BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi orang yang melakukannya sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam interaksi berikutnya dengan lingkungan. Tujuan pembelajaran adalah membantu kepada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atas norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Darsono, 2005: 25). Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan 1

2 gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negoisasi pesan dalam suatu konteks atau situasi menurut Sampson (Depdiknas 2005:7). Sedangkan menurut Harjasujana (2007: 6) pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan reseptif (keterampilan mendengar dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara). Pengajaran berbahasa diawali dengan keterampian reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat turut dtingkatkan pada tahap-tahap selanjutnya. Seterusnya, peningkatan keduanya itu menyatu sebagai kegiatan berbahasa terpadu. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus dirancang dan dilaksankan secara baik sesuai dengan hakikat pembelajaran itu sendiri. Hal ini perlu dilakukan guru agar siswa benar-benar memperoleh manfaat dari belajar Bahasa Indonesia

3 Pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan variatif mulai diterapkan para guru bahasa Indonesia. Tujuan adanya perubahan pola pembelajaran tersebut adalah dalam rangka pencapaian kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam bidang bahasa Indonesia juga turut mendapatkan perhatian. Keterampilan berbahasa bukan lagi hanya untuk diketahui, melainkan untuk dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling memengaruhi (Winarmo, 2002:1). Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan 2008: 1). Keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan yang penting untuk dikuasai siswa, karena budaya menulis adalah budayanya orang terpelajar (Winarmo 2002:3). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa membudayakan menulis untuk masyarakat Indonesia adalah dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Proses untuk menuju mayarakat Indonesia yang intelek dan terpelajar dapat diawali dengan penguasaan keterampilan menulis oleh siswa. Menulis bukan sekadar menulis, melainkan sebuah kegiatan yang menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan. Menulis sangat penting bagi dunia pendidikan karena memudahkan para siswa untuk berpikir secara kritis. Keterampilan menulis sebagai salah satu

4 dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan ide-ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalamanpengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtun, gagasan, ekspresif, enak dibaca dan dipahami orang lain ( Winarmo, 2002: 12). Pembelajaran menulis bidang Bahasa Indonesia telah dicantumkan dalam kurikulum, baik Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 maupun Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar (SD), menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang tertuang dalam silabus kurikulum KTSP tahun 2006 yaitu dari aspek keterampilan berbahasa meliputi aspek keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Dari keempat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa tersebut, maka, aspek keterampilan menulislah merupakan aspek yang paling tinggi dan paling kompleks tingkatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Leonhardt dalam Sudradjat (2008: 2) yaitu aspek keterampilan menulis jauh lebih sukar dan jauh lebih rumit dibandingkan aspek kebahasaan yang lainnya, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca. Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara

5 tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh Tarigan (2008: 10) bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut. Akan tetapi sebelum menulis, seseorang perlu memiliki gagasan yang diperolehnya melalui mengarang. Tujuan mengarang adalah menciptakan gagasan dan menggambarkan pikiran, imaginasi, atau peristiwa sejelasjelasnya kepada orang lain. Sedangkan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Kegiatan menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya, melainkan proses pembelajaran panjang untuk menumbuhkembangkan tradisi menulis. Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis narasi yaitu jenis tulisan atau karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman dan pengamatan oleh siswa.

6 Menulis dan mengarang mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya, menulis dan mengarang adalah sama-sama mengungkapkan sebuah gagasan. Baik penulis maupun pengarang menyampaikan gagasan melalui huruf dan tanda baca. Huruf dan tanda baca itu menjadi wakil bunyi bahasa (berupa kata, frasa, kalimat, dan paragraf) yang berisi gagasan untuk disampaikan kepada orang lain.orang lain yang dituju itu dapat menerima gagasan penulis dan pengarang melalui kegiatan membaca. Jadi, baik penulis maupun pengarang sama-sama berkomunikasi dengan pembaca melalui media tulisan. Itulah persamaan menulis dan mengarang. Sedangkan perbedaan menulis dengan mengarang adalah kegiatan menulis menghasilkan tulisan, sedangkan mengarang menghasilkan karangan. Tulisan dilandasi fakta, pengalaman, pengamatan, penelitian, pemikiran, atau analisis suatu masalah. Contoh tulisan antara lain makalah, proposal, artikel, buku umum, dan buku pelajaran. Sebaliknya, karangan banyak dipengaruhi oleh imajinasi dan perasaan pengarang. Contoh karangan antara lain puisi, cerpen, novel, dan drama. Semua karya sastra dihasilkan oleh pengarang (sastrawan). Salah satu hasil kegiatan mengarang adalah cerpen yang berupa cerita khayal atau fiksi. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi adalah hal yang tidak mudah. Banyak orang pandai berbicara atau berpidato di depan orang banyak, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulisan. Untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan atau bakat yang dapat dilatih

