PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN P A D A CERAMAH NETRALITAS PNS DI HADAPAN PANWASLU KABUPATEN KEBUMEN Assalamu alaikum wr. wb. Senin, 19 Oktober 2015 Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Yth. Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah; Ysh. Pejabat terkait di jajaran Pemkab Kebumen; Ysh. Ketua Panwaslu Kabupaten Kebumen; Hadirin yang berbahagia. Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Alllah SWT. Kita bersyukur karena atas limpahan rahmat serta karunia-nya, sehingga siang hari ini kita dapat mengikuti Ceramah Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebagaimana diketahui, disetiap penyelenggaraan Pemilihan Umum, termasuk Pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati, salah satu yang mendapatkan perhatian dan biasanya ramai dipertanyakan adalah netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini tidaklah mengherankan, karena disamping jumlahnya cukup banyak, PNS juga sebagai tokoh masyarakat yang sekaligus sebagai panutan masyarakat; belum lagi fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mengingat begitu penting dan strategisnya peran PNS, maka kenetralan PNS dalam Pemilu senantiasa mendapat sorotan. Terkait hal ini, dalam berbagai kesempatan saya seringkali menekankan netralitas PNS. PNS harus netral. Yang dimaksud dengan pengertian netral yaitu bersikap tidak memihak terhadap salah satu kelompok/golongan, tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan, steril dari kepentingan kelompok/golongan, serta tidak terpengaruh kepentingan partai politik. Jika PNS tidak netral, maka dampaknya antara lain : peran dan fungsi PNS sebagai alat pemersatu, 2
pelayan dan penyelenggara pemerintahan tidak bisa berjalan, akan ada diskriminasi pelayanan, PNS akan terkotak-kotak, akan ada konflik kepentingan, serta PNS tidak profesional lagi. Penekanan netralitas PNS tidak hanya datang dari pemerintah sendiri, tetapi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga mewanti-wanti adanya potensi netralitas birokrasi dan PNS di pemerintahan daerah dalam gelaran pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang. Sebab, pengerahan PNS akan dapat menguntungkan oknum incumbent (Petahana) maupun keluarga atau kerabatnya yang maju mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Untungnya, ketiga calon Bupati/Wakil Bupati Kebumen mendatang tidak ada yang dari unsur Petahana, sehingga akan lebih memudahkan untuk mewujudkan kenetralan PNS di Kabupaten Kebumen. Hadirin yang saya hormati; Saya memandang, netralitas PNS dapat diwujudkan dengan menetapkan suatu sistem, 3
bahwa siapapun pimpinan politik yang akan memimpin lembaga birokrasi pemerintah, PNS akan selalu loyal kepada pimpinan terpilih, dan memberikan pelayanan yang sama kepada semua golongan masyarakat. Konsekuensinya, KORPRI sebagai wadah/ organisasi PNS harus mengambil sikap yang tegas, agar setiap insan PNS tidak memiliki afiliasi politik yang bersifat organisatoris dan struktural dengan kekuatan politik manapun. Maksud dan tujuan kebijakan ini adalah, untuk menjamin tegaknya birokrasi yang bebas dari keterikatan politik, sehingga mampu mengemban tugas sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat secara lebih mandiri, sekaligus siap melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik di bawah pemerintahan yang sah. Selanjutnya, untuk menjaga netralitas PNS dalam Pilkada, Pemerintah telah mengeluarkan peraturan 4
perundang-undangan yang mengatur tentang larangan bagi PNS dalam Pilkada, yaitu Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. PP ini diharapkan dapat dijadikan pedoman sikap PNS dalam Pilkada. PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS Pasal 4 menyebutkan : setiap PNS dilarang memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara : a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye; c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan 5
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tersebut dijatuhi hukuman disiplin. Sesuai dengan PP 53/2010, khususnya pasal 15 ayat (2) disebutkan bahwa penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Terkait hal ini, menurut PP 9/2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS, disebutkan bahwa Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota. Ada tiga tingkat hukuman disiplin yang diatur dalam PP 53/2010 tersebut, yaitu hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang, dan hukuman disiplin berat; masing-masing dengan berbagai jenis hukuman disiplin berdasarkan tingkatan pelanggarannya. Hadirin yang berbahagia; 6
Meskipun tidak ada penandatanganan netralitas PNS, sudah seharusnya semua abdi negara bersikap netral dalam setiap pemilihan kepala daerah. Karena itu saya minta para PNS di lingkungan Pemkab Kebumen untuk menjaga netralitasnya selama pelaksanaan pilkada. Patuhi aturan kepegawaian yang melekat terhadap statusnya sebagai PNS, termasuk selama pelaksanaan pilkada. Karena itu pula, saya tidak henti-hentinya memberikan sosialisasi kepada PNS, tentang pentingnya menjaga netralitas dalam momentum pesta demokrasi tersebut. Walaupun demikian, netralitas PNS dalam setiap pemilihan umum berbeda dengan polisi dan TNI. Sebab, PNS tetap mempunyai hak untuk memilih calon pemimpin terbaik, seperti masyarakat umum lainnya. Yang tidak boleh adalah mengikuti kegiatan kampanye sebagaimana yang dilakukan tim sukses pasangan calon. BKD bersama Badan Pengawas dan Inspektorat tentu akan terus memantau PNS selama pelaksanaan 7
pilkada, dan tidak segan-segan memprosesnya sesuai aturan yang berlaku jika terjadi pelanggaran kepegawaian oleh PNS tersebut. Saya menghimbau pada masyarakat yang mengetahui adanya PNS yang ikut kampanye atau tidak netral bisa laporkan ke panwaslu atau inspektur. Hadirin yang saya hormati; Di penghujung sambutan ini saya ingin mengingatkan, bahwa Pilkada bukan sekadar acara rutinitas lima tahunan untuk memberikan persetujuan dalam melakukan pergantian pemimpinnya; melainkan sarana yang demokratis bagi rakyat untuk menjaga kesinambungan suatu sistem yang telah dibangun. Sehingga lahir suatu kontinuitas pembangunan yang mampu meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Pilkada juga bukan hanya berbicara tentang figur pejabat yang pernah berkuasa atau para elit politik yang punya hasrat besar meraih kekuasaan, tetapi 8
sesungguhnya merupakan sebuah ikhtiar untuk menentukan nasib rakyat lima tahun ke depan. Karena itu, dalam menyikapi Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kebumen 2015, saya minta segenap PNS untuk bertindak profesional dan proporsional. Pegang teguh komitmen netralitas, hindarkan semua bentuk politik praktis, dan pastikan keberpihakan dan loyalitas PNS tegak lurus hanya kepada bangsa dan negara. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, ada kurang lebihnya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Sekian, terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu alaikum wr. wb. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 9 H. ADI PANDOYO, SH, M.Si