BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan judul yang diambil. Berikut beberapa referensi yang berkaitan

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di unduh dari : Bukupaket.com

contoh makalah teknik mesin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Variabel terikat Variabel kontrol Pengumpulan Data Peralatan Bahan Penelitian

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME KATUP, TROUBLE SHOOTING DAN VARIASI CELAH KATUP MASUK TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA ISUZU C190

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN


Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. maka motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yaitu: motor

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

PENGARUH VARIASI SUDU KIPAS RADIATOR TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN PADA MOBIL TOYOTA K3-VI, 1300 CC. Mastur 1, Nugroho Aji

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

Spark Ignition Engine

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2 golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin; energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Mesin pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor bakar adalah alat yang berfungsi untuk mengkontroversikan energi termal dari pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis, dimana proses pembakaran berlangsung didalam silinder mesin itu sendiri sehingga gas pembakaran bahan bakar yang terjadi langsung digunakan sebagai fluida kerja untuk melakukan kerja mekanis. (Wardono, 2004) Motor bakar torak mempergunakan beberapa silinder didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak balik). Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung (batang penggerak) dihunungkan dengan poros engkol. 7

8 Gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkon dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol menimbulkan gerak translasi pada torak. Pada motor bakar tidak terdapat proses perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida kerja karena itulah komponen motor bakar lebih sedikit daripada komponen mesin uap. (Arismunandar. W, 1988) 2.2. Mesin Berbahan Bakar Bensin Motor bakar torak dibagi menjadi dua jenis yaitu motor bensin (Otto) dan Mesin Diesel. Perbedaannya yang utama terletak pada sistem penyalaannya. Bahan bakar pada motor bensin dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara kedua elektroda busi. Karena itu motor bensin dinamai juga Spark Ignition Engines. (Arismunandar W, 1988) Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran (Spark Ignition), dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis (Wikipedia, 2016). Karakteristik dari bensin yang memiliki temperature auto-ignition yang lebih tinggi dari solar sehingga bensin membutuhkan busi pembakaran untuk memulai pembakaran. Sedangkan yang dimaksud dengan temperature autoignition sendiri adalah temperatur dimana fraksi akan menimbulkan api dengan sendirinya tanpa adanya sumber api atau percikan api, oleh karena itu diperlukan tekanan kompresi yang lebih rendah dibanding Mesin Diesel, karena pada Mesin Diesel memulai pembakaran hanya dengan meningkatkan kompresi.

9 2.2.1. Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Tak Motor bakar empat langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat langkah piston. (Wikipedia, 2016). Mesin 4 tak memiliki 4 langkah piston antara lain; langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang. Gambar 2.1. Prinsip kerja mesin 4 langkah Sumber: Arismunandar. W, 2002 Langkah hisap atau intake stroke adalah posisi katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup, piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Gerakan piston menyebabkan ruang didalam silinder menjadi vakum, sehingga campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder. Langkah kompresi atau compression stroke adalah langkah dimana campuran bahan bakar dan udara dikompresikan atau ditekan di dalam silinder. Proses yang terjadi pada langkah hisap adalah posisi katup hisap dan katup buang tertutup, piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB)

10 menuju ke Titik Mati Atas (TMA). Karena gerakan piston, volume ruang bakar mengecil sehingga membuat tekanan dan temperatur campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder naik. Langkah kerja atau combustion stroke adalah langkah dihasilkannya kerja dari energi pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Posisi kedua katup tertutup, beberapa saat sebelum piston mencapai TMA busi memercikan bunga api pada campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresi dan terjadi pembakaran. Terjadinya pembakaran menyebabkan gas didalam silinder mengembang, tekanan dan suhu naik. Tekanan pembakaran mendorong piston bergerak ke TMB, gerakan inilah yang menjadi tenaga motor. Langkah buang atau exhaust stroke adalah langkah dimana gas sisa pembakaran dikeluarkan dari silinder. Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB menuju ke TMA, gas sisa hasil pembakaran akan terdorong ke luar dari dalam silinder melalui saluran katup buang. Ketika piston sudah mencapai TMA poros engkol sudah berputar dua kali. Syarat mesin berjalan dengan maksimal harus memenuhi kriteria pembakaran yang baik yaitu kompresi tinggi, pengapian pada waktu yang tepat, penyalaan bunga api pada busi kuat atau besar serta campuran bahan bakar dan udara tepat. DOHC (Double Over Head Camshaft) yaitu dua camshaft ditempatkan pada kepala silinder, satu untuk menggerakkan katup masuk

