BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Timur Laut Kabupaten Alor. Desa Taramana terbagi menjadi 2 dusun, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAKUNCEN KECAMATAN BOJONEGARA

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

dirasakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang mempermudah penelitian dan juga hemat biaya.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA ADIREJA WETAN. Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Desa Adireja Wetan

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

Kerja Sama. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Bumi Kak Dwi


GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

Katalog BPS

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG


BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB II PROFIL DESA KASIMPAR DAN KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA KASIMPAR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Tepus berada di sebelah selatan

BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib.


BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumberwungu. Melakukan survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

MENGENAL KECAMATAN WURYANTORO BAB I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB I PENDAHULUAN. Kembang dari Desa Nglegi. Hasil surveinya adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Desa Bandung, Kecamatan Playen

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Taramana 1. Letak Geografis Desa Taramana adalah salah satu dari 8 desa yang ada di Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor. Desa Taramana terbagi menjadi 2 dusun, yaitu Dusun Satu dan Dusun Dua. Desa Taramana adalah wilayah yang strategis karena Desa Taramana menjadi pusat pergantian transportasi untuk menuju 2 wilayah yang berada di sekitar Desa Taramana yakni Desa Maukuru dan Desa Kenarimbala. Berdasarkan letak geografis, desa Taramana berada diantara gunung Motomang dan gunung Babby serta laut Flores dengan luas 33,51 km. Desa Taramana berada di lereng gunung Motomang dengan batas wilayah sebelah timur Desa Maukuru, sebelah Barat Desa Air Mancur, sebelah Selatan Desa Kenarimbala dan sebelah Utara Laut Flores. Jarak tempuh dari Desa Taramana ke Kecamatan Alor Timur Laut adalah 17 km, kemudian jarak tempuh dari Desa Taramana ke Kabupaten Alor adalah 47 km. Untuk menempuh jarak tersebut masyarakat menggunakan bus umus dan sepeda motor. Kondisi jalan dari Desa Taramana menuju Kabupaten Alor sudah beraspal sehingga masyarakat bisa lebih cepat sampai ke kabupaten. 28

2. Kependudukan a. Data jumlah penduduk Desa Taramana pada tahun 2015 adalah 1.049 jiwa yang terdiri dari 262 Kepala Keluarga, dengan perincian sebagai beriku: Tabel. 1 Jumlah penduduk desa Taramana 2015 Keterangan Dusun Satu Dusun Dua Jumlah Laki-laki 268 orang 267 orang 535 orang Perempuan 258 orang 256 orang 514 orang Kepela keluarga 132 orang 130 orang 262 orang (Monografi desa Taramana tahun 2015). b. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Taramana. Tabel. 2 Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 53 orang 39 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play - - group Usia 7-18 tahun yang tidak pernah - - sekolah Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 144 orang 86 orang Usia 18-56 tahun yang tidak pernah - - sekolah Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak 112 orang 123 orang tamat SD/Sederajat Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 32 orang 15 orang Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 3 orang 4 orang 29

Tamat SMP/Sederajat 20 orang 18 orang Tamat SMA/Sederajat 18 orang 19 orang Tamat D-2/Sederajat 2 orang 3 orang Tamat D-3/Sederajat - - Tamat S-1/Sederajat 1 orang 1 orang Paket B 18 orang 20 orang Jumlah 535 orang 514 orang Jumlah Total 1.049 orang (Sumber Arsip Desa Taramana 2015) 3. Sarana dan Prasarana Desa Taramana Dari hasil penelitian sarana dan prasarana yang digunakan warga di desa Taramana cukup memadai. Sarana dan prasarana di Desa Taramana yaitu: Tabel. 3 Sarana dan Prasarana No Sarana Jumlah 1 Gereja 2 2 Pos Pelayanan Terpadu 1 3 Puskesmas Pembantu 1 4 Transportasi Darat (Bus Umum dan Ojek) 13 5 Pengolahan air bersih/air minum (fiber) 5 6 Mandi, Cuci, Kakus (MCK) 4 8 Gedung Sekolah Dasar 1 (Sumber Monografi Desa Taramana 2015) 30

