BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perhatian terhadap dunia sudah mulai meningkat, tetapi kerusakan

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

PENDAHULUAN. Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Pembangunan SPBU Jrengik Sampang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

BAB II BIAYA LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III LANDASAN TEORI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 NOMOR 18 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan isu green accounting tersebut di tahun 1980-an. Di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling dimana

BIDANG DAN TOPIK PENELITIAN UNGGULAN UNITRI PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN ENERGI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi pemrosesan data telah mengalami perkembangan

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian

PENDAHULUAN ,87 Milyar atau senilai 14,99 % dari Produk Domestik Bruto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia usaha semakin berkembang mengikuti perkembangan jaman.

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab II Perencanaan Kinerja

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PENDAHULUAN. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Data Capaian Pada Tahun Awal Perencan aan. Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1996 Tentang : Program Pantai Lestari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tidak mungkin dihindari oleh setiap negara.dewasa. penduduk dan kepentingan untuk mensejahterakan rakyat.

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perhatian terhadap dunia sudah mulai meningkat, tetapi kerusakan lingkungan hidup secara global justru semakin tampak antara lain : peningkatan suhu bumi serta pencemaran tanah, air dan udara. Hal ini tentu saja merupakan akumulasi masalah yang sedang atau berlangsung selama ini, akibat dari peningkatan populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi dan standar hidup yang perlahan tapi pasti sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Saat ini keadaan tersebut sudah sangat mendesak sehingga perlu diambil langkah-langkah kebijakan yang harus dialaksanakan untuk mengamankan mutu ekosistem dunia, jika ada keterlambatan maka hal tersebut akan membawa biaya yang semakin besar dan harga yang semakin mahal, baik daya fisik dan pembiayaan maupun penderitaan umat manusia dan korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit. Semua Negara nampaknya mempunyai kemauan politik untuk ikut bertanggung jawab pada keamanan bumi yang di diami ini. Model ini sudah cukup menjadi pegangan dalam mengelola lingkungan, untuk mengelola lingkungan diperlukan informasi yang sebenarnya dapat disupply oleh Environtment Accounting yang masih terus dikembangkan oleh profesi akuntan. Indonesia yang juga bertanggung jawab kepada buminya terhadap limbah sudah selayaknya mulai

2 mempelopori penyusunan prinsip akuntansi lingkungan. Hukum, peraturan, dan keputusan mengenai pengelolaan dan perlindungan lingkungan yang ada di Indonesia, bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi : Bumi dan air, kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai hasil dari benturan antara kegiatan terhadap lingkungan, oleh sebab itu menurut jenisnya, dampak dapat dikategorikan menjadi dampak positif dan negatif. Dampak lingkungan dikatakan positif apabila hasil kegiatan tersebut menimbulkan manfaat atau menguntungkan lingkungan sedangkan dampak disebut negatif apabila kegiatan menimbulkan kerugian terhadap lingkungan. Munculnya dampak negatif seringkali menjadi problem terhadap lingkungan apabila tidak dikendalikan. Pengendalian dampak lingkungan merupakan upaya yang penting dalam rangka menekan dan meminimalkan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif. Adapun peraturan perundangan lainnya yang diperuntukan bagi perusahaan barang dan jasa agar ikut menbantu dalam pengelolaan lingkungan yaitu : 1. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

3 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MenKes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1205 Tahun 2009 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja, Perkantoran dan Industri. 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 13. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Dokumen Pengelolaan Lingkungan (DPL) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 14. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, Pelayanan, Kesehatan dan Jasa Pariwisata. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menegaskan pentingnya pengelolaan lingkungan secara efektif sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan kemasyarakat dan meluas

4 secara global. Itulah yang harus mendapatkan perhatian dalam pembangunan berwawaskan lingkungan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa setiap dunia usaha harus memberikan perhatian lebih terhadap dampak negatif proses produksi atau aktivitas usaha, yaitu pencemaran air, tanah, udara yang disebabkan karena limbah yang telah dihasilkan tidak dikelola dengan baik dan dapat disebut sebagai biaya lingkungan. Hansen dan Mowen (2009:413) menyatakan, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Biaya lingkungan yang terjadi pada organisasi dalam kegiatan usahanya, merupakan konsekuensi dari upaya organisasi dalam memelihara lingkungan. Hansen dan Mowen (2009:410) menyatakan bahwa manfaat ekofisiensi dari biaya lingkungan apabila mampu mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil mengurangi dampak negatif lingkungan, konsumsi sumber daya, dan biaya secara simultan. Rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran merupakan salah satu organisasi nonprofit yang bergerak dibidang jasa, dalam kegiatannya memberikan pelayanan kesehatan publik dan juga berkewajiban dalam menjaga lingkungan hidup. Aktivitas Rumah sakit banyak menghasilkan beberapa jenis limbah, yaitu limbah cair, limbah padat medis, dan limbah radioaktif. Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit merupakan limbah yang berbahaya juga beracun oleh karena itu rumah sakit harus memperhatikan biaya lingkungan secara optimal agar limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan. Rumah Sakit juga berupaya mencapai efekfitas yang

