BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rempah-rempah dan Oleoresin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pala (Myristica fragrans HOUTT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Company LOGO. Rempah-rempah dan Oleoresin

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh hasil bahwa nilai F=96,7, sementara itu nilai F tabel = 3,68, maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Diduga hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang pertahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus konsumen rokok terbesar di dunia. Menurut Bank Dunia, konsumsi rokok Indonesia sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi dunia (Depkes, 2005). Penyakit yang disebabkan karena merokok membunuh satu dari sepuluh orang, dan menyebabkan kematian sekitar empat juta orang pertahun. Apabila hal ini terus menerus berlangsung hingga 2030, merokok dapat menyebabkan kematian hingga satu dari enam orang (Rehane, 2006). Asap rokok mengandung zat kimiawi yang akan membentuk radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya tidak stabil, sehingga untuk memperoleh pasangan elektron senyawa ini sangat reaktif dan merusak jaringan (Nikki, 1997). Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas ini berperan penting dalam proses terjadinya berbagai macam penyakit seperti: atherosklerosis, kelainan hati, kelainan paru, penyakit jantung dan dapat menimbulkan terjadinya kanker (Halliwel and Gutteridge, 1

2 1999). Kerusakan oksidatif atau kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada dasarnya dapat diatasi oleh antioksidan endogen seperti enzim catalase, glutathione peroxidase, superoxide dismutase, dan glutathione Stransferase. Namun jika senyawa radikal bebas terdapat berlebih dalam tubuh atau melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar, atau antioksidan eksogen untuk menetralkan radikal yang terbentuk (Reynertson, 2007). Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas baik berupa antioksidan yang dibuat oleh tubuh seperti peroksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan glutation sulfhidril (GSH), antioksidan alami (tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid, dan senyawa fenolik) (Kumalaningsih, 2006). Glutation sulfhidril (GSH) adalah antioksidan dalam tubuh, dimana GSH ini merupakan suatu tripeptide yang terdiri dari tiga (3) asam amino, yaitu Gamma Glutamic Acid, Cysteine, dan Glycin. GSH terdapat paling banyak dalam sel-sel hati. Semua zat-zat yang diolah (metabolisme) oleh tubuh kita harus melalui hati. Sel-sel hati mempunyai tugas untuk mendetoksifikasi dan mengikat diri dengan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh (Salan, 2008). Berdasarkan fungsi GSH sebagai antioksidan karena berperan dalam mengikat radikal bebas yang berasal dari polusi udara, rokok, pestisida, dan lain-lain. Juga dapat mempertahankan antioksidan lainnya didalam tubuh seperti vitamin C dan E dalam bentuk aktif, sehingga dapat bekerja dalam bentuk optimal (Anonymous, 2010).

3 Menurut Edyson (2003) sesungguhnya didalam tubuh sudah terdapat enzim yang dapat menangkal radikal bebas, namun bila jumlah radikal bebas berlebihan, seperti pada perokok, tubuh memerlukan antioksidan dari luar untuk menangkal radikal bebas. Untuk itu diperlukan antioksidan dari rempah rempah diketahui cukup tinggi kadar antioksidannya, salah satunya biji pala. Biji pala banyak mengandung minyak atsiri sekitar 5 15% yang meliputi pinen, sabinen, kamfen, miristicin, elemisin, isoelemisin, eugenol, isoeugenol, metoksieugenol, safrol, dimerik polipropanoat,lignan, dan neolignan (Janssen dan Laeckman, Isogai et al., dan Sonavane et al, 1990). Eugenol merupakan komponen utama yang bersifat menghambat peroksidasi lemak dan meningkatkan aktivitas enzim seperti dismutase superoksidase, katalase, glutation peroksidase, glutamin transferase, dan glukose-6-fosfat dehidrogenase (Kumaravelu etal, 1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri biji pala mempunyai sifat antioksidan yang kuat. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan sinergisme di antara komponen-komponen minyak atsiri tersebut. Akhir-akhir ini ada perkembangan baru pemanfaatan minyak atsiri pala, yaitu sebagai bahan baku dalam aromaterapi. Dilaporkan bahwa komponen utama pala dan fuli yaitu myristicin, elemicin dan isoelemicin dalam aromaterapi bersifat menghilangkan stress. Di Jepang, beberapa perusahaan menyemprotkan aroma minyak pala melalui sistem sirkulasi udara untuk meningkatkan kualitas udara dan lingkungan. Untuk tujuan yang sama akhir-akhir ini banyak dijumpai penggunaannya dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk potpourri, lilin beraroma, atomizer dan produkproduk pewangi lainnya (Anonymous, 2010).