1. Gereja Desa Taramana memiliki 2 Gereja yang digunakan warga Desa Taramana sebagai sarana dalam kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan seperti ibadat Minggu, dan sekolah Minggu bagi anak-anak. Banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Taramana seperti ibadah Minggu, ibadah hari Raya keagamaan. 2. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Taramana memiliki 1 posyandu yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil dan anak yang berusia dibawah 5 tahun. Posyandu di Desa Taramana hanya beroperasi sekali dalam sebulan. Ada 3 bidan dan 5 kader yang mengurus ibu hamil dan bayi dalam imunisasi, fasilitas yang disediakan ialah timbangan bayi, obat dan serum untuk imunisasi bayi dan ibu hamil yang dibutuhkan. 3. Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Taramana memiliki 1 Pustu yang digunakan sebagai sarana pemeriksaan kesehatan yang ditujukan bagi seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan bantuan medis. Puskesmas dibuka setiap hari, tenaga kerja bidan dan perawat berjumlah 3 orang. Fasilitas yang disediakan di Pustu ialah obat, timbangan bayi, timbangan dewasa, tensi darah, dan inpus. Apabila ada pasien yang tidak bisa ditangani akan dirujuk ke puskesmas Bukapiting. 31

4. Transportasi Darat Desa Taramana memiliki 1 bus umum dan 12 ojek yang biasa digunakan masyarakat untuk bepergian ke Kecamatan dan Kabupaten, 1 bus dan 12 ojek bukan milik desa Taramana tetapi milik pribadi masyarakat desa Taramana. 5. Bangunan pengolahan air bersih atau air minum Desa Taramana memiliki 5 unit pengolahan air bersih atau air minum. Pengolahan air bersih ini dibangun di sekitar rumah warga yang tidak memiliki kran. Bangunan air bersih dibangun pada tahun 2006 dan yang mengolah air bersih adalah masyarakat setempat yang membutuhkan air bersih tersebut. 6. Mandi, Cuci, Kakus (MCK) Desa Taramana memiliki 4 MCK Umum sebagai salah satu sarana. Sarana toilet umum merupakan salah satu jenis toilet yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat, MCK Umum dibangun sebanyak 3 buah di sekitar rumah warga dan di lingkungan gereja ada 1 buah. 7. Sekolah Dasar (SD) Desa Taramana memiliki satu gedung Sekolah Dasar (SD). Kegunaan gedung SD ini untuk anak-anak yang ingin bersekolah dan dengan adanya SD memberikan bekal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di Sekolah lanjutan Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). 32

4. Kehidupan Sosial Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari itu membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Masyarakat mempunyai bentuk struktural, seperti kelompok sosial dan lembaga sosial, tetapi semuanya itu mempunyai derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola perilaku berbeda-beda. (Tri Widiarto, 2008: 2). Masyarakat yang terdiri dari banyak pribadi, saling berinteraksi dan saling berhubungan atau bergaul, hubungan antara pribadi didasarkan atas aturan tertentu seperti saling menghormati antar individu, saling kerja sama tanpa membandingkan suku dan agama agar terjalin suatu interaksi sosial yang harmonis. Aturan itu sendiri berpedoman pada suatu nilai tertentu yang disebut nilai budaya. Nilai budaya merupakan salah satu unsur dari sistem budaya yang dimiliki oleh suatu kesatuan sosial, seperti keluarga, klen atau marga dan suku bangsa. Sistem budaya itu sendiri merupakan seperangkat nilai yang dianggap baik, seperti kepercayaan, gagasan, adat, tradisi, aturan, norma dan hukum. Semua unsur saling berhubungan sebagai suatu sistem. Apabila suatu unsur berubah maka sistem budaya akan bergeser atau berubah. Nilai budaya bersifat abstrak dan dapat 33

dipelajari, diresapi oleh anggota masyarakat sejak kecil melalui proses sosialisasi dan enkulturasi. (Widiarto, 2008:18). Struktur sosial masyarakat desa Taramana dilihat dari monografi desa Taramana, sebagai berikut: Kepala Desa Kepala Urusan Pembangunan Kepala Urusan Pemerintahan Kepala Urusan Umum Dusun Satu Dusun Dua RT RW RT RW 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 Dalam kehidupan sosial masyarakat di desa Taramana idealnya terjalin baik karena masyarakat di desa Taramana hidup berdampingan secara rukun, penuh toleransi, saling menolong, saling menghormati satu dengan yang lain dan tanpa 34

