BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan tentang sejarah Dinas Pengelolaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan tentang sejarah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

3.1 PENGERTIAN PROTOTYPING MODEL

Tugas: melaksanakan fasilitasi dan stimulasi pembiayaan, pembinaan, pengembangan dan pembangunan perumahan. (pasal 11 )

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

BAB III. Metode Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejarah singkat mengenai berdirinya CV. Jadikom ini diawali oleh ide dari 3

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH PROPINSI ISTIMEWA ACEH NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Badan Ketahanan Pangan

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENGAIRAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 88

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

APLIKASI SISTEM INVENTARIS LABORATORIUM KOMPUTER FTIK UNIVERSITAS SEMARANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang semakin tinggi memungkinkan berbagai pembuatan aplikasi yang dapat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dilakukan di Sekolah PAUD HIMMATUL ALIYYAH yang

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kota Bandung yang beralamat di Jl. Arjuna No.45 Bandung dan yang menjadi

BAB I Pendahuluan. 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian tindakan (Action Research) yang bertujuan untuk

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek penelitian penulis ialah SMK PGRI 3 Cimahi, yakni Sejarah Singkat SMK PGRI 3 Cimahi

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah pembahasannya sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke

2 meningkatkan daya saing PT Panorama Transportasi tbk. sebagai perusahaan di bidang transportasi taksi. Dalam menjawab permasalan tersebut maka diper

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir di semua bidang kegiatan usaha telah memanfatkan

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 38 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal penting yang dibutuhkan bagi setiap perusahaan atau instansi seperti

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Transkripsi:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan yang beralamatkan di Jl. Adi Sucipta No.7 Cianjur. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan tentang sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan pertambangan Kabupaten Cianjur, visi dan misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan pertambangan Kabupaten Cianjur, struktur organisasi dan deskripsi tugas semua bagian dalam organisasi. 3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur pada awalnya merupakan gabungan dari Cabang Dinas PU Pengairan Prov.Jawa Barat dan cabang Dinas Pertambangan Prov.Jabar yang berlokasi di Kabupaten Cianjur, semenjak otonomi diberlakukan untuk tingkat kabupaten maka berdasar perda kabupaten Cianjur Nomor 22 tahun 2000 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Cianjur dibentuklah Dinas Pengelola Sumberdaya Air dan Pertambangan Kab.Cianjur dengan Tugas pokok dan Fungsi berdasar pada Keputusan Bupati Cianjur Nomor 18 Tahun 2001 tentang Organisasi dan tata kerja Dinas Pengelolaan Sumber Air dan Pertambangan.Pada tahun 2008 berdasarkan peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur maka Dinas Pengelola Sumberdaya Air 34

35 dan Pertambangan dirubah menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan. Dengan Tupoksi OPD berdasar kepada Keputusan Bupati Nomor 09 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja OPD dilingkungan pemkab Cianjur. 3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur Suatu intansi ataupun perusahaan tidak akan terlepas dari apa yang namanya visi serta misi. Visi dan misi merupakan tujuan ataupun sasaran dari didirikannya perusahan atau instansi tersebut. Adapun visi, misi dan tujuan dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur yaitu sebagai berikut. 3.1.2.1 Visi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur Mewujudkan Pengelolaan Sumber daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral secara berkesinambungan, partisipatif, akuntable dan professional untuk Cianjur yang lebih sejahtera. 3.1.2.2 Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur 1 Meningkatkan profesionalitas Sumber Daya Manusia di lingkungan dinas untuk pengelolaan Sumber daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral.

36 2 Meningkatkan Pelayanan secara optimal dengan menumbuhkembangkan peran serta dan partisipasi masyarakat di Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan, Energi dan Kegeologian. 3 Melakukan Konservasi Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi, dan Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Air, Daya Rusak Air, Usaha Pertambangan dan Energi serta Bencana Geologi Lainnya. 4 Mengembangkan Potensi Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi secara Optimal dan Berkesinambungan dengan tetap memperhatikan Daya Dukung Lingkungan. 3.1.2.3 Tujuan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur 1. Menurunkan kerusakan dalam fungsi, kapasitas dan kualitas sumbersumber air dan kawasan Pertambangan & Energi 2. Mengembangkan skala penambangan yang berwawasan lingkungan. 3. Mewujudkan pembangunan pengairan yang berkesinambungan. 4. Meningkatkan perlindungan areal produktif, kawasan permukiman dan wisata dari bahaya banjir, kekeringan dan bencana geologi lainnya. 5. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik desa. 6. Meningkatkan kemudahan masyarakat dalam memperoleh data, informasi dan perijinan. 7. Meningkatkan kualitas SDM aparatur. 8. Meningkatkan daya dukung sarana dan prasarana kerja.

