SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS KOMPETENSI PEMBANGUNAN SDM PADA PEKERJAAN BAWAH AIR

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kuliah 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

SISTEM MANEJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) MEMBANGUN BUDAYA K3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DEPNAKERTRANS

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

SISTEM MANEJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) MEMBANGUN BUDAYA K3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DEPNAKERTRANS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K3 MIGAS (Workshop) EA SOLUTION MANFAAT TRAINING MATERI TRAINING. TRAINER HES Consultant Chevron Pasific Indonesia

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SERTIFIKASI TENAGA KERJA

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/IX/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN DI DALAM NEGERI

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

PENERAPAN SMK3 DALAM MENGHADAPI MEA 2015

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

K3 Konstruksi Bangunan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 372 /MEN/XI/2009 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

Sulit disangkal, bila peringatan Utamakan Selamat yang dipasang di pelbagai

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

SAMBUTAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PADA

Labibah Zain. 12 Januari 2012 di Menara Penninsula Hotel Jakarta dan materi ini adalah. BELUMFINAL karena masih harus masuk Tim Perumus.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

LEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI. Disampaikan Oleh : SULISTYO

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan bahwa

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pranata Pembangunan Pertemuan 11 Ketertiban dalam membangun

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS LINGKUP PENANGANAN KESELAMATAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SELAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

Transkripsi:

SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS KOMPETENSI PEMBANGUNAN SDM PADA PEKERJAAN BAWAH AIR Workshop Underwater Engineering Yogyakarta, 22 September 2014 Muchamad Yusuf ST. M.Si Kasubdit Kerjasama Penegakan Hukum Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemnakertrans RI

2 Tahun 2010-2014 INDONESIA BERBUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TAHUN 2015 2

Lokasi Utama Pekerjaan Dalam Air Kep Riau, Babel Selat Makassar Maluku & Papua Laut Jawa Ket: lokasi pekerjaan dalam air 3

4 Identifikasi Masalah 1. Kecelakaan Kerja dan Penyakit Kerja diperkirakan cukup besar Tidak terdapat data mutahir dan akurat ttg pekerja selam 2. Jumlah tenaga Kerja yg terlibat cukup besar Budidaya mutiara, penambang, Inspeksi & perawatan instalasi lepas pantai & kapal, pariwisata, riset, pendidikan dll.

McYusuf@ 2013 5 Analisis Tugas dan Fungsi Negara : memberi Perlindungan ketentuan Pasal 2 huruf h dan Pasal 3 ayat (1) Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu diatur mengenai syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja dalam bekerja dibawah air guna menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan keselamatan umum

McYusuf@ 2013 6 Analisis 1. Belum tersentuh pembinaan dan perlindungan dari negara Working condition upah, Jaminan Sosial, waktu kerja dan waktu istirahat, hubungan kerja. Working Environment: Regulasi mengenai syarat2 K3 belum tersedia. : Sarana K3, APD, SOP dll. 2. Kompetensi pekerja tidak memenuhi kebutuhan industri nasional / internasional Kualitas maupun Kuantitas

UUD 1945 pasal 27 ayat (2) setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai harkat dan martabat manusia.

Safety and Health an integral part of Decent Work (ILO) «DECENT WORK MUST BE SAFE WORK»

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan a. Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. b. Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

10 Tujuan K3 Ref. UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien Menjamin proses produksi berjalan lancar

UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Pasal 9 Pembinaan 1) Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru : Kondisi dan bahaya di tempat kerja Semua pengaman dan alat perlindungan diharuskan Menyediakan APD Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman yang 2) Mempekerjakan setelah yakin memahami K3 3) Melakukan pembinaan pencegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran peningkatan K3, pemberiaan P3K. 4) Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3

DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3 Pasal 87 UU No.13/2003 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

22 Pasal PP NO. 50 TAHUN 2012 Tanggal 12 April 2012 Lampiran 1 ttg Pedoman Penerapan SMK3 Lampiran 2 ttg Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 Lampiran 3 ttg Laporan audit SMK3

SMK3 Pengertian Pasal 1 bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

K3 Pengertian Pasal 1 segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

TUJUAN PENERAPAN SMK3 Pasal 2 a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi; b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Pasal 5 Wajib bagi perusahaan: memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan Dlm menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan peruu, konvensi atau standar internasional

Penerapan SMK3 meliputi Pasal 6 1. penetapan kebijakan K3; 2. perencanaan K3; 3. pelaksanaan rencana K3; 4. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan 5. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

OSH-MS TO ESTABLISH SAFETY CULTURE Reactive Dependent Independent Interdependent Safety by Natural Instinct Compliance is the Goal Delegated to Safety Manager Lack of Management Involvement Management Commitment Condition of Employment Fear/Discipline Rules/Procedures Supervisor Control, Emphasis, and Goals Value All People Training Personal Knowledge, Commitment, and Standards Internalization Personal Value Care for Self Practice, Habits Individual Recognition Help Others Conform Others Keeper Networking Contributor Care for Others Organizational Pride Engineering Control OSH - MS Behavioral Safety

PP.50 ttg Penerapan SMK3 bag. 3 Pelaksanaan Rencana K3 Di dukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana dan sarana. Sumber daya manusia harus memiliki: kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang. Prasarana dan sarana sebagaimana paling sedikit terdiri dari: organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3; anggaran yang memadai; prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian; dan instruksi kerja.

KRITERIAAUDIT Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem Manajemen K3 Sistem Kerja SMK3 berbasis Kompetensi 6.1.1 Petugas yang kompeten telah mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko yang timbul dari suatu proses kerja. 6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan, maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian. 6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang terdokumentasi untuk mengendalikan risiko yang teridentifikasi dan dibuat atas dasar masukan dari personil yang berkompeten serta tenaga kerja yang terkait dan disyahkan oleh orang yang berwenang di perusahaan

Standar Pemantauan Pemeriksaan Bahaya 7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. 7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya. 7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa. 7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi.

Near enough is responsible for many failures Tuntutan Industri = tuntutan K3 = 100 % kompeten.

Kompetensi Pemerintah boleh mewajibkan suatu standar jika berkaitan dengan : Safety (K3) Security Potensi dispute besar

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. KEP. 64 /PPK/ XI/2013 PEDOMAN PEMBINAAN K3 PEKERJAAN PENYELAMAN DI DALAM AIR (UNDERWATER DIVING WORK)

Latar belakang Memberi perlindungan kepada pekerja terhadap potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja saat bekerja pada penyelaman di dalam air. penduduk Indonesia tahun 2012 (237,6 juta jiwa) naik dari tahun 2011 (206,2 juta jiwa). Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Lebih dari 100 juta angkatan kerja Lebih dari 30 juta orang terlibat dalam aktivitas kelautan. Ribuan pekerja selam

PEDOMAN PEMBINAAN K3 PEKERJAAN PENYELAMAN DI DALAM AIR (UNDERWATER DIVING WORK) Pedoman ini ditujukan untuk: Memberikan pedoman pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja selam. Memberikan pedoman mengenai tata cara mendapatkan lisensi K3 bagi pekerja selam. Ruang Lingkup meliputi: Pembinaan K3 bagi pekerja selam. Pemberian lisensi bagi pekerja selam secara berjenjang.

Kewajiban pengurus 2 Kompetensi pekerja selam dibagi menjadi 3 (tiga) kualifikasi, yang meliputi: Pekerja Selam Kelas I; Pekerja Selam Kelas II; Pekerja Selam Kelas III; Kewenangan pekerja selam dibuktikan dengan lisensi yang dikeluarkan oleh Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pekerja Selam Kelas I Persyaratan Menyelesaikan modul A Mengikuti pembinaan selama 85 jam pelajaran. Pekerja Selam Kelas I memiliki kompetensi melakukan penyelaman dengan aman menggunakan peralatan SCUBA dengan maksimum kedalaman 30 meter pekerjaan yang meliputi: dasar-dasar pengikatan, penggunaan Lifting Bags, teknik pencarian objek (Diver Search Techniques), dan penggunaan perkakas dan inspeksi visual.

Pekerja Selam Kelas II Persyaratan 1. Menyelesaikan modul B dan C. 2. Memiliki sertifikat pekerja selam kelas I 3. Mengikuti pembinaan selama 150 jam pel 4. Memiliki buku kerja (log book).

Pekerja Selam Kelas II Pekerja Selam Kelas II memiliki kompetensi: 1. melakukan penyelaman dengan aman dan baik menggunakan peralatan SSBA (surface supplied breathing apparatus) di perairan di darat (inland), perairan pantai (inshore) dan perairan lepas pantai (offshore) pada kedalaman maksimum 50 meter. 2. Pengetahuan tentang pekerjaan yang akan dilakukan meliputi: memahami fungsi Hyperbaric Chamber, 3. penggunaan peralatan dengan penggerak mula (power tools), 4. peralatan penyedotan (Air Lifts and Jetting equipment), dan 5. pekerjaan konstruksi sederhana.

Pekerja Selam Kelas III Persyaratan Memiliki sertifikat Pekerja Selam Kelas II. Memiliki buku kerja (log book). Menyelesaikan modul D Mengikuti pembinaan selama 54 jam pelajaran. Pekerja selam kelas III memiliki kompetensi: melakukan pekerjaan penyelaman saturasi sebagai Bellman dan pekerja selam dengan menggunakan gas campuran yang sesuai.

Secara umum ada 4 ciri sebuah profesi. 1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi. 2. Berorientasi memberikan jasa untuk kepentingan umum dari pada kepentingan sendiri. 3. Adanya proses lisensi atau sertifikat. 4. Memiliki organisasi profesi yang mengklaim mewakili anggotanya. yang bertujuan memajukan profesi serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya. AK3DAI (Asosiasi K3 Dalam Air Indonesia) dibentuk untuk menjadi mitra pemerintah dalam membangun SDM pekerja selam Indonesia yang kompeten dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri serta mampu bersaing di pasar global

Kesimpulan 1. K3 merupakan tanggungjawab setiap orang / pekerja/ tenaga kerja, pengurus dan pengusaha. 2. Penerapan SMK3 merupakan suatu kebijaksanaan strategis dan mempunyai arti penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM maupun perlindungan tenaga kerja dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik. 3. Pekerjaan dalam air ( underwater work) tergolong pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi maka mensyaratkan SDM pekerja selam yang kompeten.

bahan diskusi Bagaimana kondisi ideal SDM underwater work Indonesia yang diinginkan? Apa peran perguruan tinggi? Apa peran asosiasi profesi? Apa peran swasta? Apa peran pemerintah?

Dokumentasi TOT K3 Penyelaman 17-20 sept 2014

TERIMA KASIH muchyusuf@nakertrans.go.id