membandingkan suku atau membedakan status sosial. Dalam hal ini masyarakat desa Taramana membentuk interaksi sosial agar terjalin baik dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kerja bakti, tolong menolong, berpartisipasi dalam kegiatan yang sifatnya saling membutuhkan antara satu individu dengan individu lainnya dan saling menghargai antar sesama. Hal ini terus dipertahankan oleh masyarakat desa Taramana agar tercipta rasa aman dan tidak ada kesenjangan sosial dalam kehidupan sehari-hari. 5. Kehidupan Ekonomi Dilihat dari kondisi wilayah desa Taramana yang berada di antara pegunungan dan lautan, kehidupan masyarakat desa Taramana mayoritas bekerja sebagai petani, nelayan dan peternak. Profesi lain yang dikerjakan oleh masyarakat desa adalah sebagai: tukang ojek, montir, sopir, penenun, dan tukang kayu. Hasil yang didapatkan melalui berkebun, beternak dan melaut dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat yang berkebun hanya dapat bercocok tanam dan memanen secara maksimal pada musim hujan. Berbagai macam tanaman yang dapat ditanam pada musim hujan seperti: singkong, jagung, padi, kacang panjang, kacang merah dan kacang tanah. Hasil yang didapatkan oleh masyarakat dan biasanya dipasarkan ke pasar Tradisonal. Pasar Tradisional terletak di Bukapiting Kecamatan Alor Timur laut. Pasar Tradisional beroperasi dua kali dalam seminggu yaitu hari Senin dan hari Kamis. 35

Selain dari hasil perkebunan, masyarakat juga bergantung dari hasil peternakan. Masyarakat beternak berbagai macam hewan ternak seperti: sapi, babi, kambing, dan ayam. Hasil perternakan tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan dan ternak yang dipelihara oleh masyarakat, biasanya dijual pada saat salah satu anggota masyarakat meninggal dan menikah. Masyakarat desa Taramana juga bukan hanya bergantung pada ternak dan perkebunan tetapi mereka juga bergantung pada pekerjaan lain seperti: hasil penjualan ikan, hasil menenun berupa kain tenun, sarung, selendang, selimut dan syall yang biasa digunakan sebagai maskawin dalam acara pernikahan dan kematian, hasil ojek, hasil tukang kayu, dan hasil dari usaha bengkel. Hasil yang didapatkan masyarakat melalui berbagai macam profesi yang sudah dijabarkan diatas membantu masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari (Wawancara bapak Eliase Awengkari: 1 Januari 2016). Tabel. 4 Mata Pencarian Pokok No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan 1 Petani 208 orang 741 orang 2 Montir 4 orang - 3 Nelayan 20 orang - 4 Pengusaha kecil dan menengah 6 orang - 5 PNS 8 orang 6 orang (Monografi Desa Taramana 2015) 36

Tabel. 5 Mata Pencarian Tambahan No Jenis Pekerjaan Jumlah orang 1 Ojek 12 2 Sopir 2 3 Tokoh 25 4 Tukang kayu 7 5 penenun 21 B. Tradisi Melahirkan Di Desa Taramana 1. Tradisi Melahirkan dengan Perantara Dukun Beranak Tradisi melahirkan dengan perantara dukun beranak adalah tradisi yang dilakukan turun temurun yang merupakan warisan dari masyarakat terdahulu desa Taramana. Tradisi melahirkan dengan perantara dukun beranak sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat, karena antara dukun beranak dan masyarakat sudah saling kenal secara akrab bahkan banyak dari ibu-ibu memilih dukun beranak untuk membantu persalinan karena pengalaman dari keluarga yang turun-temurun menggunakan jasa dukun beranak. (wawancara Herlina, 23 April 2016). Ibu hamil memilih dukun beranak dalam membantu proses persalinan karena selain pengalaman dari keluarga, dukun beranak mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu ibu. Dukun beranak tidak hanya terbatas pada pertolongan persalinan, tetapi dukun beranak membantu ibu dalam pasca persalinan, seperti mengurus ibu dan bayi pagi dan sore selama 37