37 3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur Struktur organisasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Hal ini karena berkaitan dengan sistem birokrasi dari perusahaan tersebut. struktur organisasi ini bertujuan agar sistem birokrasi perusahaan bisa berjalan dengan baik dan juga teratur. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 09 Tahun 2009, dengan Susunan Organisasi sebagai berikut. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur Sumber : http://cianjurkab.go.id/daftar_dinas_nomor_13.html

38 3.1.4 Deskripsi kerja Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDA & P) merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya air. Pada dasarnya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten berfungsi untuk memberikan pelayan kepada masyarakat luas khususnya menyangkut dengan masalah pengelolaan dan juga pemanfaatan sumber daya air. Berdasarkan dari struktur organisasi yang terdapat diatas, maka diperoleh penjabaran deskripsi kerja sebagai berikut. 1. Kepala Dinas Membantu Bupati dalam Penyelengaraan urusan Pemerintah Daerah dibidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan serta Memimpin, Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas dalam melaksanakan pengelolaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, penyusunan rencana strategis, program dan kegiatan dinas serta melaksanakan penyusunan evaluasi dan laporan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

39 a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pengelolaan surat, kearsipan, urusan rumah tangga, hubungan masyarakat, dan keprotokolan, rencana kebutuhan dan pengelolaan barang/perlengkapan, penyiapan bahan perumusan rencana ketentuan dan atau peraturan perundangundangan, pengadaan dan pemeliharaan barang/peralatan, kendaraan dinas dan gedung, Pengelolaan administrasi kepegawaian, kebutuhan pegawai, administrasi kesejahteraan pegawai, bahan administrasi mutasi, disiplin. dan pengembangan pegawai, pemberhentian dan pensiun. Penyiapan bahan rancangan produk hukum dan pendokumentasian; peraturan perundang undangan sesuai dengan ketentuan dan/atau perundang undangan yang berlaku. b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan Penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran Dinas, pengelolaan administrasi dan keuangan, dan pembendaharaan, Penyiapan pengelolaan pengusulan pemerimaan, penyimpanan, pengeluaran uang atau barang, penyiapan administrasi keuangan dan penilaian barang/perlengkapan/aset dinas.penyusunan rencana kegiatan Sub bagian keuangan dan perlengkapan sesuai dengan program dan kegiatan Sekretariat; melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan pebendaharaan,pengelolaan administrasi dan keuangan dan sistem akutansi keuangan dan barang/perlengkapan/aset dinas sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang undangan yang berlaku;

40 c. Sub Bagian Penyusuan Program 1. Pengkoordinasian, penyusunan perumusan rencana dan program dinas serta evaluasi dan laporan pelaksanaan rencana dan program dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Penyiapan bahan pedoman /koordinasi dan pengumpulan pengolahan data dan statistik,serta pelayanan informasi program dinas. 3. Penyiapan dan pelaksanaan dan koordinasi penyusunan program dinas berupa program lima tahunan dan tahunan dinas. 4. Penyiapan, koordinasi, dan penyusunan evaluasi dan pelaporan pogram dinas. 3. Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas di bidang perencanaan teknik pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya pengairan serta melaksanakan pembinaan, fasilitasi pembangunan dan pemeliharaan irigasi, pembangunan dan pemeliharaan waduk danau dan sungai sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan sistem infromasi manajemen pelaksanaan program dan kegiatan dinas sesuai dengan ketentuan dan atau peraturan perundang undangan yang berlaku. a. Seksi Perencanaan Teknis Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sumber Daya Pengairan 1. Penyusunan rencana kegiatan seksi perencanaan teknis pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya pengairan.

41 2. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perencanaan pengelolaan sumber daya air 3. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan dan pelaksanaan teknik kegiatan survey dan pemetaan 4. Penyiapan bahan koordinasi, penyusunan, pengumpulan data dan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi. b. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi 1. Penyusunan rencana kegiatan seksi pembangunan dan pemeliharaan irigasi sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang undangan yang berlaku. 2. Penyiapan bahan koordinasi bidang perencanaan teknik, dan pelaksanaan, penyusunan bahan pedoman teknis dan pelaksanaan bimbingan teknis pembangunan dan peningkatan pengelolaan sumber daya air. 3. Penyiapan bahan koordinasi bidang operasi dan pemeliharaan, Pelaksanaan teknis operasi dan pemeliharaan, pencegahan dan penanggulangan bencana banjir, bimbingan teknis operasionalisasi pemeliharaan sumber daya air, penyimpanan peta lokasi, dokumentasi riwayat bangunan air, situasi dan catatan pelaksanaan pemeliharaan bangunan air. 4. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang rehabilitasi dan pelestarian sumber air, Pelaksanaan bimbingan teknis penelitian peningkatan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air permukaan dan

