Jayanti Megasari 1), Ratih Sari Wardani 2), Nuke Devi Indrawati 3) Muhammadiyah Semarang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

NOVICA ARIYANTI PUTRI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Bela Bagus Setiawan 1 Rochman Basuki 2

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

Predictor Factors Related Diarrhea Incidence on Children Age 0-3 Years

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Prevention of Mother To Child HIV Transmission (PMTCT) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENANGANAN PERTAMA DIARE BALITA USIA 1-4 TAHUN (Studi Di Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang 2013)

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGGULANGAN DIARE DENGAN PENATALAKSANAAN DIARE BALITA USIA 1-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH RW V DESA KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG CORRELATION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT DIARRHEA WITH MOTHER BEHAVIOR IN THE PREVENTION OF DIARRHEA ON CHILD AGE 1-5 YEARS IN RW V VILLAGE KALIPRAU REGION ULUJAMI DISTRICT PEMALANG Jayanti Megasari 1), Ratih Sari Wardani 2), Nuke Devi Indrawati 3) 1)3) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang E-mail : bidan@unimus.ac.id ABSTRAK Latar Belakang: Setiap tahun di dunia, 1 juta bayi dan anak balita meninggal karena diare, hal ini menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan malnutrisi atau kekurangan gizi. Hal ini sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan jamban, kebersihan perorangan dan lingkungan serta tidak diberikannya Air Susu Ibu. Tujuan : Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diangkat penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan ibu tentang diare dengan perilaku ibu tentang diare dengan perilaku terhadap pencegahan diare pada anak balita. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang diambil adalah total populasi yaitu seluruh ibu yang mempunyai anak balita usia 1-5 tahun yaitu sebanyak 48 responden. Hasil : Penelitian yang diperoleh pengetahuan ibu baik 29 responden (60,4%), pengetahuan cukup 19 responden (39,6%), pengetahuan kurang 0 responden (0,0%).Perilaku ibu baik terhadap pencegahan diare 35 responden (72,92%), perilaku ibu kurang tehadap pencegahan diare 13 responden (27,08%). Simpulan: Jadi dapat disimpulkan ada hubungan signifikan pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Kata Kunci : Pengetahuan. perilaku, diare ABSTRACT Background: Each year in the world, 1 million infants and children under five die because of diarrhea, this is causing dehydration or lack of fluid in the body, and malnutrition. This often happens due to lack of knowledge in the toilet, personal hygiene and the environment and does not breastfeeding. Objective : Based on the above, it was with the goal of research to find out the of mother knowledge about diarrhea with mother behavior in the prevention of diarrhea on child age 1-5 years. Method : the research method used is a quantitative with the Cross Sectional approach. Sample taken is the total population that is the entire mother who has five children ages 1-5 years of the 48 respondents. Results : The mother with good knowledge acquired 29 respondents (60.4%), sufficient knowledge of 19 respondents (39.6%), less is zero respondent (0.0%). The mother behavior with good prevention of diarrhea are 35 respondents (72, 92%), less maternal behavior against diarrhea prevention 13 respondents (27.08%). Conclusion : So it can be a significant relation of mother knowledge about diarrhea with mother behavior in the prevention of diarrhea on child age 1-5 years in RW. V Village Kaliprau Region Ulujami District Pemalang. Keywords: Knowledge. Behavior, diarrhea PENDAHULUAN Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari ), dan perubahan dalam jumlah serta konsistensi cair (Diane, 2000: 21). Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun sedangkan menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar kedua 43

