BAB II BAHAN RUJUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II BAHAN RUJUKAN Tujuan Laporan Keuangan

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN ATAS PEROLEHAN DAN PENYUSUTAN ASET TETAP PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG BANDUNG I LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN ATAS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP PADA WIN S HOTEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aset atau harta. Aset merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha, sumber pembelanjaan, dilain pihak menunjukan siapa yang membelanjai kekayaan tersebut, oleh sebab itu maka aset harus selalu sama dengan pembelanjaannya. Pihak yang menyediakan sumber pembelanjaan mempunyai hak klaim terhadap aset perusahaan. 2.1.1 Definisi Aset Menurut Syakur (2009;165) pengertian aset adalah sebagai berikut : Aset adalah sumber-sumber yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Jenis sumber-sumber ekonomi atau lazim disebut harta perusahaan bisa bermacam-macam ada kekayaan yang berupa barang berwujud seperti tanah, gedung, dan mesin. 2.1.2 Manfaat Aset Untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Perusahaan biasanya menggunakan aset untuk memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pelanggan berhubung barang atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelanggan bersedia membayar sehingga memberikan sumbangan kepada arus kas perusahaan. Kas sendiri memberikan jasa kepada perusahaan karena kekuasaannya terhadap sumber daya yang lain. 2.1.3 Karakteristik Aset Tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu: 1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena

daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban. 2. Dikuasai atau dikendalikan entitas Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal. 3. Timbul akibat tran tau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.saksi masa lalu. 2.2 Aset Tetap Perusahaan menggunakan berbagai macam aset tetap seperti peralatan, perobotan, alatalat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap merupakan aset berwujud karena terlihat secara fisik. Aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasi normal. 2.2.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Aset tetap antara lain adalah property, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap

merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan Kecuali tanah, semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:16.2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 16 paragraf 6, aset tetap diartikan sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administrasi; dan b. Dihadapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Warren Reeve Fees (2006:504), menjelaskan bahwa: fixed asset are long term or relatively permanent assets. They are tangible assets because they exist physically. They are not offered for sale as part of normal operation. Menurut Warren Reeve Fees (2006:504), menjelaskan bahwa: Aset tetap adalah aset jangka panjang atau relatif permanen. Aset ini termasuk aset berwujud karena aset tersebut ada secara fisik. Aset ini tidak ditawarkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal". Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap memiliki ciri-ciri: 1. Aset tetap merupakan barang-barang yang ada secara fisik yang diperoleh dan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan atau memproduksi barang-barang atau memberikan jasa pada perusahaan lain atau pelanggannya dalam usaha bisnis lain yang normal. 2. Aset tetap memiliki masa manfaat yang lama, akan tetapi manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun dan diakhiri masa manfaatnya harus diganti atau dibuang, kecuali manfaat yang diberikan oleh tanah. 3. Aset tetap bersifat non monetary. Dalam artinya manfaat yang dihasilkan dan bukan dari mengkonvermasi aset ini ke dalam sejumlah uang tertentu. 4. Pada umumnya manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari periode akuntansi. Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan sangat beragam, untuk membedakan antara aset-aset yang lain dengan aset tetap maka perlu untuk mengklasifikasikan aset tetap sesuai dengan jenis, manfaat, dan kelompoknya agar tidak tercampur dengan aset lain.

2.2.2 Klasifikasi Aset Tetap Menurut Skousen et al (2005:429), klasifikasi dari aset tetap adalah : 1. Aset tetap berwujud Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik dan dengan demikian dapat diamati dengan satu alat atau lebih panca indera dan memiliki karakteristik umum, yaitu memberi manfaat ekonomi pasa masa mendatang bagi perusahaan. Aset tertentu yang umum dilaporkan di dalam katagori ini meliputi : a. Tanah, merupakan harta yang digunakan untuk tujuan usaha dan tidak dikenai penyusutan, maka biaya yang dikenakan pada tanah merupakan biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat yang tidak terbatas. b. Perbaikan tanah, merupakan peningkatan kegunaan dari tanah tersebut. Unsur-unsur dari tanah seperti pemetaan tanah, pengaspalan, pemagaran, saluran air, instalasi listrik, dan lain-lain. c. Bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan. Baik bangunan untuk kantor, toko, pabrik, maupun gudang yang digunakan dalam kegiatan utama perusahaan. Akan tetapi bangunan yang belum jadi (dalam tahap pembangunan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. d. Mesin dan Peralatan, merupakan aset yang dipergunakan perusahaan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. e. Kendaraan, merupakan aset yang digunakan sebagai alat transportasi atau sebagai penyedia jasa dan lain-lain seperti truk, mobil, motor. 2. Aset tak berwujud Aset tak berwujud didefinisikan sebagai aset yang tidak memiliki bentuk fisik. Bukti adanya aset ini terdapat dalam bentuk perjanjian, kontrak atau paten. Hal ini memenuhi definisi aset karena adanya manfaat mendatang. Aset berikut umumnya dilaporkan sebagai aset tak berwujud : a. Paten, suatu hak ekslusif yang memungkinkan seorang penemu atau pencipta untuk mengendalikan produksi, penjualan atau pengunaan dari suatu temuan atau ciptaannya. b. Merek Dagang, suatu hak ekslusif yang mengijinkan suatu symbol, lebel, dan rancangan khusus. c. Hak Cipta, suatu hak ekslusif yang mengijinkan seorang untuk menjual, member izin atau mengendalikan pekerjaannya.

d. Goodwill, adalah sumber daya, faktor, dan kondisi tak berwujud lain yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan labaa diatas laba normal dengan aset yang dapat diidentifikasi. Aset tetap meliputi yang tidak dapat disusutkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.10) paragraph 61, bahwa : Tanah dan bangunan merupakan aset yang berbeda dan harus diperlakukan sebagai aset yang terpisah, meskipun diperoleh sekaligus. Bangunan memiliki umur manfaat yang terbatas, oleh karena itu harus disusutkan. Peningkatan nilai tanah dimana diatasnya didirikan bangunan tidak mempengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari banngunan tersebut. Tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Bangunan, atau lainnya, diperlakukan sesuai dengan PSAK No.47 tentang Akuntansi Tanah. 2.2.3 Perolehan dan Pencatatan Aset Tetap Aset tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya diuraikan dibawah ini: 1. Pembelian Tunai Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengan cara perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai, aset yang dicatat dalam perkiraan akuntansi adalah senilai kas yang dibayarkan. Nilai kas yang dibayar ini akan termasuk pula biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembelian aset tetap tersebut dan dikurangi diskon atau potongan-potongan sehubungan dengan pembelian aset tetap tersebut. Jurnal yang dibuat adalah : Dr: Aset Tetap XXX Cr: Kas XXX 2. Pembelian Angsuran Pada pembelian dengan angsuran (kredit) dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan pembebanan sebagai biaya bunga selama masa angsuran. a. Jurnal yang dibuat adalah : Dr: Aset Tetap XXX Cr: Utang Usaha XXX Angsuran pertama = harga pokok : jumlah cicilan XXX Bunga pertama = % x sisa cicilan XXX +

Jumlah yang harus dibayar XXX b. Jurnal yang dibuat saat pembayaran angsuran: Dr: Utang Usaha XXX Bunga XXX Cr: Kas XXX 3. Perolehan Aset Tetap dengan Cara Pertukaran Pertukaran dapat terjadi antara aset tidak sejenis dengan aset yang sejenis. Pertukaran aset yang tidak sejenis adalah pertukaran aset yang sifat dan fungsinya tidak sama, misalnya tanah dengan kendaraan. Yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai Laba atau Rugi. Pencatatan harga perolehannya yaitu harga pasar aset yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Apabila harga tidak diketahui maka harga perolehan aset tetap berwujud yang sejenis adalah pertukaran aset yang sifat dan fungsinya sama, misalnya mesin dengan mesin. Jurnal yang dibuat untuk pertukaran aset yang tidak sejenis dalam keadaan laba adalah: Dr: Tanah XXX Akum.Penyusutan-kendaraan XXX Cr: Kendaraan XXX Keuntungan dari pelepasan kendaraan XXX Kas XXX Laba dari pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku, sedangkan jurnal yang dibuat jika terdapat kerugian pertukaran aset yang tidak sejenis adalah: Dr: Tanah XXX Akun.Penyusutan-Kendaraan XXX Kerugian dari Pelepasan Kendaraan XXX Cr: Kendaraan XXX Kas XXX 4. Perolehan Aset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri Pada saat suatu aset tetap dirakit atau dibangun oleh suatu perusahaan untuk digunakan sendiri, maka biaya perolehan (cost) adalah biaya aset tetap tersebut. Biaya-biaya tersebut

dapat berupa biaya konstruksi selama masa pembangunan dan biaya administrasi, biaya asuransi selama pembangunan dan biaya kontraktor, jika menggunakan jasa kontraktor. Selain itu, bunga yang harus dibayar atas pinjaman-pinjaman yang mungkin dipakai untuk mendanai pembangunan tersebut harus pula dimasukan sebagai biaya perolehan aset tetap. Kapitalisasi biaya adalah semua biaya yang dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan aset dan disusutkan selama masa manfaat aset. Perlu diperhatikan adalah adanya konsep conservatism, dalam akuntansi. Apabila biaya membangun sendiri lebih rendah dari pada harga pasar, maka adanya keuntungan ataau laba tudak boleh diakui tetapi bila hanya membangun sendri lebih tinggi dari pada harga pasar yang berlaku, maka kerugian yang terjadi harus dicatat atas aset tersebut dilaporkan dengan nilai pasar yang berlaku. 5. Penerbitan Surat-Surat Berharga Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan cara mengeluarkan obligasi atau sahamnya sendiri. Perusahaan aset tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam akuntaansi modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukarannya dengan nilai nominal dicatat dalam akuntansi agio atau disagio. a. Jurnal yang dibuat jika laba adalah: Dr: Aset Tetap XXX Cr: Modal Saham/Obligasi XXX Agio XXX b. Sedangkan jika rugi adalah: Dr: Aset Tetap XXX Disagio XXX Cr.: Modal Saham/Obligasi XXX 6. Diperoleh dari Sumbangan Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan atau donasi akan dicatat sebesar harga pasar, saat menerima donasi mungkin dikeluarkan biaya-biaya yang jauh lebih kecil dari nilai aset yang diterima, sehingga jika dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aset terkecil, juga beban penyusutan terlalu kecil.

Jurnal yang dibuat adalah: Dr: Aset Tetap XXX Cr: Modal Donasi XXX 7. Perolehan dengan cara Sewa Guna Usaha Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:30.1) paragraph 4, menjelaskan: Sewa (lease) adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lesee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lesee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Pencatatan cara perolehan ini tergantungdari jenis leasing yang diambil oleh perusahaan. Ada dua cara sewa guna usaha, yaitu: 1. Capital Lease Aset yang diperoleh dengan cara ini dicatat sebagai aset tetap dalam kelompok tersendiri dan juga harus diamortisasikan. Kewajiban sewa guna usaha pun disajikan terpisah dari kewajiban lainya. Biasanya cara ini diambil bila aset desewa lebih dari dua tahun. 2. Operating Lease Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak dianggap sebagai aset tetap tetapi langsung merupakan biaya sewa aset yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayarannya dilakukan dalam jumlah yang tidak sama seperti periodenya. 2.2.4 Biaya Selama Masa Perolehan Aset Tetap Harga perolehan aset tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap dan membuatnya siap digunakan, ada beberapa faktor yang merupakan bagian dari penentuan harga perolehan aset tetap yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat bedirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti: a. Harga beli

b. Komisi pembelian c. Bea balik nama d. Biaya penelitian tanah e. Iuran-iuran (pajak-pajak) selamatanah belum dipakai f. Biaya merobohkan bangunan lama g. Biaya peralatan tanah, pembersihan dan pembagian h. Pajak-pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tabah 2. Bangunan yang diperoleh dari pembelian, harga perolehan harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikaptalisasi sebagai harga perolehan bangunan adalah: a. Harga beli b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai c. Komisi pembelian d. Bea balik nama e. Pajak-pajak yang membeli tanggungan pembeli pada waktu pembelian 3. Mesin dan alat-alat a. Harga beli b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya angkut d. Asuransi selama dalam perjalanan e. Biaya pemasaran f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin 4. Kendaraan, yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya. 5. Perbaikan tanah, harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sebagaimana dimaksud dengan perbaikan tersebut. Sebagai contoh harga perolehan tempat parkir kendaraan yang baru dibangun, meliputi semua pengeluaran untuk pengerasan dan pengaspalan, saluran air dan pembuatan fasilitas penerangan, serta pemagaran di seputar wilayah tempat parkir. Perbaikan tanah agar digunakan sebagai tempat parkir di atas, mempunyai masa pemakaian yang terbatas, sebab dalam waktu beberapa tahun akan rusak

karena dipakai atau dimakan usia. Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran di atas didebetkan ke rekening perbaikan tanah (bukan pada rekening tanah) dan akan disusutkan selama umur pemakaian aset. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.2) paragraph 7, sebagai berikut: Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan tidak hanya jika: a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan menglir ke entitas;dan b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pengeluaran pendapatan Menurut Soemarso S. R (2005;52), bahwa : Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran pendapatan meliputi: a. Reparasi Pengeluaran untuk memperbaiki Fixed Asset yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya, agar dapat dipergunakan dan menjalankan fungsinya lagi sebagaimana mestinya. Apabila sifat repair ini hanya mengembangkan Fixed Asset yang rusak menjadi seperti keadaan semula, tanpa mengadakan pengganti terhadap bagian-bagian tertentu dari Fixed Asset tersebut lainnya cukup besar, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai biaya dan dicatat dalam perkiraan Repair Expense. b. Pemeliharaan Pengeluaran untuk memelihara agar aset tetap yang bersangkutan tidak cepat using atau rusak dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, Maintenance tidak secara langsung menaikan nilai Fixed Asset itu sendiri, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai biaya dan dicatat dalam perkiraan Repair Expense.

c. Penggantian Penggantian sebagai aset tetep yang biasanya tergantung karena komponennya yang diganti sudah dalam keadaan rusak, pengeluaran semacam ini tidak dicatat sebagai tambahan nilai kedalam perkiraan aset yang bersangkutan. 2. Pengeluaran modal Menurut Soemarso S.R (2005:52) pengertian pengeluaran modal, yaitu : Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam katagori ini. Pengeluaran modal ini meliputi: a. Reparasi besar dan mempunyai manfaat selama sisa umur penggunaan, tetapi tidak menambah umur penggunaannya Pengeluaran ini adalah untuk memperbaiki aset tetap yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya agar dapat menjalankan fungsinya kembali dengan mengadakan penggunaan dari bagian-bagian tertentu dari aset tersebut yang cukup besar. b. Reparasi besar yang menambah umur manfaat aset tetap Pengeluaran untuk reparasi ini adalah penggantian dari aset tetap yang disebabkan karena bagian yang diganti dalam keadaan rusak berat. Pengeluaran ini memberikan manfaat pada periode operasi diluar periode sekarang juga menambah umur penggunaan aset tetap yang bersangkutan. Pengeluaran ini tidak dibukukan sebagai biaya, tetapi diklasifikasikan dengan mendebet perkiraan akumulasi penyusutan. 1. Pebaikan Pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi aset tetap selama umur manfaatnya. Jika manfaatnya lebih dari satu periode akan dikapitalisir dalam cost aset. 2. Penambahan Suatu penambahan biasanya mengakibatkan bertambah besarnya fasilitas fisik. Penambahan dicatat dengan mendebet rekening aset yang mengalami penambahan aset pengeluaran tersebut dan penyusutan selama umur ekonomis.