7 sejak dini sehingga dalam mengembangkan kalimat akan lebih kreatif dan imajinatif. Hal itulah fakta yang penulis temui berdasarkan pengalaman mengajar penulis selama ini di SD Negeri (SDN) 03 Karanglo, masih ditemui sejumlah masalah dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek keterampilan menulis (mengarang narasi) oleh siswa. Dari hasil tes menulis siswa kompetensi menulis pengalaman siswa kelas V SD Negeri (SDN) 03 Karanglo semester II tahun pelajaran 2012-2013 masih rendah. Siswa masih kesulitan menuliskan narasi dalam bentuk kalimat/karangan yang baik dan benar. Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa mereka belum mampu menerapkan ejaan, tanda baca, diksi, struktur kalimat, dan kepaduan antarkalimat dalam sebuah karangan secara baik. Selain itu siswa kurang mempunyai data yang aktual dan faktual sebagai bahan untuk mengidentifikasi masalah yang akan ditulis. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dihadapi para peserta didik adalah kurangnya kepahaman siswa dalam hal struktur bahasa dan penulisan dan siswa kesulitan memperoleh data yang aktual, faktual, dan menarik sebagai bahan menulis. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya keterlibatan dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengalami langsung dalam proses menulis slogan dan cerita pendek. Eanes (dalam Sudrajad, 2008: 2) berpendapat bahwa pembelajaran menulis yang baik haruslah memberi model proses dan praktik yang terarah dan sistematis.

8 Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi, yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2001: 35). Proses pembelajaran menulis Bahasa Indonesia kelas V SDN 03 Karanglo tahun pelajaran 2012-2013 menunjukkan fakta bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respon siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran. Guru yang dalam hal ini berperan sebagai fasilitator sebaiknya memiliki model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswanya. Penentuan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar merupakan modal awal dalam keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu pendekatan yang tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi

9 pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003: 24), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Pembelajaran koopertif dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna. Di samping keempat masalah itu, kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain adalah media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Media pembelajaran mencakup media yang digunakan sebagai alat penampil, antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film gambar, dan televisi. Penggunaan media secara tepat dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan motivasi, serta menigkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran menulis dengan media Video compact disk (CD) adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada upaya menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan menulisnya melalui media. Dengan metode ini diharapkan siswa kelas V SDN 03 Karanglo akan lebih tertarik terhadap pelajaran dan memunculkan keberanian siswa dalam mengeluarkan ide dan pendapatnya berdasar objek yang dilihatnya. Jadi, dalam proses pembelajaran ini guru bersifat sebagai fasilitator yang

10 menguatkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dengan memberikan dorongan untuk mengeluarkan ekspresi ke dalam bentuk karangan narasi dalam struktur yang baik dan benar. Guru sekaligus dapat memotivasi siswa untuk menulis mengenai masalah yang sedang dibahas secara bebas dan bertanggung jawab. Pembelajaran dengan media VCD diharapkan dapat menjadi satu cara untuk mengatasi permasalahan para siswa agar mampu menulis karangan narasi dengan baik dan benar. VCD yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah VCD film Indonesia Association for Educational Communications and Technology (Anitah, 2010: 3) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sedangkan pendapat Briggs (dalam Anitah, 2010: 4) menyatakan bahwa media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawa atau menyempurnakan isi pembelajaran. Yudhi Munadi (2008: 1) menyatakan bahwa Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, cara pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Disamping itu, pendidikan sebagai bagian dari kebudayan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasangagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam tranformasi nilai

11 demi kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen) misalnya dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. Berdasarkan pembahasan permasalahan yang penulis lakukan dengan teman sejawat akhirnya diputuskan bahwa harus dilakukan tindakan tepat sebagai solusi permasalahan di atas. Tindakan tersebut dituangkan dalam sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul : Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Video Compact Disk (Vcd) Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 03 Karanglo Tahun 2012-2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis. 2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar yang membuat aktivitas belajar siswa menjadi rendah

12 3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra. 4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. 5. Keadaan seperti di atas mengakibatkan keterampilan menulis siswa rendah C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal hal berikut : 1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah CD film Indonesia 2. Materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa pada penelitian ini adalah menulis narasi D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: Apakah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media VCD dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SDN 03 Karanglo tahun pelajaran 2012-2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

13 1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran kemampuan menulis narasi siswa kelas V SDN 03 Karanglo tahun pelajaran 2012-2013 melalui media VCD 2. Untuk meningkatkan kemampuaan menulis narasi siswa kelas V SDN 03 Karanglo tahun pelajaran 2012-2013 F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Melalui PTK ini guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan keterampilan menulis khususnya narasi dalam Bahasa Indonesia siswa b. Bagi Siswa Hasil PTK ini dapat bermanfaat untuk memotivasi siswa agar seluruh kompetensi khususnya menulis dapat meningkat sehingga siswa mempunyai kemampuan tinggi dalam berkomunikasi yang meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis c. Bagi Sekolah Hasil PTK ini dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap siswa dalam proses pembelajaran di sekolah 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Lain

14 Mendapatkan teori baru tentang peningkatan kemampuan menulis Bahasa Indonesia khusunya laporan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.