BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

Retriksi Cairan dengan Mengunyah Permen Karet Xylitol)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

NOVIANI SABTINING KUSUMA PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. hidup saat ini yang kurang memperhatikan keseimbangan pola makan. PGK ini

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kondisi yang sehat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah salah satu organ utama sitem kemih atau uriner (tractus urinarius) yang berfungsi menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Fungsi ginjal secara umum antara lain yaitu sebagai ultrafiltrasi yaitu proses ginjal dalam menghasilkan urine, keseimbangan elektrolit, pemeliharaan keseimbangan asam basa, eritropoiesis yaitu fungsi ginjal dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor atau mengatur kalium serum dan fosfor, regulasi tekanan darah, ekskresi sisa metabolik dan toksin (Yakobus, 2009). Fungsi ginjal ini dapat mengalami penurunan oleh berbagai sebab. Penurunan fungsi ginjal terjadi secara berangsur-angsur dan irreversible yang akanberkembang terus menjadi gagal ginjal terminal.adanya kerusakan ginjal tersebutdapat dilihat dari kelainan yang terdapat dalam darah, urin, pencitraan, atau biopsiginjal. Penurunan fungsi ginjal ini sering dikenal dengan Chronic Kidney Disease (CKD). CKD adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjalatau laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih (Kidney Disease Outcomes Quality Iniatiative of The National Kidney Foundation, 2007). CKD disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebab CKD antaralain penyakit infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskular hipertensif,gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter, penyakitmetabolik, nefropati toksik, nefropati obstruktif (Price dan Wilson, 2006).Saat ini jumlah CKD sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun.menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 CKD di dunia pertahunnya meningkat lebih dari 30%. Pada 2 dekade terakhir di 1

2 Amerika Serikat angka kejadian CKD mengalami peningkatan yang progresif, insiden CKD diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, angka ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya, dan hampir setiap tahunnya sekitar 70 orang di Amerika Serikat meninggal dunia disebabkan oleh kerusakan ginjal. Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru CKD pertahunnya. Di negara-negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun. Data terbaru dari US (United States) NCHS (National Center for Health Statistics 2007) menunjukkan penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab kematianterbanyak, CKD sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat hampir di seluruh dunia (PERNEFRI, 2005). Di Indonesia berdasarkan pusat data dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) jumlah penderita ginjal kronik diperkirakan 50 orang per satu juta penduduk. Pada tahun 2007 jumlah penderita CKD mencapai 4.500 orang, dan sekarang terdapat 40.000 penderita CKD, namun dari jumlah tersebut hanya 3.000 penderita yang bisa menikmati pelayanan cuci darah atau hemodialisa, sisanya hanya pasrah menjalani hidupnya (Suhardjono, 2006). Di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, data pasien CKD tahun 2011 sebanyak 2013 pasien (25%), data pasien tahun 2012 sebanyak 2223 pasien (12,5%) dan data pasien pada tahun 2013 sebanyak 2264 pasien (37,7). Diruang perawatan umum lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto tercatat 10 penyakit terbanyak selama 3 bulan terakhir (Maret sampai Mei 2016) yaitu CKD, Stroke, DHF, Sirosis hepatis, karsinoma nasofaring, diabetes mellitus, space occupaying lesion, Typoid, tumor maxillaris. CKD menempati urutan pertama penyakit penyebab pasien mengalami rawat inap di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.

3 Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan timbulnya berbagai manifestasi yang komplek, diantaranya, penumpukan cairan, edema paru, edema perifer, kelebihan toksik uremik bertanggung jawab terhadap perikarditis dan iritasi, sepanjang saluran gastrointestinal dari mulut sampai anus, gangguan keseimbangan biokimia (hiperkalemia, hiponatremi, asidosis metabolik), gangguan keseimbangan kalsium dan fosfat lama kelamaan mengakibatkan demineralisasi tulang neuropati perifer, pruritus, pernafasan dangkal, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan dan keletihan (Price & Wilson, 2006). Timbulnya berbagai manifestasi klinis pada gangguan CKD menyebabkan timbulnya masalah bio-psiko-sosio-kulturalspiritual. Oleh karena itu pasien CKD perlu dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat. Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien CKD antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan CKD bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dapat terjadi pada kondisi penurunan fungsi ginjal pasien. Masalah keperawatan yang sering terjadi pada pasien dengan CKD antara lain adalah kelebihan volume cairan, ketidakefektifan pola nafas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dan intoleransi aktivitas. Asuhan keperawatan mengacu pada lima tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Pada pasien gagal ginjal kronik apabila tidak melakukan pembatasan asupan cairan maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema di sekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di rongga perut disebut ascites. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja

4 jantung (YGDI, 2008). Selain itu, penumpukan cairan juga akan masuk ke paru paru sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas. Secara tidak langsung berat badan pasien juga akan mengalami peningkatan berat badan yang cukup tajam, mencapai lebih dari berat badan normal (0,5 kg /24 jam) yang dianjurkan bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Oleh karena itulah pasien gagal ginjal kronik harus mengontrol dan membatasi jumlah asupan cairan yang masuk dalam tubuh (YGDI, 2008). Pembatasan cairan seringkali sulit dilakukan oleh pasien, terutama jika mereka mengkonsumsi obat-obatan yang membuat membran mukosa kering seperti diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus dan pasien berusaha untuk minum. Hal ini karena dalam kondisi normal manusia tidak dapat bertahan lebih lama tanpa asupan cairan dibandingkan dengan makanan (Potter & Perry, 2008 dalam Kartika, 2009). Ada banyak cara untuk mengatasi rasa haus pada pasien CKD, diantaranya dengan membatasi konsumsi makanan yang asin dan pedas, membatasi aktivitas di luar ruangan, menghisap permen dengan rasa lemon (lemon dapat merangsang pengeluaran air liur sehingga membantu mengatasi kekeringan mulut), berkumur-kumur menggunakan obat kumur rasa mint. Penulis tertarik untuk menggunakan terapi berkumur menggunakan obat kumur rasa mint untuk retriksi cairan pada pasien CKD di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto. B. Rumusan Masalah Hasil survey pasien di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto 10 penyakit terbanyak selama tiga bulan terakhir yaitu CKD. Dalam hali ini penulis mengambil studi kasus pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney

5 Disease (CKD) yang dirawat di Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto yang menempati urutan pertama. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah laporan studi kasus akhir program profesi ners ini adalah Asuhan Keperawatan pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Teridentifikasinya asuhan keperawatan pada masing- masing pasien Sakit Kepresidenan Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasinya karakteristik pasien CKD di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. b. Teridentifikasinya klasifikasi penyakit CKD masing- masing pasien di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. c. Teridentifikasinya etiologi penyakit CKD dari masing- masing pasien di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. d. Teridentifikasinya manifestasi klinis dari masing- masing pasien e. Teridentifikasinya pemeriksaan penunjang dari masing- masing pasien

6 f. Teridentifikasinya penatalaksanaan medis dari masing- masing pasien g. Teridentifikasinya komplikasi dari masing- masing pasien dengan penyakit CKD di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. h. Teridentifikasinya pengkajian fokus dari masing- masing pasien i. Teridentifikasinya diagnosa keperawatan dari masing- masing pasien j. Teridentifikasinya intervensi dan implementasi keperawatan dari masing- masing pasien dengan penyakit CKD di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. k. Teridentifikasinya evaluasi keperawatan dari masing- masing pasien l. Menganalisa karakteristik pasien, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan dari masing- masing pasien m. Tersusun penemuan baru tentang asuhan keperawatan dari masingmasing pasien dengan penyakit CKD di ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Rumah Sakit

7 Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pelayanan rumah sakit untuk bahan peningkatan kinerja perawat pelaksana dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan, khususnya dalam melakukan asuhan keperawatan pasien dengan CKD. 2. Bagi Peneliti Studi kasus ini dapat dipakai sebagai pengalaman belajar dalam menerapakan ilmu terutama ilmu studi kasus dengan melakukan penelusuran secara langsung terhadap pasien dengan CKD. 3. Bagi Institusi Pendidikan Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan terapan, khususnya berkaitan dengan melakukan asuhan keperawatan pasien dengan CKD. E. Ruang Lingkup Dalam penulisan laporan studi kasus akhir program pendidikan profesi ners ini penulis hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD di Ruang Perawatan Umum Lantai 6 Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 16 Mei 2016 sd tanggal 1 Juli 2016. F. Metode Penulisan Dalam penulisan laporan akhir studi kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode kepustakaan. Metode deskriptif yaitu tipe studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Sumber data yang diperoleh atau digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari pasien dan data sekunder yang didapat dari keluarga, tenaga kesehatan dan dikumen hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Metode kepustakaan yang digunakan oleh penulis adalah dengan mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan CKD.