, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 45 TAHUN 2014

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

2017, No dan Geofisika; b. bahwa guna mempermudah pimpinan unit kerja dalam memberikan rekomendasi pemberian tugas belajar dan izin belajar kep

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 45

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATZTRAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PENERBITAN SURAT TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, KETERANGAN BELAJAR DAN IZIN PENGGUNAAN GELAR DI KABUPATEN BLORA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Le

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Peraturan...

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAIANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan profesionalisme Pegawai Aparatur Sipil Negara guna meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perlu dilakukan pengembangan Pegawai Aparatur Sipil Negara melalui pemberian tugas belajar dan izin belajar di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa untuk lebih menjamin efektivitas pelaksanaan pengembangan Pegawai Aparatur Sipil Negara tersebut, perlu mengatur ketentuan pemberian tugas belajar dan izin belajar bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal;

-2-2015, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2278); 7. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri

No.1901, 2015-3- Sipil Nomor 210); 8. Keputusan Menteri Pertama Nomor 224/MP/1961 tentang Peraturan Pelaksanaan tentang Pemberian Tugas Belajar di dalam dan Diluar Negeri; 9. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 90 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2011 ; 10. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2013; Memperhatikan : Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan: 1. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara baik di dalam maupun di luar negeri, bukan atas biaya sendiri, dan meninggalkan tugas

-4-2015, No.1901 sehari-hari sebagai Pegawai Negeri Sipil. 2. Izin Belajar adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada pegawai Aparatur Sipil Negara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara di dalam negeri, atas biaya sendiri, yang dilaksanakan di luar jam kerja dan tidak mengganggu tugas sehari-hari sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara. 3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar. 4. Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disebut Pegawai ASN, adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. 5. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disingkat PNS, adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 7. Pegawai Tugas Belajar adalah PNS di lingkungan BKPM yang mendapat Tugas Belajar. 8. Pegawai Izin Belajar adalah Pegawai ASN di lingkungan BKPM yang mendapat Izin Belajar. 9. Penyelenggara adalah pihak yang memberikan beasiswa kepada Pegawai Tugas Belajar, dapat berasal dari pembiayaan di lingkungan BKPM atau dengan pembiayaan oleh instansi pemerintah lainnya, pemerintah negara asing, badan internasional, badan

No.1901, 2015-5- swasta nasional, dan lembaga pendidikan nasional/internasional. 10. Program Penerapan Keilmuan adalah kegiatan yang harus diikuti oleh Pegawai Tugas Belajar setelah lulus dan kembali bekerja ke lingkungan BKPM. 11. Kewajiban Kerja adalah kewajiban Pegawai Tugas Belajar untuk bekerja di BKPM sesuai dengan waktu yang ditentukan sebagai persyaratan pemberian Tugas Belajar. Pasal 2 Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan profesionalisme Pegawai ASN di lingkungan BKPM agar mendukung kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi kedinasan BKPM. Pasal 3 (1) Setiap PNS mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti seleksi Tugas Belajar. (2) Setiap Pegawai ASN mempunyai kesempatan yang sama untuk mengajukan Izin Belajar. BAB II PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR Bagian Kesatu Penetapan Tugas Belajar Pasal 4 (1) Pejabat yang Berwenang menetapkan Tugas Belajar ialah Kepala BKPM. (2) Dalam pelaksanaan penetapan Tugas Belajar, Kepala BKPM mendelegasikan kewenangan kepada Sekretaris Utama. (3) Dalam hal Sekretaris Utama berhalangan, pejabat eselon I BKPM lainnya dapat menggantikan pelaksanaan tugas dimaksud untuk jangka waktu tertentu.