5 disyaratkan dengan melakukan aktivitas-aktivitas lingkungan dari pengelolaan limbah. Dari penelitian yang ada saat ini Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran sedang berupaya memperoleh lisensi sertifikasi ISO 14001 tentang manajemen lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari upaya rumah sakit dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang tertulis dan dilaksanakan perusahaan. Dalam hal ini standar yang ditetapkan telah dikomunikasikan dengan baik dan rumah sakit tentu saja perlu mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mempertahankan aktivitas tersebut telah mencapai sasaran yang ditetapkan atau belum. Rumah Sakit belum membuat laporan biaya lingkungan secara formal. Hal ini menyebabkan pihak manajemen belum bisa memantau biaya-biaya yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya lingkungan sudah efektif dan telah mencapai sasaran atau belum. Biaya yang ditimbulkan akibat adanya aktivitasaktivitas berhubungan dengan biaya lingkungan dalam pencatatannya masih digabung dengan biaya-biaya yang lainnya. Analisis terhadap efektivitas biaya lingkungan diperlukan, agar pihak manajemen dapat merencanakan kegiatan-kegiatan pengendalian aktivitas biaya lingkungan dengan lebih baik yang nantinya manajemen dapat mengetahui hasilnya secara pasti, Selama ini rumah sakit sudah melakukan aktivitas-aktivitas biaya lingkungan, tetapi biaya yang terjadi setiap tahun masih lebih tinggi dari kriteria kenaikan biaya pengendalian disertai dengan penurunan biaya kegagalan dan penurunannya lebih besar.

6 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja aktivitas biaya lingkungan yang terjadi selama tahun 2010-2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? 2. Apakah aktivitas biaya lingkungan yang terjadi selama tahun 2010 2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran sudah efektif? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui aktivitas biaya lingkungan yang terjadi di Rumah Sakit selama tahun 2010 2011 dan melakukan penilaian terhadap efektivitas biaya lingkungan pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat bagi peneliti yaitu untuk mengembangkan pengetahuan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. Bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keefektifan aktivitas biaya lingkungan yang terjadi selama tahun 2010 2011 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.

7 1.5 Batasan Masalah Batasan-batasan yang digunakan adalah : 1. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti tentang aktivitas biaya lingkungan terhadap pengolahan limbah cair. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya lingkungan yang terjadi selama tahun 2010-2011. 3. Biaya lingkungan dikatakan efektif jika penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada persentase kenaikan biaya pengendalian. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian terdiri dari : 1. Objek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Rumah Sakit ini berlokasi di Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan bagian keuangan dan teknik untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Observasi

8 dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama penelitian. 1.7 Analisis Data Data mengenai biaya lingkungan yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Mengidentifikasi aktivitas yang berhubungan dengan biaya lingkungan. Mengklasifikasikan aktivitas tersebut ke dalam komponen biaya lingkungan. Menghitung total biaya lingkungan yang terjadi tahun 2010-2011 Melakukan penilaian efektivitas biaya lingkungan dengan cara membandingkan dari tahun 2010 ke tahun 2011 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran mengenai isi skripsi secara keseluruhan, berikut ini disajikan uraiannya secara singkat : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, analisis data,dan sistematika penulisan.

9 BAB II : BIAYA LINGKUNGAN Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini yaitu mengenai biaya lingkungan. BAB III : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Rumah Sakit seperti sejarah Rumah Sakit, visi dan misi Rumah Sakit, struktur organisasi, kepegawaian. BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab ini berisi tentang analisis terhadap data mengenai biaya lingkungan yang telah diperoleh dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Analisis data dilakukan dengan cara mengidentifikasi biayabiaya yang berhubungan dengan biaya lingkungan, mengklasifikasikan biaya-biaya tersebut kedalam komponen biaya lingkungan, menghitung total biaya lingkungan dan menyajikannya dalam laporan biaya lingkungan. BAB V : KESIMPULAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai efektivitas biaya pengolahan limbah cair pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran.