PENGARUH ORIENTASI SUDUT ANYAMAN SERAT CANTULA TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GAYA TARIK PAKU KOMPOSIT SEMEN SERBUK AREN CANTULA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI JARAK ANYAMAN SERAT CANTULA TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN KONDUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT SEMEN SERBUK AREN CANTULA

SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT SEMEN-CaCl 2 -AREN DENGAN VARIASI TEKANAN PENGEPRESAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH TEKANAN PENGEPRESAN TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT rhdpe CANTULA

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIESTER TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK KOMPOSIT PAPAN PARTIKEL ONGGOK LIMBAH SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Analisis Termal pada Material Alami Gaba-gaba (Pelepah Sagu) sebagai Bahan Alternatif Hemat Energi

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (40%, 50%, 60%)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

SKRIPSI. gelar Sarjana teknikk. Oleh : WILLY SAPUTRA NIM. I JURUSAN. commit to user

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PENAMBAHAN COUPLING AGENT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLYESTER-CANTULA DENGAN ANYAMAN SERAT 3D ANGLE INTERLOCK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

Pengaruh Diameter dan Panjang Serat Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP KEKUATAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL YANG DIPERKUAT SERBUK KAYU AKASIA. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

PENGARUH VARIASI KETEBALAN CORE KOMPOSIT SANDWICH rhdpe DAN CANTULA TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN DESAK

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

PENGARUH PERLAKUAN PANAS SERAT TERHADAP SIFAT TARIK SERAT TUNGGAL DAN KOMPOSIT CANTULA-rHDPE

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BETON MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH SERAT AREN

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

Pengaruh Fraksi Berat Serbuk Serat Aren Terhadap Sifat Fisik Dan Kekuatan Bending Komposit Semen - Serbuk Serat Aren (Arenga Pinnata)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

III. METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANAS PADA KOMPOS commit to user SKRIPSI. Satu Syarat Untuk Sarjana Teknik. Oleh : NIM I

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

PENGARUH KONSENTRASI SILANE COUPLING AGENT TERHADAP SIFAT TARIK KOMPOSIT SERAT KENAF-POLYPROPYLENE

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Transkripsi:

