BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. terfermentasi (OMT) terhadap koefisien cerna dan persentase karkas pada ayam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Lampiran 1. Skema Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN ONGGOK DAN MOLASE TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM PEDAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

MATERI DAN METODE. Materi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

METODE PENELITIAN. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan meliputi konsentrasi onggok kering dalam ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. 2. Variabel Terikat Variabel terikat yang digunakan meliputi konsumsi pakan, pertumbuhan bobot badan dan konversi pakan 3. Variabel Terkendali Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah ayam pedaging broiler strain Cobb milik Ibu Ana, mitra dari PT Charoen Phokpand. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam pedaging yang terletak di desa Dringu Kecamatan Probolinggo pada tanggal 31 Maret - 4 Mei 40

41 2013. Analisis kandungan ransum dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. 3.4 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian di lapang antara lain kandang sistem litter berjumlah 20 petak dengan ukuran tiap petak adalah 75 x75 x75 cm, tempat makan dan minum untuk ayam pedaging, timbangan, lampu 25 watt, tali, hygrothermometer untuk mengukur suhu dan kelembapan kandang, kamera digital, kertas label dan alat-alat tulis. 3.4.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC (Day Old Chick) strain Cobb sebanyak 20 ekor produksi PT. Charoen Phokpand, berjenis kelamin jantan dengan rata-rata berat badan ± 40 gram dan dipelihara selama 35 hari, desinfektan, vitamin dan obat untuk ayam pedaging, dan bahan pakan yang digunakan pada penelitian adalah jagung, bekatul, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, minyak kelapa, onggok kering, dan probiotik bioplus. 3.5 Prosedur Kerja 3.5.1 Pembuatan Kandang untuk Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan kandang sistem litter berjumlah 20 petak dengan ukuran tiap petak adalah 75 x 75 x 75 cm yang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, lampu listrik dengan daya 25 watt, serta alasnya diberi sekam. Pada sisi sekeliling kandang ditutup dengan tirai plastik pada saat periode starter, dimaksudkan agar kandang dalam kondisi

42 hangat. Pengukuran suhu dan kelembaban kandang menggunakan thermometer ruang yang dilengkapi dengan higrometer. Dua minggu sebelum penelitian dimulai, kandang sudah dibersihkan, dikapur dan disucihamakan menggunakan desinfektan. Demikian juga peralatan penelitian yang digunakan sudah tersedia dan dalam keadaan bersih satu hari sebelum ayam datang. Selanjutnya kandang disemprot dengan desinfektan. 3.5.2 Pembagian Kelompok Sampel Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan dan 5 kali ulangan, masing-masing kelompok terdiri atas 1 ekor ayam pedaging. Kelompok perlakuan dibagi sebagai berikut: P0 = Tidak ada penggunaan onggok kering terfermentasi dalam ransum (kontrol) P1 = Pengunaan 10% onggok kering terfermentasi probiotik dalam ransum P2 = Pengunaan 15% onggok kering terfermentasi probiotik dalam ransum P3 = Pengunaan 20% onggok kering terfermentasi probiotik dalam ransum Jumlah semua ayam yang digunakan sebagai sampel sebanyak 20 ekor. Setiap 1 unit percobaan terdiri dari 1 ekor ayam pedaging. Setiap hari dihitung pakan yang tersisa dan dihitung konsumsi pakan setiap minggunya. Kemudian pada setiap minggu dan pada akhir penelitian ditimbang ayam untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan konversi ransumnya. 3.5.3 Uji Mutu Onggok kering terfermentasi probiotik yang telah kering kemudian diuji mutu di laboratorium dengan uji proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi

43 yang ada pada onggok terfermentasi tersebut sebelum digunakan untuk bahan penyusun ransum. Tabel 3.1 Hasil Uji Proksimat Onggok Sebelum dan sesudah Terfermentasi Probiotik Dengan Metode Uji AOAC70* Kandungan Zat gizi Sebelum fermentasi Sesudah fermentasi Kebutuhan (%) (%) Ayam Bahan Kering 86,024 84,881 80-88 Kadar Air 13,97 15,12 12-14 Kadar Abu 7,18 8,49 5-8 Bahan 77,76 75,75 70-85 Organik Protein Kasar 1,30 7,01 19-22 Lemak Kasar 1,49 4,03 3-5 Serat Kasar 7,55 5,03 3-4 BETN 82,65 77,33 70-80 EM 3102,14 kkal 33180,90 kkal ± 2800-3300 Keterangan; *) Berdasarkan hasil uji Proksimat di laboratorium Kimia UMM Malang. 3.5.4 Proses Pembuatan Onggok Kering Terfermentasi Proses fermentasi campuran onggok kering menggunakan bakteri yang ada pada probiotik Bio Plus yang mengandung koloni Lactobacillus sp dan Bacillus subtilis, Trichoderma koningii dan Aspergillus niger dalam bentuk cair dengan ditambah air dan mineral anorganik, dilakukan dengan menimbang semua bahan terlebih dahulu. Pembuatan onggok terfermentasi setiap 1 kg onggok ditambahkan campuran mineral tersusun dari 26,14 gram urea, 13,07 gram ZA, dan 1 liter air. Onggok yang telah diberi campuran tersebut selanjutnya diberi serbuk spora satu sendok makan (6-8) atau jika cair 4-5 ml, dan ditambahkan air panas untuk