11 dan yang lainnya untuk menggerakkan katup buang. Camshaft membuka dan menutup katup langsung, tidak memerlukan rocker arm. (New Step 1: 1995) DOHC ditandai dengan dua camshaft yang terletak pada satu kepala silinder. setiap silinder memiliki 4 buah katup, dua buah katup hisap dan dua buah katup buang. Desain DOHC memiliki camshaft yang berada lurus diatas katup. DOHC memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain; Kekurangan: 1. Memiliki berat yang lebih besar dibanding SOHC 2. Pengaturan celah katup harus mengganti shim, pada SOHC hanya mengatur baut penyetel pada rocker arm. Kelebihan: 1. Tidak menggunakan rocker arm, sehingga pemuaian yang terjadi pada rocker arm dapat dihilangkan. 2. Sudut penempatan katup yang lebih tepat sehingga aliran udara lebih optimal. 3. Camshaft DOHC lebih mudah diolah daripada camshaft SOHC, karena memiliki camshaft yang terpisah antara buang dan hisap. 2.3. Spesifikasi Mesin 2.3.1. Kapasitas Mesin

12 Kapasitas mesin Toyota Great Corolla dengan kode mesin 4A-FE memiliki volume 1,6 liter dengan konfigurasi 4 silinder segaris 16 katup DOHC. Mesin ini menggunakan teknologi EFI (electronic fuel injection). 2.4. Komponen Mesin 1. Kepala silinder Kepala silinder dipasang di bagian atas blok silinder, merupakan penutup bagian atas dari silinder dan juga sebagai pembatas ruang pembakaran diatas torak. Ruang pembakaran terletak diatas torak atau diatas pada titik mati atas (TMA). (Daryanto, 2002) Pada kepala silinder dilengkapi dengan mantel pendingin yang dialiri air pendingin atau water coolant yang dipompa dari water pump supaya air selalu tersirkulasi dan mampu mendinginkan atau mereduksi suhu panas dari pembakaran. ( New Step 1: 1995) Gambar 2.2. Kepala silinder Sumber: Riyadi, 2015.

13 Gambar 2.3. Komponen pada kepala silinder Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994. 2. Mekanisme katup Mekanisme katup adalah unit yang digerakan oleh poros engkol atau crankshaft yang berfungsi untuk mengatur buka tutup katup. Pully exhaust camshaft digerakan oleh poros engkol melalui timing belt. Sedangkan intake camshaft digerakkan oleh sub gear dan driven gear yang saling berhubungan dengan drive gear exhaust camshaft (New Step 1: 1995). Pada media pengambilan data penggerak camshaft menggunakan model timing belt, yaitu sabuk bergigi. Komponen pada mekanisme katup terdiri dari banyak komponen, misalnya: a. Camshaft atau poros nok Poros nok adalah sebuah poros yang panjang dan terdapat kam (camlobe) berbentuk bulat telur dan berputar eksentrik. Poros nok berfungsi

14 untuk mengoperasikan katup pada masing masing silinder mesin. (Daryanto, 2002) Pada media pengambilan data menggunakan jenis DOHC (dual over head camshaft) yaitu mekanisme katup pada mesin tersebut memiliki dua buah poros nok (camshaft) yang terletak di atas kepala silinder (head cylinder). Dengan adanya dua buah camshaft sehingga tidak diperlukan rocker arm untuk jenis ini. Pada tiap camshaft memiliki 8 nok atau camlobe yang berfungsi untuk menekan katup supaya terbuka. Dua kali putaran crankshaft diubah menjadi satu kali (360 derajat) putaran camshaft. Pada tiap silinder terdapat empat camlobe atau yang sering disebut dengan nok, yaitu dua camlobe untuk katup masuk dan dua camlobe untuk katup buang. Tinggi camlobe pada masing-masing camshaft sama, sehingga jarak dan lama pembukaan katup disetiap silinder sama. Lama kerja katup ditentukan oleh camshaft yang berputar dan menekan katup hingga terbuka. Gambar 2.4. Camshaft atau poros nok Sumber: Riyadi, 2015. Secara garis besar katup akan terbuka ketika nok atau camlobe menekan katup dan proses buka tutup katup menandai sebuah langkah

15 berdasarkan jumlah Stroke atau tak suatu motor. Diasumsikan ketika katup masuk terbuka dan katup buang tertutup, piston bergerak dari TMA menuju TMB maka langkah tersebut adalah langkah hisap. Pada kenyataan yang terjadi pada sistem katup tidak seketika katup terbuka saat piston mulai bergerak dari titik tertentu menuju titik yang lain. Katup masuk dan buang akan mulai membuka sebelum piston mencapai titik mati dan sebelum langkah kerja piston dimulai. Awal pembukaan katup hisap 6 derajat sebelum piston mencapai TMA, sehingga katup mulai membuka ketika piston belum mencapai TMA. Katup masuk akan menutup dengan sempurna pada 40 derajat setelah piston mencapai TMB, atau katup masuk tertutup sempurna pada awal langkah kompresi tepatnya 40 derajat setelah piston mencapai TMB dan piston bergerak menuju TMA. Gambar 2.5. Diagram pengapian dan buka-tutup katup Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994.

16 b. Shim Shim adalah plat bantalan yang bersinggungan langsung dengan camlobe. Shim berada pada valve lifter, shim dapat dilepas dan dipasang dengan cara mengungkit pada alur yang terdapat pada valve lifter. Selain itu shim digunakan sebagai pengganti penyetel celah katup. Pada tipe ini penyetelan celah katup dengan cara mengganti shim yang tebalnya berbeda. Cara penggantian shim juga harus diperhitungkan supaya celah katup sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 2.6. Shim dan lifter Sumber: Dhinai Adnan, 2013. c. Valve atau katup Katup terbuat dari baja berbahan khusus karena berhubungan dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Katup selalu terdorong menutup karena adanya tekanan pegas, apabila tenaga dorong dari putaran camshaft bekerja maka katup akan bergerak kebawah sehingga saluran dapat terbuka. Pada umumnya, katup masuk lebih besar dari pada katup buang. ( New Step 2: 1996 )

17 Gambar 2.7. Batang katup Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994. Katup hisap dibuat lebih besar dibandingkan katup buang supaya campuran bahan bakar dan udara yang masuk lebih banyak atau lebih lancar. Katup buang dibuat lebih kecil karena suhu dan tekanan didalam silinder lebih tinggi dibandingkan dengan udara luar. Selain itu, gerakan piston dari TMB menuju TMA membantu mengeluarkan gas sisa pembakaran dari dalam silinder. Sudut singgung kepala katup dengan dudukan katup mempengaruhi kerapatan katup ketika menutup. Sudut singgung katup yang tidak sama akan menyebabkan kebocoran karena sisi yang bersinggungan hanya sebagian. Supaya sisi singgung atau jurnal yang terdapat pada katup dan dudukan katup dapat bersentuhan dengan tepat ketika katup menutup serta sisi yang bersinggungan dapat bersentuhan diseluruh bagiannya harus dilakukan scourse.

18 Scourse dilakukan dengan menggesek dudukan katup dengan karbida, atau bisa juga dengan mengasah sisi yang bersinggungan dengan katup itu sendiri yang diolesi dengan pasta scourse. Pasta scourse berupa pasta yang bercampur dengan serbuk karbida. Serbuk karbida yang bersifat tajam dan berbentuk butiran lembut akan menggores permukaan yang bersentuhan ketika tergesek. Ketika menggunakan pasta ini hendaknya berhati hati karena dapat mengikis permukaan lain ketika permukaan yang terkena pasta scourse bergesekan. d. Pegas katup Pegas katup pengembali merupakan alat untuk mengembalikan kedudukan katup setelah ditekan oleh poros kam. Pegas katup biasanya berbentik pegas koil helik. (Daryanto, 2002).Pegas katup adalah pegas yang berfungsi untuk menutup katup saat tidak ada tekanan dari nok camshaft. Pegas katup sangat berpengaruh terhadap kerja mesin, karena rapat tidaknya katup saat menutup sangat tergantung dengan regangan pegas katup. Apabila pegas katup lemah, maka kecepatan penutupan katup akan lambat bahkan katup tidak akan menutup tepat waktu. Oleh karena itu, bahan pegas katup harus memiliki daya tahan tinggi terhadap kelelahan. Panjang pegas katup sangat mempengaruhi terhadap penutupan dan kekuatan katup.

19 Gambar 2.8. Pegas katup Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994. e. Ruang bakar Ruang bakar adalah ruang terjadinya pembakaran ketika proses pembakaran berlangsung. Ruang bakar terletak pada kepala silinder berupa cekungan. Volume ruang bakar disesuaikan dengan kapasitas atau volume silinder dengan perbandingan yang sesuai standart bahan bakar yang digunakan. Letak ruang bakar berada diatas piston ketika piston berada pada TMA. Pada ruang silinder terdapat lubang atau saluran yaitu saluran masuk dan saluran buang beserta terdapat lubang untuk busi. 3. Blok Silinder Blok silinder merupakan komponen mesin utama dan terbesar, pada bodi dipasang beberapa komponen yang lain. Semakin berkembangnya teknologi, blok silinder dibuat dengan bahan almunium. Sehingga berat mesin menjadi lebih ringan daripada menggunakan besi tuang. Pada blok silinder terdapat lubang silinder yang banyaknya tergantung dari spesifikasi kendaraan. Pada blok silinder terdapat mantel pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan atau mengurangi suhu ketika mesin

20 beroperasi. Selain itu, pada blok silinder juga terdapat saluran oli yang nantinya akan dialirkan ke kepala silinder. Blok silinder memiliki beberapa tipe, antara lain: a. Tipe in-line atau segaris Blok silinder dengan susunan dan urutan lubang silinder memiliki satu garis yang lurus dan memiliki satu sudut. Tipe ini memiliki keuntungan yaitu mudah dalam segi konstruksi pembuatan dan perawatan. Selain itu, tidak memerlukan ruang yang terlalu besar. Akan tetapi, jenis ini juga memiliki kekurangan yaitu mesin yang semakin banyak memiliki silinder, maka sulit mencapai keseimbangan dari mesin itu sendiri (bergetar). Gambar 2.9. Mesin tipe in-line atau segaris Sumber: New Step 1 Training Manual, 1995. b. Tipe bercabang Sesuai dengan namanya, mesin ini memiliki cabang sesuai dengan jenisnya. Mesin bercabang memiliki biasanya konfigurasi v,w,x dan lainlain. Mesin ini memiliki nilai gravitasi yang lebih rendah karena tidak tegak

21 lurus terhadap tenaga yang dihasilkan. Dengan silinder yang lebih banyak, maka tenaga yang dihasilkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas mesin dan teknologi yang sama. Semakin banyak cabang pada mesin, semakin stabil atau seimbang putarannya. Gambar 2.10. Mesin tipe V Sumber: New Step 1 Training Manual, 1995. c. Tipe flat atau boxer Mesin flat atau mesin boxer yang memiliki sudut 180 derajat vertikal atau horizontal (berlawanan arah). Kekurangan dan kelebihan mesin boxer adalah: Kekurangan 1. Memiliki tingkat kebisingan yang semakin tinggi seiring bertambahnya jumlah silinder 2. Putaran mesin tidak terlalu tinggi Kelebihan 1. Memiliki titik gravitasi yang rendah

22 2. Memiliki getaran yang sangat halus dibandingkan dengan mesin in-line dan mesin v 3. Konstruksi mesin seimbang 4. Memiliki torsi yang baik Gambar 2.11. Mesin tipe flat atau boxer Sumber: New Step 1 Training Manual, 1995. Pada blok silinder terdapat komponen yang dipasang didalam blok silinder, komponen pada blok silinder antara lain: a. Silinder Lubang silinder mempunyai bentuk silindris yang sempurna dan telah dipoles. Akan tetapi, karena gesekan piston dan ring piston dengan silinder yang bertekanan dan temperatur tinggi maka keausan silinder tidak dapat dicegah. (New Step 2:1994) Ada beberapa jenis dari silinder, antara lain:

23 1. Silinder tipe basah Pada silinder blok, tipe ini terdapat mantel pendingan yang berhubungan langsung dengan cylinder liner tersebut. pada tipe ini, silinder menggunakan pendingin berupa cairan dengan tujuan silinder tidak cepat panas. Selain itu, juga untuk mencegah keretakan pada silinder akibat pemuain yang berlebihan karena suhu tinggi. Hal ini membuat cylinder liner tidak cepat panas karena selalu berhubungan dengan air pendingin. Pada tipe basah diperlukan packing atau seal untuk mencegah kebocoran air pendingin. Seal yang rusak akan menyebabkan air pendingin masuk ke dalam ruang oli, sehingga dapat mengganggu sistem pelumasan dan akan menimbulkan banyak masalah pada mesin. 2. Silinder tipe kering Pada blok silinder, tipe ini letak mantel pendingin tidak berhubungan langsung dengan cylinder liner. Hal ini membuat cylinder liner cepat panas pada saat mesin beroperasi, karena liner tidak berhubungan langsung dengan air pendingin. Masalah yang selalu terjadi karena ausnya silinder adalah : 1. Penggunaan oli mesin bertambah boros. 2. Tenaga mesin menurun karena tekanan kompresi berkurang. 3. Ring piston bagian atas rusak karena terjadi pengembangan pada bagian atas cylinder liner dan lain-lain.

24 Penyebab keausan cylinder liner adalah : 1. Pelumasan yang tidak sempurna. 2. Perawatan yang tidak teratur pada oli mesin atau filter oli 3. Debu yang terhisap ke sistem intake bersama udara. 4. Campuran udara dan bahan bakar yang terlalu kaya. 5. Over heating atau kelebihan panas yang terjadi pada komponen mesin, dll. Ukuran silinder mempengaruhi besar kecilnya volume mesin. Volume silinder ditentukan oleh ukuran diameter silinder (bore) dan panjang langkah piston. Besarnya volume silinder dinyatakan dalam centimeter cubic (cc) atau dalam liter (l). Semakin besar diameter silinder maka campuran atau volume bahan bakar dan udara yang masuk kedalam silinder semakin banyak. Dengan demikian, dapat diasumsikan tenaga yang dihasilkan akan semakin besar. b. Piston Piston adalah komponen mesin yang memiliki sistem vital yang terletak di dalam silinder dan berhubungan langsung dengan ruang bakar sehingga temperatur piston sangat tinggi. Piston tidak dapat didinginkan dengan water coolant atau air pendingin. Sehingga perlu ukuran yang sangat presisi supaya tidak terjadi stuck atau piston tidak dapat bergerak didalam silinder karena temperatur yang sangat tinggi. Piston dibuat dengan ukuran

25 diameter kepala piston lebih kecil dibanding diameter sirip piston ketika piston dingin, hal itu untuk mencegah pemuaian yang berlebihan pada kepala piston. Gambar 2.12. Keadaan piston ketika dingin dan panas Sumber: New Step 1 Training Manual, 1995. c. Ring piston Ring piston adalah bagian dari piston yang selalu bergesekan dengan dinding silinder sehingga ring piston sangat rawan terhadap keausan. Ring piston juga berfungsi sebagai pencegah kebocoran kompresi. Gambar 2.13. Ring Piston Sumber: Riyadi, 2015.

26 d. Batang piston (connecting rod) Batang penggerak menghubungkan piston ke poros engkol batang penggerak memindahkan gaya torak dan memutar poros engkol ketika berhubungan dengan poros engkol, batang penggerak mengubah gerakan bolak balik torak kedalam gerakan putaran dari poros engkol dan roda gigi (Daryanto, 2002). Batang piston berfungsi sebagai penerus gaya yang diterima oleh piston yang dihasilkan dari pembakaran. Pada batang piston terdapat nok atau tanda yang menunjukkan arah depan dari mesin. Pada batang piston juga terdapat lubang oli yang berfungsi untuk melumasi bantalan batang piston. Panjang batang piston sangat mempengaruhi langkah piston dari TMA menuju TMB. Panjang batang piston disesuaikan dengan jarak crankpin dengan crank jurnal. Gambar 2.14. Batang piston. Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994.

27 2. Bantalan batang piston Bantalan batang piston atau yang biasa disebut dengan metal yang terdapat pada big end batang piston berfungsi sebagai pencegah keausan yang disebabkan oleh gesekan yang terus menerus. Pada bantalan batang piston dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pada bantalan batang piston terdapat nok yang berfungsi sebagai tempat duduknya bantalan supaya bantalan batang piston tidak ikut berputar ketika mesin beroperasi. Pada bantalan batang piston terdapat lubang oli sebagai saluran pelumasan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada crankpin dan big end batang piston. Gambar 2.15 Bantalan batang piston Sumber: New Step 2 Training Manual, 1994.