42 sumber air serta pengelolaan inventarisasi data dan mutasi area, bimbingan teknis pelaksanaan pemeliharaan serta inventarisasi kondisi bangunan pengairan. c. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Waduk, Danau, Sungai 1. Penyusunan rencana kegiatan seksi pembangunan dan pemeliharaan waduk, danau, dan sungai. 2. Penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum pemerintah daerah dibidang Pembangunan dan Pemeliharaan Waduk, Danau, Sungai. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang perencanaan teknik pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya pengairan serta melaksanakan pembinaan,fasilitas pembangunan dan pemeliharan irigasi, waduk, danau, dan sungai sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang undangan yang berlaku. 4. Bidang Bina Manfaat dan Pengairan Pedesaan Penyelenggaraan pembinaan pemanfaatan pengairan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku a. Seksi Bantuan Teknik Pemeliharaan Jaringan Irigasi 1. Penyiapan bahan koordinasi, dan pelaksanaan teknis pembinaan pengairan pedesaan dan hubungan antar lembaga. 2. Penyiapan bahan koordinasi, penyusunan bahan teknis administrasi dan fasilitasi, dan pelaksanaan bantuan teknik b. Seksi Bina Kelembagaan dan Pemeliharaan Sumber Daya air

43 Penyiapan bahan koordinasi, penyusunan petunjuk teknis, pelaksanaan bimbingan teknis, pengumpulan dan pengolahan data hasil bidang pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya air penyiapan penyajian data dan informasi mengenai potensi serta permasalahan di bidang penyuluhan. 5. Bidang Pertambangan dan Energi Penyelenggaraan survey dan pemetaan potensi pertambangan, pelaksanaan pembinaan usaha dan teknik penambangan, serta pengawasan dan pengendalian penambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a. Seksi Data Potensi Pertambangan dan Sumber Daya Energi Penyiapan bahan koordinasi, pengumpulan dan pengolahan data di bidang pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan potensi pertambangan. b. Seksi Bina Usaha dan Pertambangan Pertambangan Energi 1. Penyiapan bahan koordinasi, bahan pedoman, pelaksanaan pembinaan usaha dan teknik pertambangan. 2. Penyiapan bahan koordinasi,penyusunan pedoman teknis, pelaksanaan bimbingan teknis dan pengumpulan dan pengolahan data pengawasan dan pengendalian pertambangan. 3.2 Metode penelitian Metode penelitian merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk memperoleh data data untuk mencapainya tujuan tertentu.

44 3.2.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mendesain penelitian ke dalam metode penelitian action research (tindakan) dan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian action research (tindakan) yaitu mengembangkan keterampilan keterampilan baru, cara pendekatan baru, atau produk pengetahuan baru dan memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia aktual/lapangan. Metode deskriptif (descriptive reasearch) yaitu metode dalam penelitian suatu kasus dengan cara menuturkan pemecahan masalah dan mengumpulkan data sebagai gambaran keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta - fakta yang ada. 3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, penulis menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. 3.2.2.1 Sumber Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian lapangan yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : a. Metode Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang

45 diselidiki pada obyek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan dengan partisipasi maupun non partisipasi. Dalam observasi partisipasi pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, misalnya seperti praktek kerja lapangan. Dalam observasi nonpartisipasi, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan. Dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Dalam hal ini, penulis terjun langsung ke objek penelitian yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur. b. Metode Wawancara yaitu cara untuk memperoleh data dengan cara melakukan interview atau wawancara secara langsung dengan pihak pihak yang terlibat. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan para karyawan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur. 3.2.2.2 Sumber Data Sekunder Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan penelelitian dari sumber-sumber yang terkait, dari materi sejenis dokumen yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu penulis mengumpulkan data dengan melakukan studi literature. Tujuan dari studi literature ini adalah untuk memperoleh referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan metode untuk menyelesaikan Skripsi. Pada tahap ini penulis mengumpulkan berbagai teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam berbagai buku.

46 3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem Metode pendekatan dan pengembangan sistem digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan sistem sehingga sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan. 3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem Metode Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem dan terstruktur. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya. Metode pendekatan sistem yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode berorientasi objek atau object oriented. Pendekatan berorientasi objek merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat permasalahan dalam sistem (sistem perangkat lunak, sistem informasi, atau sistem lainnya). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nyata. 3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan yang digunakan adalah dengan menggunakan Metode prototipe. Metode ini sebagai metode mendefinisikan kebutuhan user.

47 Metode prototipe ini proses pengembangan sistem menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan pemakai yang sulit untuk diidentifikasi. Setiap tahapan ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi. Metode prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan user dan untuk memahami kebutuhan user lebih baik. Prototipe yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun software lebih cepat. Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem dengan Prototype Sumber : Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. Berikut ini beberapa tahapan-tahapan dalam Prototyping yang akan dipakai oleh penulis dalam merancang sebuah sistem, yaitu sebagai berikut:

48 1. Pengumpulan kebutuhan, User dan penulis bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping, penulis membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada user (misalnya dengan membuat input dan format output). 3. Evaluasi protoptyping, Evaluasi ini dilakukan oleh user apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann user. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2, dan 3. 4. Mengkodekan sistem, Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. 5. Menguji sistem, Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain 6. Evaluasi sistem, User mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sesuai, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5. 7. Menggunakan sistem, Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima user siap untuk digunakan.

49 Jenis-Jenis Prototyping : 1. Feasibility prototyping. Digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk sistem informasi yang akan disusun. 2. Requirement prototyping. Digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user. Misalnya dalam sebuah organisasi sekolah terdapat user kesiswaan, kurikulum, administrasi, guru, dan kepala sekolah. Maka penggunaan sistem dapat dibedakan berdasarkan user tersebut sesuai dengan kebutuhannya. 3. Desain Prototyping. Digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang akan digunakan. 4. Implementation prototyping. Merupakan lanjutan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang akan digunakan. Keunggulan metode Prototyping: 1. Adanya komunikasi baik antara pengembang dengan pelanggan. 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. 4. Menghemat waktu dalam pengembangannya. 5. Penerapan lebih mudah karena pemakai akan mengetahui apa yang diharapkan oleh user.

50 Kelemahan metode Prototyping : 1. Kualitas sistem kurang baik karena hanya mengutamakan kenyamanan user. 2. Pengembang kadang-kadang menggunakan implementasi yang sembarangan. 3. Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik. 3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sesuai dengan metode pendekatan sistem yang digunakan yaitu metode berorientasi objek, maka penulis memakai pemodelan dengan notasi UML (Unified Modeling Language). Untuk mendapatkan banyak pandangan terhadap sistem informasi yang akan dibangun, UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem. Ada 6 diagram yang digunakan oleh penulis, yaitu: a. Diagram Use Case Diagram Use Case atau use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behaviour) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui proses apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan proses-proses tersebut. Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case.

51 b. Diagram Activity Diagram activity atau diagram aktivitas menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. c. Diagram Sequential Diagram sequential atau sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antarobjek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sequence sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sequence yang harus dibuat juga semakin banyak. d. Diagram Class Diagram class atau kelas diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut (variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas) dan metode atau operasi (fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas).

52 Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsifungsi sesuai dengan kebutuhan sistem. e. Diagram Component Diagram component atau komponen diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan di antara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem. Komponen dasar yang biasanya ada dalam suatu sistem adalah komponen user interface yang menangani tampilan, komponen business processing yang menangani fungsi-fungsi proses bisnis, komponen data yang menangani manipulasi data, dan komponen security yang menangani keamanan sistem. f. Diagram Deployment Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut: 1. Sistem client/server 2. Sistem tambahan yang menggambarkan rancangan device, node, dan hardware. 3. Sistem terdistribusi murni 4. Rekayasa ulang aplikasi 3.2.4. Pengujian Software Dalam kasus ini penulis menggunakan metode pengujian black box. Menurut Roger S. Pressman (2002: 596) Pengujian sistem adalah sederetan

53 pengujian yang berbeda yang tujuan utamanya adalah sepenuhnya menggunakan sistem berbasis komputer. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancang data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. white box. Pengujian black box merupakan pendekatan komplementer dari teknik Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, b. Kesalahan interface, c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, d. Kesalahan kinerja, e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Metode yang digunakan penulis dalam pengujian software ini adalah metode Black Box Testing.

54 Pengujian black box merupakan pendekatan komplementer dari teknik white box, karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik white box. Pengujian black box berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan fungsional suatu program. Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori : 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Pengujian black box harus menjawab pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana validitas fungsional diuji 2. Kelas input apa yang akan membuat kasus pengujian menjadi lebih baik

55 3. Apakah system akan sangat sensitive terhadap harga input tertentu 4. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi 5. Kecepatan data apa dan volume data apa yang akan ditoleransi oleh system 6. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadap system operasi. Dilihat dari objek, fungsi, dan kegunaannya, black box testing sangat cocok digunakan untuk menguji apakah program / perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar dan sesuai dengan keinginan pengguna. Maka dari itu, penulis menggunakan metode black box untuk menguji perangkat lunak untuk sistem informasi permohonan izin air bawah tanah yang telah dibangun.