KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

ANALISIS TEGANGAN LEBIH TRANSIEN IMPULS PERSEGI PADA UJUNG SALURAN TRANSMISI SECARA EKSPERIMENTAL

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

1. BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER,-CATUDAYA TEGANGAN RENDAH DENGAN ELEMEN DEKOPLING BERINTI UDARA, FERIT DAN BEST TESTS MAGISTER. Oleh: WIJONO NIM :

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

BAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

RANCANG BANGUN VOLTMETER ELEKTROSTATIK UNTUK PENGUKURAN NILAI EFEKTIF TEGANGAN TINGGI AC 100 KV

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

II. TINJAUAN PUSTAKA

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

BAB I PENDAHULUAN. lebih impuls yang disebabkan oleh adanya operasi hubung-buka (switching. ketahanan peralatan dalam memikul tegangan lebih impuls.

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

TUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI MINDO SIMBOLON NIM :

ANALISIS RANGKAIAN RLC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

KINERJA PENYEARAH DIODA PADA SUMBER TAK IDEAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM :

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Program Studi Teknik Mesin S1

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA RANGKAIAN R-C DAN R-L-C DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

Politeknik Negeri Bandung

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

TUGAS AKHIR PENGARUH IMPEDANSI SURJA PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP TEGANGAN LENGAN MENARA WINDY ROLAND TOBING NIM :

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

EL2005 Elektronika PR#03

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

MODUL 5 RANGKAIAN AC

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RESI RATNASARI NIM. 105060307111034-63 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 014

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK Resi Ratnasari 1, Drs. Ir. Moch. Dhofir, M.T., Ir. Soemarwanto, M.T. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro,,3 Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email: ratnasari_resi@ymail.com Abstrak Pada arester PCB terdapat kesulitan dalam merekayasa jarak elektroda sela udara di bawah 1 mm dengan tingkat proteksi 1,5 kv. Apabila digunakan untuk mendapatkan tingkat proteksi 0,8 kv dibutuhkan suatu kombinasi proteksi antara arester PCB dan dioda zener secara kaskade. Kaskade arester ini memerlukan suatu elemen dekopling agar koordinasi proteksinya dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu perancangan, pengujian dan analisis kaskade arester. Perancangan kaskade arester meliputi perancangan arester PCB, pemilihan dioda zener dan perancangan elemen dekopling. Pengujian dilakukan dengan menaikkan tegangan dari kv hinga 10 kv impuls puncak. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa elemen dekopling yang digunakan adalah induktor 0,36 mh dengan inti ferit. Pada kaskade arester dengan elemen dekopling tersebut, tegangan impuls 10 kv mampu dipotong hingga 317 V dengan waktu pemotongan 80 ns. Kunci kunci kaskade arester, arester PCB, dioda zener, elemen dekopling, induktor I. PENDAHULUAN Sambaran petir dapat menimbulkan gelombang berjalan pada saluran yang akan menyebabkan terjadinya tegangan lebih sehingga berujung pada kerusakan peralatan listrik. Salah satu peralatan proteksi untuk melindungi peralatan listrik dari gangguan tegangan lebih adalah arester PCB (Printed Circuit Board). Pada arester PCB terdapat kesulitan dalam merekayasa jarak sela udara di bawah 1 mm dengan tingkat proteksi 1.5 kv. Apabila teknologi tersebut digunakan untuk mendapatkan tingkat proteksi 0,8 kv, maka dibutuhkan inovasi teknologi yaitu dengan mengkombinasikan arester PCB dan dioda zener secara kaskade. Pada sistem kaskade ini diperlukan suatu impedansi agar koordinasi proteksi antar arester dapat berjalan dengan baik. Impedansi yang biasa disebut elemen dekopling ini dapat berupa resistor, induktor atau kapasitor. Perilaku masing-masing komponen tersebut akan mempengaruhi bentuk gelombang surja. Oleh karena itu, maka pada penenlitian ini akan membahas jenis dan nilai elemen dekopling yang sesuai agar terjadi koordiansi arester PCB dan dioda zener dengan tingkat proteksi 0,8 kv. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Arester PCB Arester PCB merupakan salah satu bentuk inovasi dari arester sela udara yang digunakan pada sistem catu daya tegangan rendah. Pengujian arester jenis ini dilakukan antar fasa ground, maka saat tegangan dinaikkan hingga mencapai nilai tertentu akan terjadi tembus di arester tersebut. B. Dioda Zener Dioda zener merupakan salah satu komponen pelindung surja sekunder yang digunakan untuk menjepit tegangan surja secara akurat (Dagostino dan Wujek, 010:637). Dioda zener mampu menyalurkan arus dalam suatu rangkaian ke arah yang berlawanan apabila terdapat tegangan yang melampaui batas tegangan zener. Karakterisitik dari dioda zener dapat dilihat pada Gambar 1. Apabila terdapat tegangan yang mencapai batas tegangan dioda zener, maka arus dioda zener akan naik dengan cepat. Perubahan ini tidak berpengaruh terhadap tegangan dioda zener yang relatif konstan. Daerah breakdown inilah yang menjadi titik fokus untuk penerapan dioda zener. Gambar 1 Kurva karakteristik dioda zener Sumber: Surjono, 011:4 C. Gelombang Berjalan Gelombang berjalan secara sistematis dinyatakan dengan persamaan berikut (Hutauruk, 1989:5). e(t) = E (ε t θ ε t τ) (-1) dimana: E = tegangan surja puncak τ = konstanta waktu dahi (μs) θ = konstanta waktu paruh punggung (μs) t > 0 μs 1