-6-2015, No.1901 Bagian Kedua Persyaratan Tugas Belajar Pasal 5 Tugas Belajar diberikan kepada PNS dengan ketentuan: a. memiliki status PNS dengan masa kerja paling kurang 2 (dua) tahun sejak diangkat sebagai PNS; b. telah aktif bekerja di unit kerja BKPM sekurangkurangnya 2 (dua) tahun dari penyelesaian tugas belajar sebelumnya; c. memiliki pangkat serendah-rendahnya: 1. Pengatur (II/c) untuk program Strata 1 (S-1) atau yang setara; 2. Penata Muda (III/a) untuk program Strata 2 (S-2) atau yang setara; dan 3. Penata (III/c) untuk program Strata 3 (S-3) atau yang setara; d. memiliki usia maksimal: 1. program S-1 atau setara, berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun; 2. program S-2 atau setara, berusia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh) tahun; dan 3. program S-3 atau setara, berusia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun; e. mendapatkan rekomendasi dari pimpinan unit kerja setingkat eselon II; f. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 1 (satu) tahun terakhir paling kurang bernilai baik; g. tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; h. tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS; i. mengambil bidang ilmu yang relevan dengan bidang tugas dan fungsi yang diperlukan oleh BKPM; j. terhadap program studi yang mensyaratkan adanya tugas akhir berupa skripsi/tesis/disertasi, tema penulisan terkait dengan tugas dan fungsi BKPM;

No.1901, 2015-7- k. terhadap program studi tugas belajar di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/ akreditasi A dari lembaga yang berwenang. Pasal 6 Ketentuan pangkat/golongan, usia, dan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, huruf d, dan huruf k tidak berlaku bagi beasiswa dari penyelenggara yang berasal dari luar BKPM. Bagian Ketiga Jangka Waktu Pasal 7 Jangka waktu pelaksanaan Tugas Belajar yaitu: a. program S-1/Diploma IV (D-IV) paling lama 4 (empat) tahun; b. program S-2 atau setara, paling lama 2 (dua) tahun; dan c. program S-3 atau setara, paling lama 4 (empat) tahun. Pasal 8 (1) Perpanjangan masa Tugas Belajar kepada Pegawai Tugas Belajar yang melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dapat diberikan paling lama 1 (satu) tahun sesuai kebutuhan BKPM dan persetujuan Penyelenggara dan/atau instansi. (2) Bagi Pegawai Tugas Belajar yang belum dapat menyelesaikan Tugas Belajar setelah diberikan perpanjangan waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan perpanjangan kembali paling lama 1 (satu) tahun, dengan perubahan status menjadi Izin Belajar. (3) Dalam melaksanakan Izin Belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pegawai Tugas Belajar tetap dapat meninggalkan tugasnya sebagaimana berlaku bagi Tugas Belajar.

-8-2015, No.1901 Bagian Keempat Pengajuan Tugas Belajar Pasal 9 (1) Pengajuan calon peserta Tugas Belajar dilakukan secara berjenjang oleh pimpinan unit kerja setingkat eselon II kepada Pejabat yang Berwenang. (2) Pemberian Tugas Belajar dapat berasal dari program beasiswa yang ditawarkan oleh BKPM atau program beasiswa yang diperoleh secara mandiri. (3) Pengajuan calon peserta Tugas Belajar berasal dari program beasiswa yang ditawarkan oleh BKPM harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. (4) Pengajuan calon peserta Tugas Belajar dari program beasiswa yang diperoleh secara mandiri dilakukan setelah calon peserta Tugas Belajar tersebut ditetapkan sebagai peserta beasiswa oleh Penyelenggara, dengan melampirkan: a. surat keterangan dari Penyelenggara; b. surat keterangan dari perguruan tinggi yang menyatakan bahwa calon peserta Tugas Belajar dapat diterima sebagai mahasiswa; dan c. surat pernyataan yang menyatakan kesediaan untuk melaksanakan Tugas Belajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian Kelima Hak dan Kewajiban Pasal 10 Pegawai Tugas Belajar memperoleh hak: a. diberikan gaji pokok; b. masa kerja dihitung secara penuh; c. diberikan kenaikan gaji berkala, pangkat/golongan; dan d. hak-hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

No.1901, 2015-9- Pasal 11 Pemberian gaji pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. 100% (seratus persen) dari gaji bersih Pegawai Tugas Belajar atau 100% (seratus persen) dari satu gaji bersih yang tertinggi Pegawai Tugas Belajar suami isteri apabila kedua-duanya mendapat Tugas Belajar; atau b. 50% (lima puluh persen) dari gaji bersih Pegawai Tugas Belajar yang belum menikah atau yang kawin dan tidak menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Pasal 12 Pegawai Tugas Belajar memiliki kewajiban: a. melaksanakan Tugas Belajar setelah dinyatakan lulus seleksi dan memperoleh Surat Penetapan Tugas Belajar; b. menandatangani Surat Perjanjian Tugas Belajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. menjaga kehormatan dan nama baik organisasi, dengan mematuhi segala ketentuan yang berlaku baik sebagai PNS maupun sebagai mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan selama pelaksanaan pendidikan; d. menyampaikan laporan perkembangan pendidikan dan laporan penyelesaian pendidikan secara periodik; e. menyelesaikan studi tepat waktu sesuai Surat Perjanjian Tugas Belajar; f. melapor kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan setelah menyelesaikan pendidikan paling lama 1 (satu) minggu setelah kembali ke Indonesia; g. menyerahkan fotokopi dokumen ijazah dan transkrip nilai serta menunjukkan dokumen asli sesuai Surat Perjanjian Tugas Belajar sebagai dasar pembuatan Surat Keterangan Peningkatan Pendidikan; h. mengikuti program penerapan keilmuan; i. melaksanakan Kewajiban Kerja sesuai ketentuan Tugas Belajar; dan j. membuat Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

-10-2015, No.1901 Pasal 13 Kewajiban pelaporan oleh Pegawai Tugas Belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d yaitu meliputi: a. laporan perkembangan pendidikan paling sedikit 1 (satu) kali setiap tahun; b. laporan penyelesaian pendidikan pada akhir melaksanakan penugasan tugas belajar; dan c. laporan ditujukan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan Kepala Biro Umum c.q. Kepala Bagian Kepegawaian. Pasal 14 Program penerapan keilmuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf h wajib diikuti oleh Pegawai Tugas Belajar program S-2 dan S-3 yang terdiri atas: a. pemaparan tentang hasil Tugas Belajar; dan b. penulisan atau publikasi karya tulis. Pasal 15 (1) Kewajiban Kerja kembali untuk negara pada unit kerja BKPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf i dengan ketentuan: a. Kewajiban Kerja yang harus dijalani yaitu dua kali masa tugas belajar (n) ditambah 1 (satu) tahun atau dengan rumus (2n + 1); b. dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan pelayanan kepada masyarakat, pelaksanaan perhitungan waktu kerja pada suatu unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dikurangi atau ditambah berdasarkan kebijakan dari Pejabat yang Berwenang; dan c. Kewajiban Kerja diakumulasikan setelah PNS selesai melaksanakan Tugas Belajar pada jenjang pendidikan terakhir. (2) Perpanjangan masa Tugas Belajar akan menambah Kewajiban Kerja.

No.1901, 2015-11- Pasal 16 Pegawai Tugas Belajar yang pada saat Tugas Belajar sebelumnya memiliki prestasi pendidikan dengan pujian (cumlaude) dapat melaksanakan Tugas Belajar berkelanjutan secara berturut-turut dengan persyaratan: a. mendapat izin dari Sekretaris Utama; b. jenjang pendidikan bersifat linier; dan c. dibutuhkan oleh BKPM. BAB III PENYELENGGARAAN IZIN BELAJAR Pasal 17 (1) Pejabat yang Berwenang menetapkan Izin Belajar ialah Kepala BKPM. (2) Dalam pelaksanaan penetapan Izin Belajar, Kepala BKPM mendelegasikan kewenangan kepada Sekretaris Utama. (3) Dalam hal Sekretaris Utama berhalangan, pejabat eselon I BKPM lainnya dapat menggantikan pelaksanaan tugas dimaksud untuk jangka waktu tertentu. Pasal 18 Izin Belajar dapat diberikan apabila Pegawai ASN memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berstatus sebagai Pegawai ASN; b. sehat jasmani dan rohani; c. sudah bekerja paling sedikit 2 (dua) tahun di lingkungan BKPM; d. SKP setiap unsur bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat selama 1 tahun terakhir; f. program studi yang akan ditempuh mempunyai relevansi dengan tugas dan fungsi BKPM; g. dilaksanakan di luar jam kerja kantor dan tidak mengganggu tugas kedinasan; h. program studi Izin Belajar di dalam negeri yang akan