4 Berdasarkan uraian di atas, asap rokok dapat menyebabkan stress oksidatif yang dapat menurunkan kadar GSH dan biji pala sebagai bahan antioksidan dapat digunakan untuk meningkatkan kadar GSH maka diperlukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pala (Myristica fragans Houtt) Sebagai Antioksidan Terhadap Kadar GSH (Glutathion Sulfhidril) Hati Tikus Putih (Rattus novergicus) Yang Dipapar Asap Rokok. Diharapkan dapat menambah data ilmiah mengenai kemampuan dari biji pala dalam menetralisir radikal bebas sehingga dapat membantu pengembangan pemanfaatan tanaman ini dalam pengobatan atau terapi herbal. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah pemberian berbagai dosis ekstrak biji pala (Myristica fragans Houtt) sebagai antioksidan dapat berpengaruh terhadap kadar GSH hati tikus putih (Rattus novergicus) yang dipapar asap rokok? 1.2.2 Pada dosis berapakah ekstrak biji pala (Myristica fragans Houtt) sebagai antioksidan dapat berpengaruh paling efektif terhadap kadar GSH hati tikus putih (Rattus novergicus) yang dipapar asap rokok? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak biji pala (Myristica fragans Houtt) sebagai antioksidan dapat berpengaruh kadar GSH hati tikus putih (Rattus novergicus) yang dipapar asap rokok.

5 1.3.2 Untuk mengetahui dosis yang efektif dari ekstrak biji pala (Myristica fragans Houtt) sebagai antioksidan terhadap kadar GSH hati tikus putih (Rattus novergicus) yang dipapar asap rokok. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis - Menyumbang pengetahuan tentang efektifitas penggunaan ekstrak biji pala sebagai antioksidan dalam mempengaruhi kadar GSH sehingga meminimalisir dampak buruk dari perilaku merokok. - Menyumbang pengetahuan hubungan antara pemberian ekstrak biji pala sebagai antioksidan dalam mempengaruhi kadar GSH hati tikus putih yang dipapar asap rokok. 1.4.2 Manfaat teoritis - Menambah khasanan keilmuan bagi penulis dan sumbangan bagi kemajuan ilmu biologi dan kesehatan tentang penggunaan ekstrak biji pala sebagai antioksidan dalam mempengaruhi kadar GSH hati tikus putih yang dipapar asap rokok dan sekaligus dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya.

6 1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan penelitian ini antara lain : 1.5.1 Pada penelitian ini hanya meneliti tentang efek pemberian ekstrak biji pala sebagai antioksidan yang dapat mempengaruhi kadar GSH hati tikus putih yang dipapar asap rokok. 1.5.2 Tikus putih (Rattus norvegicus) yang digunakan adalah tikus putih jantan strain winstar usia 2 bulan dengan berat badan rata-rata ± 200 gram. 1.5.3 Parameter dalam penelitian ini adalah perubahan kadar GSH setelah diberikan perlakuan selama 24 hari. Pengukuran kadar GSH dilakukan sehari setelah perlakuan berakhir. 1.5.4 Bagian tumbuhan yang dipakai dalam penelitian ini adalah biji pala. 1.5.5 Bahan yang digunakan untuk membuat tikus terpapar oksidan adalah rokok kretek merk tali jagat. 1.6 Defenisi Istilah 1.6.1 Pengaruh adalah istilah yang menyebabkan defenisi suatu bahan atau beda, tidak asli sesuai dengan aslinya (Partanto, 1994). 1.6.2 Dosis adalah suatu zat atau senyawa kimia dalam takaran tertentu yang digunakan dalam jangka tertentu (Effendi, 2002). 1.6.3 GSH adalah suatu tripeptida yang terdiri dari tiga (3)asam amino, yaitu Gamma Glutamic Acid, Cysteine, dan Glycine yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, antioksidan, dan detoksifikasi (Salan, 2008).

7 1.6.4 Asap rokok adalah suspensi partikel kecil di udara yang berasal dari pembakaran tak sempurna dari rokok (Wikipedia, 2008). 1.6.5 Dipapar adalah dikenai suatu zat secara terus menerus atau berulang kali dalam jangka waktu tertentu. 1.6.6 Efektif merupakan istilah yang lebih mengarah pada pencapaian hasil sasaran (daya hasil) (Suwandi, 2005). 1.6.7 Tikus putih jantan adalah hewan dari famili Muridae yang biasa digunakan dalam penelitian di laboratorium (Kusumawati, 2004).