Gelombang berjalan ini apabila menemui titik peralihan, maka sebagian gelombangnya akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan, seperti terlihat pada Gambar. Gambar Perambatan gelombang berjalan Sumber: Hutauruk, 1989:6 Secara berturut-turut persamaan gelombang tegangan terusan dan gelombang tegangan pantul dapat dirumuskan yaitu: e t = Z e Z 1 +Z i (-) e r = Z Z 1 e Z 1 +Z i (-3) dimana: e i = gelombang tegangan datang e t = gelombang tegangan terusan e t = gelombang tegangan pantul Z 1, Z = impedansi surja saluran D. Elemen Dekopling Elemen dekopling dapat berupa resistor, induktor atau kapasitor. Penyisipan elemen dekopling di antara dua arester akan memberikan pengaruh terhadap perambatan gelombang berjalan. Induktor berfungsi sebagai rangkaian hubung buka, sedangkan kapasitor berrfungi sebagai rangkaian hubung singkat pada bagian muka gelombang. Apabila gelombang datang berbentuk gelombang eksponensial ganda, maka gelombang tegangan terusannya adalah (Rudernberg, 1968:107): e t = Z E [ ε θ ε t t T Z 1 +Z 1 T ε θ dimana: E = amplitudo gelombang t τ ε t T 1 T τ ] (-4) T = konstanta waktu Konstanta waktu untuk induktor yaitu T L = L, sedangkan untuk kapasitor yaitu T Z 1 +Z c = Z 1 Z C. Semakin tinggi nilai induktansi dan Z 1 +Z kapasitansi, maka semakin lama waktu yang diperlukan gelomabng untuk nnaik mencapai puncak. Pada resistor, gelombang tegangan terusannya tidak dipengaruhi oleh konstanta waktu T. E. Pemotongan Gelombang Arester bekerja berdasarkan tegangan yaitu apabila tegangan impuls pada terminal melampaui teraan impulsnya maka arester akan bekerja dengan memotong tegangan lebih tersebut (Mansuri, 009:9). Karakteristik tegangan potong arester merupakan kombinasi dua variabel yaitu tegangan potong dan waktu potong, seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3 Karakteristik v-t Sumber: Arismunandar, 1983:115 Berdasarkan karakteristik v-t ini dapat disimpulkan arester ideal adalah arester yang mampu memotong setiap tegangan lebih di bagian muka dengan tingkat pemotongan tegangan yang selalu sama. F. Kaskade Arester Sistem kaskada arester terdiri dari proteksi primer dan proteksi sekunder. Proteksi primer berfungsi mencegah surja petir, sedangkan proteksi sekunder berfungsi melindungi peralatan dari sisa gangguan proteksi primer. Proteksi primer dihubungkan dengan proteksi sekunder melalui suatu elemen dekopling. Elemen dekopling berfungsi mengaktifkan proteksi primer setelah proteksi sekunder mulai mebawa arus, seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 Rangkaian kaskade arester Sumber: Hasse, 008:06 G. Impuls Bentuk gelombang impuls standar menurut IEC adalah 1,/50 μs. 1, μs menyatakan waktu dahi T s dan 50 μs menyatakan waktu paruh punggung T r seperti terlihat pada Gambar 5. Û 0,9 Û dahi 0,5 Û 0,3 Û 0 A Ts B S Tr punggung u(t) Gambar 5 Parameter tegangan impuls Sumber: Kind, 1993:34 C t