2.3 Penyusutan Aset Tetap Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.aset yang dapat disusutkan adalah aset yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi,memiliki suatu masa manfaat yang terbatas, danditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. 2.3.1 Pengertian Penyusutan Aset tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya akan mengalami keausan dan setelah jangka waktu tertentu aset tersebut sudah tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari pembukuan. Cara yang dapat digunakan dalam pencatatan tersebut adalah dengan mengalokasikan harga perolehan aset tetap tersebut yang lazim disebut dengan penyusutan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyusutan ada beberapa definisi penyusutan adalah sebagai berikut: Menurut Kieso et al (2010:540), penyusutan adalah: Depreciation is the accounting process of allocating the cost of tangilble assets to expense in a systematic and ragional manner to those periods expected to benefit from the use of the asset. Menurut Kieso et al (2010:540), penyusutan adalah: Depresiasi adalah proses akuntansi mengalokasikan biaya aset tangilble ke beban secara sistematis dan ragional untuk periode itu diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari penggunaan aset tersebut". Menurut Horngren et al (2005:403), penyusutan adalah: Depreciation in allocation of a plan asset s cost to expense its useful life. Menurut Horngren et al (2005:403), penyusutan adalah: Penyusutan dalam alokasi biaya aset rencana untuk beban masa manfaatnya. Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.2) paragraf 6, bahwa: Penyusutan adalah alokasi sistematis yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Menurut Stice et al (2009:784), penyusutan adalah: Penyusutan adalah alokasi sistematis dari harga perolehan aset selama periodeperiode tertentu yang merasakan manfaat penggunaan suatu aset. Dari berbagai definisi tentang penyusutan tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penyusutan adalah suatu metode pengalokasian harga perolehan aset tetap setelah

dikurangi nilai sisa yang dialokasikan untuk periode-periode yang menerima manfaat dari aset tersebut. Total penyusutan merupakan saldo kredit yang disebut akumulasi penyusutan yang menunjukan bahwa penyusutan bukan merupakan suatu proses pencadangan melainkan proses pengalokasian harga perolehan aset tetap. 2.3.2 Faktor-Faktor dalam Menentukan Beban Penyusutan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam menentukan beban penyusutan adalah: 1. Harga Perolehan Aset Tetap Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.2) paragraf 6 bahwa : Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstuksi atau jika dapat ditekankan, jumlah yang didistribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.4) paragraf 16 dan 17, bahwa: Biaya perolehan aset tetap meliputi: a. Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain; b. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen; dan c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut selama periode tersebut untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Contoh dari biaya yang dapat didistribusikan secara langsung adalah : a. Biaya imbalan kerja (seperti yang telah didefinisikan dalam PSAK No.24 tentang imbalan kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap; b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c. Biaya handlingdan perakitan awal d. Biaya perakitan dan instalasi; e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh yang diproduksi dari peralatan yang sedang diuji);dan f. Komisi profesional.