pada balita. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan global khususnya di negara-negara berkembang. Setiap tahun diperkirakan terjadi 1,5 milyar kasus diare di dunia dengan 2,5 juta kasus kematian pada usia kurang dari 5 tahun sebagai akibatnya. Di Indonesia morbiditas diare pada tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan survey pada tahun 1996 yaitu sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia dengan proporsi kematian bayi 9,4 % dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2 % dengan peringkat kedua (Dinkes, Jateng, 2007). Hasil Survei Program Pemberantasan (P2) Diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan merupakan penyakit dengan frekuensi KLB tertinggi kedua setelah DBD (Sur vei Departemen Kesehatan (2003), penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. Kejadian diare pada balita secara proposional lebih banyak dibandingkan kejadian diare pada seluruh golongan umur yaitu sebesar 55 persen (Dinkes Ponorogo, 2008). Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukan bahwa angka kesakitan diare mencapai jumlah penderita 2.574 orang penderita dengan 33,8 % penderita diantaranya adalah balita (Nurrokhim, 2009). Balita yang ada di Kabupaten Pemalang yang terserang penyakit diare mencapai 910 anak dan 13 diantaranya meninggal. Kasus kejadian diare di Kabupaten Sleman pada tahun 2006 jika dilihat kejadian setiap bulannya sangat tinggi, kasus tertinggi terjadi pada bulan November dengan 1.325 kasus, bulan Juni 1.626 kasus dan pada bulan Maret 1.325 penderita (Haryanto, 2007). Berdasarkan data di Puskesmas Desa Kaliprau penderita penyakit diare di desa Kaliprau selama satu bulan terakhir ini mencapai 30 penderita diare dan mayoritas penderita adalah usia balita (Puskesmas Kaliprau, 2009). Setiap tahun di dunia, 1 juta bayi dan anak balita meninggal karena diare, hal ini disebabkan karena dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan bisa terjadi malnutrisi atau kekurangan gizi. Angka kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor ibu dalam penatalaksanaan diare yang belum benar, walaupun terjadinya pada balita tetapi hal ini karena dari faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi makan, penyebab mayoritas adalah masalah lingkungan yang kurang sehat, sisanya akibat pola makan yang kurang teratur (Anggriani, 2008). Diare disebabkan beberapa faktor antara lain status gizi, infeksi, makanan yang terkontaminasi, lingkungan dan tangan yang terkontaminasi. Diare juga disebabkan oleh kuman Escerichia Coli yang tertelan, terutama kuman dari tinja. Hal ini sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan jamban, kebersihan perorangan dan lingkungan serta tidak diberikannya Air Susu Ibu karena terbukti, anak-anak yang diberi Air Susu Ibu jarang terserang diare (Herriany, 2004). Pada bayi, pertahankan pemberian Air Susu Ibu atau lakukan pemberian pengganti air susu (bagi yang tidak minum ASI), tetapi lakukan pengenceran, seperti pada pemberian PASI (Hidayat, 2008). Pencegahan diare pada balita atau anak dapat dilakukan dengan memberikan Air Susu Ibu, memperbaiki cara penyapihan, menggunakan air yang bersih, mencuci tangan dengan sabun atau air yang mengalir, menggunakan jamban tertutup dan membuang tinja bayi secara baik dan benar, mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat,dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan (Herry, 2005). Adanya hal tersebut diatas, sangat penting menjaga kebersihan makanan dan minuman, baik sebelum atau sesudah diolah. Untuk menghindari agar tidak tertular, biasakan mencuci tangan sebelum dan 44

sesudah melakukan kegiatan harian (Karel, 2005). Diare sering dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya.. Pola seperti ini, perlu diketahui salah satu bentuk perilaku yang efektif dan efisien dalam upaya pencegahan pencemaran adalah mencuci tangan dengan sabun. Untuk kasus diare pada balita, perilaku orang tua atau lebih dewasa yang menangani makanan merupakan salah satu faktor penting (RR & RA, 2005). Duta Besar AS Cameron R. Humma di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2009 meresmikan fasilitas air minum dan cuci tangan yang baru di SD Negeri 3 Ancol. Hal ini karena ketiadaan air yang aman dan fasilitas sanitasi yang memadai merupakan penyebab utama penyakit diare. Penyakit tersebut menjadi penyebab kedua pada kematian anak-anak usia balita di Indonesia. Proyek air di sekolah ini diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut untuk mencegah penyakit diare dan penyakit yang menyebar melalui air yang disebabkan oleh air minum yang tercemar kotoran (Sarasdyani, 2009). Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di wilayah RW V Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, di RW V terdapat 50 balita usia 1-5 tahun. Melihat fenomena tersebut peneliti ingin meneliti mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan Bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, yaitu studi korelasi (hubungan) dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah RW V Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang dan dilakukan penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita usia 1-5 tahun, bertempat tinggal di wilayah RW V Desa Kaliprau, berjumlah 48 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, sebanyak 48 orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan dan perilaku ibu adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu identitas, pertanyaan pengetahuan dan perilaku. Identitas meliputi usia dan tingkat pendidikan responden, pertanyaan pengetahuan berisi 15 item pertanyaan, dan perilaku berisi 16 item pertanyaan. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengetahuan Ibu tentang Diare Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Skor pengetahuan terendah 9, tertinggi 15, dan rata-ratanya 13. Pengetahuan responden tentang diare dibagi menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil pengetahuan responden berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Ibu Balita Pengetahuan f % Baik 29 60,4 Cukup 19 39,6 Jumlah 48 100 Dari tabel 1 diketahui hasilnya bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang diare yaitu sebanyak 28 orang (58,3 %). Sebagaimana menurut Notoatmodjo yang mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pengetahuannya. Selain pendidikan formal, responden juga mendapat pengetahuan 45

tentang diare dari media elektronik, majalah, surat kabar atau dari para tenaga kesehatan yang menguraikan tentang diare. Pengetahuan merupakan hal yang sangat mendukung terjadinya suatu tindakan seseorang, dan berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik akan menunjukkan perilaku baik dalam pencegahan diare pada anak, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan cukup menunjukkan perilaku kurang dalam pencegahan diare pada anak. Namun, sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan dan perilaku yang baik. b. Perilaku Pencegahan Diare Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Skor terendah perilaku 6, skor tertinggi 15, dan rata-ratanya 11. Skor berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner perilaku pencegahan diare yang dilakukan oleh ibu pada anak balita usia 1 5 tahun sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Perilaku Pencegahan Diare Ibu Balita Perilaku f % pencegahan diare Baik 35 72,9 Kurang 13 27,1 Jumlah 48 100 Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang menunjukkan perilaku pencegahan diare yang baik sebanyak 35 orang (72,9%). Pengetahuan bukan satu - satunya faktor yang mempengaruhi perilaku, namun pengetahuan yang baik sering mendorong terjadinya perilaku yang baik. Hal ini didasari dengan adanya pendidikan yang dapat menambah pengetahuan responden dalam menerima segala informasi sehingga akan dapat memilih perilaku yang baik untuk dilakukan dan perilaku yang kurang baik. Dalam hal ini pengetahuan responden tentang diare baik maka perilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga baik. Karena perubahan perilaku bisa didapatkan dari beberapa faktor misalnya pengetahuan, sikap, kepercayaan, sikap keluarga atau suami, dan bisa didapat dari petugas kesehatan. Perilaku yang paling banyak dan sering dilakukan oleh responden adalah menggunakan air yang bersih untuk keperluan sehari-hari. c. Hubungan antara pengetahuan tentang diare dengan perilaku ibu terhadap pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 tahun. Hubungan pengetahuan ibu yang baik tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada anak balita dapat diketahui karena berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan dapat terjadi lebih langgeng (Notoatmodjo, 2007). Responden yang berpengetahuan baik yaitu 35 orang (72,9%) berperilaku baik dalam pencegahan diare pada anak, 13 orang (27,1%) berperilaku kurang dalam pencegahan diare pada anak. Responden yang mempunyai pengetahuan baik atau cukup sebagian besar ibu berperilaku baik dalam pencegahan diare pada anak. Hal ini dapat dilihat dengan hasil penelitian menggunakan kuesioner. Pendidikan responden mayoritas adalah sekolah dasar dengan jumlah 37 orang (77,1%) dan terendah dengan jumlah 2 orang yaitu pendidikan terakhir di perguruan tinggi. Mayoritas pekerjaan responden adalah pedagang dengan jumlah 14 orang (29,2%), biasanya responden ada yang berdagang sayuran, makanan (warung), dan toko. 46

TOTAL SKOR PERILAKU Dibawah ini merupakan diagram yang menghubungkan total skor pengetahuan dengan skor perilaku ibu yang mempunyai anak balita usia 1-5 tahun di RW V desa Kaliprau. 16 14 12 10 8 6 4 8 9 TOTPENG 10 11 12 Gambar 1 Diagram tebar skor pengetahuan dan skor perilaku 13 Hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan nilai ρ-value sebesar 0,000 < 0,005 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada anak balita usia 1 5 tahun. Mayoritas ibu-ibu yang mempunyai anak balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V desa Kaliprau mempunyai pengetahuan yang baik sehingga para ibu juga menerapkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang diketahui responden tentang pengetahuan diare dan pencegahannya sehingga responden mampu untuk memperagakannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kotoran dapat menyebabkan diare sehingga para responden mempunyai perilaku untuk membersihkan lingkungan rumah ataupun memasak air sampai matang. Hal ini sesuai dengan pendapat dari (Notoatmodjo, 2007) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Penerimaan perilaku 14 15 16 baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2003). SIMPULAN 1. Sebagian besar ibu berpengetahuan baik tentang diare sebanyak 29 responden (60,4%). 2. Sebagian besar ibu berperilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 35 responden (72,9%). 3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare. DAFTAR PUSTAKA A.L.Staa,Karel dan Meiliasari,Mila.(2005). Menjadi Dokter di Rumah. Jakarta : Puspa Swara Baughman.C.Diane.(2000). Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku dan Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC Data Penderita Penyakit Diare Puskesmas Desa Kaliprau 2009 Herriany.(2004,November).Media Komunikasi Bidan Dan Pelayanan Kebidanan Bidan Delima Edisi No. 60.Bidan, 28 Herry,Garna. Heda Melinda D. Nataprawira, Sri Endah Rahayunungsih.(2005). Pedoman Diagnosa Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke 3.Bandung Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo.(2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta 47

48