah alami. Dibedakan antara daerah pertanian dan non pertanian. Terakhir sering dikaitkan dengan investasi skala besar dalam pertambangan, kehutanan dan meliputi substansi urbanisasi. d. Downward Transitional Area Suatu area yang sudah tua/lama, daerah pemukiman yang sudah berdiri (establish) yang secara esensial kondisi ekonominya stagnant (berhenti) mengalami penurunan, dan yang mana kombinasi sumber alam yang penting dan digunakan secara optimal lebih rendah dibandingkan sebelumnya. e. Special Problem Region Suatu kategori wilayah yang mempunyai keistimewaan tertentu seperti misalnya resourcesnya (sumber daya alamnya), lokasinya, kebutuhan pendekaan perkembangannya dan lain-lain. Dapat merupakan wilayah atau daerah perbatasan (negara), wilayah pengembangan sumber daya air, daerah wisata, daerah militer dan lainlain. 19

Gambar 3.1. Model Konfigurasi Hipotetis Mega Urban di Asia Sumber : Mc.Gee (1991) DAFTAR PUSTAKA Friedmann, John. Regional Development and Planning - A Case Study of Venezuela, MIT Press, Cambridge, 1966. Glasson, John. An Introduction to Regional Planning, Hucthinson and Co Publisher Ltd, London, 1974. Harry W Richardson, terjemahan Paul Sitohang Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional, Lembaga Penerbit UI, 1975. Haruo, N. Regional Development in Third World Countries Paradigms and Operational Principles. The International Development Journal, Co. Ltd. Tokyo. Japan, 2000. 20