BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pun dunia pendidikan. Setiap lembaga pendidikan bersaing untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami perkembangan setiap saat,

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

DAFTAR PUSTAKA. Adimiharja, K.(2002). Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. oleh layanan manajemen/pengelolaan yang teratur dan memadai. 2

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan potensi anak, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi begitu pesat. Dengan adanya pendidikan di dunia diharapkan semua

BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan yang menyediakan jasa sebagai produknya. Satu hal yang

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dia pimpin memiliki tugas yang tidak ringan. Sebab baik buruknya lembaga. tersebut tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah.

BAB II KAJIAN TEORITIS. penggerak. motivasi ini hanya di berikan kepada manusia, khususnya kepada bawahan atau

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. itu biaya pendidikan dan biaya konsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

BAB VI PENUTUP. 1. Dari hasil observasi peneliti dilapangan menunjukkan bahwa aktualisasi. dengan kepala madrasah dan para wakil kepala madrasah yang

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melatih karyawan agar menjadi tenaga kerja yang terampil

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk mengembangkan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kunci

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

Oleh : AMINUDIN NIM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

UMIYATI A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, isu yang paling banyak dikembangkan adalah isu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling vital dalam sebuah organisasi. Karena dalam organisasi, sumber daya manusia menjadi penentu dan tokoh utama untuk mengelola sumber daya yang lain. Organisasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan jika sumber daya manusia yang ada didalamnya mempunyai daya kinerja yang tinggi. Oleh karena itu jika sebuah organisasi ingin mencapai tujuan dan menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia juga harus dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan pegawainya sehingga pegawai merasa diperhatikan dan dihargai, dimana hal tersebut akan berdampak pada tumbuhnya motivasi kerja yang tinggi. Dalam dunia kerja, termasuk dalam dunia pendidikan, merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang bekerja dalam suatu organisasi adalah untuk mencari nafkah. 1 Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Dan keberhasilan pendidikan itu sendiri dapat dicapai apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam 1 Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 293. 1

mengelola tenaga pendidikan yang ada di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. 2 Di lingkungan sekolah, yang disebut sebagai pegawai adalah pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Karena pendidik dan tenaga kependidikanlah yang membantu kepala sekolah dalam menjalankan segala administrasi sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Melihat besarnya peranan pendidik dan tenaga kependidikan selaku sumber daya manusia yang dapat menunjang keberhasilan program pendidikan, maka sudah sewajarnya apabila pendidik dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan perhatian serius. Terutama bagaimana cara untuk menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi pada pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugasnya. Salah satunya adalah melalui pemberian reward. Reward adalah segala sesuatu yang diberikan organisasi untuk memuaskan satu atau beberapa kebutuhan individu. 3 Pada dasarnya manusia sangat membutuhkan suatu hadiah untuk menguatkan perasaaan bahwa ia telah melakukan suatu kebenaran. Hadiah bisa membuat seseorang menjadi senang 2 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), hal. 152. 3 Jusuf Irianto, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya: Insan Cendekia, 2001), hal. 67. 2

secara psikis sekaligus menjadi sebuah pengakuan sosial. Efek ini muncul karena ia merasa telah menjadi pemenang dan berhasil. 4 Dalam konsep pendidikan, reward merupakan salah satu alat untuk mendorong perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan baik secara berulang-ulang. Dalam hal ini reward dapat dikatakan sebagai alat yang dapat meningkatkan motivasi individu. Dalam teorinya maslow mengemukakan, untuk menumbuhkan motivasi seseorang salah satunya dapat dipengaruhi oleh reward atau penghargaan. Hal ini terlihat pada kebutuhan akan penghargaan dan prestise (Esteem or Status Needs). Berkaitan dengan hal diatas, maka suatu lembaga perlu memberikan perhatian khusus terhadap prestasi yang diperoleh pegawai, misalnya dengan cara pemberian reward (hadiah, imbalan dan penghargaan). Pada umumnya motivasi dalam manajemen hanya ditunjukkan pada sumber daya manusia, khususnya bawahan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama dalam mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. 5 Gray menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Dan Liang Gie mendefinisikan motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam 4 Muhammad Nabil Kadzim, Mendidik Tanpa Memukul (Solo: Abyan Solo, 2009), hal. 16. 5 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 141. 3

memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu. Jadi, motivasi merupakan suatu hal yang penting untuk dipahami para manajer karena motivasi merupakan factor pendorong mengapa individu atau sumber daya manusia dalam organisasi berperilaku dan bersikap dengan pola tertentu, termasuk juga terkait dengan kinerja yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh tenaga kerja disebuah organisasi tentunya perilaku yang akan menghasilkan kinerja terbaik bagi organisasi, dan tentunya bukan sebaliknya. Jadi, dalam hal ini motivasi merupakan salah satu hal pokok yang dapat meningkatkan kinerja terbaik dalam suatu organisasi. 6 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa reward merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan motivasi seseorang, sehingga orang tersebut menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya. Dan motivasi sendiri pada umumnya ditujukan kepada bawahan, dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin memberikan motivasi melalui pemberian inspirasi, semangat, dan dorongan kepada pendidik dan tenaga kependidikan selaku bawahannya. Sehingga melalui motivasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan mau bekerja sama dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. 6 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 54. 4

Pada masa sekarang beberapa organisasi mulai menggunakan rewards system yang didesain dengan tujuan dapat memberikan bagian keuntungannya, baik bagi para anggotanya yang inovatif maupun organisasinya. 7 Dengan kata lain reward dianggap sebagai alat yang sangat menunjang untuk memacu motivasi kerja pegawai agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam organisasi yang mana hal tersebut akan berdampak pada prestasi kerja pegawai. Sehingga dengan munculnya prestasi-prestasi tersebut, tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai. Kepala sekolah memiliki harapan besar untuk memotivasi stafnya agar melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedangkan dari sisi lain seorang kepala sekolah juga berperan sebagai leader, pendidik dan yang tidak kalah penting seorang kepala sekolah juga berperan sebagai manager. Dengan kata lain, kepala sekolah berperan untuk mewujudkan pendayagunaan setiap personal secara tepat agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. 8 Dimana seorang kepala sekolah sebagai manajer harus memiliki human skills agar dapat mengetahui isi hati, sikap dan motif bawahannya. Sehingga kepala sekolah sendiri lebih mudah untuk menumbuhkan motivasi kerja kepada staf-staf yang dipimpin. 7 Ambar T Sulistyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hal. 221. 8 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1989), hal. 90. 5

Mengingat betapa pentingnya reward, khususnya dalam menimbulkan dan membangkitkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugasnya, maka timbul gagasan dan keinginan penulis untuk mengetahuinya secara lebih jauh serta menelitinya. Dari sini penulis akan fokus pada reward dan pengaruhnya dalam meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya. Dari hasil observasi sementara MTs. Wachid Hasyim Surabaya telah menerapkan sistem reward, dan sistem reward yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya dapat dikatakan baik, dilihat dari banyaknya kategori pemberian reward yang diberikan, diantara ketegori reward yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya adalah guru disiplin, guru teladan dan lain sebagainya. Seperti halnya paparan diatas, tujuan dari adanya reward di MTs. Wachid Hasyim Surabaya ini adalah untuk memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya dengan berorientasi untuk selalu lebih baik sehingga nantinya dapat memberikan hal-hal baru dan positif bagi sekolah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, reward yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya tidak selalu dapat memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ada disana. Dari hasil wawancara dengan Bpk. Sugiyanto (waka kurikulum) beliau menyatakan bahwa tantangan dan hambatan pelaksanaan reward di MTs. Wachid Hasyim Surabaya adalah masih ada guru yang meremehkan reward yang 6

diberikan, 9 dalam arti walaupun sudah ada reward namun masih ada guru yang dapat dikatakan belum termotivasi dengan adanya reward tersebut. Sehingga kinerja guru tersebut dapat dikatakan belum terlihat adanya peningkatan. Dengan paparan diatas, timbul rasa ingin tahu dari penulis untuk mengetahui secara detail, berdasarkan reward yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya tersebut apakah memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja yang dimiliki oleh para pendidik dan tenaga kependidikan atau sebaliknya, tidak memberikan pengaruh. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Pengaruh Reward Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Kerja Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Di MTs. Wachid Hasyim Surabaya sebagai tema penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sebagai tugas akhir dalam menempuh jenjang pendidikan Strata-1 (S-1). B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana reward yang diberikan kepala madrasah kepada pendidik dan tenaga kependidikan di MTs. Wachid Hasyim Surabaya? 2. Bagaimana motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan di MTs. Wachid Hasyim Surabaya? 9 Sugiyanto, Waka Kurikulum MTs. Wachid Hasyim Surabaya, Wawancara, Surabaya, 07 November 2014. 7

3. Adakah pengaruh reward kepala madrasah terhadap motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan di MTs. Wachid Hasyim Surabaya? Jika ada, sejauhmana pengaruh tersebut? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam menyusun dan melakukan penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui reward yang diberikan kepala madrasah kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang berprestasi. b) Untuk mengetahui motivasi kerja yang dimiliki pendidik dan tenaga kependidikan di MTs. Wachid Hasyim Surabaya. c) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh reward kepala madrasah terhadap motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di MTs. Wachid Hasyim Surabaya. 2. Kegunaan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis mempunyai harapan supaya penelitian ini mempunyai guna dan manfaat. Kegunaan dan manfaat yang diharapkan penulis adalah: a) Kegunaan teoritis Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh reward kepala madrasah terhadap motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan. 8