PENGARUH ORIENTASI SUDUT ANYAMAN SERAT CANTULA TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GAYA TARIK PAKU KOMPOSIT SEMEN SERBUK AREN CANTULA Dwi Masruri, Wijang Wisnu Raharjo dan Dody Ariawan Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS e-mail: masruri.dwi@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh orientasi sudut anyaman serat cantula terhadap kekuatan bending dan gaya tarik paku pada komposit semen serat arencantula. komposit terdiri dari semen dan serbuk aren sebagai matriks, serat cantula sebagai penguat dan CaCl 2 sebagai additive. Proses pembuatan komposit menggunakan metode tekan, dengan orientasi sudut anyaman serat cantula 0 0 /90 0, 15 0 /105 0, 30 0 /120 0, 45 0 /135 0. Pengujian bending mengacu pada ASTM D 6272, sedangkan pengujian tarik paku mengacu pada ASTM D 1037. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kekuatan bending meningkat seiring dengan meningkatnya orientasi sudut anyaman serat cantula. nilai kekuatan bending tertinggi (17,08 MPa) dicapai pada orientasi sudut 45 0 /135 0. Nilai gaya tarik paku tertinggi (241.88 N) terjadi pada orientasi sudut 30 0 /120 0. Kata kunci : komposit tekstil, kekuatan bending, serat aren, serat cantula,tarik paku PENDAHULUAN Perkembangan material komposit di bidang rekayasa dewasa ini sangatlah pesat. Pemanfaatannya sebagai bahan pengganti logam sudah semakin luas, seperti untuk peralatan olahraga, sarana transportasi baik darat, laut maupun udara. Begitu juga di bidang konstruksi dan peralatan antariksa. Keuntungan penggunaan material komposit antara lain tahan korosi, rasio antara kekuatan dan densitasnya cukup tinggi, murah dan proses pembuatannya mudah (Gay, dkk, 2003). Serat alam sebagai filler komposit polimer mulai banyak digunakan sebagai pengganti filler sintetik dalam kehidupan sehari hari, mengingat serat alam ini mempunyai banyak kelebihan dibanding serat buatan. Kelebihan-kelebihan utama menggunakan serat alam sebagai filler yaitu densitasnya rendah, mudah diuraikan alam, sehingga menghasilkan sifat kekakuan yang tinggi, tidak mudah patah, jenis dan variasinya banyak, hemat energi dan murah (Rowell, dkk, 1997). Aren (Arenga Pinnata) merupakan tanaman serba guna. Tanaman palma daerah tropis basah ini beradaptasi dengan baik pada berbagai agroklimat, mulai dari dataran rendah hingga daerah berketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Dalam industri pembuatan papan semen, dibutuhkan material penguat yang mempunyai sifat kekuatan yang tinggi, elastis dan diameter serat seragam. Serat aren berbeda dengan serat kayu, serat aren bersifat elastis, jaringan formasinya tampak lebih homogen. Dalam hal ini serat aren memenuhi kriteria di atas. (Arif, 2006). Serat cantula adalah serat alam yang berasal dari ekstraksi daun tanaman Agave Cantula Roxb. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Kulonprogo, DIY sampai dengan Temanggung, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian Yogyakarta, serat cantulamempunyai kandungan selulose sekitar 64,23%, sehingga berpotensi sebagai bahan penguat komposit (Raharjo, 2003). Sifat mekanik dan fisik dari komposit semen yang diperkuat serat tergantung pada beberapa parameter seperti densitas komposit, rasio semen : serat, kekuatan serat, jenis perlakuan serat serta material tambahan. Komposit yang diperkuat dengan serat limbah aren memiliki karakteristik mudah diterapkan pada komponen-komponen yang mempunyai bentuk kompleks dan rumit, biaya produksi murah dan bersifat mendekati isotropik. Pemakaian serat pendek ini akan memudahkan proses permesinan yang dibutuhkan pada proses finishing. (Kristiawan, dkk, 2006). Hasil pengujian menunjukkan nilai densitas, konduktivitas panasdankekuatan bending komposit meningkat seiring bertambahnya tekanan pengepresan. Densitas, konduktivitas panas dan bending mencapai nilai tertinggi pada tekanan pengepresan 88 kg/cm 2, berturut-turut sebesar 1,57 gr/cm 3, 0,297 W/m 0 C dan 12,14 kg/cm 2. Permukaan patah uji bending komposit diamati D.16

menggunakan scanning electron microscope dan terlihat bahwa ikatan antarmuka matrik dan filler mempunyai ikatan yang baik (Indarto, 2010). Hasil pengujian bending menunjukkan bahwa kekuatan bending serat kulit rotan dengan variasi arah serat bersilangan 45 0 /135 0 lebih besar daripada arah serat arah 0 0 /90 0.Dimana nilai arah serat searah 0 0 /90 0 sebesar 2,678 kg/mm 2 dan untuk arah serat arah 45 0 /135 0 sebesar 3,163 kg/mm 2, akan tetapi nilai hasil pengujian tersebut belum dapat digunakan sebagai serat penguat dalam pembuatan kulit badan kapal karena belum memenuhi standard yang telah ditentukan sebesar 15 kg/mm 2 (Jokosisworo, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit laminat baja-nylon dengan orientasi sudut 0 0 /90 0 memiliki kekuatan tarik lebih besardari pada serat berorientasi sudut 45 0 (Satish, dkk, 2010). Paku merupakan mechanical fastener yang paling banyak digunakan pada konstruksi kayu, gaya tarik paku pada setiap kayu akan berbeda bergantung pada densitas kayu, diameter paku dan kedalaman penetrasi paku pada kayu (Gilbert, 2007). Aplikasi serat dalam bidang komposit dapat digunakan sebagai penguat (filler) menggantikan serat kayu, sehingga akan menghemat supply tumbuhan / kayu komersial. Dalam hal ini dimanfaatkan sebagai bahan penguat alternatif pada produk komposit semen seperti: papan, atap, eternit, ataupun struktur arsitektur. Pada penelitian ini, serat yang digunakan adalah serat cantula sebagai serat panjang dan serbuk aren sebagai serat pendek yaitu hasil limbah produksi tepung aren sebagai material pembuatan komposit dengan pertimbangan bahwa serat mempunyai sifat elastis, diameter yang seragam, dan relatif murah. Penelitian tentang komposit semen ini diharapkan akan melengkapi kekurangan dari material yang sudah ada, sehingga jika penelitian ini berhasil, maka akan didapatkan sifat komposit semen-serat yang optimal sehingga dapat menggantikan kayu. METODOLOGI Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah serat cantula sebagai penguat, serbuk serat aren sebagai filler, semen sebagai pengikat, air dan bahan additif (CaCl 2 ). Alur Penelitian Penelitian diawali dengan proses pencucian dan pengeringan alami dengan sinar matahari limbah aren. Setelah pengeringan limbah aren dicrushing (dihancurkan) lalu disaring dengan ukuran mesh 80. Selanjutnya dilakukan pembuatan komposit dengan mencampur bahan dasar komposit (semen, serbuk aren, air, CaCl 2 ) dan bahan tambahan anyaman serat cantula ditengahnya. Variasi bahan tambahan (anyaman serat cantula) dengan orientaasi sudut anyaman 0 o /90 o, 15 o /105 o, 30 o /120 o, 45 o /135 o. Sedangkan perbandingan bahan dasar komposit (semen : serbuk aren : air : CaCl 2 = 5: 2: 2:1). Campuran bahan dasar diaduk merata dan kemudian dituang kedalam cetakan dengan diberi anyaman serat cantula ditengahnya, kemudian diberi tekanan pengepresan sebesar 88 kg/cm 2. Selanjutnya komposit yang telah dicetak dicuring pada oven pada temperatur 50 o C sampai kandungan air dalam komposit mencapai 10-15%. Selanjutnya dilakukan pengujian bending dan tarik paku dengan mengacu pada standar ASTM D 6272 dan ASTM D 1037. HASIL DAN PEMBAHASAN Kekuatan Bending Gambar 1. Hubungan kekuatan bending-orientasi sudut Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang D.17

Gambar 1 memperlihatkan hubungan antara sudut anyaman cantula dan kekuatan bending komposit, hasil pengujian kekuatan bending komposit naik seiring dengan bertambah besarnya sudut anyaman, terlihat bahwa semakin besar sudut anyaman meningkatkan kekuatan bending komposit sampai sebesar 17,08 MPa pada sudut anyaman 45 0 /135 0, dan nilai kekuatan bending terendah berada pada komposit dengan sudut anyaman 0 0 /90 0 yaitu sebesar 15,76 MPa. Peningkatan kekuatan bending disebabkan oleh adanya perubahan orientasi sudut anyaman serat cantula. Pada anyaman dengan orientasi 0 0 /90 0 serat yang dominan menahan beban bending adalah serat yang tersusun secara horizontal pada sumbu x, yaitu serat yang berorientasi 0 0, sedangkan serat yang tersusun pada sumbu y hanya bekerja sebagai pengikat. Akan tetapi sebaliknya pada anyaman dengan orientasi 45 0 /135 0 kedua serat baik yang 45 0 maupun 135 0 bekerja saling menguatkan, sehingga dapat menahan beban bending lebih baik. Perubahan orientasi sudut anyaman 0 0 /90 0 ke komposit berorientasi sudut anyaman 15 0 /105 0 menyebabkan kenaikan nilai kekuatan bending sebesar 3,6%, sedangkan perubahan orientasi sudut 0 0 /90 0 ke komposit berorientasi 30 /120 mengakibatkan peningkatan kekuatan bending sebesar 5,23%, dan perubahan orientasi sudut 0 0 /90 0 ke 45 0 /135 0 menaikkan nilai kekuatan bending hingga 7,7%. Pada komposit, beban lentur yang bekerja ditahan oleh ikatan antara semen, serbuk aren, dan CaCl 2, ditambah oleh serat cantula sebagai penguat, sehingga mampu menahan tegangan lentur lebih baik. Gaya Tarik Paku Gambar 2. Hubungan kekuatan bending-orientasi sudut Kenaikan nilai gaya tarik paku dipengaruhi oleh densitas komponen penyusunnya, pada bahan dengan densitas yang tinggi akan memiliki nilai yang tinggi pula. Nilai densitas tertinggi pada komposit ini dicapai pada komposit dengan orientasi sudut 30 0 /120 0 yaitu senilai 1340 kg/m 3, sedangkan nilai densitas terendahnya terjadi pada komposit berorientasi sudut 0 0 /90 0 yaitu sebesar 1295 kg/m 3. Dari gambar 2 diatas tidak terlihat adanya peningkatan nilai gaya tarik paku secara signifikan, nilai kekuatan tarik paku tertinggi yaitu 241,88 N terjadi pada spesimen dengan orientasi sudut anyaman 30 0 /120 0, sedangkan yang terendah yaitu 241,4 N terjadi pada spesimen dengan orientasi sudut 0 0 /90 0. Hal ini disebabkan karena orientasi sudut anyaman serat cantula tidak memberi pengaruh secara signifikan terhadap gaya tarik paku. Perubahan orientasi sudut anyaman 0 0 /90 0 ke komposit berorientasi sudut anyaman 15 0 /105 0 menyebabkan kenaikan gaya tarik paku sebesar 0,4%, sedangkan perubahan orientasi sudut 15 0 /105 0 ke komposit berorientasi 30 /120 mengakibatkan peningkatan gaya tarik paku sebesar 0,1%, dan perubahan orientasi sudut 30 /120 ke 45 0 /135 0 menyebabkan penurunan gaya tarik paku hingga 0,1%. D.18

Di bawah ini terlampir perbandingan beberapa material dengan komposit semen serat arencantula. Gambar 3. Nilai Gaya Tarik paku beberapa material Dari gambar di atas terlihat perbandingan nilai gaya tarik paku dari beberapa material, yaitu kayu jati, medium density fiberboard (MDF) dan juga multipleks. Hasil pengujian menunjukkan nilai gaya tarik paku komposit semen serbuk aren cantula (241,8 N) lebih rendah dibanding kayu jati (345,4 N), namun lebih tinggi bila dibandingkan dengan MDF (209,4 N) dan multipleks (141N). UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari hibah bersaing tahun 2010. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional yang telah membiayai penelitian ini, dengan surat persetujuan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No: 2881/H27/KU/2010. Dan tidak lupa ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Danang Wijayanto, Eko Purwanto dan Ngadiman yang telah turut membantu pelaksanaan pengujian di laboratorium. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kekuatan bending meningkat seiring dengan meningkatnya orientasi sudut anyaman serat cantula 2. Kekuatan bending tertinggi (17,08 MPa) dicapai pada komposit dengan orientasi sudut 45 0 /135 0, sedangkan kekuatan bending terendah (15,76 MPa) terjadi pada komposit dengan orientasi sudut 0 0 /90 0. 3. Nilai gaya tarik paku tertinggi (241,88 N) dicapai pada orientasi sudut 30 0 /120 0, sedangkan nilai terendah (241,4 N) terjadi pada orientasi sudut 0 0 /90 0. DAFTAR PUSTAKA Arif A, 2006, Sifat Fisik Ijuk dan Potensinya Sebagai Perintang Fisik Serangan Rayap Tanah, Jurnal Perennial Vol 2 (1): 12-15. Gay, D, 2003, Composite Material, Design And Application, CRC Press. Gideon, Gilbert, 2007, Wood Handbook Wood As An Engineering Material, United States Department of Agriculture. Indarto, Dikdo K, dkk,.2010. Sifat fisik dan mekanik komposit semen aren dengan variasi tekanan pengepresan, Jurusan Teknik mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Jokosisworo, 2009, Pengaruh Penggunaan Serat Kulit Rotan Sebagai Penguat Pada Komposit Polimer dengan Matriks Polyester Yukalac 157 Terhadap Kekuatan Tarik dan Tekuk,Jurnal Teknik, Vol 30, 191-196. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang D.19

Raharjo, W, 2003, Pengaruh Kadar Air Pada Sifat Mekanik Serat Cantula, Gema Teknik Vol 2 Tahun VI. Rowell, R. M., Young, R.A; Roell, J.K., 1997, Paper and composites From agro -based resources, Lewis Publishers, London. Satisch, K.G, B. Siddeswarappa, M.Kalemulla, 2010, Journal of Mineral & Material Characterization & Engineering, vol 9 No. 2 pp 105-114 D.20