III. METODE PENELITIAN A. Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah untuk merealisasikan kaskade arester ditunjukkan pada Gambar 6 berikut. Mulai Perancangan Arester PCB dan Dioda Zener Pengujian Kaskade Arester tanpa Elemen Dekopling Perancangan Elemen Dekopling Pengujian Kaskada Arester dengan Elemen Dekopling Pengujian Sesuai Y Analisa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 6 Diagram alir penelitian B. Variabel Penelitian Variabel yang terkait dengan penelitian ini adalah jenis elemen dekopling, nilai elemen dekopling, tegangan impuls 1./50 μs serta tegangan potong dan waktu pemotongan. C. Objek Uji Objek uji yang digunakan tersebut dilukiskan dengan Gambar 7. Arester PCB memiliki tingkat proteksi 1,5 kv, dioda zener memiliki tingkat proteksi 0,8 kv dan elemen dekopling dapat berupa resistor, induktor atau kapasitor. T Tinggi Teknik Elektro Universitas Brawijaya. Kabel dihubungkan ke sumber tegangan tinggi impuls pada fasa dan salah satunya pada ground. Pengujian dilakukan dengan menaikkan tegangan dari kv hingga 10 kv impuls puncak. Setiap kenaikan 1 kv diambil data-data seperti tegangan searah U dc, tegangan impuls U impuls dan gelombang pemotongan. Catat hasil pengukuran pada tabel dan simpan hasil pemotongan tegangan dari osiloskop. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Arester PCB Arester PCB berupa PCB single layer dengan jarak sela udara 0,3 mm. Tabel 1 adalah hasil pengujian pada arester PCB. Tabel 1 Data hasil pengujian Puncak Impuls Potong V d Waktu Potong t d 1,00 1,33 900,74 1,48 809 3 3,57 1,51 793 4 4,45 1,69 708 5 5,3 1,8 665 6 6,17 1,87 640 7 7,01 1,91 67 8 7,80,0 593 9 8,99,16 554 10 9,70,30 50 11 10,67,45 489 Grafik karakteristik v-t untuk arester PCB ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8 Karakteristik v-t arester PCB Gambar 7 Objek uji kaskade arester dengan elemen dekopling Bentuk gelombang hasil pemotongan tegangan impuls standart 1,/50 μs dapat dilihat pada Gambar 9 berikut ini. D. Sistem Pengujian Pengujian dilakukan pada arester dengan spesifikasi yang telah ditentukan yaitu mampu memotong tegangan lebih 0,8 kv. Pengujian kaskade arester ini dilakukan di Laboratorium 3

Gambar 9 Pemotongan gelombang tegangan lebih oleh arester PCB Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa arester PCB ini menghasilkan tingkat pemotongan tegangan yaitu 1,33 kv,45 kv dengan waktu pemotongan 900 ns 489 ns. B. Pengujian Dioda Zener Dioda zener yang digunakan memiliki tegangan 00 V. Tabel adalah hasil pengujian pada dioda zener. Tabel Data hasil pengujian Puncak Impuls Potong V d Waktu Potong t d 1,38 0,58 400,78 0,61 380 3 3,64 0,79 94 4 4,50 0,97 39 5 5,38 1,1 07 6 6,18 1,33 174 7 7,05 1,48 157 8 7,85 1,58 147 9 8,73 1,87 14 10 9,88 1,94 10 11 10,45,05 113 Grafik karakteristik v-t untuk dioda zener ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 11 Pemotongan gelombang tegangan lebih oleh dioda zener Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dioda zener ini menghasilkan tingkat pemotongan tegangan yaitu 0,58 kv,05 kv dengan waktu pemotongan 400 ns 113 ns. C. Pengujian Kaskade Arester tanpa Elemen Dekopling Tabel 3 adalah hasil pengujian pada kaskade arester tanpa elemen dekopling. Tabel 3 Data hasil pengujian Puncak Impuls Potong V d Waktu Potong t d 1,36 0,61 400,8 0,7 339 3 3,66 0,86 84 4 4,47 0,97 5 5 5,34 1,15 13 6 6,19 1,37 178 7 6,98 1,58 154 8 7,84 1,76 139 9 8,76 1,98 13 10 9,57,3 109 11 10,37,30 106 Grafik karakteristik v-t untuk kaskade arester tanpa elemen dekopling ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 10 Karakteristik v-t dioda zener Bentuk gelombang hasil pemotongan tegangan impuls standart 1,/50 μs dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini. Gambar 1 Karakteristik v-t kaskade arester tanpa elemen dekopling Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kaskade arester tanpa 4

