BAB II BAHAN RUJUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN. dimulai dengan didirikannya semacam bank koperasi dengan nama Bank

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB II LANDASAN TEORITIS

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

Koperasi. By :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

KOPERASI.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2017 KOPDIT PADAT ASIH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

sejarah timbulnya Koperasi, yaitu :

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya. Dimana koperasi memiliki sifat dan dasar kegotong royongan yang terdapat dalan UUD 1945 Telah dijelaskan dalam Undang-undang bahwa koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia yang berlandaskan prinsip demokrasi yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut T. Gilarso (1975:38), disebutkan bahwa koperasi Indonesia dimulai dengan didirikannya semacam bank koperasi dengan nama Bank Pertolongan dan Tabungan, yang dimana bank tersebut dikembangkan menjadi koperasi kredit menurut pemahaman koperasi yang timbul di Eropa dan Jerman. Maka dari itu, usaha bank koperasi pada saat itu diperluas dengan pemberian kredit dan mengganti nama bank menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Kredit. Keadaan perekonomian yang terjadi mendorong terciptanya program dan kebijakan oleh pemerintah. Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia untuk memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat

Indonesia pada saat ini. Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggota dan bisa dikatakan bahwa usahanya sudah sangat berhasil. 2.1.2 Definisi Koperasi Dr. Muhammad Hatta, dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Definisi lain mengenai koperasi disebutkan oleh Drs T. Gilarso (1975:43) yaitu : Koperasi berasal dari kata-kata latin : Cum yang berarti dengan dan Operasi yang berarti bekerja. Dari dua kata tersebut diperoleh arti secara umum bekerja dengan orangorang lain, atau kerja bersama-sama orang-orang lain untuk suatu tujuan atau hasil tertentu. Sedangkan menurut Hendar dan Kusnadi (1996:67) disebutkan tentang definisi koperasi (telah telah diakui diakui PBB) adalah : perkumpulan otonom orang per orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sosial, dan budaya serta aspirasi bersama melalui perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis.

Tujuan dibangunnya koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. 2.2 Fungsi dan Peran Koperasi Disebutkan oleh Edilius (2005:54) bahwa fungsi dan peran koperasi adalah: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memeperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasionan yang merupakan unsaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.3 Jenis Koperasi Disebutkan pula oleh Edilius (2005:72) bahwa jenis koperasi dibagi menjadi tiga yaitu :

Koperasi menurut fungsinya 1. Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. 2. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. 3. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. 4. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Koperasi menurut status keanggotaannya 1. Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha. 2. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar. Koperasi menurut tingkat dan luas daerah kerja 1. Koperasi Primer Koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.

2. Koperasi Sekunder Koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi : - koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 (lima) koperasi primer. - gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat. - induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi. 2.4 Koperasi Simpan Pinjam 2.4.1 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Fokus laporan tugas akhir ini adalah Koperasi simpan pinjam. Menurut G.Kartasapoetra (2007:44) disebutkan bahwa : Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan Pendapat lain tentang koperasi simpan pinjampun dijelaskan oleh Arifin Sitio (2001:76) bahwa : Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya

Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia (2000:61) menyebutkan tujuan koperasi simpan pinjam adalah : Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagaiorang yang dapat dipercaya. Menurut UU no.25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga, manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992. 1 1 http://organisasi.org/html jenis koperasi berdasarkan fungsi serta tingkat dan luas daerah

2.4.2 Sumber Permodalan Koperasi Simpan Pinjam. Seperti dalam semua perusahaan harus ada sumber permodalan. Menurut UU no 12. tahun 1967, sumber permodalan untuk koperasi adalah sebagai berikut: 2 1. Simpanan pokok Sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib Simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian. 3. Dana cadangan Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 4. Hibah Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat. 2 http://iwanketch.wordpress.com/2008/04/20/pengertian-tentang-koperasi

Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut : 1. Anggota dan calon anggota. 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antarkoperasi. 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. 4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Sumber lain yang sah. Walaupun pengertian tersebut baik luas maupun panjang, diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap koperasi yang ada di Indonesia pada saat ini. Bisa dilihat bahwa peraturan dan prisip-prinsip koperasi cukup banyak dan tujuannya sangat luas. Oleh karena itu, peran koperasi di ekonomi Indonesia sangat penting. 2.4.3 Pinjaman dalam Koperasi G. Kartasapoetra (2007: 128) dal bukunya menjelaskan tentang pengertian dari pinjaman yaitu : Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam atara pihak yang satu dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan

Uang yang ditabung dalam koperasi simpan pinjam digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anggota yang memerlukan, dengan bunga rendah. Yang boleh meminjam pada koperasi simpan pinjam hanyalah anggota saja. Setiap anggota yang telah memasukkan simpanan pokok, berhak mendapat pinjaman (asal tidak memiliki tunggakan pinjaman lama). Prosedur pinjaman Anggota yang ingin meminjam, harus mengajukan permohonan tertulis kepada panitia kredit, disertai keterangan-keterangan yang perlu seperti, alasan atau tujuan pinjaman, berapa jumlah yang dibutuhkan dan berapa lama, kesanggupan mengangsur dan jaminan yang ada. Dalam koperasi simpan pinjam, panitia kreditlah yang berhak memutuskan dikabulkan atau ditolaknya semua permohonan pinjaman, serta menentukan syarat-syaratnya (jumlah, jangka waktu, angsuran, jaminan, dll). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh panitia kredit untuk memutuskan pemberian kredit kepada anggota. Hal-hal itu adalah : 1. Kemampuan KSP (jumlah uang yang tersedia dan jumlah permohonan pinjaman yang masuk). 2. Tujuan pinjaman dan manfaat bagi si pemohon (keadaan darurat mendapat prioritas utama). 3. Kerajinan anggota pemohon sebagai penabung. 4. Kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman. 5. Keamanan modal koperasi (perlu tidaknya jaminan).

Bunga Untuk setiap pinjaman harus dibayar bunga. Suku bunga ditetapkan oleh Dewan Pimpinan. Bunga dalam KSp ditentukan serendah mungkin agar tidak memberatkat anggota, dan membuat pinjaman KSP lebih menbarik daripada pinjaman di luar. Bunga di KSP biasanya tidak lebih dari 2% sebulan ( dalam keadaan inflasi tentu saja dapat disesuaikan), dan diperhitungkan hanya atas sisa jumlah pinjaman yang belum dikembalikan. Ada beberapa alasan yang membuat Koperasi simpan pinjam dapat menetapkan bungan serendah itu. Alasannya adalah : 1. Resiko bahwa uang tidak kembali itu kecil, mengingat bahwa yang meminjam adalah rekan anggota KSP. 2. Biaya administrasi sangat minim, karena pengurus KSP bekerja secara sukarela. 3. Usaha KSP dijalankan atas dasar non-profit, jadi KSP sendiri tidak perlu mencari keuntungan. 4. Bermacam-macam biaya tambahan yang umum dikenakan dimana-mana tidak terdapat dalam KSP. Besar Pinjaman Besar pinjaman dan jangka waktunya tergantung dari kemampuan koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam yang masih muda belum mampu memberikan pinjaman yang agak besar dan untuk jangka waktu yang panjang. Karena itu, terutama dalam permulaan, pinjaman jangka pendek (1-3 bulan) lebih diutamakan daripada pinjaman jangka panjang (max. 2 tahun).

Dalam anggaran dasar sering kali ditetapkan pembatasan-pembatasan tertentu, misalnya, jumlah maksimum yang dapat diberikan sebagai pinjaman kepada seorang anggota tidak boleh melebihi 10% atau 20% dari seluruh simpanan KSP, atau jumlah uang yang dipinjam tidak boleh lebih dari 5 kali jumlah simpanan sendiri. Jaminan Jaminan utama atas setiap pinjaman dalam koperasi simpan pinjam adalah nama baik peminjam atau kepribadian anggota sendiri. Namun demikian atas pinjaman yang melebihi jumlah tertentu koperasi simpan pinjam harus meminta jaminan yang sesuai. Bila seoranga anggota sama sekali tidak (atau tidak cukup) mempunyai jaminan, maka dua anggota koperasi simpan pinjam dapat ikut menanggung pinjaman itu dengan simpanan mereka sendiri. Angsuran Pengembalian pinjaman diatur dalam persetujuan antara si peminjam dan panitia kredit sesuai dengan kemampuan si peminjam (harian, migguan, bulanan,triwulan, dll). Jangka waktu pengembalian hendaknya secepat mungkin, agar uang lekas dapat dipakai lagi untuk memberikan pinjaman kepada anggota lain. Jika timbul kesulitan yang tak tertuga, yang menyebabkan pinjaman tak dapat dikembalikan dalam jumlah atau jangka waktu yang telah disetujui, maka harus selekas mungkin diberitahukan.

Atas Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 194/KEP/M/IX/1998 dijelaskan macam-macam kemungkinan masalah yang terjadi. A. Pinjaman yang digolongkan kurang lancar apabila : a. Pengembangan pinjaman dilakukan dengan angsuran 1. Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut : Tunggakan melampaui 1 bulan dan belum melampaui dua bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari satu bulan, Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan 2 bulan atau 3 bulan, Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 12 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulan atau lebih. 2. Terdapat tunggakan bunga sebagai berikut : Tunggakan melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan, Melampaui 3 bulan, tetapi belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan. b. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu : 1. Pinjaman sebelum jatuh tempo terdapat tunggakan bungan yang melampaui 3 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan, 2. Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 bulan.

Pinjaman yang digolongkan diragukan apabila : Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa : a. Pinjaman masih dapat diselamatkan & agunannya bernilai sekurangkurangnya 75% dari hutang pinjaman termasuk bunganya, atau b. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang pinjaman. B. Pinjaman yang digolongkan macet apabila a. Tidak memenuhi criteria kurang lancer/diragukan, b. Memenuhi criteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan pinjaman, c. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit 2.5 Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Menurut Ir. Markonah,ASAI.MM (2006:83) ada beberapa cara yang digunakan dalam menghitung bunga antara lain :

1. Flat Rate Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga kredit setiap bulan sama besarnya. Contoh: A memberikan pinjaman sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun flat rate. Total Bunga = Pl x i x n Bunga per bulan = Pl x i /12 Pl i n = plafon kredit (pinjaman) = suku bunga per tahun = jangka waktu kredit (tahunan) Tabel 2.1 Angsuran Debitur C-Flat Rate Bulan Saldo Angsuran Angsuran Jumlah pokok bunga Angsuran 1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 2 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 3 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 4 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 5 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 6 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 Jumlah 6.000.000 360.000 6.360.000 Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga.

2. Efektif (Sliding Rate) Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran. Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil. Contoh: A memberikan pinjaman sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun sliding rate. Bunga per bulan = SA x i /12 SA i = saldo akhir periode = suku bunga per tahun Tabel 2.2 Angsuran Debitur C- Sliding Rate Bulan Saldo Angsuran Angsuran Jumlah pokok bunga Angsuran 1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000 2 5.000.000 1.000.000 50.000 1.050.000 3 4.000.000 1.000.000 40.000 1.040.000 4 3.000.000 1.000.000 30.000 1.030.000 5 2.000.000 1.000.000 20.000 1.020.000 6 1.000.000 1.000.000 10.000 1.010.000 Jumlah 6.000.000 210.000 6.210.000 Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga. 3. Anuitas Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama jangka waktu kredit. Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok

maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin membesar. Contoh: A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun anuitas. Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah: Ansuran Bulanan = Pl x i/12 x Pl = plafon kredit m = jumlah periode pembayaran i = suku bunga per tahun Tabel 2.3 Angsuran Debitur C- Anuitas Bulan Saldo Angsuran Angsuran Jumlah pokok bunga Angsuran 1 6.000.000 975.290 60.000 1.035.290 2 5.024.710 985.043 50.247 1.035.290 3 4.039.667 994893 40.397 1.035.290 4 3.044.774 1004842 30.448 1.035.290 5 1.004.842 1.014.891 20.399 1.035.290 6 2.039.932 1.025.040 10.250 1.035.290 Jumlah 6.000.000 211.740 6.211.740 Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga. Dari ketiga contoh perhitungan bunga diatas, terlihat bahwa besarnya bunga kredit yang harus dibayar debitur akan berbeda-beda walaupun suku bunga yang digunakan sama (12%). Dengan demikian, penggunaan perhitungan bunga

akan mempengaruhi besar kecilnya angsuran bunga yang harus dibayar debitur atas kredit yang diberikan. 2.6 Jenis Suku Bunga Jenis suku bunga yang disebutkan oleh Budi Fransidy (2009:116) adalah : 1. Suku Bunga Tetap (Fixed) Pada suku bunga yang bersifat tetap, besarnya bunga yang harus dibayar Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan berubah. 2. Suku Bunga Mengambang (Floating Rate) Pada suku bunga yang bersifat mengambang, besarnya bunga yang harus dibayar Debitur dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank. 2.7 Keuntungan dan Kerugian Jenis Suku Bunga Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang dapat membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur. Keuntungan 1. Suku bunga tetap: - Kepastian besarnya bunga yang dibayar - Tidak ada perubahan suku bunga walaupun suku bunga pasar mengalami kenaikan 2. Suku bunga mengambang: - Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga kredit ikut turun.

Kerugian 1. Suku bunga tetap: Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka suku bunga kredit menjadi lebih mahal. 2. Suku bunga mengambang: Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit akan ikut naik.