satu minggu, (memandikan ibu, bayi, mengobati tali pusar bayi selama tali pusar belum lepas), faktor jarak dan biaya yang terjangkau yang dapat dibayar langsung maupun di kemudian hari dapat berupa uang maupun barang, yang membuat masyarakat mempunyai alasan yang kuat untuk mempertahankan dukun beranak sebagai penolong persalinan dan pasca persalinan. (wawancara Herlina, 23 April 2016). Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden sebagai beriku: Sudah kebiasaan disini rata-rata kalau mau melahirkan pasti yang dipanggil adalah nenek Bui (Agustina Besikode sebagai dukun beranak) karena sudah lebih kenal lama dan ia yang biasa menolong kami untuk melahirkan, jadi masyarakat disini lebih percaya dukun beranak dari pada para medis lainnya. Saya, suami dan anak-anak, mulai anak pertama sampai anak keempat semuanya yang menolong adalah dukun beranak. (Herlina, 23 April 2016). 2. Sejarah Dukun Beranak Dukun beranak di masyarakat desa Taramana sudah ada mulai tahun 1940. Pada mulanya dukun beranak ada di desa Taramana karena keadaan terdesak yang disebabkan belum adanya kendaraan, jalan yang belum diaspal, belum ada bidan yang terlatih dan profesional, dan belum mengetahui keberadaan rumah sakit. Pada saat ibu ingin melakukan persalinan di desa, ada orang yang menyediakan diri untuk membantu proses persalinan karena tidak mungkin seorang yang ingin melakukan persalinan dibiarkan begitu saja harus dibantu sesama dalam proses persalinan. Dukun beranak umumnya bekerja berdasarkan pengalaman diri maupun keyakinan yang dimilikinya. 38

Sebagai penolong persalinan, dukun beranak lebih dipercaya dan diminati dari pada penolong medis lainnya. Seringkali masyarakat lebih memilih dukun beranak dari pada bidan. Alasan masyarakat memilih dukun beranak karena, pengalaman, tradisi, ekonomi dan jarak. Alasan tersebut membuat masyarakat kurang memperhatikan kebersihan dan kelengkapan peralatan yang digunakan oleh dukun beranak. Proses persalinan dengan mengunakan jasa dukun beranak sudah dilakukan sejak lama, mulai dari tahun 1940 melalui dukun beranak yang bernama Salomi Berimau. Setelah Salomi Berimau meninggal pada tahun 1965 maka pada tahun 1965 digantikan oleh dukun beranak yang bernama Loisa Karibana, namun pada tahun 1971 Loisa Karibana meninggal dan pada tahun 1971 digantikan oleh Henderina Plaituka. Pada tahun 1981 Henderina Plaituka meninggal dan akhirnya pada tahun 1981-2016 di lanjutkan oleh Agustina Besikode. Walaupun ketiga dukun beranak sudah dipercaya dari tahun 1940 telah meninggal tetapi masyarakat tetap percaya pada jasa dukun beranak, karena melihat dukun beranak bukan hanya membantu ibu hamil dalam proses persalinan tetapi melihat dukun beranak yang membantu ibu dalam pasca persalinan, bukan hanya proses persalinan dan pasca persalinan tetapi melihat faktor ekonomi, jarak dan kepercayaan. Hal ini yang membuat masyarakat masih memilih dukun beranak untuk membantu dalam proses 39

persalinan dan pasca persalinan. (Wawancara Agustina Besikode dan Agustina Banik: 1 Januari 2016). 3. Profil Dukun Beranak Agustina Besikode adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia lahir di Kolana Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor pada tanggal 18 Agustus 1940. Ia pernah menempuh pendidikan di sekolah Rakyat selama enam tahun. Ketika tamat dari Sekolah Rakyat, ia tidak melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi yang tidak mendukung ia untuk melanjutkan pendidikan dan juga belum ada kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi masa depannya. Ia menikah sebanyak dua kali, pernikahan pertama dilaksanakan pada tahun 1959 dengan Daniel Plaituka dan pernikahan kedua dilaksanakan pada tahun 1968 dengan Yahya Lukuaka. Hal yang menyebabkan Agustina Besikode melakukan pernikahan sebanyak dua kali karena suami pertamanya yang bernama Daniel Plaituka meninggal pada tahun 1965 oleh karena itu ia memutuskan untuk menikah lagi dengan Yahya Lukuaka yang menjadi suami keduanya. Dari kedua suami tersebut Agustina Besikode dikaruniai enam anak yang bernama, Ferdinan Plaituka, Marsalinda Plaituka, Oktofina Lukuaka, Loisa Lukuaka, Henderina Lukuaka, Maria Lukuaka. (wawancara Agustina Besikode: 1 Januari 2016). Agustina Besikode melakukan profesinya sebagai dukun beranak semenjak tahun 1981 sampai pada tahun 2016 dan Agustina Besikode adalah 40