elemen dekopling ini menghasilkan tingkat pemotongan tegangan yaitu 0,61 kv,30 kv dengan waktu pemotongan 400 ns 106 ns. Tingkat pemotongan tegangan kaskade arester tanpa elemen dekopling hampir sama dengan tingkat pemotongan tegangan dioda zener. Hal itu dapat disimpulkan bahwa saat kaskade arester tanpa elemen dekopling dikenai tegangan impuls, maka hanya dioda zener yang akan bekerja. D. Pengujian Kaskade Arester dengan Elemen Dekopling Elemen dekopling yang digunakan adalah induktor. Nilai dari reaktansi induktif induktor saat frekuensi tinggi lebih besar daripada saat frekuensi rendah. Ketika nilai reaktansi induktif tinggi, induktor akan menahan arus dalam jumlah besar sehingga dioda zener akan berada di daerah yang aman. Nilai induktor diperoleh dari persamaan berikut ini. e L = L Z de t dt (-5) Diketahui e L = 0,7 kv dan Z = 445 Ω. de t dt merupakan hasil penurunan dari gelombang teganga terusan pada persamaan (-4). Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai induktansi sebsar 0,36 mh. Induktor yang digunakan memiliki nilai induktansi 0,36 mh. Induktor ini menggunakan inti ferit. Hal ini dikarenakan inti ferit memiliki lengkung histerisis yang sempit dan resistivitas yang tinggi, sehigga pada frekuensi tinggi tidak dapat menyebabkan kerugian daya. Rancang bangun kaskade arester PCB dengan elemen dekopling ditunjukkan oleh Gambar 11 beirkut ini. Tabel 4 adalah hasil pengujian pada kaskade arester dengan elemen dekopling. Tabel 4 Data hasil pengujian U impuls Arester PCB V d t d Dioda Zener t V d (V) d 1,30 1,58 600 10 10,78 1,6 585 15 117 3 3,7 1,66 571 1 114 4 4,55 1,69 561 5 11 5 5,30 1,73 548 30 110 6 6,15 1,76 539 34 108 7 7,10 1,87 507 49 101 8 7,90,09 454 78 91 9 8,71,3 45 97 85 10 9,66,7 418 301 84 11 10,4,38 398 317 80 Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada kaskade arester dengan elemen dekopling ini terjadi proses pemotongan tegangan oleh arester PCB yaitu 1,58 kv,38 kv dengan waktu pemotongan 600 ns 398 ns. Sisa pemotongan tegangan dari arester PCB tersebut dipotong oleh dioda zener yang menghasilkan tingkat pemotongan tegangan yaitu 00 kv 317 kv dengan waktu pemotongan 10 ns 80 ns. Hal itu dapat disimpulkan bahwa saat kaskade arester dengan elemen dekopling dikenai tegangan impuls, maka arester PCB akan bekerja pertama kali dan tahap berikutnya sisa tegangan surja dipotong oleh dioda zener. Gambar 11 Kaskade arester dengan elemen dekopling Gambar 14 Pemotongan gelombang tegangan lebih oleh arester PCB pada kaskade arester dengan elemen dekopling 5

Gambar 15 Pemotongan gelombang tegangan lebih oleh arester PCB pada kaskade arester dengan elemen dekopling V. PENUTUP Pada penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah: a. Elemen dekopling yang dapat digunakan dalam koordinasi arester PCB dan dioda zener adalah induktor. b. Nilai induktor yang diperlukan dalam koordinasi arester PCB dan dioda zener adalah 0,36 mh dengan inti ferit. Pada penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan penelitian untuk jenis elemen proteksi sekunder yang lain, sehingga dapat disimpulkan komponen yang paling baik untuk memotong sisa tegangan impuls dari arester PCB selain dioda zener. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, A. 1983. Teknik Tinggi Suplemen. Jakarta: GhaliaIndonesia. Dagostino, F.R. & Wujek, J.B. 010. Mechanical and Electrical Systems in Architecture, Engineering, and Construction. USA: Prentice-Hall. Hutauruk, T. S. 1989. Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja. Jakarta: Erlangga. Hasse, P. 008. Overvoltage Protection of Low Voltage Systems. London: The Institution of Engineering and Technology. Mansuri. 00. Perencanaan dan Pembuatan Prototipe Arester Jenis Kancing untuk Proteksi Rendah. Skripsi tidak dipubilkasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Rudenberg, R.1968. Electrical Shock Waves in Power Systems. Massachusetts: Harvard University Press. Surjono, H.D. 007. Elektronika: Teori dan Penerapan. Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif. 6