BAB I PENDAHULUAN. Wacana yang berkembang dimasyarakat, khususnya di kecamatan Lawang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

MODEL LEADER CLASS SMA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN CILACAP. Oleh : Duki Iskandar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

BAB I. I PENDAHULUAN

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berat, yaitu tantangan internal dan eksternal. Secara internal kita telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana yang berkembang dimasyarakat, khususnya di kecamatan Lawang Kabupaten Malang, bahwa untuk bersekolah di Madrasah Tsanawiyah merupakan alternatif pilihan kedua setelah tidak diterima di SMP. Hal ini terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti dan belum percaya tentang keberadaan Madrasah yang sebenarnya. Kondisi yang demikian ini menjadi tantangan bagi pengelola Madrasah, khususnya Madrasah Tasanawiyah Negeri Lawang untuk menunjukkan bahwa Madrasah juga punya andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berbagai kelebihan-kelebihan yang perlu dipublikasikan. MTs. Negeri Lawang baru mendapat pengakuan dari pemerintah pada tahun 1993 dengan SK Penegerian Nomor 244 tanggal 25 Oktober 1993. Input kualitas dan kuantitas siswa yang ada pada masa itu masih tergolong relatif rendah. Semua siswa yang ingin belajar disini akan diterima dengan tangan terbuka tanpa adanya seleksi yang berarti. Hal ini bisa dimaklumi, madrasah yang baru berdiri secara fisik pada umumnya relatif memprihatinkan. Tenaga pengelola pendidikan yang apa adanya (terbatas) berusaha mengetrapkan semboyan ikhlas beramal, secara kasab mata memang akan sulit diterima keberadaannya begitu saja oleh masyarakat. Masyarakat biasanya akan menilai dan memilih sekolah-sekolah yang secara fisik dapat diandalkan. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka para pengelola pendidikan disini terus berupaya bekerja keras untuk mewujudkan hal-hal yang bisa diterima 1

2 masyarakat, mulai dari pembangunan dan pembenahan fisik sampai pada usaha untuk mencetak prestasi-prestasi tertentu dilakukan untuk pengembangan madrasah. MTs. Negeri lawang mulai dapat menyeleksi yang sebenarnya dari siswa yang mendaftar pada tahun 2004, karena jumlah pendaftar lebih besar dari pagu yang ditetapkan. Pada awal tahun pelajaran 2009/2010, antara jumlah siswa baru yang diterima 6 rombel (240 siswa) dengan yang tidak diterima hampir seimbang, yaitu dari 496 jumlah calon siswa yang mendaftar, yang diterima 240 siswa. Pada awal berdirinya MTs. Negeri Lawang, prestasi-prestasi yang dihasilkan masih sebatas pada prestasi non akademik, itupun tidak begitu banyak. Meskipun sumber daya yang dibimbing maupun yang membimbing terbatas, dengan tekad dan semangat juang yang tinggi berusaha menjalankan tugas semaksimal mungkin demi mewujudkan kepercayaan masyarakat. Prestasi demi prestasi dapat diraih baik akademik maupun non akademik, dapat diukir oleh siswa-siswa MTs.Negeri Lawang. Hampir disemua kegiatan kejuaraan yang diikuti mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan propinsi dapat menghasilkan prestasi yang cukup membanggakan. Selama periode 2004-2009 tercatat prestasi yang dihasilkan sebanyak 82 untuk berbagai kejuaraan. Pada tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan bulan april 2010 prestasi yang dihasilkan sebanyak 18 kejuaraan, salah satunya diperoleh dari acara Kuis Fisika Tahun 2009 Se-Jawa Timur oleh Universitas Erlangga. Semuanya itu salah satunya tak luput dari peran pengelola pendidikan dalam mengelola pengembangan madrasah, dengan melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya pendidikan yang ada benar-benar diperhitungkan. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan menengah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan

3 Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007, yang menerangkan : a. Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihakpihak yang terkait. b. Perumusan pedoman sekolah/madrasah: mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah, ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat. c. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi: (1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (2) Kalender pendidikan/akademik (3)Struktur organisasi sekolah/madrasah (4) pembagian tugas diantara operasi guru (5) pembagian tugas diantara tenaga kependidikan (6) peraturan akademik (8) kode etik sekolah/madrasah (9) Biaya operasional sekolah/madrasah. d. Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan. MTs. N Lawang berusaha dikelola berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tersebut. Sesuai dengan visi yang telah ditentukan dan disepakati bersama, yaitu Unggul Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa, warga Madrasah berusaha untuk tampil dimata masyarakat dengan berbagai kegiatan dan prestasi dengan landasan keimanan dan ketaqwaan. Salah satu keunggulan madrasah yang ditawarkan pada masyarakat dan yang mungkin tidak dipunyai oleh sekolah umum adalah masalah pembelajaran akhlaq dan moral dengan porsi lebih. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat tentu akan berpengaruh besar terhadap perkembangan siswa-siswa usia SLTP sekarang ini. Salah satu usaha madrasah dalam membekali siswa untuk menghadapi tantangan tersebut adalah diberikannya ajaran agama dalam jumlah porsi lebih, ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menitipkan putera puterinya bersekolah di madrasah.

4 Berkaitan dengan peningkatan kualitas mutu tenaga kependidikan, pemerintah telah mengeluarkan standar nasional tenaga kependidikan sebagai berikut : 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kualifikasi akademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) Kompetensi pedagogik b) Kompetensi kepribadian c) Kompetensi profesionalisme dan d) Kompetensi sosial 4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian sebagaimana khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. 5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. (Pasal 28 dalam PP No. 19 Tahun 2005). Keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik. Sarana paling strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. Posisi pendidikan yang strategis ini akan bermakna sebagai sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia apabila peningkatan tersebut memiliki system yang relevan dengan pembangunan baik dari segi proses maupun hasilnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dirumuskan sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

5 Merujuk dari cuplikan Peraturan Menteri dan UU No 20 Tahun 2003 pasal 3 diatas, bahwa kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional. Pendidik merupakan tenaga profesional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life-skills) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Dalam dunia pendidikan, Khususnya di MTs.N Lawang ada dua kelompok profesi yang bertugas melayani peserta didik dalam mengikuti pendidikannya, yaitu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik adalah pihak-pihak yang secara langsung berhadapan dengan anak didik, seperti para guru, dan pembimbing. Untuk melaksanakan tugasnya, sebagai profesional, mereka harus membuat

6 perencanaan, melaksanakan perencanaannya, dan diakhiri dengan evaluasi. Semua ini harus dilakukan sebagai rangkaian aktivitas profesionalnya. Sedangkan tenaga kependidikan adalah mereka yang bertugas menyediakan sarana pendukung agar proses pembelajaran/pendidikan dapat berlangsung secara optimal, seperti kegiatan administrasi, pengembangan, dan juga pelayanan teknis lainnya. Data tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Negeri Lawang tahun 2009/2010, menunjukkan bahwa dari 31 jumlah guru yang dibantu oleh 9 staf pegawai untuk melayani sekitar 648 siswa dengan rombel 16 kelas, ternyata belum seimbang. Kebutuhan guru seharusnya berdasarkan perhitungan idealnya adalah sekitar 35 orang. Sedangkan kualifikasi akademik tenaga pendidik didominasi oleh sarjana matematika dan sarjana bahasa inggris, tenaga pendidik lainnya masih banyak yang belum sesuai dengan kalifikasi pendidikannya. Bahkan ada beberapa mata pelajaran belum ada sama sekali guru yang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga guru yang ada sangat berpeluang untuk mengajar lebih dari satu matapelajaran, untuk memenuhi beban kerja yang diwajibkan. Pendayagunaan tenaga pendidikan berusaha dilakukan dengan melihat kelayakan guru mengajar. Tugas tambahan akan diberikan kepada guru yang belum memenuhi jumlah jam wajib mengajar minimal. Selain sebagai guru ekstrakurikuler, tugas tambahan ini bisa sebagai tenaga kependidikan, diantaranya sebagai bendahara rutin, pengelola perpustakaan, juga sebagai pengelola laboratorium, meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan dibidang tersebut. Tuntutan pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang diikuti dengan beberapa Permendiknas sebagai penjabaran dari PP tersebut semakin menjadi tantangan besar bagi peningkatan kwalitas madrasah. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang

7 sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia, yang terdiri atas 8 (delapan) standar, salah satunya adalah mengenahi standar pendidik dan tenaga kependidikan, diantaranya disebutkan bahwa :... Semua guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diajarkan dengan latar belakang pendidikannya yaitu Guru yang berlatar belakang Fisika, Biologi, Kimia, dan Matematika baik dari jalur kependidikan maupun nonkependidikan dapat mengajar IPA. Guru yang berlatar belakang Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi baik jalur kependidikan maupun nonkependidikan dapat mengajar IPS. --------------- Sekolah/Madrasah memiliki 5 orang atau lebih tenaga administrasi dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya dibuktikan dengan dimilikinya kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan ijazah yang bersangkutan. Sekolah/Madrasah memiliki 4 jenis atau lebih petugas layanan khusus meliputi: 1) penjaga sekolah/madrasah; 2) tukang kebun; 3) tenaga kebersihan; 4) pengemudi; dan 5) pesuruh Untuk memenuhi standar tersebut, menurut Muhaimin (2004) maka ada beberapa modal dasar yang harus dimiliki oleh pemimpin/manajer pendidikan, yaitu: (1) bersedia mengambil resiko; (2) selalu menginginkan pembaharuan; (3) bersedia mengatur dan mengurus; (4) mempunyai harapan yang tinggi; (5) bersikap positif; dan (6) berani tampil dan berada di muka. Pengembangan madrasah berprestasi tidak bisa dilepaskan dari peran kepala madrasah yang memiliki keenam modal dasar tersebut. Kondisi yang demikian itu melatarbelakangi keinginan peneliti untuk mengetahui secara mendalam mengenahi kebijakan bagaimanakah yang dilakukan kepala madrasah dalam memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada agar bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan dan bagi perkembangan suatu madrasah. Peneliti tertarik untuk mengungkap dan menganalisis lebih mendalam lagi kedalam bentuk penelitian yang dituangkan dalam judul: Strategi

8 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Berbasis Kekuatan Lokal untuk Mengembangkan Mutu MTs. Negeri Lawang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka permaslahan penelitian ini difokuskan pada : 1. Bagaimanakah kebijakan pengelolaan sumber daya manusia untuk mengembangkan mutu pendidikan di MTs. Negeri Lawang? 2. Bagaimanakah capaian pengelolaan sumber daya manusia di MTs. Negeri Lawang? 3. Bagaimana kekuatan lokal yang menjadi ciri khas pengembangan sumber daya manusia di Lawang? 4. Bagaiamanakah tantangan dan langkah efektif dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya berbasis kekuatan lokal dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs. Negeri Lawang? C. Tujuan Penelitian Berangkat dari rumusan masalah tersebut di atas, ada beberapa hal yang dapat dicapai. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan strategi pengelolaan sumber daya pendidikan berbasis kekuatan lokal untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dalam upaya pengembangan madrasah. Secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Menjelaskan dan menggambarkan secara jelas tentang kebijakan pengelolaan sumber daya manusia di MTs. Negeri Lawang.

9 2. Mendiskripsikan capaian pengelolaan sumber daya manusia di MTs. Negeri Lawang. 3. Mendiskripsikan secara jelas kekuatan lokal yang menjadi ciri khas pengembangan sumber daya manusia di Lawang. 4. Menganalisis tantangan dan langkah efektif dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya berbasis kekuatan lokal dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs. Negeri Lawang. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, juga diharapakan dapat memberikan kontribusi keilmuan secara teoritis dan secara praktis sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam, memaknai dan menginterpretasikan tentang strategi kebijakan dalam pemanfaatan tenaga pendidikan dalam upaya pengembangan sekolah/madrasah. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya pada studi kebijakan pendidikan lainya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini nantinya dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan dan kebijakan pendidikan di sekolah/ madrasah.