satu-satunya dukun beranak yang membantu ibu dalam proses persalinan dan pasca persalinan. Agustina Besikode adalah dukun beranak yang sekarang dipercayai oleh masyarakat untuk membantu ibu dalam proses persalinan. Mulanya ia hanya mendampingi saudaranya yang bernama Henderina Plaituka untuk membantu proses persalinan. Sejak saat itu ketika ada seorang ibu yang membutuhkan bantuan melahirkan, saudara dari Agustina Besikode membantu persalinan sedangkan Agustina Besikode hanya membantu Henderina Plaituka membawa peralatan yang digunakan untuk membantu persalinan. Pada waktu Henderina Plaituka jatuh sakit, ia memegang tangan Agustina Besikode dan meminta pertolongan pendeta untuk mendoakan Agustina Besikode sehingga bisa menggantikan ia menjadi dukun beranak di desa Taramana. Pada saat Henderina Plaituka meninggal yang mengganti sebagai dukun beranak adalah Agustina Besikode. Sejak saat itu sebelum membantu proses persalinan, ia meminta pihak keluarga memanggil pendeta untuk berdoa sebelum melakukan proses persalinan. (Wawancara Agustina Besikode: 1 Januari 2016). 4. Pasien Menurut hasil wawancara yang dilakukan kepada 8 ibu hamil dengan usia 20-38 tahun di desa Taramana, mereka mempercayai dukun dalam membantu proses persalinan. Hal tersebut disebabkan karena rumah dukun beranak memiliki jarak yang dekat dengan rumah pasien. Jarak yang ditempuh ada yang 12 meter, 15 meter, sampai 26 meter, sehingga keluarga dapat memanggil 41

dukun beranak dengan cepat di setiap waktu membutuhkan pertolongan dukun beranak. Pasien memilih dukun bukan hanya karena jarak tetapi juga karena faktor biaya. Keluarga tidak harus menyiapkan dana yang besar apabila menggunakan jasa dukun beranak. Keluarga hanya menyiapkan biaya sebesar Rp.100.000-200.000 dan barang berupa beras, kopi, gula, sabun, sayuran, jagung, dan singkong. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jasa dukun beranak adalah karena dukun beranak tidak memandang biaya dan membantu dengan tulus. Dukun beranak tidak hanya membantu proses persalinan tetapi dukun membantu dalam pasca persalinan. (Wawancara ibu-ibu hamil di Desa Taramana: 24 Desember 2015). 5. Peralatan yang disiapkan oleh Dukun Dukun beranak menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk digunakan ketika membantu proses persalinan. Peralatan yang disiapkan dukun yaitu gunting, benang, timbangan, silet dan kain. Gunting digunakan untuk memotong benang. Benang digunakan untuk mengikat tali pusar sebelum dipotong. Silet untuk memotong tali pusar. Timbangan dan kain digunakan untuk menimbang bayi. (Wawancara Agustina Besikode: 18 Desember 2015). 6. Peralatan yang disiapkan oleh Keluarga Pada saat memasuki masa kehamilan, selain ibu menyiapkan mental, tenaga dan pikiran yang tenang, ibu juga harus menyiapkan kebutuhan bayi 42