44 memperoleh kadar akhir adonan 60% (Balitnak, 2004). Fermentasi dilakukan 3-5 hari, onggok yang telah berhasil difermentasi dipanen dan dikeringkan selanjutnya digiling jika terlalu kasar. Kemudian digunakan sebagai salah satu bahan baku ransum. Menurut Tarmudji (2004) yang telah melakukan penelitian onggok menggunakan Aspergillus niger, sebelum difermentasi onggok tersebut dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air maksimalnya 20% untuk selanjutnya digiling. Pada fermentasi onggok ini digunakan campuran urea, ZA dan KCL sebagai mineral anorganik dan bakteri probiotik sebanyak 5 ml serta air 1: 1 dengan onggok yaitu 1000 ml agar memperoleh kadar air 60% (Balitnak, 2004). Pembuatan diawali dengan melarutkan bahan mineral anorganik sebagai tambahan substrat dengan menggunakan air panas lalu ditambahkan urea serta ammonium sulfat sesuai takaran, setelah homogen larutan ini dimasukkan ke dalam onggok kemudian air sesuai takaran. Onggok yang telah tercampur ditambahkan 5 ml bakteri probiotik dan diaduk rata. Lalu dimasukkan ke dalam toples atau baki plastik tertutup. Fermentasi dilakukan selama 4 hari secara anaerob. Setelah 4 hari, hasil fermentasi di oven pada suhu 60 0 selama 48 jam untuk menghentikan aktifitas bakteri (Nurhayati, 2008). 3.5.5 Metode Penyusunan Ransum Bahan penyusun ransum terdiri dari jagung halus, dedak halus bungkil kedelai, bungkil kelapa, minyak kelapa, tepung ikan dan onggok terfermentasi. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan komposisi ransum yang telah ditentukan sesuai dengan perlakuan. Penyusunan

45 persentase ransum sesuai analisis perhitungan dari Rasyaf (2007), dengan metode coba-coba (trial and error). Berikut ini merupakan penyusunan ransum untuk ayam pedaging periode starter. Tabel. 3.2 Perhitungan Susunan Ransum Ayam Pedaging Pada Perlakuan Metode (trial and error) Perlakuan (%) P0 P1 P2 P3 Kebutuhan Ayam Jagung halus 48 43 41 37 48 Dedak Halus 20 14 11 9 20 Bungkil kedelai 10 11 11 12 10 Bungkil kelapa 6 6 6 6 6 Onggok 0 10 15 20 0 Terfermentasi Tepung Ikan 14 14 14 14 14 Minyak Kelapa 2 2 2 2 2 Jumlah 100 100 100 100 100 Tabel 3.2 Kandungan Gizi Pada Masing Masing Perlakuan Dalam Persen (%). ZAT GIZI (%) Perlakuan (%) Grower P0 P1 P2 P3 (2-6 Minggu) Bahan Kering 88,56 88 88,48 87,55 80-88 Kadar Air 11,43 11,99 11,51 12,40 12-14 Kadar Abu 6,49 6,91 7,37 7,88 5-8 Bahan Organik 81,57 80,55 80,68 79,24 70-85 Protein 19,16 19,07 18,44 19,14 19-22 Serat Kasar 3,64 3,67 3,99 4,13 3-5 Lemak Kasar 4,03 4,18 4,36 4,58 3-4 BETN 73,95 73,49 73,80 72,43 70-80 EM (kkal) 3631,08 3620,23 3625,75 3601,06 ± 2800-3300 3.6 Pelaksanaan Penelitian Persiapan ayam dilakukan sebelum pemberian perlakuan pada ayam, adapun tahapannya sebagai berikut: 1. Sebelum DOC datang kandang disemprot dengan menggunakan desinfektan bagian luar dan dalam.

46 2. Pemberian air gula dan larutan antistress diberikan pada saat ayam baru datang dalam air minum dan vaksin ND pada saat ayam umur 4 hari dan kedua pada saat ayam umur 12 hari melalui tetes mata. Vaksin gumboro diberikan saat ayam umur 21 hari melalui mulut. 3. Dilakukan penimbangan bobot badan ayam terlebih dahulu pada saat ayam umur 15 hari sebelum diberi ransum perlakuan. 4. Ayam dimasukkan dalam kandang sistem litter, setiap kandang diisi 1 ekor ayam. 5. Ayam diberikan pakan standar untuk ayam pedaging periode pre-starter usia 0-2 minggu sebanyak 21 gram per ekor per hari dengan menggunakan pakan komersial dalam bentuk butiran dan pada periode grower (usia 2-6 minggu) ayam diberikan pakan perlakuan sebanyak 100 gram/ekor/hari pada saat ayam usia 2-3 minggu, 200 gram/ekor/hari pada saat ayam usia 3-4 minggu dan 300 gram/ekor/hari saat ayam berusia 4-5 minggu pada pukul 07.00-15.00 WIB. 6. Air minum diberikan secara ad-libidum (tanpa batas). 3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Pengamatan Konsumsi Pakan Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan oleh ayam setiap harinya. Konsumsi pakan diketahui dari perhitungan jumlah pakan yang diberikan pada awal minggu dikurangi sisa pakan pada akhir minggu dengan penimbangan sisa pakan tiap hari satuan/gram/minggu.

47 3.7.2 Pengamatan Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan dihitung berdasarkan berat akhir minggu dikurangi dengan berat awal minggu yang dihitung tiap minggunya, dalam satuan gram/ekor/minggu. 3.7.3 Pengamatan Konversi Pakan Konversi pakan diperoleh dari pembagian antara jumlah pakan yang dikonsumsi tiap minggu dengan pertambahan bobot badan dalam satuan bobot tiap minggunya (Widodo,2002). 3.8 Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Jika terdapat pengaruh (F hitung F tabel 5 %) maka dilanjutkan dengan uji BNJ 5 %.