10 b. Bagi pengelola lembaga pendidikan MTs. Negeri Lawang, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam mengambil kebijakan dalam upaya pengembangan madrasah untuk peningkatan mutu pendidikan selanjutnya. c. Bagi Pemerintah yang terkait, dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pendidikan di sekolah/madrasah, agar tidak terjadi overlape atau sebaliknya. E. Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi istilah yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut : 1. Strategi. Strategi dalam kamus besar bahasa Indonesia oleh Tim Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1998) diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan, atau bisa diarikan sebagai ilmu dan seni memimpin. Penelitian ini memfokuskan pada suatu kebijakan yang diambil dan dilaksanakan oleh pimpinan (kepala madrasah) dalam rangka memanfaatkan potensi tenaga kerja yang ada, sehingga dapat bermanfaat semaksimal mungkin untuk kemajuan suatu lembaga pendidikan, yaitu madrasah/sekolah. 2. Pengelolaan Menurut arti kamus besar bahasa Indonesia oleh Tim Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1998) pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, yang membantu merumuskan kebijaksanaan untuk pencapaian tujuan. Pengelolaan pada dasarnya merupakan deskripsi dari

11 administrasi atau manajemen pendidikan dengan setting proses yang didesain untuk saling berkaitan antara tujuan individu dengan lembaga. Pengelolaan dalam penelitian ini dsesuaikan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2008), yaitu sebagai suatu proses manajemen sumber daya manusia meliputi : perencanaan pegawai, pengadaan pegawai (rekrutmen pegawai), penempatan dan penugasan pegawai, pemeliharaan pegawai, pembinaan atau pengembangan pegawai, serta pemutusan hubungan kerja. 3. Sumber Daya Manusia Sumber Daya pendidikan tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia yang ada dalam pendidikan. Istilah sumber daya manusia telah didefinisikan bermacammacam oleh para pakar pendidikan maupun psikologi. Diantaranya ialah apa yang telah diutarakan oleh Yusuf Suit (1996) bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Sedangkan sumber daya manusia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua pihak yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan perkembangan madrasah/sekolah, meliputi tenga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (staf tata usaha). 4. Kekuatan lokal Kekuatan lokal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kebijakan ditetapkan kepala madrasah dan diberlakukan secara konsisten untuk semua warga madrasah dalam mengatasi kondisi dan situasi yang berbeda dari seharusnya. Tidak menutup kemungkinan kebijakan ini akan berbeda dengan kondisi luar. Menurut Made Pidarta (2004) bahwa manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak

12 menyimpang dari konsep, dan sesuai dengan obyek yang ditanganinya. Namun variasi bisa terjadi akibat kreasi dan inovasi para manajer. Adakalanya setiap obyek membutuhkan cara tersendiri untuk menanganinya, karena situasi dan kondisi yang berbeda. Untuk itu manajemen dapat menyesuaiakan diri dengan berbagai situasi dan kondisi secara fleksibel berdasar kondisi lembaga (kekuatan lokal). 5. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs. N) Menurut sumber: http//idwikipedia.org/wiki/madrasah, madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa arab yang arinya sekolah. Asal katanya yaitu darasa (baca : dorosa) yang artinya mengajar. Dindonesia, madrasah tsanawiyah dikhususkan sebagai sekolah umum bercirikhas islam setingkat dengan SMP, berada dalam naungan Kementrian Agama. Semua warga yang ada di MTs.N ini harus beragama islam. Beban Kurikulum yang harus dilaksanakan lebih banyak dibanding dengan SMP. Perbedaanya pada pelajaran agama. Alokasi jam pelajaran agama di SMP minimal hanya 2 jam pelajaran, kalau di madrasah tsanawiyah minimal ada 10 jam pelajaran, yang meliputi Bahasa Arab, Quran Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk pengetahuan umum, beban kurikulumnya sama. 6. Capaian Arti kata capai dalam kamus besar bahasa Indonesia oleh Tim Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1998) adalah memperoleh sesuatu dengan usaha. Sedangkan arti dari capaian dalam penelitian ini adalah hasil akhir yang diperoleh oleh suatu lembaga dalam usaha melaksanakan suatu kebijakan apakah sudah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh pemerintah (berdasarkan peraturan pemerintah).