Potret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang

dokumen-dokumen yang mirip
Domain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya

Domain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/MENHUT-II/2012 TENTANG

KEBIJAKAN. Abstraksi. Negara, Penulis inginn. tentang Pengelolaann. Nomor 6 Tahun Barang antaralain. Menteri. Peraturan. keuangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

1 of 5 18/12/ :47

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4515); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PENGGUNA BARANG WILAYAH (UPPB-W)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2014 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Le

BERITA NEGARA. No.1842, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Pengelolaan BMN. Wewenang dan Tanggung Jawab. Pelimpahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

: serta Kepala BNNI( Kota untuk. Tahun Nomor

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 47, Tambahan Lembara

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

2017, No Dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara untuk dan atas n

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 42 Undang - Undang nomor 1 tahun 2004 tentang. pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), Menteri/Pimpinan Lembaga

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2015 TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Abstract. 1. Pentingnya Penghapusan BMN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah pemerintahan akan saling terkait fungsinya guna memperjuangkan

Barang Milik Negara. Aspek Dalam Mengelola. Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK

2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN PENJUALAN, TUKAR MENUKAR SERTA HIBAH PADA KEMENTERIAN KEUANGAN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK lndones!a SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP.015 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA KANTOR

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

MATERI KONSEP DASAR PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

1 of 5 21/12/ :57

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 617/C/2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Status. Kapal Tenggelam.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137 / HUK / 2011 TENTANG

Transkripsi:

Potret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Pusdiklat KNPK 1 Abstrak Saat ini terdapat beberapa peraturan terkait kebijakan penggunaan Barang Milik Negara. Tulisan ini Penulis batasi hanya dalam hal penetapan status penggunaan Barang Milik Negara. Penulis ingin memotret setiap kebijakan terkait Penetapan Status Penggunaan Barang MIlik Negara yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dengan beberapa Peraturan/ Keputusan Menteri Keuangan, antara lain Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara, Keputusan Menteri keuangan Nomor 218/KM.6/2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat. Penulis ingin melihat adakah disharmoni kebijakan terkait Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara dalam Peraturan atau pun Keputusan Menteri Keuangan dengan peraturan lain di atasnya, sehingga tidak sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, berlaku asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori, yaitu peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Selain itu suatu peraturan harus memenuhi asas kejelasan rumusan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau isitilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interprestasi dalam pelaksanaannya. Pendahuluan Perumusan kebijakan merupakan proses yang dapat menghasilkan kebijakan yang memayungi dan mendasari kebijakan yang mempererat, merenggangkan, dan membatasi hubungan tata kerja bagian organisasi, serta menghasilkan kebijakan yang merupakan penjabaran yang lebih operasional terhadap kebijakan yang tingkatannya lebih tinggi. Perumusan tersebut harus mencakup keseluruhan aspek pengelolaan atau pelaksanaan manajemen dari suatu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pelaporan sampai kepada pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Pada tingkat nasional atau secara makro, kebijakan publik merupakan produk dari sistem politik yang lahir dalam wujud undang-undang yang merupakan kesepakatan politik antara lembaga legislatif dengan eksekutif. Selanjutnya dalam 2

rangka melaksanakan Undang-Undang tersebut, Pemerintah menetapkan kebijakan tingkat Pusat dalam bentuk Peraturan Pemerintah, dan/atau Peraturan Presiden sampai kepada Peraturan Menteri dan /atau Peraturan Direktur Jenderal sebagai wujud pelaksanaan kebijakan teknis operasional. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, pada prinsipnya peraturan perundang-undangan tersebut tidak boleh bertentangan antara peraturan yang lebih rendah tingkatannya dengan peraturan yang lebih tinggi (Lex Superiori derogate legi Inferiori). Selain itu harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan sistematika, mudah dimengerti/jelas bahasa hukumnya sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interprestasi dalam pelaksanaannya (memenuhi asas kejelasan rumusan). Oleh karena itu, segala bentuk Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur kebijakan teknis operasional, tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur kebijakan umum, dan Peraturan Pemerintah tersebut tidak boleh bertentangan dengan landasan konstitusional dalam bentuk Undang- Undang. Undang-Undang tersebut tidak boleh bertentangan dengan landasan filosofis, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Permasalahan Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara antara lain menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal mempunyai tugas melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara. Selanjutnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dinyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang 3

menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik Negara. Terkait pengelolaan Barang Milik Negara, pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 menyebutkan, bahwa: a. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan Barang Milik Negara. b. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Pengguna Barang bagi Kementerian Negara/ 4 Lembaga yang dipimpinnya. c. Kepala Kantor dalam lingkungan Kementerian/Lembaga adalah Kuasa Pengguna Barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan. d. Pengguna Barang dan/kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. e. Barang Milik Negara yang berupa tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Pusat harus disertifikatkan atas nama Pemerintah RI. f. Bangunan Milik Negara harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib. g. Tanah dan Bangunan Milik Negara yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Instansi yang bersangkutan, wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan untuk kepentingan penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Negara. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menyebutkan salah satu wewenang dan tanggung jawab Pengelola Barang adalah menetapkan status penguasaan dan penggunaan barang milik Negara (Pasal 4 ayat (2) huruf b). Sedangkan salah satu wewenang dan tanggung jawab Pengguna Barang adalah mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan untuk penguasaan dan penggunaan barang milik Negara yang Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menyebutkan salah satu wewenang dan tanggung jawab Pengelola Barang adalah menetapkan status penguasaan dan penggunaan barang milik Negara

diperoleh dari beban APBN dan perolehan lainnya yang sah (Pasal 6 ayat (2) huruf d). dalam pasal 6 ayat (2) huruf b. a. Status Penggunaan Barang Milik 5 Negara dilakukan dengan tata cara: a) Pengguna Barang melaporkan Barang Milik Negara yang diterimanya kepada Pengelola Barang disertai dengan usul penggunaan, b) Pengelola Barang meneliti Laporan tersebut dan menetapkan status penggunaan Barang Milik Negara dimaksud. b. Barang Milik Negara/Daerah dapat ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga/satker perangkat daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai Tugas dan Fungsi instansi tersebut. c. Penetapan Status Penggunaan Tanah dan/atau Bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa Tanah dan/atau Bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan d. Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan kepada Pengelola Barang e. Pengelola Barang menetapkan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan oleh Pengguna Barang karena sudah tidak digunakan dalam penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Instansi yang bersangkutan f. Menteri/Ketua Lembaga adalah sebagai pengguna barang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab antara lain : Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007, terdapat beberapa hal terkait kebijakan penetapan status penggunaan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah

a) Mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan untuk penguasaan dan penggunaan barang milik Negara yang diperoleh dari bebab APBN dan perolehan lainnya yang sah; b) Menggunakan barang milik Negara yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaran Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007, terdapat beberapa hal terkait kebijakan penetapan status penggunaan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah. Peraturan Pemerintah itu sendiri tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara maupun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Menteri Keuangan menyebutkan status penggunaan Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan harus ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang. a. Barang Milik Negara berupa Selain Tanah dan/atau Bangunan yang harus ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang yaitu: a) Barang-Barang yang mempunyai bukti kepemilikan seperti sepeda motor, mobil, kapal, pesawat terbang; b) Barang-Barang dengan nilai perolehan diatas Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per unit/satuan b. Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per unit / satuan 6

ditetapkan status penggunaannya oleh Pengguna Barang. Terdapat kebijakan khusus terkait Barang Milik Negara yang ada pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ( POLRI) yang merupakan alat utama sistem persenjataan, tidak memerlukan penetapan status penggunaan dari Pengelola Barang. Apa yang diamanatkan dalam PMK 96/PMK.06/2007 ini agak berbeda dengan yang diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2006, dimana PP tersebut secara jelas menyebutkan penetapan status penguasaan dan penggunaan Barang Milik Negara merupakan wewenang dan tanggung jawab Pengelola Barang. Selanjutnya mari kita cermati apa yang terdapat dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.06/2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan. Pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.06/ 2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan, antara lain menyatakan bahwa materi wewenang yang dilimpahkan dalam hal penetapan status penggunaan adalah sebagai berikut : a. Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi. Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara (BMN) pada Pengguna Barang berupa : a) Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proporsional dari nilai buku BMN per usulan diatas Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) 7

b) Selain Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai buku BMN per usulan diatas Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) b. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara (BMN) pada Pengguna Barang berupa : a) Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proporsional dari nilai buku BMN per usulan diatas Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) b) Selain Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai buku BMN per usulan diatas Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) c. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara (BMN) pada Pengguna Barang berupa : a) Tanah dan/ atau Bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proporsional dari nilai buku BMN per usulan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) b) Selain Tanah dan/ atau Bangunan dengan nilai buku BMN per usulan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) Apabila dikaji bentuk tingkatan peraturan [Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.06/ 2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan] 8

perundang-undangan mengenai kebijakan penggunaan Barang Milik Negara dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara sampai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dangan jelas terlihat alur pikir kebijakan penggunaan Barang Milik Negara sehingga peraturan perundang-undang tersebut diatas tidak terjadi dis harmoni Kebijakan Penetapan Status Penggunaan dan memenuhi asas Superior Derogat Legi Inferiori. Apabila kita kaji lebih lanjut dalam hal penetapan status penggunaan antara UU Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1 Tahun 2004, PP 6 Tahun 2006 dihadapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proporsional dari nilai buku BMN per usulan diatas Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara, dalam hal kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara, ternyata terjadi Dis Harmoni kebijakan terkait penetapan status penggunaan barang milik Negara. Demikian pula dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tidak terjadi Dis Harmoni dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.06/2013 karena Keputuan Menteri Keuangan tersebut hanya menjabarkan pelimpahan sebagian wewenang Menteri Keuangan yang telah dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara. Artinya Keputusan Menteri Keuangan tersebut mengatur lebih lanjut pelimpahan wewenang Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218 /KM.06/2013 telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006. Kesimpulan 9

a. Peraturan perundang-undangan mengenai kebijakan penggunaan Barang Milik Negara dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-Undang No.1 Tahun 2004 sampai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tidak terjadi Dis Harmoni Kebijakan Penetapan Status Penggunaan, telah memenuhi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 bahwa pada prinsipnya peraturan perundang-undangan tersebut tidak boleh bertentangan antara peraturan yang rendah tingkatannya dengan yang lebih tinggi (Lex Superiori derogate legi Inferiori) dan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau isitilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interprestasi dalam pelaksanaannya (asas kejelasan rumusan). b. Dalam hal penetapan status penggunaan, apabila Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-Undang No.1 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 di hadapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/ PMK.06/ 2007 ternyata terjadi Dis Harmoni kebijakan penggunaan Barang Milik Negara sehingga tidak sesuai dengan Lex Superiori derogate legi Inferiori. c. Keputusan Menteri Keuangan 218/KM.06/2013 telah Nomor sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006. Maka tidak terjadi adanya Dis Harmoni Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara dan telah sesuai dengan Lex Superiori derogate legi Inferiori d. Kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan oleh Menteri Keuangan dalam hal penetapan Status Penggunaan Selain Tanah dan/bangunan kepada Pengguna 10

Barang hendaknya dicabut dan kewenangan dan tanggung jawab tersebut diserahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang e. Sudah sewajarnya bahwa Barang Milik Negara pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ( POLRI) yang merupakan alat utama sistem persenjataan, tidak memerlukan penetapan status penggunaan dari Pengelola Barang karena bersifat Barang Rahasia Negara Sumber / Referensi : Peraturan-peraturan mengenai Pengelolaan Barang Milik Negara a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara; f. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218 / KM.06/2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan. 11