b) Kegunaan Praktis 1) Sebagai sumbangan pikiran dan pertimbangan bagi kepala sekolah yang bertugas sebagai pemimpin akan pentingnya reward dalam memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan. 2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah, dalam meningkatkan motivasi kerjanya. 3) Sebagai bekal dan tambahan wawasan pengetahuan bagi penulis. D. Definisi Operasional Penelitian ini berjudul Pengaruh Reward Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Kerja Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Di MTs. Wachid Hasyim Surabaya. Untuk mengindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa kata yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun kata-kata yang perlu dijelaskan pengertiannya antara lain: 1. Reward Reward adalah sesuatu yang diberikan atau diterima oleh seseorang setelah dirinya melaksanakan suatu pekerjaan. Suharsimi Arikunto mendefinisikan reward sebagai sesuatu yang diberikan kepada seseorang 9

karena sudah mendapatkan prestasi dengan yang dikehendaki. 10 Reward adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi. Sistem reward dilakukan untuk lebih mendorong kinerja yang lebih tinggi. Pemimpin memberikan reward atau penghargaan tertentu pada bawahannya jika mampu memenuhi harapan pemimpin. Contoh pemberian reward ialah ketika ada seorang guru yang membimbing siswa untuk mengikuti lomba akademis maupun non akademis, kepala sekolah pasti memberikan reward berupa pujian maupun piagam penghargaan. Pujian dan piagam tersebut diberikan agar guru tersebut merasa apa yang dilakukannya dihargai dan sebagai motivasi bagi guru tersebut dan guru yang lain agar lebih meningkatkan kinerjanya. 2. Motivasi kerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan Istilah motivasi (motivation) berasal dari dari bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan. Gray mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. 11 Motivasi dalam manajemen ditunjukkan pada sumber daya manusia. 12 Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi 10 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Karya, 1993), hal. 160. 11 Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1-2. 12 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 141. 10

bawahan agar mau bekerja. Motivasi merupakan suatu yang penting untuk dipahami para manajer karena motivasi merupakan factor pendorong mengapa individu atau sumber daya manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Pendidik yang dimaksud dalam skripsi ini adalah segenap dewan guru yang ada di MTs. Wachid Hasyim. Guru dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 Bab 27 ayat 3 diartikan sebagai tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar. 13 Sedangkan Dr. Hadari Nawawi dalam bukunya mengartikan guru sebagai orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. 14 Dan tenaga kependidikan itu sendiri adalah seseorang yang bekerja di lembaga pendidikan namun tidak terlibat dalam proses belajar mengajar akan tetapi lebih fokus kepada pengelolaan sekolah. Seperti: pustakawan dan TU. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan adalah faktor pendorong bagi pendidik dan tenaga kependidikan agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan organisasi sekolah. Contoh motivasi kerja yang tinggi adalah ketika seorang guru selalu 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), hal. 223. 14 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1989), hal. 25. 11

memberikan kinerja terbaiknya dan selalu berusaha meningkatkan kinerjanya dari tahun ketahun. E. Review Penelitian Terdahulu Tinjauan pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti, sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. 1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Reward Terhadap Motivasi Kerja Di Badan SAR Nasional (BASARNAS) Surabaya, oleh Diyar Prasviarini tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan gaya kepemimpinan situasional dan reward terhadap motivasi kerja rescuer. Penelitian ini menggunakan metode angket. 15 2. Sistem Reward Dan Punishment Di SMP Al-Hikmah Surabaya, oleh Qonitatun Najah tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah studi kasus. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem reward dan punishment dan dampak dari reward dan punishment di SMP Al-Hikmah Surabaya. 16 15 Diyar Prasviarini, Hubungan Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Reward Terhadap Motivasi Kerja di Badan SAR Nasional (BASARNAS) Surabaya, Skripsi Sarjana Ilmu Sosial Islam, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), hal. 7.t.d. 16 Qonitatun Najah, Sistem Reward Dan Punishment di SMP Al-Hikmah Surabaya, Skripsi Sarjana Ilmu Sosial Islam, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), hal. vi.t.d. 12

F. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membagi menjadi lima bab yang susunan operasionalnya berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan. Pada bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum. Yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan. Bab II: Landasan teori. Pada bab ini akan membahas tentang teori atau literature yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, dimana terdiri dari 3 sub bab. Pertama, berisi kajian teori tentang reward. Kedua, berisi kajian teori tentang motivasi kerja dan yang ketiga tentang pengaruh reward kepala madrasah terhadap motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan. Bab III: Metode penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan untuk penelitian skripsi ini. Di bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan objek penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV: Laporan hasil penelitian. Pada bab ini berisi tentang paparan sejumlah data empiris yang diperoleh melalui studi lapangan, yang meliputi: Gambaran umum obyek penelitian dan penyajian dan analisis data. 13

Bab V: Penutup. Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran. Yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya. 14