2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan secara tahap demi tahap akan mampu mempercepat proses pembangunan bangsa yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Hal ini sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada era globalisasi saat ini, mutu/kualitas bukan hanya penting dalam dunia bisnis dan pemerintahan tetapi mutu juga merupakan hal penting dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Saat ini pemerintah Indonesia menghadapi berbagai kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ketidakmerataan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan menjadi alasan utama bagi pemerintah untuk selalu memperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pendidik sebagai fasilitator. Hal tersebut harus ditempuh karena keberhasilan mutu pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan proses belajar mengajar yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengelolaan, maupun lingkungan sosial, dengan peserta didik sebagai subjeknya. Proses belajar mengajar sebagai sistem dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah pendidik yang merupakan pelaksana utama pendidikan dilapangan. 1

2 Kualitas pendidik di setiap jenjang pendidikan harus selalu ditingkatkan agar output yang dihasilkan adalah lulusan yang berkualitas. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013/2014 jumlah SMA/MA Negeri di Kota Bandung sebanyak 29 sekolah sedangkan SMA Swasta 181 sekolah. Jadi, total SMA di Kota Bandung adalah 210 sekolah. Dengan banyaknya sekolah yang ada di Kota Bandung berarti tugas dari pemerintah maupun pihak sekolah adalah membuat sekolah tersebut lebih berkualitas. Berita yang dilansir oleh indonesia.ucanews.com menyatakan bahwa: Kualitas pendidikan kita dari tingkat dasar sampai tinggi belum memuaskan. Untuk tingkat dasar sampai menengah, kualitas rendah pendidikan kita ditandai dengan peringkat Programme for International Student Assessment yang terus berada pada kisaran lima terendah dari sekitar 60 negara sejak tahun 2000. Kemudian menurut berita yang dilansir oleh kompas.com menyajikan beberapa data mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia berdasarkan pernyataan dari Anies Baswedan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan): (1) Sebanyak 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan. (2) Nilai rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5 padahal nilai standar kompetensi guru adalah 75. (3) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari negara 40, pada pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve. (4) Dalam pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49 dari 50 negara. (5)Pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Student Assessment (PISA). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia mendapatkan peringkat 40 dari 40 negara pada pemetaan kualitas pendidikan, hal tersebut membuktikan bahwa mutu pendidikan di Indonesia pada kategori sangat rendah. Banyak usaha dan dana yang dikeluarkan oleh Pemerintah digunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita, tetapi sebenarnya yang justru mendasar dan menjadi kunci perbaikan kualitas tidak tersentuh oleh berbagai program tersebut dengan kata lain tidak tepat sasaran. Malahan dapat dikatakan bahwa kebijakan dan program yang dilakukan pemerintah memperparah keadaan. Contohnya saja

3 dalam implementasi Kurikulum 2013, yang akhirnya menjadi kesibukan utama para guru bukan melaksanakan model pembelajaran yang baik dan inovatif, melainkan justru mengolah nilai yang rumit dan rinci karena menyangkut hampir semua aspek kehidupan siswa. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah khususnya SMA Negeri merupakan hal terpenting yang harus segera diperbaiki agar menghasilkan lulusan berkualitas dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Untuk mendapatkan siswa-siswi berkualitas atau memiliki keterampilan yang baik dapat dilakukan dengan sistem seleksi sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat diterima oleh perguruan tinggi dan dapat bersaing dengan lulusan siswa diberbagai wilayah bahkan negara lain. Mutu Pendidikan Nasional akan terukur lewat ketercapaian segenap Standar Pendidikan Nasional, meliputi standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005 telah disempurnakan dengan PP RI No 32 tahun 2013). Persoalan mutu pendidikan merupakan topik permasalahan yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan dan dikaji. Persoalan mutu pendidikan selaras dengan tuntutan perkembangan dan perubahan. Suatu perubahan itu menuntut peran agen pembaharuan (the agent of change) dalam memunculkan ide-ide pembaharuan serta mengelola perubahan. Sosok agen perubahan tersebut dalam lembaga pendidikan dimaksud adalah pemimpin yang menjalankan kepemimpinan secara efektif, yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang mampu mengatur dengan baik sumber daya di lembaga yang dipimpinnya ke arah visi dan misi yang diharapkan. Terutama salah satu sumberdaya manusia yaitu pendidik yang selalu menghadapi berbagai persoalan, diantaranya persoalan mengenai kualifikasi, pembinaan dan pengembangan keprofesionalan, serta kinerjanya yang sangat membutuhkan perhatian, arahan dan bimbingan yang intensif dan berkelanjutan sehingga mampu menjalankan segenap tugas, fungsi dan tanggung jawabnya secara profesional, selaras dengan tuntutan standar pendidik yang berkualitas.