Menurut Stice et al (2009:785), adalah: Harga perolehan sebuah aset meliputi semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan persiapan untuk penggunaan aset tersebut. 2. Nilai Residu atau Nilai Sisa Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.2) paragraf 6, nilai residu adalah: Nilai sisa adalah jumlah neto yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. 3. Umur Manfaat bahwa: Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.2) paragraf 6, Masa manfaat adalah: a. Suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009:16.10) paragraf 59, menyatakan bahwa: Manfaat ekonomis masa depan melekat pasa aset yang dikonsumsi oleh entitas, terutama melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersial, dan keusangan selama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dengan menentukan umur manfaat dari setiap aset: a. Tersebut prakiraan daya pakai dari aset yang bersangkutan. Daya pakai atau daya guna dinilai dengan merujuk pada prakiraan kapasitas atau kemampuan fisik aset tersebut untuk menghasilkan sesuatu; b. prakiraan tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktor pengoprasian aset tersebut, seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program pemeliharaan aset dan perawatannya serta perawatan dan pemeliharaan aset pasa saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur);

c. keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atau produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut; dan d. pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tersebut, seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan sewa. 2.3.3 Metode Perhitungan Penyusutan Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap setelah dikurangi nilai sisa yang dialokasikan untuk periode-periode yang menerima manfaat dari aset tetap tersebut. Dalam melakukan pengalokasian harga peolehan tersebutdiperlukan suatu metode untuk menghitungnya, metode tersebut disebut metode perhitungan penyusutan. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan merupakan hasil pertimbangan dan harus diseleksi untuk mendekati pola penggunaan yang diperkirakan atas aset yang bersangkutan. Menurut Stice et al (2009:787), menjelaskan bahwa metode dapat dikelompokkan menjadi: 1.Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu a. Metode garis lurus (Straight Line method) b. Metode akselerasi (Accelerated method) 1) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the year s digit method) 2) Metode saldo menurun ganda (Declining balance method) 2.Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan a. Metode jumlah jam jasa (Service hours method) b. Metode jumlah unit produksi (Productive output method) 3.Metode Penyusutan Kelompok dan Gabungan Dalam Pernyataan Standar akuntansi (2009:16.11) paragraf 65, menjelaskan bahwa penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut criteria berikut: Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo ganda menurun (Declining balance method), metode jumlah unit (sum of theunit metdod). Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Metode jumlah unit

menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset. Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Dari berbagai macam metode di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu Metode alokasi biaya yang paling banyak digunakan adalah metode yang berhubungan dengan waktu. Sebuah aset produktif digunakan dalam jangka waktu tertentu dan kemungkinan ketinggalan jaman akibat perubahan teknologi juga merupakan suatu fungsi dari waktu. Dari metode penyusutan faktor yang ada metode garis lurus yang paling sering digunakan. Metode akselerasi yang paling sering digunakan adalah metode saldo menurun, metode jumlah angka tahun juga sering digunakan. a. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Depreciation Method) Metode garis lurus menghubungkan penyusutan dengan waktu berjalan dan mengakui jumlah penyusutan yang sama untuk tiap tahun selama masa manfaat aset. Asumsi sederhana di balik metode garis lurus adalah aset memiliki manfaat yang sama dalam tiap periode dan penyusutan tidak dipengaruhi oleh produktivitas aset atau perbedaan efisiensi. Dalam menerapkan metode garis lurus dibuat suatu perkiraan tentang umur ekonomis adet dan dasar penyusutan (harga perolehan aset nilai residu) dan dibagi berdasarkan masa manfaat aset sehingga menghasilkan jumlah penyusutan tahunan. b. Metode Akselerasi Penggunaan metode penyusutan akselerasi didasarkan pada pengurangan efisiensi, produktivitas, dan keuntungan lain dari aset terjadi paling besar pada masa-masa awal perolehan aset. Setelah aset melewati usia tertentu, aset tersebut akan memerlukan biaya tambahan seperti perbaikan dan perawatan. Pembebanan penyusutan berkurang seiring dengan keuntungan ekonomis aset tersebut yang juga berkurang. 1. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year s Digit Depreciation Method)