sebelum ibu melahirkan. Kebutuhan bayi yang harus disiapkan oleh ibu ialah minyak telon, minyak kayu putih, keranjang pakaian, sabun, topi, kaus kaki, kaus tangan, selimut, gendongan, pakaian bayi, cussons baby, alkohol, obat tetra dan minyak bimoli untuk memijat perut ibu. Pada saat ibu mulai merasakan sakit pada pinggang, paha dan perut, ibu meminta keluarga untuk memanggil dukun beranak ke rumah. Sebelum ibu melahirkan ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh keluarga seperti air hangat untuk memandikan bayi dan ibu, daun-daun dari hutan seperti daun mengkudu dan daun gamal, bara api, amplop yang berisi uang dan hasil usaha lainnya berupa kopi, gula, sabun, beras dan sayuran dari kebun, peralatan mandi bayi dan ibu berupa: sabun, handuk, dan ember. (Wawancara i bu Herlina: 18 Desember 2015). 7. Proses Persalinan dan Pasca Persalinan a. Proses Pada saat ibu untuk melahirkan, pihak keluarga memanggil dukun beranak ke rumah keluarga dan membantu ibu dalam proses persalinan. Sesampainya dukun di rumah dengan membawa peralatan persalinan, dukun beranak meminta salah satu dari pihak keluarga untuk memanggil Pendeta ke rumah keluarga dan berdoa sebelum dukun beranak membantu ibu dalam proses persalinan, adapun dari pihak keluarga yang berdoa sebelum melakukan persalinan dan yang memimpin doa dalam keluarga 43

adalah kakek atau nenek karena dianggap paling tertua dalam keluarga dan isi doanya ialah meminta pertolongan Tuhan agar proses persalinan berjalan lancar. Selesai berdoa, dukun beranak meminta ibu untuk berbaring di kasur yang telah disediakan sesuai dengan posisi untuk melahirkan. Ibu berbaring dengan posisi melahirkan dukun beranak mengambil minyak gosok dan dukun beranak mengoles di seluruh perut ibu. Selesai mengoles, dukun beranak memijat perut ibu dengan perlahanlahan sampai ibu merasakan kesakitan di sekitar perut dan pinggang. Ketika ibu mulai merasakan kesakitan, dukun beranak meminta ibu untuk mengejan agar ibu dapat melahirkan. b. Pasca Persalinan Ibu dengan sekuat tenaga dibantu dukun mengeluarkan bayi dari rahim ibu, bayi keluar dari rahim ibu dengan ari-ari (plasenta) kemudian dukun memisahkan bayi dari ari-ari dan ari-ari diserahkan kepada keluarga untuk mengubur ari-ari di sekitar rumah dan dukun beranak segera mengatasi bayi terlebih dahulu. Awalnya bidan menggendong bayi dan dukun memijat tali pusar bayi kemudian diikat dengan benang yang sudah disiapkan. Setelah mengikat tali pusar, dukun menggunting tali pusar tersebut dengan gunting. Setelah menggunting tali pusar, pusar diobati dengan alkohol yang sudah disediakan. Dukun beranak memandikan bayi dengan air hangat yang sudah disiapkan oleh keluarga. Selesai 44

memandikan bayi, dukun menghangatkan pusar bayi dengan bara api yang disediakan oleh keluarga. Kemudian dukun beranak mengobati pusar dengan obat kapsul agar pusar bayi bisa mengering. Pengobatan dilakukan selama tiga hari. Selesai mengurus pusar bayi dukun menimbang bayi menggunakan timbangan untuk mengetahui berat badan bayi. Selesai dukun beranak mengurus bayi, dukun kembali mengurus ibu. Dukun memandikan ibu dengan air hangat yang disiapkan oleh keluarga, kemudian dukun beranak mendekatkan ibu dengan bayi untuk menyusui. Setelah selesai proses persalinan, dukun tetap membantu selama masa pemulihan. Ibu dimandikan dengan daun mengkudu dan daun gamal yang disiapkan oleh keluarga. Daun-daun yang digunakan dipercaya dapat menyegarkan ibu. Daun ditambahkan dengan air panas kemudian didiamkan sampai air menjadi hangat dan daun menjadi layu sehingga dapat digunakan untuk memandikan ibu. Daun yang digunakan yaitu daun mengkudu. Daun mengkudu dipercaya untuk mengobati luka dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Dukun beranak bukan hanya mengurus ibu tetapi dukun mengurus bayi dan dukun beranak pulang setelah selesai mengurus ibu dan bayi dukun. (wawancara Dukun Beranak: 1 Januari 2016). 45