4 Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan menggunakan tiga program terintegrasi yaitu evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Untuk mengetahui mutu pendidikan melalui akreditasi sekolah, penulis melakukan survey pada SMA Negeri di kota Bandung. Dengan tabel akreditasi beserta kluster sekolah sebagai berikut: Tabel 1.1 Akreditasi dan Kluster SMA Negeri di Kota Bandung No. Nama Sekolah Akreditasi Kluster 1. SMA NEGERI 1 BANDUNG A 2 2. SMA NEGERI 2 BANDUNG A 1 3. SMA NEGERI 3 BANDUNG A 1 4. SMA NEGERI 4 BANDUNG A 1 5. SMA NEGERI 5 BANDUNG A 1 6. SMA NEGERI 6 BANDUNG A 2 7. SMA NEGERI 7 BANDUNG A 2 8. SMA NEGERI 8 BANDUNG A 1 9. SMA NEGERI 9 BANDUNG A 2 10. SMA NEGERI 10 BANDUNG A 3 11. SMA NEGERI 11 BANDUNG A 1 12. SMA NEGERI 12 BANDUNG A 3 13. SMA NEGERI 13 BANDUNG A 3 14. SMA NEGERI 14 BANDUNG A 3 15. SMA NEGERI 15 BANDUNG A 3 16. SMA NEGERI 16 BANDUNG A 3 17. SMA NEGERI 17 BANDUNG A 3 18. SMA NEGERI 18 BANDUNG A 3 19. SMA NEGERI 19 BANDUNG A 3 20. SMA NEGERI 20 BANDUNG A 2 21. SMA NEGERI 21 BANDUNG A 3 22. SMA NEGERI 22 BANDUNG A 2 23. SMA NEGERI 23 BANDUNG A 3 24. SMA NEGERI 24 BANDUNG A 1 25. SMA NEGERI 25 BANDUNG A 3 26. SMA NEGERI 26 BANDUNG A 3 27. SMA NEGERI 27 BANDUNG A 3 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

5 Dapat dilihat pada tabel 1.1, diketahui bahwa seluruh SMA Negeri di Kota Bandung terakreditasi A walaupun berada pada kluster yang berbeda-beda. Banyak anggapan bahwa sekolah yang terdapat di kluster 1 merupakan sekolah yang kualitasnya sangat baik dan turun kualitasnya pada kluster 2 hingga 3, dengan kata lain semakin mendekati kluster 1 semakin baik dan semakin berkualitas peserta didik yang terdapat di kluster tersebut. Jadi, ada hal lain yang mengakibatkan munculnya pandangan tersebut (sistem kluster dimana semakin mendekati kluster 1 semakin baik). Hasil akreditasi sekolah dijadikan bahan acuan bagi semua orang. Bagi kepala sekolah hasil akreditasi diharapkan dapat dijadikan gambaran pemetaan indikator mutu pendidikan, kinerja warga sekolah termasuk kinerja kepemimpinan kepala sekolah, dan hasil akreditasi diperlukan sebagai acuan untuk menyusun program serta anggaran pendapatan dan belanja sekolah. Bagi pendidik, hasil akreditasi dijadikan motivasi guru dalam memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi peserta didik agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan secara moral menjadikan pendidik senang mengajar disekolah yang diakui sebagai sekolah yang berkualitas. Bagi masyarakat khususnya orang tua peserta didik, hasil akreditasi diharapkan menjadi informasi yang akurat tentang layanan pendidikan yang ditawarkan oleh setiap sekolah sehingga masyarakat dapat memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan anaknya. Sedangkan bagi peserta didik, hasil akreditasi menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka memperoleh layanan pendidikan yang baik dan dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Paliakoff dan Schwartzbeck dalam Cahyati (2001:1) menyatakan bahwa kualitas pendidik adalah aspek yang paling penting dari sekolah dan pendidik memiliki dampak langsung pada siswa. Kualitas pendidik adalah guru yang memenuhi standar yaitu menguasai materi pelajaran sesuai dengan standar isi, menghayati dan melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan standar proses pembelajaran. Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yaitu kompetensi, sertifikasi, dan tunjangan profesi. Ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi mutu pendidikan.

6 Indikator mutu pendidikan diidentifikasi oleh Istyarini (2008:58) yaitu persepsi guru, siswa, keadaan sekolah, kepala sekolah, dan proses belajar mengajar. Dari pendapat tersebut jelas mengatakan bahwa faktor yang dapat menentukan mutu pendidikakn adalah pendidik dan kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah selaku pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan mutu pendidikan di sekolah tersebut, setiap tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah akan berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di sekolah. Sedangkan guru berperan langsung dalam kegiatan belajar mengajar dan penyelenggara pendidikan yang terjadi di sekolah. Cara mengajar guru akan menentukan bagaimana daya tangkap siswa tersebut dalam memahami dan mempelajari materi-materi yang diajarkan di sekolah. Peran kepala sekolah beserta pendidik yang terlibat sangat diharapkan dalam pencapaian mutu pendidikan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kualitas Pendidik Terhadap Mutu Pendidikan (Studi Kasus pada Pendidik SMA Negeri Se-Kota Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum kepemimpinan kepala sekolah, kualitas pendidik, dan mutu pendidikan SMA Negeri di Kota Bandung? 2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh kualitas pendidik terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung?

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran umum dari kepemimpinan kepala sekolah, kualitas pendidik, dan mutu pendidikan SMA Negeri di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pendidik terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kualitas pendidik terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung, untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan, dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis dan dikembangkan kembali sesuai kebutuhan. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan kualitas pendidik terhadap mutu pendidikan SMA Negeri di kota Bandung. 1.4.2.2 Manfaat Bagi Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi pendidik SMA Negeri di kota Bandung agar meningkatkan kualitas atau kompetensi dalam proses belajar mengajar. 1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidik, sarana dan prasarana, dan layanan pendidikan.