Metode penyusutan jumlah angka tahun mengakui jumlah penyusutan semakin menurun. Perhitungan dilakukan dengan meneraokan serangkaian pecahan dengan jumlah yang semakin mengecil pada harga perolehan aset yang disusutkan (dasar penyusutan). Angka pembaginya adalah jumlah semua angka masa manfaat aset dari satu sampai umur terakhirnya. Pertimbangan konseptual hebat pada metode ini tidak ada melainkan hanya skema aritmatika cerdas yang memberikan penyusutan tahunan yang semakinmenurun yang berakhir dengan alokasinya harga perolehan yang dapat disusutkan pada seluruh masa manfaat aset. 2. Metode Penyusutan Saldo Menurun atau Saldo Menurun Ganda (Declining/Double Declining Balance Depreciation Method) Metode penyusutan saldo menurun memberikan beban penyusutan yang terus menurun dengan mengalikan suatu tariff persentase konstan pada nilai buku yang menurun. Persentase yang paling umum adalah dua kali persentase pada metode garis lurus yang disebut penyusutan saldo menurun ganda. Pada metode ini nilai residu tidak digunakan tetapi secara umum diakui bahwa penyusutan tidak dilanjutkan ketika nilai buku telah menyamai nilai residu. 2. Metode Penyusutan Berdasarkan faktor Penggunaan a. Metode Jumlah Jam Jasa (Service Hours Method) Metode penyusutan jam jasa didasarkan pada teori yang menyatakan pembelian aset menggambarkan jumlah jam jasa yang dibeli. Metode ini memerlukan perkiraan umur aset dalam satuan jam jasa. Harga perolehan yang dapat disusutkan dibagi dengan total jam jasa menghasilkan tarif penyusutan yang dialokasikan pada tiap jam penggunaan aset. Penggunaan aset selama suatu periode diukur dan jumlah jam jasa dikalikan dengan tarif penyusutan menghasilkan biaya penyusutan periodik. Biaya penyusutan yang terjadi berfluktuasi setiap periode sesuai penggunaan asset. b. Metode Jumlah Unit Produksi (Prodictive Output Method) Metode penyusutan unit produksi pada teori bahwa suatu aset diperoleh untuk jasa yang dapat diberikannya dalam bentuk hasil produksi. Metode ini memerlukan perkiraan tentang total unit yang dihasilkan suatu aset. Harga perolehan yang dapat disusutkan dibagi dengan

total perkiraan hasil menghasilkan biaya yang sama untuk tiap unit produksi. Produksi selama suatu periode dilakukan dengan biaya per unit menghasilkan beban penyusutan. Penyusutan berfluktuasi tiap periode menurut kontribusi yang dibuat oleh suatu aset dalam unit yang dihasilkan. 3. Metode Penyusutan Kelompok dan Gabungan Pada pembahasan sebelumnya diasumsikan bahwa beban penyusutan dihubungkan dengan tiap-tiap aset dan diperlakukan untuk setiap unit yang terpisah, praktik ini disebut penyusutan per unit. Dari sudut pandang praktis dimungkinkan untuk menghitung penyusutan dari sekelomok aset seolah-olah kelompok aset tersebut adalah satu aset. Prosedur pengalokasian harga perolehan kelompok disebut penyusutan kelompok jika kelompok aset tersebut sejenis (misalnya, semua mobil truk pengiriman perusahaan) dan disebut penyusutan gabungan, jika kelompok aset tersebut saling berhubungan tetapi dengan jenis lain yang berbeda-beda (misalnya, semua meja, kursi, dan komputer perusahaan). Dalam pembahasan berikut istilah penyusutan kelompok mengacu pada kedua macam penyusutan tersebut. Prosedur penyusutan kelompok memperlakukan sekumpulan aset sebagai satu kelompok. Penyusutan diakumulasi dalam satu akun dan tarif penyusutan didasarkan pada masa manfaat rata-rata dari kelompok aset tersebut. Penyusutan kelompok biasanya dihitung sebagai adaptasi dari metode garis lurus, dan contoh pembahasan ini mengasumsikan pendekatan tersebut. Tarif penyusutan kelompok dengan menganalisa berbagai aset atau kelompok aset lain yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai rata-rata dari penyusutan garis lurus tahunan.