-12-2015, No.1901 diikuti telah mendapatkan persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang. Pasal 19 Permohonan untuk mendapatkan Izin Belajar diajukan secara tertulis kepada Pejabat yang Berwenang melalui atasan langsung secara hierarki dengan melampirkan: a. fotokopi surat keputusan kenaikan pangkat dan jabatan terakhir yang disahkan oleh Pejabat yang Berwenang; b. surat keterangan dari perguruan tinggi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai mahasiswa; c. jadwal perkuliahan dari perguruan tinggi yang bersangkutan; dan d. profil perguruan tinggi termasuk alamat lengkap dan radius lokasi perguruan tinggi dari tempat tugas yang bersangkutan. Pasal 20 (1) Proses penyelesaian permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan tersebut oleh Pejabat yang Berwenang. (2) Dalam hal permohonan untuk mendapatkan Izin Belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 disetujui, Pejabat yang Berwenang menerbitkan keputusan Izin Belajar untuk disampaikan kepada Pegawai Izin Belajar melalui pimpinan unit kerja. (3) Dalam hal permohonan untuk mendapatkan Izin Belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 tidak disetujui, Pejabat yang Berwenang wajib memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan melalui jalur hierarki disertai alasan yang jelas. Pegawai Izin Belajar wajib: Pasal 21 a. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan

No.1901, 2015-13- dan peraturan kedinasan yang berlaku; b. melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari sebagai Pegawai ASN; c. mengikuti pendidikan dengan sebaik-baiknya; dan d. menjaga nama baik BKPM. BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 22 (1) Sekretaris Utama melalui Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap Pegawai Tugas Belajar. (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perkembangan pelaksanaan Tugas Belajar; dan b. hambatan pelaksanaan Tugas Belajar. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi dilaporkan setiap semester kepada Sekretaris Utama. BAB V SANKSI Pasal 23 Pemberian Tugas Belajar dapat dihentikan apabila: a. tidak mampu dalam mengikuti program pendidikan, yang dapat diketahui berdasarkan laporan kemajuan dan dinyatakan secara tertulis oleh pihak perguruan tinggi dimana pegawai yang bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar dan/atau pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan pemantauan dan evaluasi; b. sakit jasmani dan/atau rohani yang mengakibatkan tidak mungkin lagi meneruskan program Tugas Belajar, yang dinyatakan oleh dokter yang berwenang; c. tidak dapat menyelesaikan masa Tugas Belajar sesuai dengan waktu yang ditentukan;

-14-2015, No.1901 d. selama mengikuti program pendidikan pegawai melakukan pelanggaran disiplin; e. dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana; dan/atau f. alasan lain menurut ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 24 (1) Pegawai yang telah lulus seleksi dan diberikan Tugas Belajar, tetapi tidak melaksanakan Tugas Belajar diberikan sanksi berupa: a. hukuman disiplin; dan b. tidak dapat mendaftar program beasiswa baik dalam maupun luar negeri paling kurang 2 (dua) tahun sejak pengumuman lulus seleksi. (2) Pegawai Tugas Belajar beasiswa BKPM yang dengan sengaja tidak menyelesaikan pendidikan dan/atau telah dikeluarkan dari lembaga pendidikan maka diwajibkan mengembalikan ganti rugi atau dikenakan sanksi lain yang ditetapkan oleh Sekretaris Utama. (3) Pegawai Tugas Belajar tidak dapat mengundurkan diri pada masa Kewajiban Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1). BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 (1) Pegawai Tugas Belajar yang telah selesai melaksanakan Tugas Belajar dibebaskan dari ujian penyesuaian sebagai dasar pengakuan ijazah yang diperoleh. (2) Pegawai Izin Belajar yang telah menyelesaikan pendidikannya dapat diberikan kenaikan pangkat penyesuaian ijazah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pegawai ASN tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah

No.1901, 2015-15- ke dalam pangkat yang lebih tinggi, kecuali terdapat formasi. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 (1) Tugas Belajar yang sedang dijalankan atau Tugas Belajar yang telah diberikan tetapi belum dijalankan pada tanggal diundangkannya Peraturan Kepala ini, diatur menurut ketentuan Peraturan Kepala ini. (2) Pegawai ASN yang sedang menjalankan pendidikan lanjutan namun belum memperoleh Izin Belajar, maka agar mengikuti ketentuan Peraturan Kepala ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-16-2015, No.1901 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2015 KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, ttd FRANKY SIBARANI Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 17 Desember 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA